Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

Offering :C

Kelompok :6

Anggota Kelompok : 1. Fadhila Firdianika (190351620508)

2. Nurul Azmi Listyani (190351620514)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEI 2021
A. Judul Percobaan
Percobaan Persamaan Nernst

B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu menyusun dan mengukur GGL sel elektrrik (selelektrokimia)
2. Mahasiswa mampu membuktikan persamaan Nernst melalui percobaan
C. Landasan Teori
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan
interkonveksienergi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks
(oksedasi-reduksi)di mana dalam reaksi ini energi yang dilepaskan oleh reaksi spontan
diubang menjadidistrik atau di mana energi listrik digunakan untuk reaksi yang nonspontan
bisa terjadi.Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua macam, yaitu: Reaksi
yang menghasilkan aruslistrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan reaksi yang
dihasilkan oleh arus listrikelektrolisis (Keenan, 1992).

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi


listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda memiliki
muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif (Harahap, 2019). Apabila dalam
suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah maka akan terjadi
peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, dimana ion positif (kation)
bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negative (anion)
bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi (Fakhrudin et al., 2017).

Aliran listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya
dapatdilakukan melalui larutan lain yang "menjembatani" kedua sel dan tak dapatdengan
kawat biasa: hubungan ini disebut jembatan garam (= salt bridge). Elektroda Zn akan
mengalami reaksi oksidasi, sedangkan electrode Cu akan mengalami reduksi. Electron
mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dan dengan terbentuknya ion-ion Zn2+ ini
memasuki larutan dan berdifusi menjauhi jembatan (Petrucci:1985).

Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih energi potensial listrik
diantara kedua elektroda. Selisih potensial listrik diantara anoda dan katoda diukurdengan
voltmeter dan angkanya (dalam volt) disebut voltase sel. Namun dua istilah lain,gaya
elektromotif atau emf (E) dan potensial sel juga digunakan untuk menyatakanvoltase sel.
Voltase suatu sel bergantung tidak hanya pada jenis elektroda dan ion-ionnya, tetapi juga
pada konsentrasi ion dan suhu dimana sel bekerja (Chang, 2009).
Hukum e unutk sebuah elektron tunggal (dinyatakan dalam coulomb) telah ditentukan

dengan akurat menjadi :

e = 1,6021773 x 10-19 C

sehingga jumlah muatan yang ditunjukkan oleh 1 mol elektron adalah

Q = (6,022137 x 1023 mol-1) (1,6021773 x 10-19 C) = 96.485,31 C mol-1

jumlah muatan ini disebut tetapan Faraday (Oxtoby, dkk, 2001: 387).

Persamaan nernst mengubungkan potensial arus dengan aktivitas zat yang ikut serta

dalam reaksi sel. Fungsi Gibbs berhubungan dengan komposisi dengan,

ΔGt = ΔGo + RT ln Q . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)

oleh karena itu,


E = - - ln Q . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)

suku pertama dibagian kanan persamaan ini disebut potensial sel standar dan dinyatakan

dengan

-vFEo = ΔGo. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)

ini adalah fungsi Gibbs standar dari reaksi itu yang dinyatakan sebagai potensial (dalam volt),

dengan demikian :
E = Eo ln Q . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)

persamaan tersebut disebut persamaan nernst untuk potensial sel arus nol pada seluruh

komposisi sel (Atkins, 1996).

Menurut Baharuddin, dkk (2013: 55), Reaksi redoks dengan persamaan umum aA +
bB → cC + dD, persamaan Nernst adalah sebagai berikut :
Esel = Eosel - ln . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)

Esel = Eosel – log . . . . . . . . . . (2.7)


pada 298 K
= 0,0591 J/C = 0,0591 volt
Sehingga :
Esel = Eosel – log . . . . . . . . . . (2.8)
Esel = Eosel - log Q . . . . . . . . . . . . . . . (2.9)

D. Alat dan Bahan


1. Alat
• Voltmeter
• Kabel dan penjepit
• Gelas ukur 100 mL
• Beaker glass 100 mL
• Termometer
• Kertas amplas

2. Bahan
• Pelat tembaga
• Pelat seng
• Larutan ZnSO4 1,000 M
• Larutan CuSO4 1,000 M
• Larutan CuSO4 0,100 M
• Larutan CuSO4 0,010 M
• Larutan CuSO4 0.001 M

E. Prosedur Kerja

1. Disiapkan potongan lembaran tembaga dan seng dengan ukuran 6 x 2 cm.

2. Dibersihkan lembaran logam tersebut dengan cara diamplas.

3. Disiapkan dua gelas kimia 100 mL yang masing-masing berisi larutan CuSO4 1,0 M
dan ZnSO4 1,0 M. 4. Dihubungkan kedua lembaran logam dengan voltmeter.
5. Dicelupkan logam tembaga pada gelas kimia berisi CuSO4 dan logam seng pada gelas
kimia berisi ZnSO4.
6. Diamati dan dicatat nilai GGL pada voltmeter.

7. Dibersihkan kedua lembaran logam dengan menggunakan aquadest dan kertas amplas.
8. Diulangi prosedur (3) hingga (7) dengan mengganti larutan ZnSO4 1,0 M dengan
larutan ZnSO4 0,1 M, 0,01 M, dan 0,001 M.
9. Dihitung nilai Esel setiap percobaan dengan menggunakan persamaan Nernst :

Keterangan:

Eosel = 1,1 volt

R = Tetapan Gas Ideal (8,314 J/K.mol)

T = Suhu (Anggap Percobaan Berlangsung pada Suhu Ruangan 298 K)

n = Jumlah mol elektron yang ditransfer pada reaksi redoks (mol)

F = Tetapan Faraday (96500 C/mol)

K = Tetapan kesetimbangan reaksi redoks

10. Dibandingkan hasil Esel yang dihitung pada prosedur (9) dengan Esel yang diukur
dengan voltmeter pada percobaan.
11. Dihitung nilai Eosel menggunakan kurva garis lurus ln K (Sumbu X) vs Esel (Sumbu
Y) untuk mendapatkan nilai Eosel sebagai intercept. (Digunakan data Esel dari hasil
pengukuran menggunakan voltmeter untuk membuat kurva).

12. Dibandingkan nilai Eosel yang diperoleh dari kurva dengan nilai Eosel secara teori
(1,1 volt).

F. Hasil Pengamatan

No. Konsentrasi Cu2+ (M) Konsentrasi Zn2+ (M) Esel (Volt)

1 1,0 1,0 1,10

2 1,0 0,1 1,11


3 1,0 0,01 1,13

4 1,0 0,001 1,17

G. Analisis Data

Persamaan Reaksi
Reaksi di anoda : Zn Zn2+ + 2e Eo = +0,76 volt
Reaksi di katoda : Cu2+ + 2e Cu Eo = + 0,34 volt
Reaksi total : Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) Eo sel = +1,10 volt

Perhitungan
Diketahui: Suhu (T) = 25oC = 298oK
Tetapan gas (R) = 8,314 J/Mol K
Tetapan Faraday (F) = 96500 C/mol
a. Penentuan konsentrasi ZnSO4 1,0M dan CuSO4 1,0M
8,314 .298 1,0
Esel = 1,1 – ln
2 . 96500 1

= 1,1 – 0,0128 . (0)


= 1,1 - 0
= 1,1 volt

Esel percobaan = 1,10 volt


𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kesalahan =[ ] x 100%
𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1,1−1,10
=[ ] x 100%
1,1

=0%

b. Penentuan konsentrasi ZnSO4 0,1M dan CuSO4 1,0M


8,314 .298 0,1
Esel = 1,1 – ln
2 . 96500 1

= 1,1 – 0,0128 . (-2,3)


= 1,1 + 0,029
= 1,129 volt
Esel percobaan = 1,11 volt
𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kesalahan =[ ] x 100%
𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1,129−1,11
=[ ] x 100%
1,129

= 1,68 %

c. Penentuan konsentrasi ZnSO4 0,01M dan CuSO4 1,0M


8,314 .298 0,01
Esel = 1,1 – ln
2 . 96500 1

= 1,1 – 0,0128 . (-4,6)


= 1,1 + 0,058
= 1,158 volt

Esel percobaan = 1,13 volt


𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kesalahan =[ ] x 100%
𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1,158−1,13
=[ ] x 100%
1,158

= 2,4 %

d. Penentuan konsentrasi ZnSO4 0,001M dan CuSO4 1,0M


RT
Esel = Eosel - ln Zn2+ / Cu2+
nF
8,314 .298 0,001
Esel = 1,1 – ln
2 . 96500 1

= 1,1 – 0,0128 . (-6,9)


= 1,1 + 0,088
= 1,188 volt

Esel percobaan = 1,17 volt


𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kesalahan =[ ] x 100%
𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1,188−1,17
=[ ] x 100%
1,188

= 1,51%
H. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan variasi terhadap larutan Zn dengan konsentrasi 0,1
M, 0,01 M, 0,001 M, dan 1 M. Sedangkan larutan Cu menggunakan konsentrasi yang sama
yaitu 1 M. Percobaan dimulai dari konsentrasi larutan paling rendah agar konsentrasi
larutan yang rendah tidak banyak terkontaminasi oleh larutan yang konsentrasinya tinggi
yang kemungkinan akan menempel pada elektroda.
Persamaan nernst merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara
potensial dari sebuah elektron ion-ion metal dan konsentrasi dari ion dalam sebuah larutan.
Pada sel elektrokimia sederhana, elektron akan mengalir dari anoda ke katoda. Hal ini akan
menimbulkan perbedaan potensial antara kedua elektroda. Perbedaan potensial akan
mencapai maksimum jika tidak ada arus listrik yang mengalir. Perbedaan maksimum ini
dapat disebut GGL sel atau E sel. Salah satu faktor yang mempengaruhi E sel adalah
konsentrasi. Persamaan yang menghubungkan konsentrasi dengan E sel dinamakan
persamaan Nernst.
Berdasarkan data dan analisis data, E sel yang didapatkan ketika percobaan, yaitu
1,10V, 1,11V, 1,13V, dan 1,17V. Selanjutnya nilai yang didapat berdasarkan percobaan
ini, dibandingkan dengan nilai secara teoritis. Nilai E sel yang didapat secara teoritis, yaitu
1,1V, 1,129V, 1,158V, dan 1,188 V. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari analisis data,
terdapat perbedaan yang tidak terlalu jauh antara hasil percobaan dan hasil perhitungan
(teori).
Secara teoritis, bila dalam keadaan standar ( konsentrasi kedua larutan sama dan
pada suhu sistem 298 K atau 25°C), nilai E0 sel adalah 1,1. Hal ini dapat diketahui melalui
persamaan reaksi:
Reaksi di anoda : Zn Zn2+ + 2e Eo = +0,76 volt
Reaksi di katoda : Cu2+ + 2e Cu Eo = + 0,34 volt
Reaksi total : Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) Eo sel = +1,10 volt
Pada percobaan ini, konsentrasi larutan Zn divariasi sehingga menghasilkan nilai E
sel yang berbeda pada setiap konsentrasi yang berbeda pula. Dari percobaan ini didapatkan
bahwa semakin besar konsentrasi Zn2+ maka semakin kecil E sel yang dihasilkan, karena
logam Zn cenderung melarut: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e. Logam Zn mengalami oksidasi
sehingga logam Zn menghasilkan elektron berlebih yang kemudian mengalir ke katoda
(logam Cu). Sedangkan larutan Cu2+ mengalami reduksi, sehingga cenderung membentuk
endapan: Cu2+(aq) + 2e → Cu(s). Hal ini menyebabkan logam Cu kekurangan elektron
sehingga logam Cu lebih positif terhadap larutan dan dapat terjadi perpindahan elektron,
dimana kelebihan elektron menyebabkan logam Zn akan larut dalam larutan Zn2+ dan ion
Cu2+ akan terus mengendap sebagai Cu.
Pada E sel hasil percobaan terdapat perbedaan dengan E sel hasil teori,
kemungkinan karena suhu sistem yang tidak dalam keadaan standar atau konsentrasi
larutan yang kurang tepat (terkontaminasi). Jadi selain dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan, potensial sel (E sel) juga dapat dipengaruhi oleh suhu dan jenis elektrodanya

I. Kesimpulan
1. Nilai E sel yang dihasilkan dari larutan CuSO4 1 M dengan variasi larutan ZnSO4:
1 M adalah 1.1 V
0,1 M adalah 1.11 V
0,01 M adalah 1.13 V
0,001 M. adalah 1.17 V
2. Semakin besar konsentrasi larutan elektrolit di ruang anoda, pada percobaan ini larutan
ZnSO4, maka nilai E sel akan semakin kecil
J. Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan selanjutnya adalah selain menggunakan
tembaga (Cu) dan zink (Zn) tetapi juga menggunakan besi (Fe) dan timah (Sn) untuk
membandingkan energi potensialnya (Esel).
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2009 Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga,.
Fakhrudin, Nurdiana, J. & Wijayanti, D.W. 2017. Analisis Penurunan Kadar Cr (Chromium),
Fe (Besi) dan Mn (Mangan) pada Limbah Cair Laboratorium Teknologi Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda dengan Menggunakan Metode
Elektrolisis. (November): 10–15.

Harahap, M.R. 2019. Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro, 2(1): 177–180.

Keenan, C. W., dkk. 1992. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 2 edisi keenam. Terjemahan dari
General College Chemistry sixth edition, oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta.
Erlangga.
Oxtoby dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Diterjemahkan dari Principles Of Modern
Chemistry oleh Suminar Achmadi . Jakarta. Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga

Syawalian, Muhammad Adam Rizky, dkk. 2019. Pengaruh Kuat Arus dan Tegangan Terhadap
Perubahan Kandungan Logam Pada Lindi TPA Sampah Dengan Metode Elektrolisis.
Jurnal Chemurgy, 3(1) : 7.

Anda mungkin juga menyukai