PERCOBAAN III
OLEH
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terusi merupakan satu senyawa yang terbuat dari tembaga dan amonium
sulfat. Terusi biasanya disebut sebagai kristal CuSO4.5H2O, adalah kristal hidrat
Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O ini sangat luas. Misalnya, terusi sebagai fungisida
yang merupakan salah satu pestisida yang secara spesifik membunuh atau
menghambat cendawan akibat penyakit, dan reagen analisa kimia, sintesis senyawa
organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel tembaga, electromagnet,
papan sirkuit, solder bebas timbal, dan magneto. Selain itu, terusi dapat digunakan
interaksi antara dua atau lebih ion-ion kompleks dan garam rangkap merupakan
senyawa yang terbentuk karena adanya interaksi antara atom pusat dan ligan,
namun garam rangkap sangat berbeda dengan yang lainnya karena ion ligan yang
membentuknya lebih dari satu. Pemaparan mengenai garam kompleks dan garam
rangkap ini merupakan salah satu materi yang sangat penting dalam anorganik.
ligan yang merupakan suatu basa dan mempunyai pasangan elektron bebas dengan
logam yang merupakan penerima pasangan elektron yang didonorkan oleh ligan.
Garam rangkap merupakan garam yang terdiri dari dua kation yang berbeda dengan
sebuah anion yang sama dalam satu kisi kristalnya. Garam rangkap sifatnya lebih
mudah membentuk kristal jika dibandingkan dengan garam tunggal. Kation garam
rangkap terdiri dari kation logam transisi yang bergabung dengan kation logam
garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat Cu(SO4)2 (NH4)4.H2O
untuk memberi gambaran tentang proses pembuatan kompleks tetra tembaga (II)
sulfat monohidrat dan garam rangkap ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat.
B. Rumusan Masalah
proses pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat dan
C. Tujuan
pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam
D. Manfaat
pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam
dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri.
kompleks yang mantap. Zat-zat tertentu itu disebut ligan. Ligan merupakan zat yang
memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas. Dalam menjelaskan proses
merumuskan tiga dalil, yaitu beberapa ion logam mempunyai dua jenis valensi,
ion logam untuk berikatan. Ikatan ini terjadi ketika ion logam menyediakan orbital
kosong bagi pasangan elektron ligan untuk berkoordinasi (Elmila dan Fatimah,
2010).
senyawa antara sebagai katalis yang dapat membantu dalam reaksi-reaksi kimia.
Salah satu senyawa yang dapat digunakan dalam sintesis kompleks adalah ligan
yang berasal dari basa Schiff, dimana senyawa kompleks yang terbebtuk
merupakan salah satu senyawa antara yang dapat digunakan untuk bermacam
penerapan ilmu. Logam-logam transisi seperti Mn(II), Cu(II) merupakan asam yang
molekul yang lebih besar. Senyawa kompleks yang terbentuk dan ion logam transisi
untuk tiap logam. Struktur senyawa kompleks dapat dijelaskan melalui teori ikatan
valensi, teori medan kristal dan teori orbital molekul (Sembiring dan Illim, 2008).
kimianya yang dapat diaplikasikan sebagai katalis dalam fasa homogen dan
[M(L)n]x[A]y] dimana M adalah ion logam pusat, L adalah ligan lemah dan A
adalah anion lawan berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi
mengandung kadar tembaga yang cukup tinggi. Sehingga, biasanya bekas tembaga
dari barang-barang tersebut diolah kembali menjadi logam tembaga baru untuk
digunakan pada barang elektronik lagi. Hal itu memunculkan ide pengolahan
limbah tembaga untuk diolah menjadi bentuk yang lain dalam rangka peningkatan
nilai guna. Salah satunya sebagai bahan baku pembuatan kristal CuSO4.5H2O
(Fitrony, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Mei 2016 pada pukul 10.00
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 600 mL
dan 100 mL, gelas ukur 10 mL, erlenmeyer 100 mL desikator, pipet ukur 5 mL,
pipet tetes, filler, spatula, timbangan analitik, corong, hot plate, batang pengaduk,
2. Bahan
4 mL NH3 pekat
Terbentuk kristal
Kristal Filtrat
- dicuci 5 mL etanol
- dikeringkan dalam desikator
- ditimbang
- dihitung rendamennya
Rendamen = 172 %
2. Pembuatan Garam Rangkap Cu(SO4)2(NH4)2SO4.6H2O
Kristal Filtrat
Rendamen = 128,3 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
Diketahui :
Massa Cu(NH3)4SO4.H2O = n × Mr
= 2,445 gram
Berat Praktek
Rendamen
Diketahui :
Berat Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O = n × Mr
= 3,995 gram
Berat Praktek
= 6,421 g – 1,294 g
= 5,127 g
Rendamen
5,127 gram
= ×100 %
3,995 gram
= 128,3 %
B. Pembahasan
Garam merupakan hasil reaksi antara senyawa asam dan senyawa basa,
prosesnya menyebabkan proses netralisasi sehingga sejumlah asam dan basa murni
yang ekivalen dicampur dan larutannya diuapkan menghasilkan suatu kristal yang
tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa. Garam rangkap dibentuk jika
dua garam mengkristal bersamaan dalam perbandingan mol tertentu, dan dalam
memiliki ikatan koordinasi yang dapat membentuk ion-ion, salah satunya adalah
ion kompleks.
