Anda di halaman 1dari 6

[Type the document title]

PEMBUATAN ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT)

Tjhia Fu Min*, Annisa, Ardji, Ayu Fitri, Bayu Santoso, Diana Rose, Elisabet, Hanna
Sjafarina, Indri Puspa Ningrum, Lantriyadi, Nurul Hamsiah, Zenobia, Joly Tonius

Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

e-mail: fumin_tjiacrist@yahoo.com

Telah dilakukan percobaan pembuatan aspirin (asam asetil salisilat) yang


didasarkan pada reaksi esterifikasi Fischer. Aspirin merupakan obat yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai analgesik, antipiretik, anti
inflamasi. Hasil reaksi esterifikasi antara 1,4 gr asam salisilat dengan 3 mL asam
asetat anhidrida menghasilkan 2,2734 gr aspirin dengan rendemen 126,3 %.

Kata Kunci: aspirin, asam salisilat, asam asetat anhidrida, reaksi esterifikasi.

PENDAHULUAN dengan nama aspirin memiliki nama


sistematik 2-acetoxybenzoic acid. Aspirin
Asam asetil salisilat (aspirin) yang merupakan bentuk dari salah satu
adalah obat analgesik anti piretik dan anti jenis aromatis acetat ini adalah yang
inflamasi yang digolongkan dalam obat paling dikenal dapat disintesis dengan
bebas. Salisilat bermanfaat untuk cara reaksi (Achmad, 2011).
mengobati nyeri yang tidak spesifik
misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri Pada pembuatan aspirin, reaksi
haid, neuralgia,dan mialgia. Intoksikasi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi.
salisilat sering digunakan untuk mengobati Ester merupakan turunan asam
segala keluhan ringan dan tidak berarti karboksilat yang gugus -OH
sehingga banyak terjadi penyalahgunaan darikarboksilnya diganti dengan gugus
(missue) obat bebas ini (Ganiswara, 1987) OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari
asamdengan alkohol, atau dari anhidrida
. Aspirin merupakan obat pertama asam dengan alkohol. Suatu ester asam
yang dipasarkan dalam bentuk tablet. karboksilat ialah suatu senyawa yang
Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam mengandung gugus -CO2R dengan R
bentuk babak atau yang lebih dikenal dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol
dengan payer. Aspirin (asetosal) adalah dengan asam karboksilat dan turunan
suatu ester dari asam asetat dengan asam karboksilat membentuk ester asam
asam salisilat. oleh karena itu senyawa ini karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi
dapat dibuat dengan mereaksikan asam esterifikasi (Fessenden dan Fessenden,
salisilat dengan anhidrida asam asetat 1986).
menggunakan asam sulfat pekat sebagai
katalisator (Achmad, 2011). Esterifikasi berkataliskan asam
dan merupakan reaksi yang reversible.
Asam salisilat menjadi bahan baku Anhidrida asam ialah turunan dari asam
pembuatan aspirin. Sintesa dari asam dengan mengambil air dari dua gugus
salisilat yang terkenal salah satunya karboksil dan menghubungkan fragmen-
adalah sintesis kolbe. Asam asetil salisilat fragmennya. Esterifikasi atau
atau yang dikenal pada saat sekarang pembentukan ester terjadi jika asam
[Type the document title]
karboksilat dipanaskan bersama alkohol ini adalah asam salisilat, asam asetat
primer atau sekunder dengan sedikit asam anhidrida, asam sulfat pekat, etanol,
mineral sebagai katalis. Produksi ester larutan feri klorida, asam fosfat, tembaga
secara industri dilakukan dengan (II) asetat, dan akuades.
mereaksikan anhidrida asam dengan
alkohol. Ester yang dibuat dengan cara ini Prosedur Kerja
Proses pembuatan aspirin diawali
adalah asam asetil salisilat atau yang
dengan menimbang sebanyak 1,4 gr
lebih dikenal dengan aspirin (Ganiswara,
asam salisilat ke dalam erlenmeyer 50 ml.
1987).
Ditambahkan 3 ml anhidrida asetat, dan
Aspirin ini dibuat dengan cara diteteskan asam posfat 85% sebanyak 5
esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin tetes. Campuran larutan kemudian
yaitu asam salisitat direaksikan dengan dipanaskan selama 5 menit. Dilakukan
asam asetat anhidrad atau dapat juga penambahan air kedalam campuran
direaksikan dengan asam asetat glasial larutan sebanya 2 ml. Jika proses
bila asam asetat anhidrad sulit untuk dekomposisi sudah selesai dilakukan
ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat kembali penambahan air sebanyak 20 ml.
digantikan dengan asam asetat glasial Campuran larutan dibiarkan pada suhu
karena asam asetat glasial ini bersifat kamar sehingga proses kristalisasi dimulai
murni dan tidak mengandung air selain itu dengan melakukan penggerusan pada
asam asetat anhidrad juga terbuat dari dinding gelas beker. Jika kristal telah
dua asan asetat glasial sehingga pada terbentuk kemudian dibiarkan di dalam es
pereaksian volumenya semua batu. Kemudian ditambahkan air dingin
digandakan. Pada pembuatan aspirin juga dan dilakukan pengumpulan kristal
ditambahkan air untuk melakukan dengan cara penyaringan.
rekristalisasi berlangsung cepat dan akan Pembentukan senyawa kompleks
terbentuk endapan. Endapan inilah yang aspirin dilakukan dengan cara membuat
merupakan aspirin (Ganiswara, 1987). larutan dari sedikit padatan aspirin dengan
1 mL etanol 95% dalam tabung reaksi
(dibuat sebanyak 2 tabung). Kedalam
masing-masing tabung tersebut,
METODOLOGI diteteskan larutan tembaga (II) asetat dan
Alat dab Bahan besi (III) klorida. Sebagai pembanding
diambil sedikit padatan asam salisilat
Alat-alat yang digunakan pada kemudian dilarutkan dalam 1 mL etanol
percobaan ini adalah labu pemanas, (dibuat sebanyak 2 tabung). Diuji dengan
batang pengaduk, penangas air, larutan tembaga (II) asetat dan besi (III)
termometer, gelas beker, corong kaca, klorida.
erlenmeyer, spatula, kaca arloji, kertas
saring, dan botol semprot. Rangkaian Alat

Bahan-bahan yang
digunakan pada percobaan

.
Gambar 1 Proses
Gambar 2 Penyaringan
Pemanasan

Gambar 4 Senyawa
Kompleks
Gambar 3 Asam
Senyawa
Salisilat
Kompleks Aspirin
[Type the document title]
kristal saring :
0,224 gr
Massa
kristal
+kertas
saring +
cawan petri
Gambar 3 Senyawa kompleks = 48,33 gr
aspirin
Massa akhir
kristal
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar
2,2734 gr
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan 12 Ditentukan titik
Aspirn lelehnya

No Perlakuan Pengamata Tabel 2. Pembntukan Senyawa Kompleks


n Aspirin
1 Dimasukan asam 1,4 gr as.
salisilat ke dalam salisilat No Perlakuan Pengamatan
elrlenmeyer 50 1 Dibuat larutan
ml dari sedikit
2 Ditambah 3ml asam salisilat
anhidrida asam dalam etanol.
3 Ditambah H3PO4 5 tetes 2 Campuran Asam salisilat+
4 Dipanasakan Suhu 98C, dibagi ke dalam FeCl3 : bening
campuran warna 2 tabung reaksi. menjadi
larutan selama 5 larutan Tabung 1: berwarna ungu
menit bening Diteteskan Asam salisilat +
5 Ditambahakkan 2 ml larutan tembaga(II)asetat
air ke dalam tembaga(II) benng mejadi
campuran yang asetat. hijau tosca
masih panas Tabung 2 :
6 Dilakukan 20 ml Dittetskan
penambahan air larutan
kembali ketika Ferriklorida
proses 3 Dibuat larutan
dekmposisi asam asetil
selesai salisilat dalam
7 Dbiarkan labu etanol
pada suhu kamar 4 Campuran Asam asetil
8 Digerus dinding dibagi ke dalam salisilat+ FeCl3 :
labu 2 tabung reaksi. bening menjadi
9 Dbiarkan labu Tabung 1: berwarna ungu
pada es jika Diteteskan Asam asetil
terbentuk kristal larutan salisilat +
10 Ditambah air tembaga(II) tembaga(II)asetat
dingin asetat. benng mejadi
11 Dikumpulkan Berat kertas Tabung 2 : biru tosca
[Type the document title]
Dittetskan Ferriklorida
larutan

digunakan sebagi katalis untuk


mempercepat reaksi antara asam salisilat
dengan asam asetat anhridida. Kemudian
campuran larutan dipanaskan selama 5
Tujuan dari percobaan ini adalah
menit. Sama seperti katalis, pemanasan
untuk mengetahui cara mensintesis
juga berfungsi untuk mempercepat
aspirin (asam asetil salisilat) dengan
pembentukan aspirin. Setelah itu,
menggunakan asam salisilat dan asam
dilakukan penambahan air kedalam
asetat anhidrida, serta asam fosfat
campuran larutan sebanyak 2 ml. Jika
sebagai katalis. Reaksi ini sering disebut
proses dekomposisi sudah selesai
sebagai reaksi esterifikasi Fischer. Selain
dilakukan kembali penambahan air
itu, percobaan ini juga bertujuan untuk
sebanyak 20 ml. Penambahan air
mengetahui reaksi kompleks antara
berfungsi untuk melarutkan asam salisat
aspirin dengan larutan tembaga (II) asetat
yang belum bereaksi, serta menghidrolisis
dan aspirin dengan larutan besi (III)
asam asetat anhidrida menjadi 2 mol
klorida, serta mengetahui rendemen
asam asetat karena adanya ikatan
aspirin yang diperoleh.
hidrogen pada gugus OH asam salisat
Pada pembuatan aspirin, reaksi dengan air. Kemudian campuran larutan
yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. dibiarkan pada suhu kamar sehingga
Ester merupakan turunan asam proses kristalisasi dimulai dengan
karboksilat yang gugus -OH melakukan penggerusan pada dinding
darikarboksilnya diganti dengan gugus gelas beker. Tujuan dari pendingan dan
OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari penggerusan adalah untuk mempercepat
asamdengan alkohol, atau dari anhidrida pembentukan kristal aspirin. Pada suhu
asam dengan alkohol. Suatu ester asam rendah, molekul-molekul menjadi tidak
karboksilat ialah suatu senyawa yang terlalu aktif bergerak, sehingga jarak antar
mengandung gugus -CO2R dengan R molekul semakin rapat, maka kristal akan
dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol cepat terbentuk. Jika kristal telah
dengan asam karboksilat dan turunan terbentuk kemudian dibiarkan di dalam es
asam karboksilat membentuk ester asam batu. Kemudian ditambahkan air dingin
karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi dan dilakukan pengumpulan kristal
esterifikasi (Fessenden dan Fessenden, dengan cara penyaringan. Untuk
1986). memastikan kristal yang terbentuk adalah
aspirin, maka dilakukan uji kompleks
Analisis Prosedur aspirin dengan larutan tembaga (II) asetat
dan besi (III) klorida dalam tabung reaksi.
Prosedur pembuatan aspirin,
Pembentukan senyawa kompleks
pertama-tama diawali dengan menimbang
aspirin dilakukan dengan cara membuat
sebanyak 1,4 gr asam salisilat ke dalam
larutan dari sedikit padatan aspirin dengan
erlenmeyer 50 ml. Ditambahkan 3 ml
1 mL etanol 95% dalam tabung reaksi
anhidrida asetat, dan diteteskan asam
(dibuat sebanyak 2 tabung). Kedalam
posfat 85% sebanyak 5 tetes. Reaksi yang
masing-masing tabung tersebut,
terjadi antara asam salisilat dan asam
diteteskan larutan tembaga (II) asetat dan
asetat anhidrida adalah reaksi esterifikasi
besi (III) klorida. Ketika diamati warna
(pembentukan ester). Asam fosfat
[Type the document title]
larutan masih ungu pekat (diteteskan 2,2734 gr, sehingga rendemen aspirinnya
larutan besi (III) klorida) dan biru tosca 126,3 %.
H2
(diteteskan larutan tembaga (II) asetat), itu COOH
OH O
O O COOH
menunjukkan bahwa endapan aspirin OH
O
+
C O C
yang terbentuk masih mengandung asam + H3C C O C CH3
H CH3 CH3

salisilat sisa. Hal ini terjadi karena dalam


O OH O
molekul asam salisilat, atom O (nukleofil) COOH
OH
COOH
+ +
dalam gugus -OH akan menyerang atom O C O C O C
+ H3C C OH

Fe dengan melepas molekul H untuk CH3 H CH3


CH3

membentuk ikatan O-FeCl2 sementara OH


CH3 CH3 O
apabila murni, aspirin tidak membentuk O C
+
CH3 O C CH3
kompleks ungu dengan uji ini karena + H2PO4

struktur aspirin tidak mengalami gugus H2O

OH. Pada tahap pengujian ternyata


membentuk warna ungu. Hal itu,
SIMPULAN
mengidentifikasikan bahwa aspirin masih
Sintesis aspirin dapat dilakukan
belum murni 100%. Oleh karena itu,
melalui reaksi esterifikasi Fischer, yaitu
dilakukan suatu pemurnian aspirin (Alfian,
dengan cara mereaksikan asam salisilat
et al, 2014)
dan asam asetat anhidrida. Dari hasil
Sebagai pembanding diambil
percobaan diperoleh 2,2734 gr aspirin,
sedikit padatan asam salisilat kemudian
sehingga rendemen aspirinnya 126, 3 %.
dilarutkan dalam 1 mL etanol (dibuat
sebanyak 2 tabung). Diuji dengan larutan Daftar Pustaka
tembaga (II) asetat dan besi (III) klorida.
Ketika larutan asam salisilat ditetesi Achmad. 2011. sodiqur-rifky-
larutan tembaga (II) asetat, maka larutan achmad.blogspot.com/p/laporan-
berubah menjadi biru tosca, sedangkan pendahuluan-praktikum-
larutan asam salisilat yang ditetesi besi kimia,html. (Diakses 7 Mei 2015)
(III) klorida, maka larutan berubah menjadi Alfian, et al. 2014.
ungu pudar, jika dibandingkan dengan https://www.scribd.com/doc/2269
larutan aspirin yang ditetesi besi (III) 28478/Laporan-Kimia-Organik-
klorida. Hal ini menunjukkan bahwa Pembuatan-Aspirin. (Diakses 7
larutan aspirin memberikan hasil positif, Mei 2015)
dimana uji warna kompleksnya lebih pekat
dibandingkan dengan larutan asam Ganiswara, et al. 1987. Farmakologi dan
salisilat. Terapi Edisi IV. Jakarta: FKUI.

Analisis Hasil Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia


Hasil percobaan ini memperoleh Organik. Jakarta: Erlangga.
aspirin (asam asetil salisilat) sebanyak

Anda mungkin juga menyukai