I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Pembuatan garam rangkap tembaga (II) Ammonium Sulfat
2. Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat
II. DASAR TEORI
Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan
liat. Tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial elektrodanya positif
(+ 0,34 V) untuk pasangan Cu / Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida dan
asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut. Kebanyakan
senyawa Cu(I) sangat mudah teroksidasi menjadi Cu(II). Namun osidasi selanjutnya
menjadi Cu(II) adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan Cu2+ yang dikenal baik dan
sejumlah besar garam berbagai anion didapatkan banyak diantaranya larut dalam air,
menambah perbendaharaan kompleks sulfat biru, CuSO4.5H2O yang paling dikenal.
Senyawa ini dapat terhidrasi membentuk anhidrat yang benar–benar putih.
Penambahan ligan terhadap larutan akan menyebabkan pembentukan ion kompleks
dengan pertukaran molekul air secara berurutan (Sukadjo,1997).
Proses pembentukan dari garam rangkap terjadi apabila dua garam mengkristal
bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki
struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya.
Kompleks ialah suatu satuan baru yang terbentuk dari satuan-satuan yang dapat
berdiri sendiri, tetapi membentuk ikatan baru dalam kompleks itu. Dalam hal ini,
kompleks yang terbentuk masing-masing berisi sebuah komponen, tetapi ada pula
yang terjadi dari lebih banyak komponen seperti kompleks [Pt(NH3)2Cl4] dan
[Pt(NH3)Cl3]. Contoh dari garam rangkap adalah garam alumia, KAI(SO4)2.12H2O
dan feroammonium sulfat, Fe(NH3)2(SO4).6H2O (Harjadi,1993).
Garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya.
Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Salah satu tipe reaksi kimia yang
dapat merupakan dasar penetapan titrimetri, mencakup pembentukan kompleks atau
ion kompleks yang larut namun sedikit sekali terdisosiasi. Satu contoh adalah reaksi
ion perak dengan ion sianida untuk membentuk ion kompleks Ag(CN)2– yang sangat
stabil (Day dan Underwood,1999).
Senyawa kompleks dari ion logam transisi berperan penting dalam transpor kation dalam
tubuh, hal ini sangat diperlukan dalam kehidupan organisme terutama untuk kepentingan gizi.
Belakangan ini senyawa kompleks logam transisi dengan asam amino makin berkembang pesat
dalam bidang kimia bioanorganik. Kompleks logam transisi dengan asam amino telah dipelajari
secara luas sebagai model logam pusat dalam sistem biologi sehingga berguna untuk mengetahui
peranan logam dalam sistem biokimia (Sudjana dkk.,2002).
Logam Cu merupakan salah satu logam berat yang bersifat toksik terhadap organism air
dan manusia pada batas konsentrasi tertentu. Logam ini berbahaya karena cenderung untuk
berakumulasi dalam jaringan tubuh manusia dan menimbulkan bermacam-macam keracunan
(Bath dkk.,2012).
Tembaga adalah bahan yang sangat terkenal dengan sifat bagus untuk melakukan panas
dan listrik. Ini juga menunjukkan sifat mekanik dan tahan korosi yang sangat baik yang
menyebabkan penggunaan logam ini secara luas dalam industri listrik dan elektronik, penukar
panas, pendinginan, pipa ledeng, dll. Namun, kenaikan harga tembaga sekitar 20-25% di pasar
global telah memaksa pelaku industri untuk mencari bahan alternatif untuk mengganti tembaga.
Aluminium adalah salah satu bahan yang disorot karena bobotnya yang ringan dengan harga
pasar yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan tembaga. Sebuah produk baru dari tabung
bi-metal yang terdiri dari tembaga dan aluminium dengan ikatan metalurgi telah memberikan
alternatif untuk industri ini karena penggunaan tembaga dalam tabung bi-logam hanya 30% yang
disebabkan massa rendah dan bahan yang tersisa digantikan oleh aluminium yang harganya
relatif rendah dan bahan yang tersisa digantikan oleh aluminium yang harganya relatif rendah
(Baghdadi dkk.,2014).
VII. KESIMPULAN
1. Garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat heksahidrat
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O dibuat dari gabungan CuSO4.5H2O , (NH4)2SO4 dan
H2O, sesuai reaksi :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
2. Garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat, Cu(NH3)4SO4.H2O
dibuat dari gabunganCuSO4.5H2O, NH3 dan H2O sesuai reaksi :
CuSO4.5H2O + 4NH3 + H2O Cu(NH3)SO4.H2O + 5H2O
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Baghdadi,A.H.,Misran,L.S.,Sajuri,Z.,Syarif,J. 2014 .Tensile Properties and Strain
Response of Cu-Al Bi-Metal Tube. Jurnal Kejuruteraan. 26(1):41-44.
Bath ,D.S.,Siregar,J.M.,Lubis,M.T. 2012 .Pengguanaan Tanah Bentonit Sebagai
Adsorbe Logam Cu. Jurnal Teknik Kimia USU.1(1):1
Day dan Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta:Erlangga.
Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta:Gramedia
Sudjana,E.,Abdurrahman,M.,Yuliasari,Y. 2002 . Karakterisasi Senyawa Kompleks
Logam Transisi Cr,Mn, dan Ag Dengan Glisin Melalui Spektrofotometri
Ultraungu dan Sinar Tampak. Jurnal Bonatura.4(2):69-86.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
IX. LAMPIRAN
1. Laporan kelompok
2. Gambar praktikum
3. Gambar hasil UV-Vis
4. Jurnal
5. Inhal pretes
Garam Rangkap