PERCOBAAN IV
OLEH
ASISTEN : ALMAUN
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dikenal dengan sebutan alkohol. Dalam kimia alkohol merupakan suatu senyawa
yang dimana satu atom hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh gugus
fungsi –OH. Alkohol dapat disbentuk atau dibuat secara alami menggunakan
Alkohol terdiri dari berbagai jenis yang sesuai dengan jumlah rantai atom
kabonnya misalnya etana yang memiliki dua atom karbon, butana yang memiliki
empat atom karbon dan sebagainya. Alkohol juga terdiri dari alkohol primer,
alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Terjadinya alkohol primer, sekunder, dan
teriser di sebabkan oleh letak gugus hidroksil pada atom C yang juga mengikat
atom karbon primer, alkohol sekunder dimana gugus hidroksil terikat oleh atom
karbon sekunder dan alkohol tersier dimana gugus hidroksil terikat pada atom
karbon tersier.
berbentuk cincin dan mengikat 1 gugus –OH dan mempunyai rumus struktur yang
serupa dengan alkohol, tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin
B. Rumusan Masalah
berikut:
1. Bagaimana cara membedakan sifat kimia dan fisika dari alkohol dan fenol?
C. Tujuan Percobaaan
1. Untuk mempelajari beberapa sifat kimia dan fisika dari alkohol dan fenol
D. Manfaat
1. Dapat memahami perbedaan sifat kimia dan fisika dari alkohol dan fenol
Adanya gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol dan fenol.
Tergantung pada sifat atom karbon dimana gugus –OH mungkin terdapat dalam
satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polohidrat. Pada fenol, gugus
alkohol alifatik merupakan cair/an yang sifaatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan
hidrogen. Dengan bertambah panjang rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar
reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin
cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder
dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak
oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi
Etanol atau etil alkohol kadang disebut juga etanol spiritus. Etanol
digunakan dalam beragam industri seperti campuran untuk minuman keras seperti
sake atau gin, bahan baku farmasi dan kosmetika, dan campuran bahan bakar
monosakarida. Oleh karena itu, agar tahap proses fermentasi dapat berjalan secara
Reaksi berkatalis asam dari suatu anhidrida dengan alkohol atau fenol
secara komersial. Fenol memiliki sebuah gugus –OH yang terikat langsung pada
sebuah cincin benzena. Reaksi antara fenol dengan anhidrida asam asetat mirip
dengan reaksi dalam pembuatan aspirin yang menghasilkan sebuah ester Gugus –
OH pada fenol telah digantikan oleh sebuah gugus asil sehingga dapat dikatakan
dkk.,2014)
kesehatan manusia dan kematian pada organisme yang terdapat pada air dengan
nilai konsentrasi tertentu. Fenol terdiri dari rantai dasar benzene aromatik dengan
satu atau lebih kelompok hidroksil. Tingkat toksisitas fenol beragam tergantung
dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai benzene-nya. (Dewilda
dkk.,2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
2. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi dan
pipet tetes.
2. Bahan
1 mL air 1 mL n-heksana
- dikocok
- diperhatikan perubahannya
Hasil Pengamatan
- dikocok
- diperhatikan perubahannya
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No Jenis Alkohol
Kelarutan dalam Air Kelarutan dalam n-heksana
1.
Etanol Larut (bereaksi) Tidak larut (tidak bereaksi)
2. Reaksi
ZnCl2
Etanol + reagen Lucas : CH3OH + HCl CH3CH2-Cl + H2O
ZnCl2
Iso amil alkohol : C5H11OH+ HCl C5H11O-Cl + H2
ZnCl2
Ter-butanol : C4H9OH + HCl C4H9Cl + H2O
B. Pembahasan
mempunyai rumus umum R-OH. Alkohol lebih rendah mempunyai sifat yang
menyerupai air karena gugusan hidroksil (-OH) mengambil bagian yang lebih
besar dalam molekulnya. Sedangkan alkohol yang lebih tinggi terutama yang
menyerupai sifat-sifat alkana hanya sedikit larut dalam air, tetapi lebih mudah
reaksi kelarutan alkohol dalam air dan n-heksana dan alkohol primer, sekunder
dan tersier dengan pereaksi lukas. Pengamatan pertama yaitu pengamatan pada
kelarutan alkohol berupa etanol dalam air dan n-heksana didapatkan hasil bahwa
jika etanol direaksikan dengan air maka akan terjadi reaksi dan jika etanol
merupakan asam lemah sehingga ketika direaksikan dengan air maka akan
membentuk ikatan hidrogen antara gugus hidroksil dengan air. Tetapi hal ini
hanya berlaku pada alkohol rendah/ringan seperti etanol kerena hanya memiliki
sedikit unsur karbon sehingga mudah untuk bereaksi dan membentuk ikatan
hidrogen. Ketika alkohol tinggi direaksikan dengan air maka kelarutannya dalam
air akan berkurang karena jumlah karbonnya semakin bertambah dan semakin
banyak penghambat untuk beraksi dengan air dan membentuk ikatan hidrogen.
Pencampuran pada reaksi antara ettanol dengan n-heksana dan reaksi tidak
bereaksi dikarena perbedaan sifat keduanya yaitu n-heksana bersifat tidak polar
dengan pereaksi lukas. Hasil percobaan pada data pengamatan menunjukkan jika
alkohol primer (etanol) direaksikan dengan pereaksi lukas maka terjadi reaksi
dengan larutnya etanol pada pereaksi lucas. Akan tetapi larutnya alkohol primer
ini tidak ditandai dengan hal apapun.Hal ini disebabkan karena alkohol primer
dengan pereaksi lukas terjadi reaksi larutnya alkohol pada pereaksi yang ditandi
dengan tanda keruh pada larutan karena ada endapan putih. Pada reaksi antara
alkohol tersier berupa butanol degan pereaksi lukas menghasilkan reaksi dengan
adanya gelembung dan adanya rasa hangat pada pencampuran larutan karena
semakin tinggi. Untuk reaksi alkohol sekunder dan tersier yang paling cepat
bereaksi adalah alkohol tersier karena alkohol tersier lebih banyak mengikat atom
C sehingga suhu alkohol tersier lebih tinggi dan laju reaksinya lebih cepat
A. Kesimpulan
1. Alkohol merupakan asam lemah yang dapat berekasi di air namun hal tersebut
hanya berlaku pada alkohol rendah dan tidak dapat bereaksi dengan n-heksana
karena perbedaan sifat kepolaran. Sedangkan fenol juga merupakan asam lemah
tetapi fenol tingkat keasamannya masih lebih kuat jika dibandingkan dengan
alkohol.
2. Alkohol primer tidak dapat bereaksi dengan pereaksi lukas dan akan
membentuk dua fase jika direaksikan. Alkohol sekunder dapat berekasi dengan
pereaksi lukas tapi laju reaksinya sangat lambat dan akan membentuk endapan
putih. Alkohol tersier dapat bereaksi dengan pereaksi lukas dengan laju reaksi
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
Dewilda, Y., Afrianita, R., Iman, F.F., 2012, Degradasi Senyawa Fenol oleh
Mikroorganisme Laut, Jurnal Teknik Lingkungan, 9 (1).
Fessenden, J.S., Fessenden, R.J., 1994, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
Ketut, N.S., 2010, Vapor-Liquid equilibrium (VIE) Water Ethanol From Bulrush
Fermentation, Jurnal Teknik Kimia, 5 (1).
Petrucci, R.H., 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.