Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN IV

ALKOHOL DAN FENOL

OLEH

NAMA : NUR AMALIA

STAMBUK : F1C1 15 045

KELOMPOK : VII (TUJUH)

ASISTEN : ALMAUN

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidroksil merupakan gugus fungsional (-OH) yang digunakan sebagai

subsituen di sebuah senyawa organik. Molekul yang mengandung gugus hidroksil

dikenal dengan sebutan alkohol. Dalam kimia alkohol merupakan suatu senyawa

yang dimana satu atom hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh gugus

fungsi –OH. Alkohol dapat disbentuk atau dibuat secara alami menggunakan

tumbuhan-tumbuhan yang dapat disintesis.

Alkohol terdiri dari berbagai jenis yang sesuai dengan jumlah rantai atom

kabonnya misalnya etana yang memiliki dua atom karbon, butana yang memiliki

empat atom karbon dan sebagainya. Alkohol juga terdiri dari alkohol primer,

alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Terjadinya alkohol primer, sekunder, dan

teriser di sebabkan oleh letak gugus hidroksil pada atom C yang juga mengikat

atom karbon primer, alkohol sekunder dimana gugus hidroksil terikat oleh atom

karbon sekunder dan alkohol tersier dimana gugus hidroksil terikat pada atom

karbon tersier.

Fenol merupakan senyawa turunan benzene yang mempunyai struktur

berbentuk cincin dan mengikat 1 gugus –OH dan mempunyai rumus struktur yang

serupa dengan alkohol, tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin

aromatik.Bersadasrkan latar belakang diatas maka percobaan alkohol dan fenol


perlu dilakukan untuk mempelajari sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan

fenol dan membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana cara membedakan sifat kimia dan fisika dari alkohol dan fenol?

2. Bagaimana cara membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier?

C. Tujuan Percobaaan

Tujuan dari percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai berikut:

1. Untuk mempelajari beberapa sifat kimia dan fisika dari alkohol dan fenol

2. Untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier

D. Manfaat

Manfaat dari percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai berikut:

1. Dapat memahami perbedaan sifat kimia dan fisika dari alkohol dan fenol

2. Dapat memahami perbedaan antara alkohol primer, sekunder dan tersier


II. TINJAUAN PUSTAKA

Adanya gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol dan fenol.

Tergantung pada sifat atom karbon dimana gugus –OH mungkin terdapat dalam

satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polohidrat. Pada fenol, gugus

hidroksil menempel pada cincin aromatik. Sebagai suatu kelompok senyawa,

alkohol alifatik merupakan cair/an yang sifaatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan

hidrogen. Dengan bertambah panjang rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar

terhadap sifat molekul menurun (Petrucci, 1987).

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi,

reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin

panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika

cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.

Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air.Suatu alkohol

primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder

dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak

oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi

menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (Fessenden, 1994).

Etanol atau etil alkohol kadang disebut juga etanol spiritus. Etanol

digunakan dalam beragam industri seperti campuran untuk minuman keras seperti

sake atau gin, bahan baku farmasi dan kosmetika, dan campuran bahan bakar

kendaraan, peningkat oktan, dan bensin etanol (gasohol).Bahan-bahan yang

mengandung monosakarida (C6H12O6) sebagai glukosa langsung dapat


difermentasi menjadi etanol. Akan tetapi disakarida pati, atau pun karbohidrat

kompleks harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi komponen sederhana yaitu

monosakarida. Oleh karena itu, agar tahap proses fermentasi dapat berjalan secara

optimal, bahan tersebut harus mengalami perlakuan pendahuluan sebelum masuk

ke dalam proses fermentasi (Ketut, 2010).

