Anda di halaman 1dari 17

Laporan pratikum MANAJEMEN KUALITAS AIR

MANAJEMEN KUALITAS AIR DENGAN SISTEM


BUDIKDAMBER

Disusun oleh

Nama : Ihdina Alfi Admaja Nasution


Nim : 2011102010025
Kelompok : 3 shift 2
Nama Asisten : Salha

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


keberkahan dan kesehatan jasmani dan rohani sehingga praktikan dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “MANAJEMEN
KUALITAS AIR DENGAN SISTEM BUDIKDAMBER”. Salawat dan
salam praktikan panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mengubah kehidupan bumi ini dari masa-masa pembodohan hingga masa
yang sangat cemerlang seperti saat ini.

Kemudian tidak lupa praktikan mengucap terima kasih kepada kedua


orang tua yang tidak bosannya memberikan semangat. Terima kasih juga
praktikan ucapkan kepada asisten laboratorium yang telah memberikan ilmu
pengetahuannya.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penyusun meminta kritik dan saran dari kakak atau abang
laboratorium.

Banda Aceh,Mei 2022

Pratikan

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................I
DAFTAR ISI.....................................................................................................................II
DAFTAR TABEL........................................................................................................... III
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... IV
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Pratikum....................................................................................................2
1.3 Manfaat Pratikum..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
BAB III METODE KERJA...............................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................................5
3.3 Cara Kerja............................................................................................................. 6
3.4 Analisa Data..........................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN..............................................7
4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................................7
4.2 Pembahasan...........................................................................................................7
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 9
5.1 Kesimpulan........................................................................................................... 9
5.2 Saran..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
LAMPIRAN.................................................................................................................... 11

II
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2.1 Alat.........................................................................................................5


Tabel 3.2.2 Bahan......................................................................................................5
Tabel 4.1 Sampling....................................................................................................7

III
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Analisa Data................................................................................................11


Lampiran Dokumentasi................................................................................................11

IV
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Populasi penduduk di Indonesia yang terus meningkat memberikan


peluang sekaligus tantangan. Tantangan yang ada yaitu permintaan pangan
bergizi yang meningkat, tingginya jumlah kebutuhan lapangan pekerjaan, dan
kebutuhan lingkungan yang bersih, dan lain sebagainya. Jika berbagai sektor tidak
dikelola dengan baik, maka semakin tinggi populasi akan menyebabkan polusi
lingkungan, tingkat ekonomi yang rendah, kelaparan, lahan perumahan, dan
berbagai masalah lain (Christiani et al 2014). Oleh karena itu, pemerintah dan
masyarakat perlu bekerja sama untuk menjawab tantangan ini.

Protein hewani sangat dibutuhkan oleh manusia. Bagi masyarakat desa


kebutuhan protein ini masih dapat terpenuhi dengan cara memelihara ikan di
kolam, sungai, danau ataupun media perairan yang lain. Lokasi budidaya ikan di
desa masih tersedia dan memang masih layak secara kualitas dan kuantitasnya
namun tidak demikian di perkotaan. Seiring dengan perkembangan pembangunan,
lahan budidaya ikan di desa juga menjadi semakin sempit, di sisi lain kebutuhan
protein hewani semakin terus bertambah.

Banyaknya penduduk yang tidak bekerja merupakan salah satu tantangan


yang perlu diatasi. Budidaya ikan dalam ember (Budikdamber) dapat menjadi
salah satu alternatif usaha yang dapat dilakukan oleh penduduk desa Cipacing di
lahan yang sempit. Salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan
budidaya ikan adalah kualitas air. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan
ikan mengalami stress, mudah terserang penyakit, dan mengganggu kelangsungan
hidup ikan.

1
1.2 Tujuan Pratikum

Adapun tujuan pada pratikum kali ini adalah untuk mengetahui sistem
Budikdamber supaya mempermudah mahasiswa dan masyarakat umum dalam
budidaya.

1.3 Manfaat Pratikum

Adapun manfaat pada pratikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Supaya mahasiswa mengetahui bagaimana cara budidaya damber.

2. Supaya mahasiswa tau dan bisa memberikan pengetahuan dan pengalaman ke


masyarakat umum.

3. Supaya kita tahu dan dapat memanfaatkan daerah atau kawasan kecil menjadi
tempat budidaya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Habiburrohman (2018), menyatakan bahwa kegiatan budidaya ikan di


dalam ember (budikdamber) adalah hemat air, zero waste, perawatan mudah, dan
dapat dilakukan secara alamiah tanpa menggunakan bahan kimia. Penggunaan
wadah berupa ember menjadi suatu hal yang sangat menarik dan mencirikan
bahwa kegiatan ini dilakukan pada lahan yang terbatas. Wadah ember dapat
dengan mudah dipindahkan (bersifat sementara) dan dapat diletakkan pada luasan
lahan yang tersedia. Pemanfaatan lahan yang sangat minim dengan hanya
menggunakan ember diharapkan dapat menjadi solusi alteraif dalam kegiatan
budidaya ikan yang bisa dilakukan oleh semua orang di pekarangan rumah
masing-masing.

Suhu berkaitan erat dengan proses metabolism tubuh ikan sehingga


mempengaruhi tingkah laku, kemampuan pakan, pertumbuhan dan reproduksi.
Suhu optimum untuk ikan bervariasi bergantung dari jenis ikan. Kisaran suhu
normal untuk perairan tropis seperti di Indonesia adalah 27- 32ºC (Azwar dkk
2016). Suhu yang semakin tinggi dapat menyebabkan ikan mengalami kenaikan
kecepatan respirasi.

Faktor kimia lain yang cukup penting adalah ammonia. Ammonia dalam
air dapat berasal dari pemupukan, eksresi hewan dan hasil perombakan komponen
nitrogen oleh mikroba. kepadatan ikan yang tinggi di kolam dan pemberian
makanan buatan dapat meningkatkan konsentrasi ammonia dalam air. Jika kadar
ammonia di luar ambang batas maka dapat menimbulkan ancaman bagi
organisme yaitu mengganggu pengikatan oksigen dalam darah, mengubah pH
darah, dan mempengaruhi stabilitas membran (Royan dkk 2019), kerusakan pada
insang, ikan mudah terserang penyakit, dan menghambat laju pertumbuhan .
Adanya logam berat di dalam air juga dapat mempengaruhi kualitas air budidaya.
Logam berat dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati, insang,
dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada ikan. Logam berat dapat

3
menganggu proses metabolism tubuh organisme dengan cara menghalangi kerja
enzim (Effendi dkk 2012).

Menurut Stickney (2005), konsentrasi oksigen yang baik untuk ikan lele
tidak boleh kurang dari 3 mg/l. Oksigen yang rendah umumnya diikuti dengan
meningkatnya amoniak dan karbondioksida di air yang menyebabkan proses
nitrifikasi menjadi terhambat sehingga mengganggu kelulushidupan ikan. Di
dalam kegiatan alih teknologi ini telah diterapkan teknologi probiotik dan ternyata
teknik tersebut mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pada
budidaya lele Sangkuriang yang tanpa probiotik.

Sistem akuaponik / biofilter dapat meningkatkan performa produksi ikan


lele. Ikan selalu aktif memakan pakan yang diberikan akan tetapi untuk kolam
konvensional nafsu makan bertambah setelah kolam mengalami pergantian air,
diduga kualitas air yang mengalami penurunan dapat menyebabkan ikan stress,
dan menyebabkan nafsu makan ikan berkurang (Wicaksana, 2015).

4
BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2022 - 22 April 2022,


Pratikum dilakukan di Laboratorium basah, Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 3.2.1 Alat

No. Nama Alat Jumlah Fung


si
1 Pisau 1 unit Untuk memotong

2 Pulpen 1 unit Untuk menulis

3 Cup uk 250 mL Secukupnya Media kangkung

4 Ember ukuran 60 liter 1 unit Tempat wadah ikan

5 Paku 1 unit Untuk alat melubangin cup

6 Timbangan 1 unit Untuk menimbang ikan

7 Serabut kelapa Secukupnya Untuk media kangkung

Tabel 3.2.2 Bahan


No. Nama Bahan Jumlah Fungsi
1 Lele ( Clarias ) 50 ekor Sebagai
bahan
2 Kangkung Secukupnya Sebagai
bahan

5
3.3 Cara Kerja

Adapun Cara kerja pada pratikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Setelah kita melakukan rancangan membuat wadah untuk ikan lele dan
melakukan penebaran benih ikan lele.

