Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN V

PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRA AMIN TEMBAGA (II)

SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH3)4SO4.H2O DAN GARAM RANGKAP

AMMONIUM TEMBAGA (II) SULFAT HEKSAHIDRAT

Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

OLEH:

NAMA : DWI PUTRA ARDIYANTA PATABANG

STAMBUK : F1C1 21 097

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : MUHAMMAD NUR HIDAYAT

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senyawa koordinasi adalah senyawa-senyawa yang mengandung logam

sebagai atom pusat dan dikelilingi oleh suatu atom atau molekul yang disebut

dengan ligan. Senyawa koordinasi dapat berupa senyawa kompleks atau garam

rangkap. Garam merupakan persenyawaan kimia yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Contohnya adalah NaCl. Garam mempunyai beberapa jenis

seperti garam rangkap, garam tunggal, garam hidrat, garam kompleks, dan lain-

lain. Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan

struktur garam komponennya.

Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam kompleks

merupakan suatu garam yang terbentuk dari suatu anion atau kation kompleks,

sedangkan garam rangkap merupakan suatu garam yang terbentuk dari kristalisasi

larutan campuran dua atau lebih garam tertentu. Proses pembentukan dari garam

rangkap terjadi apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan

perbandingan molekul tertentu. Garam terbentuk ketika asam bereaksi dengan

basa. Ketika pada pencampuran tersebut terjadi keadaan jenuh, maka akan dengan

mudah terbentuk garam rangkap dari senyawa asam dan basa tersebut.

Terusi dengan nama lain senyawa trivia CuSO 4 (tembaga sulfat) yang

memiliki bentuk kristal kebiruan. Peran terusi sangat banyak sekali

selainuntuk bahan kimia kolam renang juga dapat digunakan untuk pabrik pupuk 

dengan menggunakan dosis tertentu. Terusi dapat dibuat menjadi garam kompleks

tetra ammonium tembaga (II) sulfat monohidrat (Cu(NH 3)4SO4.H2O) dan garam
rangkap ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan lah percobaan Pembuatan

Garam Kompleks Tetra Amin Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O

dan Garam Rangkap Ammonium Tembaga (II) Sulfat Heksahidrat Cu

(NH4)2(SO4)2.6H2O.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan Pembuatan Garam

Kompleks Tetra Amin Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan

Garam Rangkap Ammonium Tembaga (II) Sulfat Heksahidrat Cu

(NH4)2(SO4)2.6H2O adalah bagaimana memberikan gambaran tentang proses

pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam

rangkap tembaga (II) sulfat heksahidrat?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Pembuatan Garm Kompleks

Tetra Amina Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan Garam

Rangkap Ammonium Tembaga (II) Sulfat Heksahidrat Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

adalah untuk memberi gambaran tentang proses pembuatan garam kompleks tetra

amin tembaga (II) Cu(NH3)4SO4.H2O sulfat monohidrat dan garam rangkap

tembaga (II) Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O sulfat heksahidrat.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan Pembuatan Garam

Kompleks Tetra Amina Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan

Garam Rangkap Ammonium Tembaga (II) Sulfat Heksahidrat Cu


(NH4)2(SO4)2.6H2O adalah dapat memberi gambaran tentang proses pembuatan

garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan

garam rangkap tembaga (II) sulfat heksahidrat Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Garam kompleks merupakan penggabungan garam-garam sederhana

membentuk garam kompleks (senyawa kompleks). Senyawa kompleks adalah

senyawa kimia yang terdiri dari logam atau ion logam yang terikat melalui ikatan

kovalen koordinasi ke satu atau lebih atom donor dalam satu ligan. Senyawa

kompleks terbentuk karena ikatan antara ligan yang bertindak sebagai donor

pasangan elektron dengan atom pusat yang bertindak sebagai akseptor pasangan

elektron. Garam-garam kompleks tersebut bila dilarutkan dalam air tidak kembali

menjadi senyawa-senyawa penyusunnya, melainkan menjadi ion kompleks

(Sembiring et al., 2021).

Garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama

dengan perbandingan molekul tertentu. Garam rangkap yang terdiri dari dua anion

herbisida dibuat dengan mencampurkan anion tunggal yang terdiri dari kation

yang sama. Garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion

komponennya. Contoh dari garam rangkap yaitu garam garam mohr, amonium

besi (II) sulfat heksahidrat, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O, tawas, kalium aluminium sulfat

KAl(SO4)2.12H2O, kalsium magnesium sulfat CaMg(CO3)2 dan dolomit

(Rzemienieck et al., 2021).

Kristalisasi adalah metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang

terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode kristalisasi yaitu kelarutan bahan

dalam suatu pelarut dan perbedaan titik didih. Terdapat dua cara kristalisasi, yaitu

kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Kristalisasi penguapan

dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan terhadap panas dan titik bekunya
lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Ketika suhu larutan turun, komponen zat

yang memiliki titik beku lebih tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara

zat lain masih larut hingga keduanya dapat dipisahkan melalui penyaringan.

