Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN X

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DARI PASIR BESI

UNTUK PEMBUATAN MAGNETIT

OLEH:

NAMA : NUR AMALIA

STAMBUK : F1C1 15 045

KELOMPOK : VIII ( DELAPAN)

ASISTEN : RAHMAT SAPUTRA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki bahan magnetik alam

yang melimpah. Bahan magnetik alam tersebut diantaranya terdapat di dalam pasir

besi. Pasir besi yang terdapat di Indonesia banyak terdapat di wilayah pulau Jawa

khususnya di daerah pantai utara dan selatan. Selama ini pasir besi pada umumnya

dijadikan sebagai bahan bangunan padahal pasir besi mengandung bahan mineral

magnetik yang merupakan basis untuk pengembangan divais dalam kehidupan

modern.

Pasir besi merupakan sejenis pasir yang mempunyai konsentrasi besi yang

signifikan. Pasir besi ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman.

Pasir ini mengandung magnetik Fe dan juga sejumlah kecil titanium, silika, mangan,

kalsium dan vanadium. Pasir besi memiliki kecenderungan memanas di bawah sinar

matahari langsung, menyebabkan suhu cukup tinggi yang dapat menyebabkan

ukabakar ringan.Pasir besi mengandung besi utama yaitu titanomagnetite dengan

sedikit magnetite dan hematite yang disertai dengan mineral pengotor yang memiliki

unsur dominan Aluminium. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan

percobaan penentuan kadar Fe dari pasir besi untuk pembuatan magnetit ini. Yang

bertujuan agar mengetahi kadar besi yang terkandung dalam suatu pasir besi dan

bahan-bahan lainnya yang terkandung didalamnya.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan Penentuan Kadar Fe Dari Pasir Besi

Untuk Pembuatan Magnetit adalah bagaimana menentukan kadar Fe dari pasir besi

untuk membuat magnetit?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Penentuan Kadar Fe Dari Pasir

Besi Untuk Pembuatan Magnetit adalah untuk menentukan kadar Fe dari pasir besi

untuk membuat magnetit.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan Penentuan Kadar Besi (Fe)

Dari Pasir Besi Untuk Pembuatan Magnetit adalah dapat menentukan kadar Fe dari

pasir besi untuk membuat magnetit.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan negara kaya yang memiliki berbagai sumber daya

alam yang salah satunya adalah berupa bahan galian tambang. Beberapa bahan

tambang yang banyak terdapat di Indonesia adalah batu bara, emas, perak, nikel,

tembaga, intan, batu kapur, dan besi. Besi merupakan logam kedua yang paling

banyak di bumi dan terdapat dalam bentuk endapan. Endapan besi yang terdapat

dalam batuan sedimen berupa pasir dikenal dengan pasir besi. Pasir besi ini

merupakan pasir yang memiliki ciri warna kehitaman. Sebaran pasir besi di

Indonesia banyak dijumpai di berbagai pantai dan di berbagai sungai (Siregar dan

Arif, 2015).

Besi merupakan logam dengan kelimpahan terbanyak kedua setelah

aluminium pada kulit bumi dan ditemukan dalam bentuk divalen dan trivalen dimana

dalam bentuk divalent berperan sebagai mikronutrisi esensial. Penentuan besi dapat

menggunakan berbagai metode, seperti spektrofotometri serapan atom, metode flow

injection, dan fluorometri (Dinararum dkk., 2013).

Magnet menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia

masa kini. Mulai dari peralatan listrik sampai dengan peralatan non listrik

memanfaatkan magnet tetap. Contohnya loudspekaer, meteran air, KWH-meter,

rice cooker, transformer dan generator. Karakterisitik bahan-bahan magnetik

ditentukan oleh besaran-besaran magnetik seperti suseptibilitas, magnetisasi remanen,

magnetisasi saturasi dan medan koersivitas. Jenis magnet yang sering digunakan
adalah magnet ferit.Magnet ferit terdiri dari ferit keras dan ferit lunak (Hayati dkk,

2016).

Pasir besi merupakan bahan mineral yang mengandung unsur besi, titanium

dan unsur lainnya. Kandungan besi dalam mineral tersebut perlu dianalisis. Adapun

analisis unsur tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya dengan

cara spektrometri maupun dengan cara titrasi (Noor, 2006).

Mineral besi utama dalam pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi.

Sedangkan mineral pengotornya memiliki sifat kemagnetan yang rendah. Sehingga

mineral besi dan mineral pengotornya memiliki selisih yang tinggi. Perbedaan sifat

kemagnetan ini menjadi alasan utama, mengapa peningkatan kadar Fe atau mineral

besi dalam pasir besi selalu menggunakan alat konsentrasi magnetik separator (Ibnu

dan sodig, 2005).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum percobaan Penentuan Kadar Fe Dari Pasir Besi Untuk Pembuatan

Magnetit dilakukan pada hari Kamis, tanggal 27 Oktober 2016, pukul 07.30 - 09.55

WITA di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan Penentuan Kadar Fe Dari Pasir Besi

Untuk Pembuatan Magnetit adalah erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 50 ml, buret, pipet

tetes, statif dan klem.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada Penentuan Kadar Fe Dari Pasir Besi Untuk

Pembuatan Magnetit adalah HCl pekat , pasir besi 0.5 gram dan NaOH padat (40 %).
C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan Penentuan Kadar Fe Dari Pasir

Besi Untuk Pembuatan Magnetit adalah sebagai berikut.