Reaksi berkatalis asam dari suatu anhidrida dengan alkohol atau fenol

akanmenghasilkan ester. Reaksi ini menggunakan anhidrida asetat yang tersedia

secara komersial. Fenol memiliki sebuah gugus –OH yang terikat langsung pada

sebuah cincin benzena. Reaksi antara fenol dengan anhidrida asam asetat mirip

dengan reaksi dalam pembuatan aspirin yang menghasilkan sebuah ester Gugus –

OH pada fenol telah digantikan oleh sebuah gugus asil sehingga dapat dikatakan

bahwa fenol telah terasetilasi atau telah mengalami asilasi (Retnoningrum

dkk.,2014)

Fenol merupakan senyawa yang dapat menimbulkan bau tidak sedap,

bersifat racun dan korosif terhadap kulit (iritasi), menyebabkan gangguan

kesehatan manusia dan kematian pada organisme yang terdapat pada air dengan

nilai konsentrasi tertentu. Fenol terdiri dari rantai dasar benzene aromatik dengan

satu atau lebih kelompok hidroksil. Tingkat toksisitas fenol beragam tergantung

dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai benzene-nya. (Dewilda

dkk.,2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat

Percobaan alkohol dan fenol ini dilaksanakan pada hari Senin 07

November 2016 pada pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium

Kimia Analitik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

2. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi dan

pipet tetes.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah etanol, n-heksana,

amil alkohol, akuades, pereaksi Lukas (ZnCl2) dan butanol.


C. Prosedur Kerja

a. Kelarutan alkohol dalam air dan n-heksana

1 mL air 1 mL n-heksana

- dimasukkan ke dalam masing-


masing tabung reaksi

- ditambahkan 1 mL etanol pada


masing-masing tabung

- dikocok

- diperhatikan perubahannya

Hasil Pengamatan

b. Alkohol primer, sekunder dan tersier

1 mL ZnCl2 1 mL ZnCl2 1 mL ZnCl2

- dimasukkan dalam - dimasukkan - dimasukkan


tabung reaksi 1 dalam tabung dalam tabung
- ditambahkan 1 mL - ditambahkan 3-5 tetes - ditambahkan
etanol amil alkohol 1 mL butanol

- dikocok
- diperhatikan perubahannya

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. kelarutan dalam air dan n-heksana

Hasil Pengamatan
No Jenis Alkohol
Kelarutan dalam Air Kelarutan dalam n-heksana
1.
Etanol Larut (bereaksi) Tidak larut (tidak bereaksi)

2. Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier

No Perlakuan Hasil Pengamatan


Alkohol primer
1. Larut
(etanol) + pereaksi Lukas (ZnCl2)
Alkohol sekunder
2. Larut
(isoamil alcohol) + pereaksi Lukas (ZnCl2)
Alkohol tersier
3. Larut dan terasa hangat
(Butanol) + pereaksi Lukas (ZnCl2)

2. Reaksi

a. Kelarutan Alkohol dalam air dan n-Heksana

Etanol + air : CH3OH + H2O CH3O- + H3O+

Etanol + n-heksana : CH3OH + C6H14

b. Alkohol primer, sekunder dan tersier.

ZnCl2
Etanol + reagen Lucas : CH3OH + HCl CH3CH2-Cl + H2O

ZnCl2
Iso amil alkohol : C5H11OH+ HCl C5H11O-Cl + H2
ZnCl2
Ter-butanol : C4H9OH + HCl C4H9Cl + H2O

B. Pembahasan

Alkohol merupakan senyawa turunan dari gugus hidroksil yang

mempunyai rumus umum R-OH. Alkohol lebih rendah mempunyai sifat yang

menyerupai air karena gugusan hidroksil (-OH) mengambil bagian yang lebih

besar dalam molekulnya. Sedangkan alkohol yang lebih tinggi terutama yang

menyerupai sifat-sifat alkana hanya sedikit larut dalam air, tetapi lebih mudah

larut dalam pelarut organik.

Percobaan alkohol dan fenol dilakukannya dengan dua pengujian yaitu

reaksi kelarutan alkohol dalam air dan n-heksana dan alkohol primer, sekunder

dan tersier dengan pereaksi lukas. Pengamatan pertama yaitu pengamatan pada

kelarutan alkohol berupa etanol dalam air dan n-heksana didapatkan hasil bahwa

jika etanol direaksikan dengan air maka akan terjadi reaksi dan jika etanol

direaksikan dengan n-heksana maka tidak akan terjadi reaksi.

