Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348757883

SINTESIS ASPIRIN DENGAN METODE REKRISTALISASI

Article · January 2021

CITATIONS READS

0 8,912

1 author:

Anto Nius
Tanjungpura University
14 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

REAKSI SAPONIFIKASI ASAM PALMIAT View project

Optimalisasi Tanaman Rami (Boehmeria nivea L. Gaudich) Menjadi Biobutanol sebagai Solusi Permasalahan Bahan Bakar Minyak di Indonesia Berbasis Green
Chemistry View project

All content following this page was uploaded by Anto Nius on 26 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Praktikum Reaksi Senyawa Organik

SINTESIS ASPIRIN
Antonius*, Afuwu Afriana, Katarina Elgia, Luthfi Imam Sulistyo, Novi Kartika,
Renita Fahira, Selvi Setianingsih, Supiana, Zhulfadillah Anugrah dan Dede
Rahmad Juniardi
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Email: antonius.destroyer@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan sintesis aspirin atau asam asetil salisilat dengan
metode rekristalisasi yang bertujuan untuk melakukan sintesis asam asetil
salisilat yang didasarkan pada reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan
anhidra asetat menggunakan katalis asam sulfat (H2 SO4 ) dan melakukan uji
dengan besi (III) klorida (FeCl3 ) serta menguji titik leleh asam asetil salisilat
menggunakan melting point. Rekristalisasi merupakan pemurnian zat padat yang
dilakukan dengan melarutkan zat padat dengan pelarut tertentu dimana zat dapat
larut saat dipanaskan. Sintesis aspirin dilakukan dengan melarutkan asam
salisilat (HOC 6 H4 COOH) dengan anhidrida asetat ((CH3 CO)2 O) dan H2 SO4
pekat. Campuran dikocok dan dipanaskan kemudian didinginkan dalam wadah
berisi es batu. Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan anginkan. Kristal
ditimbang sampai konstan kemudian menghitung rendemen yang terbentuk dan
diuji dengan FeCl3 serta menguji titik leleh asam asetil salisilat. Hasil yang
diperoleh yaitu bobot konstan kristal 3,65095 gram berwarna putih dengan
rendemen 63,235% dan uji FeCl3 mengubah warna kristal menjadi ungu tua
dengan titik leleh kristal 143°C.

Kata Kunci: Asam asetil salisilat, asam salisilat dan kristal

PENDAHULUAN rentang yang panjang sebagai


Kristal terbentuk dari karakteristik dari bentuk kristal
komposisi atom-atom, ion- ion atau tersebut. Ditinjau dari struktur atau
molekul- molekul zat padat yang atom penyususnnya, bahan padat
memiliki susunan berulang dan jarak dibedakan menjadi tiga, yaitu kristal
yang teratur dalam tiga dimensi. tunggal (monocrystal), polikristal
Pada hubungan lokal yang teratur, (polycrystal) dan amorf (Hart, 2003).
suatu kristal harus memiliki rentang Kristal tunggal mempunyai
yang panjang pada koordinasi atom- struktur tetap karena atom-atom atau
atom atau ion dalam pola tiga molekul- molekul penyusunnya
dimensi sehingga menghasilkan bersusun secara teratur dalam pola 3

