PERCOBAAN III
OLEH
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sering dilakukan ialah metode ekstraksi. Ekstraksi adalah proses pemisahan
satu atau lebih komponenn dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solvent) berdasarkan prinsip beda kelarutan. Ekstraksi dapat dipakai untuk
memiliki prinsip dasar yang sama yaitu pemisahan suatu senyawa sehingga
menghasilkan senyawa yang murni. Salah satu jenis metode ekstraksi adalah
ekstraksi cair-cair yang merupakan suatu teknik dalam mana suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dalam satu pelarut kedua (biasanya
perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut yang kedua itu.
dua pelarut dimasukkan zat terlarut (solut) yang tidak dapat tercampur dalam
Suatu zat yang terlarut terdistribusi tersebut memiliki nilai ketetapan yang
dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Sehingga pada suatu ekstraksi dapat
dilakukan percobaan ini untuk menentukan nilai koefisien distribusi iod untuk
B. Rumusan masalah
C. Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan nilai KD iod untuk
sistem organik/iod.
D. Manfaat percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat menentukan nilai KD iod untuk
sistem organik/iod.
II. TINJAUAN PUSTAKA
pelarut. Komponen yang dipisahkan dalam ekstraksi dapat berupa padatan dari
suatu sistem campuran padat-cair, berupa cairan dari suatu sistem campuran
proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut
yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent).
Aplikasi ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua kategori yaitu aplikasi yang
bersaing langsung dengan operasi pemisahan lain dan aplikasi yang tidak
menjadi opersai pemisahan yang bersaing dengan operasi pemisahan lain, maka
biaya akan menjadi tolak ukur yang sangat penting (Mirwan, 2013).
dua fase cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk
pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik.
Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain itu
untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
logam seperti lantanida, karena faktor pemisahan antara lantanida begitu kecil
banyak stage ekstraksi diperlukan. Proses multistage, fasa air dari satu stage
fasa organik secara berlawanan arah. Oleh karena itu dengan cara ini jika
pemisahan di antara dua logam di tiap stage kecil, sistem keseluruhan dapat
konsentrasi zat terlarut dan suhu. Menurut Nernst, hokum distribusi di atas hanya
berlaku untuk zat terlarut yang tidak mengalami diasosiasi, asosiasi dan reaksi
dengan pelarut. Jika tidak terjadi asosiasi, diasosiasi atau polimerisasi pada fase-
fase tersebut dan keadaan yang kita punyai adalah ideal, maka harga Kd sama
dengan D. Untuk tujuan praktis sebagai ganti harga Kd atau D, lebih sering
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah corong pisah, gelas
kimia 100 mL, gelas ukur 50 mL, Erlenmeyer 250 mL, buret 50 mL, pipet tetes,
2. Bahan
- ditambah 5 mL CHCl3
- dikocok
- didiamkan beberapa saat
- dikeluarkan lapisan organik dan
airnya
- ditambah 4 mL H2SO4
- ditambahkan 1 mL larutan kanji
0,2%
- dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 M
sampai larutan bening
- dihitung gram iod dalam air
Hasil pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
2. Analisis Data
Diketahui :
V H2O = 50 mL
V CHCl3 = 5 mL
BM I2 = 254 g/mol
M Na2S2O3 = 0,01 M
Penyelesaian :
50 g
Wa xVtitrasi Na2S2O3 X M Na2S2O3x BM I2
25 g
50 g
= x 0,004 L x 0,01 M x 254 g/mol
25 g
= 0,0203 gram
Worg= W0 Wa
= 0,104 gram
- Nilai KD
Wa / Vair
KD
(W0 Wa )
S
0,0203 gram
50 mL
KD = (0,1040,0203)
5 mL
KD = 0,02425
B. Pembahasan
ekstraksi cair-cair. Suatu cairan atau zat pelarut yang ditambahkan kedalam
campuran dari dua cairan tidak bercampur, zat itu akan mendistribusikan diri
senyawa yang digunakan pada percobaan ini yakni senyawa iod yang dapat larut
dalam pelarut air tetapi jauh lebih muda larut dalam pelarut organik.
Penentuan koefisien distribusi dari iod dalam sistem dua jenis pelarut yang
mana iod dapat larut ke dalam dua pelarut tersebut. Namun kedua pelarut tidak saling
larut yakni air dan pelarut organik berupa kloroform. Hal ini berlaku hukum distribusi
Nerst yang menyatakan jika kedalam sistem dua fasa cair yang tidak saling
bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka
melarutan padatan iod ke dalam larutan aquades dan ditambahkan kloroform dan
dilakukan selama beberapa menit agar iod dapat terdistribusi secara maksimal.
Larutan didiamkan hingga terbentuk dua fase berupa lapisan berwarna pink yang
berada dilapisan bawah dan bening keruh berada dilapisan atas. Secara teori,
kloroform memiliki berat jenis 1,49 gcm-3 dan air memiliki berat jenis 1,00 gcm-3.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa lapisan berwarna pink merupakan
pelarut klorofom karena memiliki massa jenis yang lebih besar dan lapisan yang
berwarna bening kebiruan merupakan air yang memiliki massa jenis yang lebih
kecil.
lapisan iod dalam kloroform sedangkan lapisan atas adalah iod dalam air. Yang
selanjutnya dilakukan proses pemisahan dari dalam corong pisah. Lapisan atas
yang merupakan iod dalam air diambil untuk dilakukan dititrasi dengan
menggunakan larutan Na2S2O3 0,1 N, hal ini dilakukan untuk menentukan kadar
iod yang terdistribusi dalam pelarut air. Namun sebelum dilakukan proses titrasi
terlebih dahulu iod dalam air diasamkan dengan menggunakan asam sulfat agar
larutan tidak teroksidasi dalam keadaan basa jika titrasi dilakukan dalam keadaan
basa akan membentuk ion IO-. Proses titrasi yang digunakan dalam penentuan
koefisien distribusi adalah titrasi iodometri karena iod dalam perobaan berperan
sebagai analit. Mendekati titik akhir titrasi, ditambahkan indikator kanji 2% agar
Titik akhir titrasi dari proses ini dapat diketahui dari perubahan warna
yaitu dari biru menjadi bening. Larutan kanji dan iod dapat membentuk kompleks
dan iod akan terlepas dari kompleksnya membentuk I- pada saat titik akhir titrasi.
Penambahan indicator mendekati titik akhir titrasi karena untuk menghindari agar
kanji tidak membungkus iod. Berdasarkan hasil titrasi tersebut diperoleh harga
Berdasarkan hasil analisi yang telah diproleh dapat diketahiu bahwa jika
dibanding dalam air. Percobaan dapat diuraikan bahwa iodium lebih banyak
terdistribusi dalam kloroform dibanding dalam air karena harga KD-nya besar. Hal
ini disebabkan oleh sifat kloroform yang hampir sama dengan sifat I2 dibanding
dengan sifat air dengan I2. I2 bersifat semipolar, air bersifat polar dan kloroform
yang bersifat semipolar yang telah hampir nonpolar (sifat transisi antara semipolar
ke dalam air.
V. KESIMPULAN
adanya perbedaan kepolaran antara air dan CHCl3 dimana air bersifat polar
lapisan atas merupakan air dan lapisan bawah adalah kloroform. Hasil KD yang
Biyantoro, D., Muhadi A.W. dan Dwi B. 2010, Kajian Pemisahan ZrHf dengan
Proses Ekstraksi CairCair, Jurnal Proses Prosiding PPI PDIPTN,
ISSN : 0216 - 3128 189.