Pencampuran yang terjadi pada air dan etanol dikarenakan alkohol

merupakan asam lemah sehingga ketika direaksikan dengan air maka akan

membentuk ikatan hidrogen antara gugus hidroksil dengan air. Tetapi hal ini

hanya berlaku pada alkohol rendah/ringan seperti etanol kerena hanya memiliki

sedikit unsur karbon sehingga mudah untuk bereaksi dan membentuk ikatan

hidrogen. Ketika alkohol tinggi direaksikan dengan air maka kelarutannya dalam

air akan berkurang karena jumlah karbonnya semakin bertambah dan semakin

banyak penghambat untuk beraksi dengan air dan membentuk ikatan hidrogen.
Pencampuran pada reaksi antara ettanol dengan n-heksana dan reaksi tidak

bereaksi dikarena perbedaan sifat keduanya yaitu n-heksana bersifat tidak polar

sedangkan butanol (C4H10OH) dan etanol (C2H5OH) bersifat polar.

Pengamatan selanjutnya adalah reaksi alkohol primer, sekunder dan tersier

dengan pereaksi lukas. Hasil percobaan pada data pengamatan menunjukkan jika

alkohol primer (etanol) direaksikan dengan pereaksi lukas maka terjadi reaksi

dengan larutnya etanol pada pereaksi lucas. Akan tetapi larutnya alkohol primer

ini tidak ditandai dengan hal apapun.Hal ini disebabkan karena alkohol primer

hanya mengikat satu atom C sehinnga rantainya pendek.

Pengamatan pada reaksi alkohol sekunder yakni berupa iso-amil alkohol

dengan pereaksi lukas terjadi reaksi larutnya alkohol pada pereaksi yang ditandi

dengan tanda keruh pada larutan karena ada endapan putih. Pada reaksi antara

alkohol tersier berupa butanol degan pereaksi lukas menghasilkan reaksi dengan

adanya gelembung dan adanya rasa hangat pada pencampuran larutan karena

disebabkan rantai karbonnya yang semakin panjang sehingga titik didihnya

semakin tinggi. Untuk reaksi alkohol sekunder dan tersier yang paling cepat

bereaksi adalah alkohol tersier karena alkohol tersier lebih banyak mengikat atom

C sehingga suhu alkohol tersier lebih tinggi dan laju reaksinya lebih cepat

dibandingkan alkohol sekunder.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Alkohol merupakan asam lemah yang dapat berekasi di air namun hal tersebut

hanya berlaku pada alkohol rendah dan tidak dapat bereaksi dengan n-heksana

karena perbedaan sifat kepolaran. Sedangkan fenol juga merupakan asam lemah

tetapi fenol tingkat keasamannya masih lebih kuat jika dibandingkan dengan

alkohol.

2. Alkohol primer tidak dapat bereaksi dengan pereaksi lukas dan akan

membentuk dua fase jika direaksikan. Alkohol sekunder dapat berekasi dengan

pereaksi lukas tapi laju reaksinya sangat lambat dan akan membentuk endapan

putih. Alkohol tersier dapat bereaksi dengan pereaksi lukas dengan laju reaksi

yang sangat cepat dan menghasilkan gelembung.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Pihak Laboratorium agar membenahi alat dan bahan

sehingga praktikum bisa berjalan dengan maksimal.

2. Diharapkan kepada praktikan agar serius dalam menjalani praktikum sehingga

pemahaman pada percobaan yang dilakukan dapat dicapai.


DAFTAR PUSTAKA

Dewilda, Y., Afrianita, R., Iman, F.F., 2012, Degradasi Senyawa Fenol oleh
Mikroorganisme Laut, Jurnal Teknik Lingkungan, 9 (1).

Fessenden, J.S., Fessenden, R.J., 1994, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.

Ketut, N.S., 2010, Vapor-Liquid equilibrium (VIE) Water Ethanol From Bulrush
Fermentation, Jurnal Teknik Kimia, 5 (1).

Petrucci, R.H., 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.

Retroningrum, D.A., E. Cahyono, E. Kusuma, 2014, Asetilasi pada Fenol dan

Anisol Menggunakan Anhidrida Asam Asetat Berkatalis Zr4+ Zeolit Beta,

Jurnal Mipa, Vol.37 (2).

Anda mungkin juga menyukai