Kristalisasi merupakan langkah terakhir dalam produksi hampir semua bahan aktif

farmasi (Rimez et al., 2019).

Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari pengotornya

dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut

yang sesuai. Rekristalisasi merupkana Fenomena transformasi yang paling

berpengaruh dan banyak diterapkan dalam pengembangan makro dalam logam.

Rekristalisasi memiliki keunggulan besar kareana kapasitasnya untuk mengontrol

struktur dan sifat, khususnya sifat bahan yang sensitif terhadap struktur.

Rekristalisasi mengacu pada kelompok proses yang dapat mewujudkan relaksasi

tegangan ke tingkat yang bervariasi dalam logam terdeformasi dengan melepaskan

energi yang tersimpan yang dihasilkan dari proses deformasi ketika dipanaskan

pada suhu yang sesuai (Alaneme et al., 2019).

Tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) adalah salah satu senyawa

industri yang paling penting dari tembaga. CuSO4.5H2O yang dikenal dengan

nama terusi atau blue vitriol digunakan sebagai fungisida, berbentuk kristal

berwarna biru dengan berba gai macam fungsi, dimana produk tersebut banyak

digunakan dalam berbagainmacam kebutuhan industri, salah satunya sebagai

pupuk. Penetapan kadar tembaga dalam terusi (CuSO 4.5H2O) dapat dilakukan

dengan menggunakan metode gravimetri (Justel et al., 2021).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Percobaan dilaksanakan Pembuatan Garam Kompleks Tetra Amina

Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan Garam Rangkap

Ammonium Tembaga (II) Sulfat Heksahidrat Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O pada hari

Kamis, 27 Oktober 2022, pada pukul 13:00 – 15:29 WITA, dan bertempat di

Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan Pembuatan Garam Kompleks

Tetra Amina Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan Garam

Rangkap Ammonium Tembaga (II) Sulfat Heksahidrat Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

adalah gelas ukur, gelas kimia, corong, erlenmeyer, hot plate dan batang

pengaduk.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan Pembuatan Garam

Kompleks Tetra Amina Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dan

Garam Rangkap Ammonium Tembaga (II) Sulfat Heksahidrat

Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O adalah Terusi (CuSO4.5H2O), amonia, etanol, es batu, dan

ammonium sulfat, kertas saring, aluminium foil, dan tisu.


C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O

Terusi CuSO4.5H2O

Ditimbang 3,25 gram

dimasukan kedalam gelaskimia

ditambahkan 3,25 mL aquades


ditambahkan 1,13 mL amonia

ditambahkan 1,13 mL etanol

didiamkan dalam es batu


disaring dengan kertas saring whattman
setelah terbentuk kristal

Residu Filtrat

dikeringkan

ditimbang kristalnya

dihitung rendamennya

% Rendemen = 83%
2. Pembuatan garam rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

Terusi CuSO4.5H2O

ditimbang 5 gram

dimasukan kedalam gelas kimia 250 mL


ditambahkan 50 mL aquades

ditambahkan 3 gram ammonium sulfat

diuapkan hingga ½ volumenya


didinginkan
disaring dengan kertas saring whattman
setelah terbentuk kristal

Residu Filtrat

dikeringkan

ditimbang kristalnya

dihitung rendamennya

% Rendemen = 37,18%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

a. Pembuatan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O

No Perlakuan Hasil pengamatan Gambar

3,25 gram CuSO4 + 3,25


mL aquades + 5,65 mL Larutanya berwarna
1.
ammonia (NH3) + 3,25 mL biru pekat
etanol

Larutan didinginkan
2. Terbentuk kristal
menggunakan es batu

Diperoleh residu dan


3. Larutan di saring
filtrat

Kristal
4. Residu dikeringkan
Cu(NH3)4SO4.H2O
Berat kristal
5. Ditimbang Cu(NH3)4SO4.H2O =
3,094 g

Berat rendemen =
6. Dihitung rendemennya 2,245 gram -

% Rendemen = 83%

b. Pembuatan garam rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

No Perlakuan Hasil pengamatan Gambar


.

5 gram terusi (CuSO4) +


50 mL akuades + 3 gram
1. Larutan berwarna biru
ammonium sulfat
(NH4)2SO4

Dipanaskan hingga ½ Larut dan volumenya


2.
volume awal menjadi 25 mL

3. Didinginkan Terbentuk kristal


Diperoleh residu dan
4. Disaring
filtrat

Kristal
5. Residu dikeringkan
Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

Berat kristal
6. Kristal ditimbang
Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

Berat rendemen =

2,971 gram
7. Dihitung rendemennya -
% Rendemen =

37,18%

2. Reaksi yang Terjadi

CuSO4.5H2O + 4NH3 Cu(NH3)4SO4 + 5H2O

CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

3. Analisis Data

a. Pembuatan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O

Massa CuSO4.5H2O = 3,25 gram


BM CuSO4.5H2O = 249, 603 gram/mol

V ammonia (NH3) = 5,65 mL 0,0565L

Molaritas (NH3) = 15 M

Bertas kertas saring = 0,849 gram


Berat kristal + kertas saring = 3,094 gram

- Berat kristal Cu(NH3)4SO4.H2O secara praktek

Berat kristal Cu(NH3)4SO4.H2O = berat kristal – berat kertas saring


= 3,094 g – 0,849 g
= 2,245 g

- Berat kristal Cu(NH3)4SO4.H2O secara teori

n CuSO4.5H2O= massa/Mr

= 3,25 gr/249,603 gr.mol-1

= 0,011 mol

n NH3 =M×V
= 15 M × 0,0565 L
= 0,08 mol

Reaksi : CuSO4.5H2O + NH3 Cu(NH3)4 SO4 + 5H2O


Mula-mula : 0,011 mol 0,084 mol - -
Bereaksi : 0,011 mol 0,011 mol 0,011 mol
Setimbang : - 0,073 mol 0,011 mol

Berat kristal Cu(NH3)4SO4.H2O = mol × Mr

= 0,011 mol × 245,5 gram/mol

= 2,7005 gram
- % Rendemen Cu(NH3)4SO4. H2O

% Rendamen = berat praktek / berat teori × 100%


= 2,245 g / 2,7005 g × 100%
= 83,13 %

b. Pembuatan garam rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

Dik : Berat CuSO4.5H2O =5g


BM CuSO4.5H2O = 249, 603 gram/mol
Berat ammonium sulfat = 3 gram
Bertas kertas saring = 0,849 gram
Berat kristal + kertas saring = 3,82 gram
Dit : Rendamen = ……….?
Penyelesaian :
- Berat kristal Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O secara praktek

Berat kristal Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O = berat kristal – berat kertas saring

= 3,82 g - 0,849 g

= 2, 971 g

- Berat kristal Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O secara teori

n CuSO4.5H2O= massa/Mr

= 5 gram/ 249, 603 gram/mol

= 0,02 mol

n (NH4)2 SO4 = massa/Mr

= 3 gram/ 132, 076 gram /mol

= 0,023 mol
Reaksi : CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 Cu (NH4)2(SO4)2.6H2O

Mula-mula : 0,02 mol 0,023 mol -

Bereaksi : 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol

Setimbang : - 0,003 mol 0,02 mol

Berat kristal Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O = mol × Mr


= 0,02 mol × 399,5 gram/mol

= 7,99 gram

- % Rendemen Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

% Rendamen = berat praktek / berat teori ×100%

= 2,971 / 7,99 gram × 100%

= 37,18 %
B. Pembahasan
V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan ini, maka

dapat disimpulkan bahwa garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat

monohidrat, Cu(NH3)4SO4.H2O dihasilkan dengan mereaksikan antara garam

CuSO4.H2O dengan larutan NH3. Garam rangkap ammonium tembaga (II) sulfat,

Cu(SO4)2(NH4)2.6H₂O terbentuk sebagai hasil reaksi antara CuSO4.5H₂O dan

(NH4)2SO4. Percobaan pada garam kompleks didapatkan persen rendamen sebesar

83,18 %, sedangkan pada garam rangkap diperoleh persen rendamen sebesar

37,18 %.
DAFTAR PUSTAKA

Alaneme, K.K and Eloho, A.O., 2019, Recrystallization Mechanisms and


Microstructure Development in Emerging Metallic Materials, Journal of
Science: Advanced Materials and Devices, 4(1).
Sembiring, Z., Bahri, Z., Rinawati, Ramadhania, S.A. and Flarizky, D.A., 2021,
Effect of Ligan on The Syhnthesis of Complex Compounds CO(II) With
N,N-Dimetyl-4-(Phenylyminometil) Aniline and 1,10-Phenantholine,
Analytical and Enviromental Chemistry, 6(2), 180-188.
Justel, J.F., Taboada, E.M., Jimenez, P.Y., & Graber, A.T., 2021, Process Design
to Obtain Copper Sulfate Crystals Using Solid-Liquid Equilibrium of
Copper Sulfate-Sulfuric Acid-Seawater, Jurnal of Sustainable Metallugry,
7(1).
Rimez, B., Septavaux, J., Debuysschère, R., and Scheid, B., 2019, The Creation
and Testing of a Fully Continuous Tubular Crystallization Device Suited
for Incorporation Into Flow Chemistry Setups, Journal of Flow Chemistry,
9(4).
Rzemieniecki, T., Wojcieszak, M., Materna, K., Praczyk, T., and Pernak, J., 2021,
Synthetic Auxin-Based Double Salt Ionic Liquids as Herbicides with
Improved Physicochemical Properties and Biological Activity, Journal of
Molecular Liquids, 334 (1).

Anda mungkin juga menyukai