2. Tahap selanjut nya lele di beri makan 2x sehari pada waktu pagi dan sore hari.

3. Jika padat tebar pada ember sudah pekat warna nya kita dapat mengganti air
pada ember ikan lele, penggantian air yang kami lakukan selama
pemeliharaan sebanyak 3x.

3.4 Analisa Data

BBM = (Berat bersih ikan )/(jumlah ikan sampling ) x ekor

Dosis Pakan = BBM x Fr

FCR = (jumllah pakan yang habis )/(berat ikan )

SR = (jumblah populasi hidup )/(padat tebar )

6
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Sampling

Sampling Pertama Sampling Akhir

Berat Panjang Berat Panjang

5 gram 7 cm 22 gram 13,5 cm

4 gram 6 cm 30 gram 16 cm

6 gram 6 cm 33gram 16 cm
6 gram 6 cm 28 gram 16 cm
6 gram 5,7 cm
14 gram 15,5 cm
6 gram 8 cm
11 gram 13 cm
6 gram 7 cm
23 gram 15 cm
10 gram 5,5 cm
18 gram 15 cm
4 gram 6 cm
17 gram 13 cm
9 gram 5,5 cm
17 gram 13 cm
Rata-rata 6,2 Rata-rata= 9,15
Rata-rata = 21,3 Rata-rata = 13,6

4.2 Pembahasan

Masalah ketersediaan lahan budidaya perikanan, semakin terbatasnya air


untuk kegiatan perikanan dapat diatasi dengan bantuan teknologi. Semakin
berkurangnya lokasi budidaya yang luas mengharuskan kita semakin kreatif
dalam memanfaatkan lokasi yang sempit serta dalam penghematan air budidaya.

Untuk membudidayakan ikan lele dapat menggunakan sistem padat tebar


tinggi dengan penambahan aerasi dan aplikasi probiotik ataupun dengan sistem
bioflok. Dengan aplikasi teknologi, wadah atau media yang kecil berupa ember

7
dengan volume 60 liter secara teori akan mampu menampung pembudidayaan 50
ekor ikan lele.

Penghematan air budidaya ikan dapat dilakukan dengan cara memakai air
secara berulang-ulang (metode resirkulasi) tanpa penggantian air. Dalam
praktiknya media budidaya yang kecil ini juga dapat dimanfaatkan menjadi lahan
tanam sayuran kangkung.

Budidaya ikan dalam ember “budikdamber” menjadi solusi potensial bagi


budidaya perikanan di lahan yang sempit dengan penggunaan air yang lebih
hemat, mudah dilakukan masyarakat di rumah masing- masing dengan modal
yang relatif kecil serta akhirnya mampu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat.

Perubahan pH ditentukan oleh aktivitas fotosintesis dan respirasi dalam


ekosistem. Fotosintesis memerlukan karbon dioksida yang oleh komponen
autotroph akan dirubah menjadi monosakarida. Penurunan karbondioksida dalam
ekosistem akan meningkatkan pH perairan. Sebaliknya proses respirasi dalam
ekosistem akan meningkatkan jumlah karbondioksida sehingga pH perairan
menurun.

Dari hasil Pratikum ini didapatkan hasil Pada pengukuran suhu pada
kolam budidaya ini adalah 29’C. Berarti suhu masih normal karna ikan lele dapat
hidup pada suhu 2-31’C. dan pengukuran pH didapatkan 7,3 pHnya dan pH yang
didapatkan netral.

Pertumbuhan ikan lele dalam budidaya ember selama 30 hari sangat bagus
karna dapat di lihat dari pertumbuhan berat awal ikan dengan rata-rata 6,2gr dan
berat akhir 21,3gr dengan pertambahan pertumbuhan nya 15,1gr , yang berarti
dalam 1 hari penambahan bobot ikan sebesar 0,55 gr. Dan panjang awal rata-rata
9,15 cm dan akhir 13,6 cm penambahan panjang ikan sebanyak 4,45 cm.

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun Kesimpulan yang dapat kita ambil pada pratikum kali ini adalah
sebagai berikut :

1. Dapat menghasilkan dua produk sekaligus dalam satu kali proses produksi

2. Dapat Menghemat lahan

3. Dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan Dan Hemat air

4. Sistem akuaponik / biofilter dapat meningkatkan performa produksi ikan lele.

5. konsentrasi oksigen yang baik untuk ikan lele tidak boleh kurang dari 3 mg/l.
Oksigen yang rendah umumnya diikuti dengan meningkatnya amoniak dan
karbondioksida di air yang menyebabkan proses nitrifikasi menjadi terhambat
sehingga mengganggu kelulushidupan ikan

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah untuk kepada semua pratikan
harap lebih disiplin waktu, dan untuk kepada para asisten semoga kedepannya
dapat membimbing lebih baik lagi

9
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, M., Emiyarti, dan Yusnaini. 2016. Critical Thermal dari Ikan Zebrasoma
scopas yang Berasal dari Perairan Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi.
Sapa Laut 1 (2): 60-66.

Effendi, F., Tresnaningsih, E., Sulistomo, A.W., Wibowo, S., Hudoyo, K.S et al.
2012. Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Logam Berat. Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Habiburrohman, H. (2018). Aplikasi Teknologi Akuaponik Sederhana Pada


Budidaya Ikan Air Tawar Untuk Optimalisasi Pertumbuhan Tanaman
Sawi (Brassica Juncea L.) [skripsi]. Lampung (ID) : UIN Raden Intan.

Ristiawan Agung Nugroho, Lilik Teguh Pambudi , Diana Chilmawati dan


Alfabetian Herjuno Condro Haditomo. 2012. Aplikasi teknologi
Aquaponik pada Budidaya Ikan Air Tawar Untuk optimalisasi
Kapasisras Produksi. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8. No. 1, 2012 46.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

Royan, M. R., Solim, M. H., & Santanumurti, M. B. 2019. Ammonia-eliminating


potential of Gracilaria sp. And zeolite: a preliminary study of the
efficient ammonia eliminator in aquatic environment. In IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science 236 (1)

Satria Nawa Wicaksana, Sri Hastuti, Endang Arini. 2015. Performa Produksi
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang dipelihara dengan Sistem
Biofilter Akuaponik dan Konvensional. Journal of Aquaculture
Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015,
Halaman 109-116. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro.

Stickney RR. 2005. Aquaculture: An Introductory Text. Oxford: CABI Publishing,


265 p.

10
LAMPIRAN

Lampiran I Analisa Data

BBM = (Berat bersih ikan )/(jumlah ikan sampling ) x 50 ekor

= (6.2 gram)/(10 ekor ) x 50 ekor

= 31 gr

Dosis Pakan = BBM x Fr

= 31 x 5%

= 1,55 gram

Jadi pemberian pakan dalam satu hari sebanyak 2x, maka 1,55 : 2 = 0,775 gram

Lama pemeliharaan 27 hari, maka 1,55 gr x 27 = 41,85 gr

FCR = (jumllah pakan yang habis )/(berat ikan )

= (0,4185 )/(213 )

= 0,01%

SR = (jumblah populasi hidup )/(padat tebar )

=(50 ekor )/(50 ekor) x 100%

= 100%

11
Lampiran II Dokumentasi

Gambar 1. Dilakukan penimbangan berat ikan Gambar 2. Dilakukan pengukuran panjang ikan

Gambar 3. Pengecekan suhu air menggunakan termometer Gambar 4. Pengecekan pH pada ember budidaya

Gambar 5. Penggantian air ember budidaya Gambar 6. Kangkung yang sudah berumur 29 hari

12

Anda mungkin juga menyukai