Disusun oleh
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penyusun meminta kritik dan saran dari kakak atau abang
laboratorium.
Pratikan
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................I
DAFTAR ISI.....................................................................................................................II
DAFTAR TABEL........................................................................................................... III
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... IV
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Pratikum....................................................................................................2
1.3 Manfaat Pratikum..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
BAB III METODE KERJA...............................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................................5
3.3 Cara Kerja............................................................................................................. 6
3.4 Analisa Data..........................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN..............................................7
4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................................7
4.2 Pembahasan...........................................................................................................7
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 9
5.1 Kesimpulan........................................................................................................... 9
5.2 Saran..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
LAMPIRAN.................................................................................................................... 11
II
DAFTAR TABEL
Halaman
III
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
IV
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pada pratikum kali ini adalah untuk mengetahui sistem
Budikdamber supaya mempermudah mahasiswa dan masyarakat umum dalam
budidaya.
3. Supaya kita tahu dan dapat memanfaatkan daerah atau kawasan kecil menjadi
tempat budidaya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor kimia lain yang cukup penting adalah ammonia. Ammonia dalam
air dapat berasal dari pemupukan, eksresi hewan dan hasil perombakan komponen
nitrogen oleh mikroba. kepadatan ikan yang tinggi di kolam dan pemberian
makanan buatan dapat meningkatkan konsentrasi ammonia dalam air. Jika kadar
ammonia di luar ambang batas maka dapat menimbulkan ancaman bagi
organisme yaitu mengganggu pengikatan oksigen dalam darah, mengubah pH
darah, dan mempengaruhi stabilitas membran (Royan dkk 2019), kerusakan pada
insang, ikan mudah terserang penyakit, dan menghambat laju pertumbuhan .
Adanya logam berat di dalam air juga dapat mempengaruhi kualitas air budidaya.
Logam berat dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati, insang,
dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada ikan. Logam berat dapat
3
menganggu proses metabolism tubuh organisme dengan cara menghalangi kerja
enzim (Effendi dkk 2012).
Menurut Stickney (2005), konsentrasi oksigen yang baik untuk ikan lele
tidak boleh kurang dari 3 mg/l. Oksigen yang rendah umumnya diikuti dengan
meningkatnya amoniak dan karbondioksida di air yang menyebabkan proses
nitrifikasi menjadi terhambat sehingga mengganggu kelulushidupan ikan. Di
dalam kegiatan alih teknologi ini telah diterapkan teknologi probiotik dan ternyata
teknik tersebut mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pada
budidaya lele Sangkuriang yang tanpa probiotik.
4
BAB III
METODE KERJA
5
3.3 Cara Kerja
Adapun Cara kerja pada pratikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Setelah kita melakukan rancangan membuat wadah untuk ikan lele dan
melakukan penebaran benih ikan lele.
2. Tahap selanjut nya lele di beri makan 2x sehari pada waktu pagi dan sore hari.
3. Jika padat tebar pada ember sudah pekat warna nya kita dapat mengganti air
pada ember ikan lele, penggantian air yang kami lakukan selama
pemeliharaan sebanyak 3x.
6
BAB IV
4 gram 6 cm 30 gram 16 cm
6 gram 6 cm 33gram 16 cm
6 gram 6 cm 28 gram 16 cm
6 gram 5,7 cm
14 gram 15,5 cm
6 gram 8 cm
11 gram 13 cm
6 gram 7 cm
23 gram 15 cm
10 gram 5,5 cm
18 gram 15 cm
4 gram 6 cm
17 gram 13 cm
9 gram 5,5 cm
17 gram 13 cm
Rata-rata 6,2 Rata-rata= 9,15
Rata-rata = 21,3 Rata-rata = 13,6
4.2 Pembahasan
7
dengan volume 60 liter secara teori akan mampu menampung pembudidayaan 50
ekor ikan lele.
Penghematan air budidaya ikan dapat dilakukan dengan cara memakai air
secara berulang-ulang (metode resirkulasi) tanpa penggantian air. Dalam
praktiknya media budidaya yang kecil ini juga dapat dimanfaatkan menjadi lahan
tanam sayuran kangkung.
Dari hasil Pratikum ini didapatkan hasil Pada pengukuran suhu pada
kolam budidaya ini adalah 29’C. Berarti suhu masih normal karna ikan lele dapat
hidup pada suhu 2-31’C. dan pengukuran pH didapatkan 7,3 pHnya dan pH yang
didapatkan netral.
Pertumbuhan ikan lele dalam budidaya ember selama 30 hari sangat bagus
karna dapat di lihat dari pertumbuhan berat awal ikan dengan rata-rata 6,2gr dan
berat akhir 21,3gr dengan pertambahan pertumbuhan nya 15,1gr , yang berarti
dalam 1 hari penambahan bobot ikan sebesar 0,55 gr. Dan panjang awal rata-rata
9,15 cm dan akhir 13,6 cm penambahan panjang ikan sebanyak 4,45 cm.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang dapat kita ambil pada pratikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Dapat menghasilkan dua produk sekaligus dalam satu kali proses produksi
5. konsentrasi oksigen yang baik untuk ikan lele tidak boleh kurang dari 3 mg/l.
Oksigen yang rendah umumnya diikuti dengan meningkatnya amoniak dan
karbondioksida di air yang menyebabkan proses nitrifikasi menjadi terhambat
sehingga mengganggu kelulushidupan ikan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah untuk kepada semua pratikan
harap lebih disiplin waktu, dan untuk kepada para asisten semoga kedepannya
dapat membimbing lebih baik lagi
9
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, M., Emiyarti, dan Yusnaini. 2016. Critical Thermal dari Ikan Zebrasoma
scopas yang Berasal dari Perairan Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi.
Sapa Laut 1 (2): 60-66.
Effendi, F., Tresnaningsih, E., Sulistomo, A.W., Wibowo, S., Hudoyo, K.S et al.
2012. Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Logam Berat. Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Satria Nawa Wicaksana, Sri Hastuti, Endang Arini. 2015. Performa Produksi
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang dipelihara dengan Sistem
Biofilter Akuaponik dan Konvensional. Journal of Aquaculture
Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015,
Halaman 109-116. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro.
10
LAMPIRAN
= 31 gr
= 31 x 5%
= 1,55 gram
Jadi pemberian pakan dalam satu hari sebanyak 2x, maka 1,55 : 2 = 0,775 gram
= (0,4185 )/(213 )
= 0,01%
= 100%
11
Lampiran II Dokumentasi
Gambar 1. Dilakukan penimbangan berat ikan Gambar 2. Dilakukan pengukuran panjang ikan
Gambar 3. Pengecekan suhu air menggunakan termometer Gambar 4. Pengecekan pH pada ember budidaya
Gambar 5. Penggantian air ember budidaya Gambar 6. Kangkung yang sudah berumur 29 hari
12