NAMA PRAKTIKAN
: Nurul Sandriyani
NPM
: 1206238892
REKAN KERJA
: Ayu Pratiwi
Gusma Harfiana A.
: Hilyatudini
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2014
I.
Tujuan Percobaan
1. Mengetahui tahapan reaksi esterifikasi Fischer pada sintesis metil benzoat
2. Mengetahui proses reaksi esterifikasi Fischer pada sintesis metil benzoat
3. Mengetahui fungsi reagen-reagen yang digunakan dalam percobaan
II.
Teori Dasar
Esterifikasi merupakan reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan
alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Katalis yang
umum digunakan adalah katalis asam, sedangkan untuk reaksi tanpa katalis dapat
dilakukan pada suhu diatas 250C. Ester juga dapat dibentuk dengan reaksi lain
tanpa termasuk menggunakan asam anhidrat, asam klorida, amida, nitrat, aldehid,
oksidasi alkohol, dan keton.. Reaksi pada percobaan ini disebut esterifikasi
Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R
dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi
esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik
(reversible). (Winarto, Dwi. Par.1)
III.
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Asam benzoat;
Metanol;
Asam sulfat;
Eter;
Larutan HCl;
Natrium sulfat anhidrat.
IV.
Cara Kerja
No
Cara Kerja
Data Pengamatan
1. Menempatkan 5,0 g asam benzoat yang telah Asam benzoat berupa padatan
dibuat sebelumnya dan 13 mL metanol ke dalam berwarna putih.
labu bulat 50 mL. Mendinginkan campuran Campuran
asam
benzoat,
dengan es, kemudian menuangkan 1,5 mL metanol dan H2SO4 pekat berupa
larutan asam sulfat pekat secara perlahan dan campuran
padatan
berwarna
hati-hati melewati dinding labu, dan mengaduk putih dan cairan (tidak larut)
larutan
untuk
mencampuri
kandungannya.
jam.
Mendinginkan
larutan,
larut.
Menambahkan eter ini ke dalam corong pemisah, Setelah
dilakukan
esktraksi
mengocok dengan kuat dan keluarkan lapisan air terbentuk dua fasa. Lapisan atas
yang mengandung asam sulfat dan sejumlah berupa
lapisan
organik
dan
metanol yang besar. Mencuci eter yang berada di lapisan (fasa) bawah berupa
dalam corong pemisah dengan 13 mL air lapisan air.
dilanjutkan dengan 13 mL larutan natrium
bikarbonat 5% untuk melepaskan asam benzoat
yang tidak bereaksi. Kembali mengaduk dengan
pelepasan tekanan yang berulang, dengan cara
membalikan corong pemisah dan membuka
katupnya hingga tidak terlihat lagi reaksi lebih
lanjut. Kemudian melepaskan lapisan bikarbonat
ke beaker. Jika larutan aqua dibuat sangat asam
dengan HCl, asam benzoat yang tidak bereaksi
3.
dapat diamati.
Mencuci lapisan eter yang berada di corong Massa gelas ukur kosong =
pemisah dengan larutan natrium klorida jenuh 29,97 gram
gelas
ukur
metil
Na2SO4
seperlunya
V.
Pengolahan Data
Percobaan dilakukan prosedur
n asam benzoat
= 0,0205 mol
n metanol
:
0,1605 mol
Reaksi yang terjadi:
m : 0,0205 mol
0,1605 mol
r : 0,0205 mol
0,0205 mol
0,0205 mol
0,0205 mol
s :
0,1400 mol
0,0205 mol
0,0205 mol
= 2,561 mL
= 2,4 ml
x 100%
x 100%
= 30,49%
% Kesalahan relatif volume =
x 100%
2,4 mL2,561mL
2,561mL
= 6,27%
x 100%
% Yield
massapercobaan
massateoritis
=
1,94 g
2,7911 g
x 100%
x 100%
= 69,51%
VI.
Pembahasan
Praktikum kali ini adalah praktikum Esterifikasi Fisher: Sintesis Metil
Benzoat. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tahapan reaksi dan
proses dari sintesis metil benzoat serta mengetahui fungsi reagen yang digunakan
dalam sintesis metil benzoat. Prinsip reaksi dari percobaan ini yaitu esterifikasi,
dimana esterifikasi itu sendiri adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat
dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam.Reaksi ini juga
sering disebut esterifikasi Fischer. Reaksi esterifikasi Fisher adalah reaksi
pembentukan ester yang menempatkan asam karboksilat dan alkohol dalam suasana
asam di sebuah refluks. (Arfin, 2014)
Reaksi esterifikasi Fisher ini berjalan secara reversible. Maksud dari reaksi
reversible adalah hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat reaktan dan
begitu juga sebaliknya, sehingga komponen dari zat tersebut tidak pernah habis.
Namun reaksi reversible ini memiliki kekurangan yaitu sulitnya mendapatkan produk
yang murni.
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya.Kuat asam dari asam
Dalam percobaan ini, digunakan metanol (CH 3OH) yang ternyata memiliki
Asam benzoat digunakan sebagai asam karboksilat dalam percobaan ini karena
asam benzoate dapat melakukan resonansi, maka asam benzoate merupakan
senyawa yang stabil sehingga kereaktifan kecil.Hal ini dikarenakan kestabilan
berbanding terbalik dengan tingkat kereaktifan. (Karina, 2014)
Dalam percobaan kali ini, pertama-tama mencampurkan asam benzoat ke
dalam labu bulat berisi metanol. Fungsi dari asam benzoat adalah sebagai reagen
utama yang mempunyai gugus COOH aromatik dimana ketika direaksikan dengan
suatu alkohol dapat mengalami reaksi esterifikasi. Sementara fungsi metanol adalah
reagen utama yang memiliki gugus OH primer dimana gugus ini sangat mudah
mengalami esterifikasi di bawah suasana asam. Gugus OH primer dari metanol ini
merupakan leaving group yang baik sehingga ketika direaksikan dengan asam, gugus
ini akan pergi.