Pasir Besi
- ditimbang 0.5 gram dan dimasukkan dalam
erlenmeyer 250 mL
- dilarutkan kedalam 100 mL HCl pekat (
dipanaskan)
- ditambahkan kembali 50 mL HCl pekat
- diambil 10 mL
- Dititrasi dengan NaOH
- diamati endapan yang terbentuk

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

0.5 gram pasir besi + 100 mL


Berubah warna dari bening
1. HCl pekat dipanaskan+
menjadi hijau lumut
dipanaskan ( Larutan 1)

Warna memudar dan terdapat

2. Larutan 1 + 50 mL HCl pekat endapan didasar erlenmeyer (

berwarna coklat)

Larutan diambil 10 mL+


3. Berubah warna kuning pudar
dititrasi dengan NaOH

4. Endapan yang terbentuk Tidak terbentuk endapan

B. Pembahasan
Pasir besi merupakan sumber salah satu material magnetik yang banyak

digunakan dalam berbagai bidang seperti elektronika, energi, kimia, ferofluida,

katalis, dan diagnosa medik. Aplikasi pasir besi ternyata tidak terlepas dari

perkembangan kajian nanomaterial yang menuntut agar berada dalam orde

nanometer.

Pasir besi ini mengandung besi utama yang terdiri dari titanomagnetite dengan

sedikit magnetite yang merupakan salah satu mineral magnetik yang paling dominan

ditinjau dari sifat-sifat magnetik dan kelimpahannya di alam. Sebagai material yang

terbentuk secara alami, karakteristik pasir besi sangat bergantung pada keadaan

alamiahnya sehingga mineral magnetik dari pasir besi cenderung bersifat heterogen.

dan hematite yang disertai dengan mineral pengotor yang memiliki unsur dominan

Aluminium. Hematite yang terkandung di dalam pasir besi ini yang membuat warna

dari pasir besi menjadi wana abu-abu dan membentuk padatan.

Penentuan kadar Fe dan pembuatan magnetit dilakukan dengan melarutkan

Pasir besi kedalam HCl dengan suhu ruangan, tujuan dilarutkannya pasir besi ke

dalam HCl yaitu untuk mengoksidasi Besi dari Fe2O3 menjadi magnetit Fe3O4,

larutan yang dihasilkan pada pelarutan ini adalah larutan berubah warna dari warna

bening dari HCl menjadi hijau lumit, setelah teroksidasi akan terbentuk endapan, dan

kemudian ditambahkan kembali HCl dengan ukuran setengah dari volume awal.

Kemudian larutan dititrasi dengan NaOH 40%. tujuan dilakukannya titrasi yaitu

untuk menentukan kadar magnetit yang belum diketahui dengan metode titrasi.
Setelah dititrasi larutan yang dihasilkan tidak terbentuk endapan, hanya terjadi

perubahan wana menjadi memudar.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil percobaan yang diperoleh, setelah

dilakukan titrasi tidak dihasilkan endapan, hal ini tidak sesuai dengan teori yang

seharusnya menghasilkan endapan yang berwarna hitam. Ketidaksesuaian hasil yang

diperoleh dengan teori diakibatkan kurangnya prosedur kerja yang dilakukan yakni

dilakukan penyaringan.
V. KESIMPULAN

Penentuan kadar Fe dan pembuatan magnetit dilakukan dengan melarutkan

Pasir besi kedalam HCl dengan suhu ruangan, tujuan dilarutkannya pasir besi ke

dalam HCl yaitu untuk mengoksidasi Besi dari Fe2O3 menjadi magnetit Fe3O4,

setelah teroksidasi akan terbentuk endapan, endapan tersbut disaring dan dititrasi

dengan NaOH, tujuan dilakukannya titrasi yaitu untuk menentukan kadar Magnetit

yang belum diketahui dengan metode volumetri.


DAFTAR PUSTAKA

Dinararum, R.R., R. Djarot S.K.S., 2013, Studi Gangguan Krom (III) pada Analisa
Besi dengan Pengompleks 1,10-fenantrolin pada pH 4,5 secara
Spektrofotometri UV Tampak, Jurnal Sains dan Seni Pomits, 1(1)

Hayati, R., Arif B., Dwi P., 2016, Karakterisasi Suseptibilitas Magnet Barium Ferit
yang Disintesis dari Pasir Besi dan Barium Karbonat Menggunakan Metode
Metalurgi Serbuk, Jurna lFisika Unand, Vol. 5, (2).

Ibnu, M., dan Sodig, 2005, Kimia Analitik 1, Malang : UNM Press.

Noor, Yudhi, 2006,Penentuan Kadar Besi di Dalam Pasir Besidengan Menggunakan


Alat Titroprocessor, Batan : Erlangga.

Siregar, S., dan Arif, B., 2015, Penentuan Nilai Suseptibilitas Magnetik Mineral
Magnetik Pasir Besi Sisa Pendulangan Emas Di Kabupaten Sijunjung
Sumatera Barat, Jurnal Fisika Unand, Vol. 4, (4).

Anda mungkin juga menyukai