Penyusun
Kelompok :8 (delapan)
Nama :Pobby sepriandi /1205733
Dosen
Asisten:
Anggota:
Ilham/1205707
Ikhwan Chairi/1205710
Charles zulnata /1205728
Rama agnestriawan/ 17519
:Miftahual Khair,s.si,M.sc
1.Prambudi ayuman
2. Ana maulina
3. Menia meli
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK 1
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UMIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
A. JUDUL
B.
TUJUAN
C.
WAKTU DAN TEMPAT
D. TEORI DASAR
PENGERTIAN
KRISTALISASI
KELARUTAN ENDAPAN
LARUTAN JENUH
PROSES-PROSES DALAM KRISTALISASI
E.
ALAT DAN BAHAN
1.
ALAT
2.
BAHAN
F.
CARA KERJA
G. TABEL PENGAMATAN
H. PEMBAHASAN
I.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PERCOBAAN 6
A. JUDUL
PEMBUATAN KALIUM NITRAT
B. TUJUAN
Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu.
Membuat kalium nitrat.
Dalam persamaan reaksi ini senyawa kompleks K+NO3- disebut pasangan ion atau
senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarut-pelarut
yang mempunyai tetapan dielektrika rendah.(Hiskia, 1992)
Larutan besi (II) sulfat dan asam sulfat (Uji cincin coklat). Uji ini dilakukan dengan cara ini.
Tambahkan 3 mL larutan besi (III) sulfat dalam 2 mL larutan nitrat dan tuangkan 3-5 mL
H2SO4 pekat dengan perlahan-lahan hingga membentuk suatu lapisan di sebe;lah bawah
campuran tersebut. (Shevia, 1986)
Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan senyawa chili.
Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium nitrat yang lebih mudah itu
diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai garam dari sumbernya bergantung pada
prinsip kristalisasi selektif (Tim dosen Kimia Anorganik, 2014 : )
.Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor, yaitu keseimbangan,
kelarutan, temperatur, dan konsentrasi keseimbangan. Kalium nitrat dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan jenuh NaNO3 dengan larutan jenuh KCl. Jadi, dalam larutan
terdapat empat jenis ion yaitu Na+, K+, Cl-, dan NO3- yang memungkinkan akan
membentuk empat kristal garam yaitu NaCl(s), KCl(s), NaNO3(s), dan KNO3(s) (Tim dosen
Kimia Anorganik, 2014 :).
Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang
memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih
realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses
metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat
(Anonim, 2010)
.Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan
unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam
dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim,
2010).
NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan
ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga okatahedral. Salain itu bangun ini juga akan
memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti
halnya dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal NaCl merupakan dua kisi kubus
pusat muka yang saling tertanam di dalamnya (interpenetrasi), .(Keenan, 1984)
Kristal adalah benda padat yang
mempunyai permukaan-permukaan datar karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa,
dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan menduga
bahwa atom, ion, maupun molekul zat padat juga tersususn secara simetris (Svehla, 1986 :
306).
Diagram kelarutan dan suhu untuk garam NaCl, KCl, NaNO 3, dan KNO 3.
KRISTALISASI
Merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan Kristal sehingga dapat dipisahkan. Suatu zat
gas atau cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk Kristal karena mengalami proses kristalisasi.
Kristal-krisal juga akan terbentuk dari suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin
kristalnya maka semakin baik karena semakin kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran. (Arsyad, 2001)
KELARUTAN ENDAPAN
Endapan adalah zat yang memimsahkan diri sebagai suatu fasa yang keluar dari larutan. Endapan
dapat dipisahkan dari laruatn dengan penyaringan. Endapan terbentuk jiak larutan menjadi terlalu jenuh dengan
zat yang bersangkutan. Suatu kelarutan endapan menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain didalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
Pada umumnya dapat dikatakan kelarutan bertambah seiring dengan kenaikan suhu, meskipun dalam
beberapa hal istimewa terjadi yang sebaliknya. Lalu kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda, alam
beberapa hal sangat kecil dan beberapa hal dalam ruang lingkup yang besar. Perubahan kelarutan dengan
berubahnya suhu dapat mnjadi dasar untuk pemisahan.(Vogel, 1985)
LARUTAN JENUH
Larutan yang titik bekunya tidak mengganggu, artinya kristalisasi membiarkan suatu proses tanpa
perpindahan laju. Kristalisasi tidak akan terjadi sebelum ada jarak. Waktu beberapa menit bahkan sampai dua
jam. Kejenuhan membuat kristalisasi sangat efektif dengan penyaringan dan pemisahan.(Kristian, 2003)
2.
1.
2.
a)
Transportasi dari molekul-molekul atau ion-ion (dari bahan yang akan di kristalisasi) dalam larutan
kepermukaan krisral dengan difusi. Jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar maka proses ini
semakin cepat.
b) Semakin banyak luas permukaaan total Kristal maka semakin banyak bahan yang akan ditempatkan pada sisi
Kristal persatuan waktu. (Handoyo, 1995)
a.
b.
c.
d.
e.
2. BAHAN
Kalium klorida
Natrium nitrat
Aquades
Kertas saring
F.
CARA KERJA
G. TABEL PENGAMATAN
Perlakuan
Pengamatan
Setelah volume larutan mencapai 20 mL, kemudian larutan dalam keadaan masih panas. Penyaringan
dilakukan dalam keadaan panas karena kelarutan KNO3 dalam air akan bertambah seiring meningkatnya
temperatur, sedangkan NaCl kurang melarut dalam larutan jenuh antara KCl dan NaNO 3.
Filtrat yang diperoleh dari hasil penyaringan selanjutnya didiamkan selama satu minggu dengan tujuan supaya
kristal KNO3 terbentuk. Untuk memisahkan antara kristal KNO3 dengan zat pengotor, dilakukan
penyaringan. pada percobaan kami tidak terbentuk setelah di diamkan selama 1 minggu , kemungkinan ada
kekeliruan yang di lakukan praktikan pada saat praktikum, sehingga praktikum pertama ini gagal.
Seharusnya jika cara kerja pertama tidak gagal langkah selanjutnya yang di lakukan adalah fitrat yang di peroleh
dari hasil saringan yang telah di dinginkan beberapa hari dan akan membentuk KNO3. Reaksi pembentukan
yang terjadi adalah :
K+(aq) + NO3(aq)KNO3(s)
Na+ (aq) + Cl-(aq) NaCl(s)
Kemudian lakukan lah penimbangan . karena pada percobaan ini kelompok kami gagal atau tidak terbentuk
kalium nitrat yang terjadi terbentuk larutan kaium nitrat akibat kekeliruan praktikan dan kurang sempuranya
proses pemanasan oleh sebab itu kami tidak melakukan penimbangan.
Faktor lain yang juga mempengaruhi jumlah massa KNO 3 yang dihasilkan adalah proses pendinginan yang
singkat sehingga kristal KNO3 belum terbentuk sempurna serta proses pengeringan yang terlalu lama (karena
hanya menggunakan corong biasa bukan corong Buchner) sehingga kadar kedua senyawa mungkin berkurang
akibat pengaruh udara disekitarnya.
Karena tidak terbentuk endapan dan kami tidak melakukan penimbangan jadi tidak dapat ditentukan persen
masa dari kristal KNO3.
I. KESIMPULAN
Prinsip pembuatan kalium nitrat adalah pemisahan dua garam yang terbentuk dari campuran KCl dan
NaNO3 dengan perbedaan kelarutan garam dalam air pada suhu tertentu.
Kristal KNO3 yang dihasilkan pada percobaan berwarna putih dan berbentuk seperti jarum.
Reaksi yang terjadi:
KCl (aq) + NaNO3 (aq) NaCl (s) + KNO3(aq).
Faktor lain yang juga mempengaruhi jumlah massa KNO 3 yang dihasilkan adalah proses pendinginan yang
singkat sehingga kristal KNO3 belum terbentuk sempurna serta proses pengeringan yang terlalu lama (karena
hanya menggunakan corong biasa bukan corong Buchner) sehingga kadar kedua senyawa mungkin berkurang
akibat pengaruh udara disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton. (1989). Kimia Anorganik Dasar (pp. 202 210). Jakarta: Universitas Indonesia
( UI Press).
Hiskia, A. (1992). Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung: PT aditya bakti.
Keenan. (1984). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Kristian, S. (2003). Kimia Anorganik II (pp. 121 133). Jakarta: FMIPA: UNY.
Michael, P. (2007). Kimia Anorganik II. Jakarta: Erlangga.
Shevia. (1986). Analisis Anorganik Makro dan Semi Makro. Palu: FKIP UNTAD.
Vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka.