P E M U R N I A N B A H A N M E L A LU I
R E K R I S TA L I S A S I
Oleh :
Nama
NIM
Jurusan
Asisten
Kelompok
Hari/Tanggal
:
:
:
:
L A B O R AT O R I U M K I M I A A N O R G A N I K
FA K U LTA S M I PA
U N I V E R S I TA S G A D J A H M A D A
Y O G YA K A R TA
2011
INTISARI
I. TUJUAN
Mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan
penerapannya pada pemurnian garam dapur
II. DASAR TEORI
Kelarutan Endapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat
keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid,
dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan
(centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat
yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan, menurut definisi adalah sama
dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada
berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam
larutan itu, dan komposisi pelarutnya (Svehla, 1990).
Proses pengendapan sangat erat kaitannya dengan kelarutan. Beberapa
sifat yang mempengaruhi kelarutan antara lain :
a. Temperatur
Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadangkala endapan
yang baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan melakukan
penyaringan terhadap larutan panas karena pengendapan dipengaruhi
faktor temperatur.
b. Sifat pelarut
Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. Berkurangnya kelarutan di
dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua
zat.
c. Efek ion sejenis
Kelarutan
endapan
dalam
air
berkurang
jika
larutan
tersebut
Kation
maupun
anion
yang
ditambahkan
akan
mengurangi
Pada analisis kualitatif, ion sejenis ini digunakan untuk mencuci larutan
selama penyaringan.
d. Efek ion-ion lain
Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat
garam-garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai
efek garam netral atau efek aktivitas.
e. Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah bergantung dari pH larutan, misal ion
H+ bereaksi dengan ion C2O42- membentuk H2C2O4, sehingga menambah
kelarutan garamnya.
f.
Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
perubahan [H+]. Ktion dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga
menambah kelarutannya.
g. Pengaruh kompleks
Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain
yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut (Khopkar,
1990).
Garam Dapur Atau NaCl
Natrium klorida adalah garam dapur yang merupakan suatu senyawa
dalam bentuk ion. Jika kristal garam dapur ditaburkan di atas sepotong
kertas dan kemudian dilihat melalui kaca pembesar, akan terlihat bahwa
natrium klorida merupakan kristal yang berwarna putih. Kristal ini setelah
digerus bersifat rapuh dan mudah pecah jika dibandingkan dengan bubuk.
Juga dikenal bahwa natrium klorida mudah larut dalam air dan mencair pada
temperatur tinggi. NaCl meleleh pada temperatur 800 oC dan mendidih pada
temperatur lebih tinggi dari 1400 oC (Brady, 1999). Garam natrium klorida
untuk keperluan memasak biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan
menambahkan 5 gram NaI per kg NaCl), berasa asin, tidak higroskopis, bila
mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan
terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai zat pengawet,
bahan baku pembuatan Na dan NaOH, bahan untuk pembuatan keramik,
kaca, dan pupuk (Manan, 2009).
Rekristalisasi
penyaring
Buchner
dalam
keadaan
panas.
Kemudian
filtrat
kertas
saring.
Selanjutnya
endapan
dapat
dikeringkan
III.
IV.
CARA KERJA
Perlakuan Awal
Gelas beker ditimbang
Diaduk
Kristal ditimbang
Kristal ditimbang dan dihitung rendemennya, diamati dan dibandingkan dengan met
Rekristalisasi
Rekristalisasi
Penguapan
14,03 gram
35,075%
Pengendapan
11,85 gram
29,625%
PEMBAHASAN
Percobaan Pemurnian Bahan Melalui Rekristalisasi ini bertujuan
untuk mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan
penerapannya pada pemurnian garam dapur. Pemisahan endapan dari
larutan tidak selalu menghasilkan zat murni. Kontaminasi endapan oleh
zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi. Hal ini
berhubungan
dengan
adsorpsi
pada
permukaan
partikel
dan
dan
Br.
Sehingga
perlu
dilakukan
pemurnian
untuk
metode
pemurnian
yang
dilakukan
dalam
percobaan
ini
adalah
dilarutkan).
Pengotor
ini
dipisahkan
berdasarkan
perbedaan
(garam
dapur).
Sebelum
dilakukan
penguapan,
mula-mula
(Brady,
1999)
Endapan putih magnesium hidroksida yang terbentuk, tak larut dalam
reagensia berlebihan. Namun endapan putih alumunium hidroksida
dapat
melarut
dalam
tetrahidroksisoaluminat
reagensia
terbentuk,
berlebih,
[Al(OH)4]-.
dimana
Sedangkan
ion-ion
endapan
(Brady,
1999)
Kemudian larutan (NH4)2CO3 akan terurai menjadi NH 4+ dan CO32yang kemudian ion CO32- akan bereaksi dengan ion-ion seperti Ba 2+ dari
hasil penguraian Ba(OH)2, ion Mg2+ dan Ca2+.
(NH4)2CO3 2NH4+ + CO32Ca2+ + CO32- CaCO3(s)
(Ksp = 9 x 10-9)
2+
2Mg + CO3 MgCO3(s) (Ksp = 3,5 x 10-8)
Ba2+ + CO32- BaCO3(s)
(Ksp = 8,9 x 10-9)
(Brady,
1999)
Jadi secara keseluruhan, endapan yang mungkin terbentuk adalah
CaSO4, Mg(OH)2, Al(OH)3, Fe(OH)3, BaSO4, CaCO3, MgCO3, dan BaCO3.
Endapan-endapan
yang
merupakan
pengotor
tersebut
kemudian
penguapan
larutan
garam
dapur
ini,
perlu
dilakukan
meletup
jika
terkena
panas.
Pengadukan
dilakukan
untuk
dari
keadaan
kesetimbangan
semula
ke
keadaan
kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar
itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan. Apabila dalam sistem
kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat
akibat
penambahan
ion
sejenis.
Oleh
karena
itu,
VI.
KESIMPULAN
Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan metode rekristalisasi
melalui penguapan dan pengendapan. Prinsip yang digunakan untuk metode
penguapan yaitu perbedaan titik didih pelarut yang lebih kecil dibanding titik
leleh padatan yang bertujuan supaya zat yang dilarutkan tidak terurai.
Sedangkan pada metode pengendapan menggunakan prinsip penambahan
ion
sejenis
yang
mengakibatkan
kelarutan
semakin
kecil
sehingga
rendemen sebesar 35,075% dan massa kristal garam dapur murni melalui
metode pengendapan sebesar 11,85 gram dengan rendemen sebesar
29,625%.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E., 1999, Kimia Universitas Asas & Struktur, Jilid 1, Edisi Kelima,
Binarupa Aksara, Jakarta, hal 143.
Khamidinal, 2009, Teknik Laboratorium Kimia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
hal 137-138.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Cetakan Pertama, UI-Press,
Jakarta, hal 63-64.
Manan, Mulyono H. Abdul, 2009, Kamus Kimia, Cetakan Keempat, PT. Bumi
Aksara, Jakarta, hal 142.
Svehla, G., 1990, Vogel Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semimikro,
Bagian I, Cetakan Kedua, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta, hal 72.
VIII.
LAMPIRAN
- Laporan Sementara
- Perhitungan
Mengetahui,
Yogyakarta, 22
November 2011
Asisten
Praktikan,
Ika Nurul
PERHITUNGAN
Massa NaCl awal
: 80 gram
: 14,03 gram
Rendemen
2 x 14,03 gram
x 100
80 gram
: 35,075%
Rekristalisasi Melalui Penguapan
Massa NaCl akhir
: 11,85 gram
Rendemen
2 x 11,85 gram
x 100
80 gram
: 29,625%