Percobaan ini tentang pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga (II)
gambaran tentang proses pembuatan kompleks tetra tembaga (II) sulfat monohidrat
kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O. garam ini
merupakan garam yang terbentuk karena terjadi suatu proses dimana ion atom pusat
dan ligan saling mengkompleks sehingga dapat terbentuk senyawa kompleks yang
tua yang dihasilkan pada perlakuan berasal dari CuSO4.5H2O itu sendiri yang
adalah untuk membuat campuran tersebut menjadi suasana asam, karena ammoniak
yang digunakan bersifat pekat dan mudah menguap. Larutan yang dihasilkan
berwarna biru tua. Ammonia pekat bertindak sebagai ligan yang akan
menggantikan ligan pergi (H2O). Ligan NH3 lebih kuat daripada H2O sehingga akan
lebih mudah bagi NH3 untuk menggantikan H2O. percobaan ini melakukan
penambahan etanol yang bertujuan untuk mengikat molekul air yang terdapat dalam
larutan yang mungkin dapat menggangu proses pengendapan. Pada percobaan ini
juga ditambahkan es batu. es batu yang bersifat dingin bertujuan agar mempercepat
biru keruh. Warna biru keruh terjadi akibat campuran yang kurang sempurna
Percobaan ini menggunakan air. Air berfungsi sebagai pelarut, air mempunyai
momen dipol yang besar yang dapat ditarik baik ke ion positif (kation) maupun ke
ion negatif (anion) untuk menjadi ion hidrasi. Dari sifat air tersebut maka digunakan
air sebagai pelarut karena garam tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) dan
garam ammonium sulfat ((NH4)2SO4) dapat bereaksi dan larut dalam air serta tetap
berupa satu spesies ion. Endapan yang dihasilkan disaring, berat Kristal yang
Hasil penimbangan kristal yang dilakukan jika dilihat secara praktek dan
secara teori menunjukkan hasil yang sangat jauh perbedaannya. Percobaan pada
pembuatan garam kompleks kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O berat kristal secara praktek sebesar 4,21 gram dan secara teori
Cu(SO4)2(NH4)2.6H2O berat kristal secara praktek adalah 5,127 gram dan secara
teori adalah 3,995 gram, adapun rendamennya ialah 128,3 %. Penyebab perbedaan
yang sangat jauh ini di sebabkan karena dalam melakukan pembuatan garam
kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan garam
pengamatan, pengambilan sampel yang tidak benar, reaksi yang tidak sempurna,
adanya zat asing yang ikut bereaksi, reagen yang tidak murni mengandung zat
dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga
kompleks menghasilkan kristal berwarna biru tua dengan berat rendamen sebesar
172 %. Garam kompleks dibuat dari senyawa kompleks lain campuran antara terusi
yang bertindak sebagai penyedia atom pusat dan direaksikan dengan senyawa
lainnya yaitu ammonia pekat. Garam rangkap menghasilkan kristal berwarna biru
muda dengan berat rendamen sebesar 128,3 %. Garam rangkap dibuat dari senyawa
kompleks lain, dalam hal ini adalah terusi yang bertindak sebagai penyedia atom
Fitrony, Rizqy F., Lailatul Q., dan Mahfud. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga
Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal
Teknik Pomits. 2 (1).
Syukri, Emdeniz, Yetria, R., Admi, Hidayaturrahmat, Rika F.Y., Prieta R.P. dan
Eka, M.S.D. 2013. Studi Spektroskopi Blending Garam Transisi MCl2 (M
= Mn, Fe, Co dan Ni) dengan ZnO. Jurnal Sains. 11 (1).