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

dimensi dan pola ini berulang secara dijenuhkan dalam keadaan panas dan
periodik dalam rentang yang panjang kemudian didinginkan, senyawa
tak terhingga. Polikristal merupakan terlarut akan berkurang kelarutannya
kumpulan dari kristal-kristal tunggal dan membentuk endapan (Hart,
yang memiliki ukuran sangat kecil 2003).
dan saling menumpuk membentuk Asam asetil salisilat adalah
padatan. Struktur amorf menyerupai jenis obat turunan dari salisilat.
pola hampir sama dengan kristal, Asam asetil salisilat dibuat dengan
akan tetapi pola susunan atom-atom, reaksi asetilasi senyawa fenol (dalam
ion- ion atau molekul- molekul yang bentuk asam salisilat) menggunakan
dimiliki tidak teratur dengan jangka anhidrida asetat dengan bantuan
yang pendek. Amorf terbentuk sedikit katalis, yaitu asam sulfat
karena proses pendinginan yang (H2 SO4 ) sebagai zat penghidrasi.
terlalu cepat sehingga atom-atom Asam salisilat berfungsi sebagai
tidak dapat dengan tepat menempati alkohol dan reaksinya berlangsung
lokasi kisinya (Riswiyanto, 2009). pada gugus hidroksi. Asam asetil
Kristalisasi merupakan salisilat diguakan sebagai senyawa
metode pemurnian yang sangat analgesik (penahan rasa sakit),
penting dalam setiap sintesis antiseptik (terhadap demam) dan
senyawa anorganik maupun organik. anti- inflamasi (peradangan)
Kristalisasi adalah teknik pemisahan (Wilmana & Sulistia, 2012).
dan pemurnian yang digunakan Percobaan ini dilakukan
untuk menghasilkan berbagai macam untuk mensintesis asam asetil
bahan. Secara visual kristalisasi salisilat berdasarkan rekasi asetilasi
didefinisikan sebagai perubahan fasa antara asam salisilat dengan
dimana produk kristal diperoleh dari anhidrida asetat dan melakukan uji
suatu larutan (Febriyanto, 2019). FeCl3 serta menguji titik lelehnya.
Prinsip kristalisasi adalah senyawa Prisip dari percobaan ini yaitu
padat akan mudah larut dalam menggunakan metode kristalsisasi
pelarut panas bila dibandingkan yang menghasilkan endapan putih
dengan pelarut yang lebih dingin. asam asetil salisilat. Endapan dapat
Jika suatu larutan senyawa tersebut diubah menjadi kristal yang

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

ditentukan kemurniannya melalui uji Kristal yang terbentuk


FeCl3 dan titik leleh asam asetil ditambahkan air 50 ml dan
salisilat. dipanaskan sebentar sambil diaduk.
METODOLOGI Kristal dikumpulkan dengan
Alat dan Bahan menggunakan kertas saring melalui
Alat-alat yang digunakan corong. Setelah didapatkan kristal
dalam percobaan ini adalah bak es, aspirin, maka kristal tersebut
botol semprot, bulb, bunsen, cawan dikering anginkan selama 2 menit
petri, corong, erlenmayer 100 ml, es dan dilakukan penimbangan konstan
batu, gelas beaker 50; 100; 500 ml, sebanyak 3 kali. Kristal yang
kaki tiga, labu ukur 50 ml, melting terbentuk selanjutnya dilakukan uji
point, pipa kapiler, pipet tetes, pipet dengan FeCl3 dan menguji titik lebur
volume 10 ml dan spatula. kristal menggunakan melting point.
Bahan bahan yang digunakan Kristal yang terbentuk kemudian
dalam percobaan ini adalah akuades dihitung rendemennya.
(H2 O), anhidrida asetat ((CH3 CO)2 O), Rangkaian Alat
asam salisilat (HOC 6 H4 COOH),
asam sulfat (H2 SO4 ) dan besi (III)
klorida (FeCl3 ).
Prosedur Kerja
Alat dan bahan yang akan
digunakan disiapkan kemudian asam
salisilat ditimbang diatas kertas Gambar 1. Rangkaian Alat
saring sebanyak 2 gram. Kedalam Pemanasan.
erlenmayer ditambahkan 2,5 ml
anhidrat asetat disertai dengan
penambahan 3 tetes asam sulfat
pekat. Asam salisilat dikocok hingga
larut dan dipanaskan selama 2 menit.
Larutan kemudian didinginkan dalam
suhu ruang dan dimasukkan kedalam Gambar 2. Rangkaian Alat
wadah berisi es batu. Penyaringan.

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi asetilasi adalah reaksi


Pembahasan memasukkan gugus asetil (CH3 CO-)
Asam asetil salisilat (asetosal) ke dalam molekul organik seperti
atau yang lebih dikenal dengan nama (-OH dan –NH2 ). Reagen yang
aspirin merupakan ester salisilat hasil umum dipakai adalah anhidrida
sintesis asam organik dengan asetat atau etanoil klorida
substitusi pada gugus hidroksil yaitu (CH3 COCl). Reaksi asetilasi ini
asam asetat dan asam salisilat. Asam merupakan reaksi yang setimbang
asetil salisilat merupakan suatu asam dengan mengambil satu arah reaksi
dengan nilai pKa 3,5 sehingga pada yang menuju pada sisi ester, yang
pH asam akan terionisasi dan kontak dapat diperoleh hasil dan konversi
langsung dengan mukosa lambung yang tinggi dengan menghilangkan
sehingga menyebabkan kerusakan air yang terbentuk. Percobaan ini
secara langsung. Pelindungan asam menggunakan reaksi asetilasi karena
asetil salisilat dari kontak asam bahan yang digunakan yaitu asam
lambung menggunakan oral asetosal salisilat dan anhidrida asetat
yang dikembangkan sebagai tablet sehingga dapat terjadi reaksi asetilasi
atau kapsul delayed release (salut (Groggins, 1985).
enterik) yang tahan terhadap asam Metode yang digunakan
dan dapat mengurangi gangguan dalam percobaan ini adalah
saluran cerna. Asam asetil salisilat kristaslisasi dan rekristalisasi.
mempunyai massa jenis 1,4 g/ml dan Kristalisasi merupakan suatu proses
berat molekul 180,15 g/mol dengan pembentukan partikel-partikel padat
titik didih 140 °C dan titik leleh/128- dari suatu pengendapan larutan
137 °C (Wilmana & Sulistia, 2012). dalam fase homogen. Kristalisasi
dapat terjadi karena kelarutan
berkurang ketika suhu diturunkan
(Hart, 2003). Rekristalisasi adalah
pembentukan struktur butiran batu
Gambar 3. Struktur Asam Asetil dalam bahan padat oleh migrasi batas
Salisilat (Riswiyanto, butir yang menghasilkan butir yang
2009). lebih besar (Zhao, dkk., 2014).

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

Rekristalisasi merupakan lanjutan suatu waktu. Jika laju pembentukan


dari kristalisasi yang hanya inti kristal tinggi, maka akan
digunakan pada suhu kamar jika terbentuk banyak kristal. Tetapi,
hasil kristalisasi tidak memuaskan yang tidak menjadi kristal akan
(Fessenden & Fessenden, 1994). terbentuk partikel koloid. Faktor lain
Kristalisasi dan rekristalisasi yang mempengaruhi ukuran kristal
merupakan suatu proses yang sama yang terbentuk selama pengendapan
dalam hal pembentukan kristal. berlangsung. Jika laju pertumbuhan
Namun yang membedakan keduanya kristal tinggi, maka kristal yang besar
yaitu terletak dari tahapan awal akan terbentuk. Laju pertumbuhan
pembentukan kristal. Kristalisasi kristal juga dipengaruhi derajat lewat
merupakan suatu proses jenuh (Riswiyanto, 2009).
pembentukan kristal yang diawali Proses pembentukan kristal
dengan pengendapan dari suatu fasa padat ke padat dapat terjadi pada
larutan yang sukar larut dan agregat kristal dibawah pengaruh
dipisahkan sehingga didapat kristal tekanan dan temperatur (deformasi)
yang murni. Sedangkan, proses yang berubah struktur kristalnya
rekristalisasi merupakan proses sedangkan susunan unsur kimia tetap
lanjutan dari kristalisasi. Apabila (rekristalisasi). Fasa ini hanya
proses kristalisasi memuaskan maka mengubah kristal yang sudah
rekristalisasi hanya bekerja pada terbentuk sebelumnya karena
suhu kamar. Tujuan dilakukannya terkena tekanan dan temperatur yang
rekristalisasi yaitu untuk berubah secara signifikan sehingga
menghasilkan suatu kristal murni kristal tersebut akan berubah bentuk
yang tertinggal diatas kertas saring dan unsur- unsur fisiknya. Namun,
(Hart, 2003). beberapa material kristalin mungkin
Pembentukan kristal menunjukkan sifat-sifat elektrik khas,
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu seperti efek feroelektrik atau efek
laju pembentukan inti dan laju piezoelektrik. Kristal terjadi karena
pertumbuhan kristal. Laju proses kondensasi gas menjadi zat
pembentukan inti dinyatakan dengan padat secara cepat tanpa melalui fasa
jumlah inti yang terbentuk dalam cair (Hart, 2003).

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

Percobaan diawali dengan Tahap selanjutnya ke dalam


menyiapkan alat dan bahan yang erlenmayer ditambahkan anhidrida
akan digunakan kemudian asam asetat sebanyak 2,5 ml yang disertai
salisilat ditimbang di atas kertas dengan penambahan 3 tetes asam
saring sebanyak 2,0196 gram sulfat pekat. Anhidrida asetat
kemudian dimasukkan kedalam digunakan sebagai pelarut asam
erlenmayer 100 ml. Asam salisilat salisilat yang berperan dalam proses
merupakan asam organik berupa asetilasi pembentukan asam asetil
kristal serbuk berwarna putih, tak salisilat tanpa diencerkan terlebih
berbau, berasa manis dan berada di dahulu dengan akuades (H2 O)
alam di beberapa tumbuhan. (Martin, 2012). Anhidrida asetat
Digunakan untuk pembuatan aspirin, ((CH3 CO)2 O) merupakan anhidrida
zat pewarna, zat celup dan pengawet organik berupa zat cair tak berwarna
makanan. Asam salisilat digunakan yang digunakan sebagai zat
sebagai spesi yang mengandung penghidrasi dan zat pengasetilasi.
alkohol sehingga akan bereaksi Berbau seperti cuka karena reaksinya
dengan anhidrida asetat dan terjadi dengan kelembapan udara
reaksi asetilasi pada gugus membentuk asam asetat (Martin,
hidroksinya (Martin, 2012). 2012).
Penimbangan dilakukan untuk
mendapatkan massa awal (teori)
asam salisilat sehingga dapat
Gambar 5. Struktur Anhidrida Asetat
dihitung rendemennya dan
(Martin, 2012).
penggunaan kertas saring adalah
Penambahan asam sulfat pada
sebagai wadah saat menimbang
campuran adalah sebagai katalik
(Martin, 2012).
asam yang dapat mempercepat
terjadinya sintesa dengan cara
menurunkan energi aktivasi sehingga
reaksi berjalan lebih cepat dan energi
yang diperlukan dalam reaksi
Gambar 4. Struktur Asam Salisilat asetilasi semakin sedikit. Asam sulfat
(Martin, 2012). (H2 SO4 ) merupakan asam anorganik

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

berwujud cair kental tidak berwarna, Pendinginan pada suhu ruang


menyerupai minyak dan bersifat dilakukan agar kalor pada larutan
higroskopis. Dalam keadaan pekat keluar ke lingkungan sehingga suhu
bersifat oksidator dan zat larutan turun dan membentuk kristal
pengoksidator. Digunakan sebagai berwarna putih dengan kisi yang
cat, rayon, bahan peledak dan pupuk masih renggang (Hart, 2003).
(Martin, 2012). Pendinginan menggunakan batu es
Tahap selanjutnya larutan dilakukan untuk mempercepat proses
dikocok hingga asam salisilat larut. terjadinya pembentukan kristal asam
Pengocokan dilakukan untuk asetil salisilat karena penurunan
mencampurkan ketiga bahan tersebut suhu akan menginduksi
secara sempurna dengan pembentukan kristal secara cepat
mempercepat tumbukan antar yang berdasarkan perbedaan titik
partikel yang terus terjadi dan beku komponen (Hart, 2003; Martin,
melarutkan padatan asam salisilat 2012). Kristal yang terbentuk
sehingga mempercepat terjadinya menjadi semkin padat dimana kisi-
reaksi pembentukan asam asetil kisi kristal semakin rapat dan warna
salisilat (Martin, 2012). Pengocokan kristal semakin putih dan berkilau
tersebut menghasilkan endapan putih (Hart, 2003).
yang tak larut. Larutan dipanaskan
selama 2 menit dan didinginkan pada
suhu kamar, kemudian dimasukkan
ke dalam wadah berisi es batu.
Pemanasan dilakukan untuk
Gambar 6. Proses Pendinginan di
menghilangkan zat pengotor pada
dalam Wadah Es Batu.
larutan agar dihasilkan kristal dengan
kemurnian yang tinggi serta untuk
mempercepat kelarutan padatan asam
salisilat, dimana terjadinya gerakan
kinetik antar partikel yang semakin
cepat sehingga dapat mempercepat
Gambar 7. Kristal Setelah Proses
laju reaksi (Martin, 2012).
Pendinginan