Campuran ini didiamkan di dalam icebath lalu ditambahkan H2SO4 pekat.
Tujuan dari penambahan H2SO4 pekat adalah sebegai katalis yang juga berfungsi
untuk memberikan suasana asam sehingga reaksi esterifikasi dapat terjadi. Labu bulat
diletakkan dalam icebath untuk menahan agar reaksinya tidak berlangsung terlebih
dahulu sebelum dilakukan pemanasan dengan refluks. Kemudian ditambahkan batu
didih, tujuan penambahan batu didih ini adalah untuk mempercepat proses pemanasan
serta membuat pemanasan terjadi secara merata. Setelah itu campuran ini direfluks
selama satu jam.
Tujuan dari pemanasan dengan refluks adalah agar pemanasan sempurna dan
merata. Kondensor yang berada pada refluks berperan untuk mendinginkan kembali
uap yang terbentuk pada saat pemanasan sehingga uap akan didinginkan dan kembali
menjadi bentuk cairnya. Pemanasan dilakukan dalam sistem tertutup sehingga tidak
ada materi atau energi yang dapat keluar masuk dari sistem. Pada saat melakukan
refluks diletakkan batu didih dalam labu bulat, tujuannya adalah agar pemanasan
berlangsung cepat dan merata serta tidak terjadi bumping.
Setelah dilakukan refluks, campuran dialirkan air kran agar suhunya
menyerupai duhu ruang. Setelah itu campuran dimasukkan ke dalam corong pisah
yang telah berisi eter. Fungsi eter adalah sebagai penarik pengotor nonpolar. Lalu
dilakukan penambahan air yang bertujuan untuk menarik pengotor yang bersifat polar
dan mencuci sisa-sisa asam. Kemudian dilakukan esktraksi, pada awal sebelum
melakukan estraksi kran pada corong pisah dibuka terlebih dahulu karena gas yang
terbentuk dari eter sangat besar. Setelaah dilakukan estraksi, terbentuk dua lapirasn
pada corong pisah. Lapisan atas berupa fasa organik sementara lapisan bahwa
merupakan fasa air. Lapisan bawah dibuang. Lapisan atasnya ditambahkan NaHCO 3
5% yang berfungsi untuk menetralisir kelebihan asam pada reaksi pembentukan ester.
Kemudian dilakukan ekstraksi kembali sampai tidak ada gas yang terbentuk dari
dalam corong pisah. Kemudian ditambahkan NaCl jenuh yang bertujuan untuk
memecah emulsi, karena sebelum penambahan NaCl jenuh, tidak terdapat dua lapisan
dan setelah penambahan NaCl jenuh, terbentuk dua lapisan. Lapisan atas yang
terbentuk berupa metil benzoat dan lapisan bawahnya berupa lapisan anorganik.
Lapisan bawahnya dibuang. Kemudian dilakukan penambahan Na 2SO4 anhidrat [da
lapisan atas yang berupa metil benzoat yang bertujuan untuk menarik air. Kemudian
didapatkan metil benzoat berupa cairan, cairan ini diukur massa dan volumenya.
Reaksi yang terjadi dalam sintesis metil benzoat ini yaitu sebagai berikut:
1,94
gram dan
VII.
Kesimpulan
Prinsip dasar sari percobaan kali ini adalah reaksi esterifikasi Fisher yaitu
reaksi pembentukan ester yang menempatkan asam karboksilat dan alkohol
VIII.
sebesar 6,27%
%Yiled percobaan ini sebesar 69,51%
Daftar Pustaka
Fessenden, Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Riswiyanto. 2014. Kimia Organik. Jakarta:Erlangga.
Metanol
Sinonim
Sifat fisik
Titik didih
: 64,7oC
Titik leleh
: -98oC
Tekanan uap
: 97,7 mm (20oC)
Stabilitas
Toksikologi
tertelan, terhirup
2
Natrium Sulfat
Sinonim
Sifat fisik
Titik leleh
: 884oC
Densitas
: 2,68 g/cm3
Stabilitas
kuat, higroskopik
Toksikologi
: Tidak berbahaya
Asam Sulfat
Sinonim : Minyak vitriol, asam matting, asam baterai, asam pencelup, asam elektrolit
Sifat fisik
Titik didih
: 327oC
Titik leleh
: -2oC
Tekanan uap
Densitas uap
: 3,4 g/cm3
Stabilitas
Toksikologi
Asam Klorida
Sifat fisik
Titik didih
: 109oC
Titik leleh
: -25oC
Stabilitas
: Stabil, hindari panas, nyala api, tidak bereaksi dengan logam umum,
Toksikologi
berbahaya jika tertelan, cairannya dapat menyebabkan kerusakan kulit dan mata
5
Dietil Eter
Sinonim
Sifat fisik
: cairan bening
Titik didih
: 34,6oC
Titik leleh
: -116oC
Tekanan uap
Stabilitas
Toksikologi