“RESEP 9”
DOSEN PENGAMPU :
Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt.
KELOMPOK 1
GOLONGAN 1
IV. PERMASALAHAN
1. Pada resep terdapat bahan aethanolum yang merupakan bahan yang mudah
menguap (Depkes RI, 1979 Hal 65).
2. Pada resep standar obat diminta untuk dibuat dalam 5mL, sedangkan pada
resep yang diminta adalah untuk membuat sebanyak 60 mL.
V. PENGATASAN
1. Aethanolum ditimbang menggunakan botol timbang.
2. Komposisi volume tiap bahan dikalikan dengan 12 agar mendapatkan
sediaan dengan volume 60 mL, yang diperoleh dari 60 mL/5 mL = 12
Kesimpulan :
Didapat pemakaian yang didalam resep awalnya tidak diketahui setelah
dihitung massa didapatkan sekali pemakaian 180 mg/ 7,5 mL dan sehari 540
mg/ 22,5 mL serta tidak mengalami underdose atau overdose.
Presentase dosis pemakaian terhadap
Dosis Lazim
180mg
Sekalian pemakaian = x 100% = 122,4%
147 mg
540mg
Sehari pemakaian = x 100% = 367,3% - 91,8%
(147-588)mg
Dosis Maksimum
Sekali pemakaian = -
540 mg
Sehari pemakaian = x 100% = 45,90%
1176,4 mg
Kesimpulan :
1
Setelah pemakaian paracetamol dinaikan menjadi 1 sendok teh (7,5 ml)
2
Kalibrasi
Botol ditutup dan dikap kemudian diberi etiket putih dan label “Kocok
Dahulu”
XI. PENIMBANGAN
1. PERHITUNGAN
60 ml
1. Acetaminophen = 5 𝑚𝑙
× 120 mg = 1440 mg
60 ml
2. Glycerolum = 5 ml
× 2,5 ml = 30 ml
60 ml
3. Propilenglikol = 5 ml
× 500 ml= 6 ml
60 ml
4. Sorbitol Solution 70% = 5 ml
× 1,25ml = 15 ml
60 ml
5. Aethanolum = 5 ml
× 500 m = 6 ml
60 ml
6. Aquadest = 5 ml
× 500 ml = 60 ml
2. TABEL PENIMBANGAN
NO NAMA BAHAN PENIMBANGAN PARAF
(Kondisional)
1. Acetaminophen 1440 mg
2. Glycerolum 30 ml
3. Propilenglikol 6 ml
5. Aethanolum 6 ml
6. Aquadest 60 ml
X. PEMBAHASAN
Pada resep 9 diminta membuat sediaan eliksir. Eliksir adalah sediaan berupa
larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain mengandung bahan obat, juga
mengandung zat tambahan seperti gula atau pemanis lain, zat warna, zat pewangi,
dan zat pengawet serta digunakan sebagai obat dalam (Depkes RI, 1979). Eliksir
adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai kosolven
(pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol berkisar antara 3%
dan 4 % dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (Syamsuni, 2006). Pada
resep ini terdapat beberapa permasalahan yaitu pada resep jumlah total larutan
adalah 5 ml, sedangkan yang diminta adalah 60 ml, sehingga masing-masing bahan
dikalikan dengan 12. Pada resep takaran pemakaian sediaan kurang jelas maka
perlu diperhitungkan dosis, dari perhitungan diperoleh pemakaian sekali untuk
anak-anak umur 5 tahun yaitu 180 mg atau 7,5 ml setara dengan satu setengah
sendok teh, dan pemakaian sehari 3 x satu setengah sendok teh yaitu 22,5 ml,
dengan pemakaian tersebut sudah memberikan efek terapi. selanjutnya
permasalahan dalam resep jumlah aquades belum diketahui jelas, maka perlu
dilakukan kalibrasi botol dengan aquades sebanyak 60 ml dan diberi tanda batas,
penambahan aquades dilakukan hingga tanda batas.
Pengerjaan resep 9 dilakukan dengan cara menimbang 140 mg
acetaminophen, yang dilarutkan dengan 6 ml etanol, pengukuran etanol dengan
memperhatikan miniskus bawah. Perlu ditambahkan pelarut tambahan karena
Paracetamol atau acetaminophen kurang larut dalam etanol, maka ditambahkan
pelarut propilen glikol sebanyak 6 ml yang diukur dengan memperhatikan
miniskus bawah. selanjutnya ditambahkan 15 ml sorbitol solutio dan 30 ml gliserol
dengan pengukuran memperhatikan miniskus bawah, lalu gerus hingga homogen.
Sebelum campuran dimasukkan ke dalam botol, dilakukan kalibrasi botol dengan
menambahkan aquades sebanyak 60 ml kemudian diberi tanda batas, keluarkan
aquades dan pindahkan ke dalam gelas beker. Dimasukkan campuran dari dalam
mortir ke dalam botol dengan menggunakan bantuan corong kaca, bilas mortir
dengan aquades kemudian masukkan ke dalam botol. Tambahkan aquades hingga
batas kalibrasi lalu tutup botol dengan kap serta diberikan etiket berwarna putih.
Pada pembuatan resep ini tidak diberikan label “Kocok Dahulu” karena eliksir
merupakan larutan sejati.
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) yang dapat diberikan kepada
pasien Masmitha (5 tahun) yaitu memberi informasi nama obat (Eliksir
Parasetamol). Indikasi dari obat ini yaitu meringankan nyeri ringan sampai sedang,
1
nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia. Aturan pakainya yaitu 3 kali sehari 1 2
sendok teh, jika perlu setelah makan. Obat disimpan pada suhu kamar dan
terlindung dari cahaya. Penggunaan jangka panjang dan dosis berlebihan atau
overdosis dapat menyebabkan kerusakan hati (PIONAS, 2021).
XI. PENANDAAN
A. ETIKET
Masmitha (5 Tahun)
3 x Sehari 11⁄5 sendok teh
Jika Perlu
Setelah Makan
B. LABELING
KOCOK DAHULU
XII. COPY RESEP
SALINAN RESEP
R/ Acetaminophen 120 mg
Glycerolum 2,5 ml
Propilenglikol 500 µl
Sorbitol solution 70% 1,25 ml
Aethanolum 500 µl
Aqua ad 5 ml
m.f.l.a. eliksir 60 ml No. I
s.t.d.d.p.r.n
det
pcc