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

Tahap selanjutnya setelah selanjutnya dikering anginkan


terbentuk kristal, ditambahkan air selama 2 menit dan ditimbang secara
sebanyak 50 ml dan dipanaskan konstan sebanyak 3 kali pengulangan.
sambil diaduk sebentar. Penambahan Pengeringan dilakukan untuk
air bertujuan untuk membentuk mengurangi kadar air pada kristal
kristal agar berlangsung secara asam asetil salisilat sehingga
sempurna serta untuk menghidrolisis rendemen yang diperoleh semakin
kelebihan asam pada kristal asam akurat. Penimbangan konstan
asetil salisilat yang terbentuk. Hal ini dilakukan agar didapat bobot rata-
dapat dilihat pada saat penambahan rata kristal sehingga hasil penimbang
air pada kristal, larutan terdapat lebih akurat.
seperti minyak yang menandakan Bobot kristal yang diperoleh
asam sulfat yang digunakan sebagai yaitu 3,3316 gram; 3,2082 gram dan
katalik asam terhidrolisis oleh air 3,1087 gram. Bobot kristal rata-rata
(Martin, 2012). Pemanasan dan yang diambil adalah dua bobot
pengadukan dilakukan agar kristal terakhir, dikarekan bobot kristal yang
yang melekat pada dinding pertama mempunyai selisih yang
erlenmayer lepas namun tidak jauh dengan bobot kristal yang ketiga
melarutkan kristal sehingga dapat sehingga dapat mempengaruhi hasil
dilanjutkan ketahap selanjutnya. rendemen. Bobot rata-rata kristal
Tahap selanjutnya kristal yang diperoleh adalah 3,15895 gram
dikumpulkan dan disaring dengan rendemen 63,235%.
menggunakan corong yang dilapisi Rendemen asam asetil salisilat secara
dengan kertas saring yang teoritis tidak boleh kurang dari 90%
sebelumnya telah ditimbang. dan tidak lebih dari 110%.
Penyaringan dilakukan untuk Ketidaksesuaian antara kadar asam
memisahkan antara zat-zat padat asetil salisilat hasil percobaan dan
yang berbentuk kristal dengan teoritis dikarenakan adanya faktor
pelarut akuades, dimana kristal disini kesalahan dalam melakukan
merupakan residu sedangkan percobaan seperti kurang teliti dalam
akuades merupakan filtrate (Martin, penambahan bahan, pengocokan
2012). Residu yang diperoleh yang kurang konstan serta kristal

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

yang diperoleh memiliki kemurnian asam salisilat pada kristal (Groggin,


yang rendah atau masih terdapatnya 1985).
zat pengotor dalam kristal (Tim
Laboratorium Kimia Dasar, 2014).

Gambar 9. Uji FeCl3 .


Uji titik lebur asam asetil
Gambar 8. Kristal Asam Asetil
salisilat dilakukan untuk mengetahui
Salisilat
temperatur maksimum kristal
Tahap selanjutnya dilakukan
sehingga dalam proses
uji dengan FeCl3 dan menguji titik
penyimpanannya kristal dapat
lebur kristal asam asetil salisilat.
disimpan dengan baik sehingga
Pengujian menggunakan FeCl3
kristal tidak meleleh (Martin, 2012).
dilakukan untuk mengetahui
Hasil yang diperoleh menunjukkan
kemurnian kristal asam asetil salisilat
reaksi negatif dimana titik leleh
dan untuk mengetahui apakah masih
kristal hasil percobaan adalah 143 °C.
terdapat atau tidaknya senyawa
Hal ini terjadi karena pada proses
salisilat dari kristal yang terbentuk.
pengocokan tidak konstan dan relatif
Pengujian yang dilakukan
lambat. Selain itu, kristal yang tidak
menghasilkan suatu kristal yang
murni menyebabkan range titik
berwarna ungu, hal ini karena FeCl3
lelehnya berbeda jauh dengan
bereaksi dengan gugus fenol dari
literatur (Tim Dosen Kimia Dasar,
asam salisilat membentuk kompleks
2015).
ungu. Hasil yang diperoleh
menunjukkan reaksi negatif dimana
kristal asam asetil salisilat berubah
warna menjadi ungu tua saat
diteteskan dengan FeCl3 yang
menandakan masih adanya senyawa Gambar 10. Menguji Titik Leleh.

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

kristalisasi dengan mekanisme reaksi


asetilasi, dimana terjadinya reaksi
antara asam salisilat dengan
anhidrida asetat yang dibantu dengan
katalik asam berupa asam sulfat
pekat, sehingga diperoleh kristal
aspirin berwarna putih. Proses
kristalisasi yang dilakukan
menghasilkan rendemen kristal
aspirin sebesar 63,235% dengan
perolehan massa konstan rata-rata
Gambar 11. Mekanisme Reaksi
kristal sebesar 3,15895 gram. Kristal
Pembentukan
aspirin yang diperoleh duji dengan
Aspirin (Nisyak &
larutan FeCl3 dan menguji titik
Hisbiyah, 2019).
lelehya. Hasil yang diperoleh yaitu
Berdasarkan Gambar 11.
kristal berwarnaa ungu tua yang
Mekanisme reaksi yang terjadi
menunjukkan bahwa masih ada
adalah anhidrida asetat menyerang
kandungan asam salisilat didalam
H+ sehingga terjadi protonasi.
kristal dengan titik leleh 143 °C.
Kemudian anhidrida asetat
DAFTAR PUSTAKA
mengalami resonansi dan menyerang
Febriyanto, R., 2019, Analisis
gugus fenol dari asam salisilat. H+
Konduktivitas Produksi
terlepas dari –OH dan berikatan
Bioflokulan-DYT sebagai
dengan atom O pada anhidrida asetat.
Pengganti Flokulan Sintesis,
Anhidrida asetat terputus menjadi
Journal of Community
asam asetat dan asam asetil salisilat
Based Environmental
(Fessenden & Fessenden, 1994).
Engineering and
SIMPULAN
Management., 3(2): 41-48.
Berdasarkan percobaan yang
Fessenden, R. J., & Fessenden J. S.,
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1994, Kimia Organik Edisi
sintesis aspirin atau asam asetil
Ketiga Jilid Dua, Erlangga,
salisilat (asetosal) dapat dilakukan
Jakarta.
dengan menggunakan metode

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

Groggin, P. H., 1985, Unit Processes Zhao, B., Chen, S., Huang, J., &
in Organic Synthesis, Mac Bartell, L. S., 2014,
Graw Hill Book Company Recrystallization from a
Inc, New York. Three-Grain Crystalline Iron,
Hart, H., 2003, Kimia Organik, Journal of Solid State
Erlangga, Jakarta. Physics., 1(1):1-6.
Martin, E. A., 2012, Kamus Kimia,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Nisyak, K., & Hisbiyah, A., 2019,
Percobaan V Sistematis
Asam Asetilsalisilat, Qiara
Media, Pasuruan.
Riswiyanto, 2009, Kimia Organik
Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
Tim Dosen Kimia Organik Sintesis,
2015, Penuntun Praktikum
Kimia Organik Sintesis,
Universitas Tadulako, Palu.
Tim Laboratorium Kimia Dasar,
2014, Penuntun Praktikum
Kimia Dasar I, Universitas
Udayana, Bukit Jimbaran
Bali.
Wilmana, P. F., & Sulistia, G., 2012,
Analgesik-Antipiretik
Analgesik Anti-Inflamasi
Nonsteroid. Dalam
Farmokologi dan terapi,
Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Dik:
 Massa Kristal Rata-rata = 3,15845 gram
 Massa Asam Salisilat = 2,0196 gram
 Massa Anhidrida Asetat = 2,5 ml x 1,08 gram/ml = 2,7 gram
 Massa Asam Sulfat = 3 x 0,05 ml = 0,15 ml x 1,84 gram/ml = 0,276 gram
 Massa Teori = (2,0196+2,7+0,276) gram = 4,9956 gram

% Rendemen = = = 63,235%

Jadi kadar (rendemen) asam asetil salisilat adalah 63,235%.

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052
Praktikum Reaksi Senyawa Organik

LAMPIRAN
FOTO

Lampiran 1. Lampiran 2. Bobot (Kristal Lampiran 3. Bobot


Melting Point + Kertas Saring) 1 (Kristal+ Kertas Saring) 3

Lampiran 5. Lampiran 6.
Lampiran 4. Bobot
Bobot Kertas Campuran Asam
(Kristal+ Kertas Saring) 2
Saring salisilat dan
Anhidrida Asetat

Antonius Sintesis Aspirin


H1031181052

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai