KULTIVASI MIKROALGA
Disusun Oleh:
NIM : 2011102010006
Kelompok : 1 (Satu)
NOVEMBER, 2023
LEMBAR PENGESAHAN
KULTIVASI MIKROALGA
Oleh:
Nama : Amitha Rizky Siregar
NIM : 2011102010006
Prodi : Budidaya Perairan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Bioteknologi Akuakultur. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Laporan
Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum maksimal dan jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat
Praktikan
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 3
BAB III METODELOGI KERJA ............................................................................ 6
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................... 6
3.3 Cara Kerja........................................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 13
4.1 Hasil Pengamatan ............................................................................................. 13
4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 14
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18
LAMPIRAN .............................................................................................................. 20
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rotifera………………………………………..…………………………20
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi………………………………..………………………….20
v
BAB I
PENDAHULUAN
penghasil bahan aktif dan bahan kimia yang bermanfaat untuk industri farmasi, kimia,
kosmetik, pertanian dan lainnya. Mikroalga adalah spesies uniseluler yang hidupnya
soliter maupun berkoloni. Berdasarkan spesiesnya, ada banyak macam bentuk maupun
ukuran mikroalga. Tidak seperti tanaman tingkat tinggi, mikroalga tidak mempunyai
Mikroalga yang hidup dilaut dikenal dengan istilah marine microalgae atau mikroalga
laut. Mikroalga laut berperan penting dalam jaring-jaring makanan dilaut dan
merupakan materi organik dalam sedimen laut, sehingga diyakini sebagai salah satu
komponen dasar pembentukan minyak bumi di dasar laut yang dikenal sebagai fossil
fuel.
berguna untuk status vascular tubuh manusisa, docosahexaenoic acid (DHA) untuk
jaringan saraf otak, b-carotene sebagai pro-vitamin A dan astaxanthin sebagai anti
oksidan. Dua produk terakhir telah dikomersialkan dalam skala besar. Karena
mikroalga juga merupakan sarana fotosintetik yang baik, maka mikroalga juga kaya
akan pigmen.
1
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kultivasi
4. Praktikan mampu mengetahui apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
kultivasi mikroalga.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
negara untuk mengurangi emisi gas CO2, salah satunya adalah mikroalga. Mikroalga
merupakan alga kecil (ukuran 2-20 μm) berupa tanaman talus yang memiliki klorofil
melalui pembelahan sel. Mikroalga terdiri dari banyak spesies yang hampir semuanya
serta menghasilkan lipid, protein, dan karbohidrat. Hasil metabolik tersebut tergantung
temperatur, dan ada atau tidak adanya organisme lain (Juneja et al. 2013).
kultivasi tetapi tidak dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi gas. Temperatur optimal
untuk kultivasi mikroalga antara 24-30°C dan bisa berbeda-beda bergantung lokasi,
komposisi media yang digunakan serta jenis mikroalga yang dikultivasi. Sebagian
besar spesies mikroalga mampu melakukan fotosintesis pada rentang temperatur yang
luas, namun pada umumnya berkisar antara 15-30°C, dengan temperatur optimal
dalam media kultur yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kelangsungan
hidupnya. Pupuk sebagai sumber nutrien yang diberikan dalam kultur N. oculata
biasanya menggunakan pupuk anorganik (urea, TSP, dan ZA) (Ahmadi et al., 2019).
3
Penggunaan pupuk anorganik berlebihan ini menghasilkan residu berupa limbah yang
perlu alternatif pemakaian pupuk organik yang memiliki unsur nutrien sesuai untuk
pertumbuhan N. oculata serta tidak berbahaya bagi ekosistem perairan dengan biaya
N. oculata telah banyak digunakan sebagai pakan pada stadia awal pembenihan
seperti rotifera, larva udang maupun sebagai pakan larva pada berbagai pembenihan
ikan (Arfah et al., 2019). Mikroalga ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi
yaitu kandungan protein 50-55%, lemak 28,3%, klorofil-α 0,05%, dan karbohidrat
16%, (Paes et al., 2016), serta pertumbuhan yang cepat, dikarenakan N. oculata mudah
dikultivasi dan dalam waktu 24 jam mikroalga ini dapat bertambah banyak menjadi
Nannochloropsis oculata. N. oculata merupakan salah satu dari enam mikroalga yang
hal ini diasumsikan, kumpulan mikroalga ditempatkan pada wadah bervolume besar,
mikroalga agar maksimum. mikroalga dapat dikultivasi dibawah kondisi normal dan
menghasilkan produk yang komersial dalam jumlah yang banyak seperti lemak,
minyak, gula, dan senyawa bioaktif kultivasi mikroalga dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan kelimpahan sel dan laju pertumbuhan secara optimal cara untuk
4
memproduksi biomassa mikroalga laut dalam jumlah besar yaitu dengan dilakukan
kultivasi. kultivasi mikroalga dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan mulai dari
Keunggulan rotifera sebagai pakan alami yaitu ukurannya yang relatif kecil
dengan panjang lorika antara 76-143 μm dan lebar antara 63-114 μm, kemampuan
berenang yang lambat sehingga dapat dengan mudah dikonsumsi oleh larva ikan.
Selain itu, waktu budidaya rotifer relatif singkat, laju reproduksi tinggi, kandungan
nutrisi cukup tinggi serta dapat diperkaya nilai gizinya (Padang et al., 2017)
umum digunakan sebagai pakan alami bagi larva ikan laut, larva udang dan larva
kepiting pada tahap awal pertumbuhan dan perkembangannya (Nur et al., 2022).
mudah dicerna oleh larva ikan, mempunyai ukuran yang sesuai dengan mulut larva
ikan, mempunyai gerakan yang sangat lambat sehingga mudah ditangkap oleh larva,
dilihat dari siklus hidupnya, tidak menghasilkan racun atau zat lain yang dapat
membahayakan kehidupan larva serta memilki nilai gizi yang paling baik untuk
pertumbuhan larva.
5
BAB III
METODELOGI KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 November 2023 di
Balai Perikanan Budidaya Air Payat (BPBAP) Ujung Batee, Aceh Besar.
No Alat Kegunaan
Nannochloropsis sp.
ke dalam air
6
14 Thermometer Alat untuk mengukur suhu
No Bahan Kegunaan
4 Pupuk (Urea, ZA, TSP) Media tumbuh Nannochloropsis sp. dan juga
(300 mikron)
sudah di panen
7
6. Pipa pemanenan Untuk pemanenan rotifera
rotifera
massal di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee, diawali dengan
2. Pengisian Media Air Laut. Pengisian air laut dilakukan setelah wadah kering,
sebelum air laut dialirkan ke dalam wadah terlebih dahulu dipasang penyaring
lain yang dapat menyebabkan Nannocloropsis sp. mati dan tidak dapat
berkembang biak. Kadar air laut yang di butuhkan 70% dari volume total yang
hendak di kultur.
pengkulturan skala massal di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee
berkisar antara 30-40% dengan volume total yang hendak di kultur tergantung
kondisi cuaca. Jika cuaca cerah maka bibit yang di gunakan 30%. Namun jika
kultur Nannochloropsis sp. adalah UREA, ZA, dan TSP. Sebelum digunakan
pupuk terlebih dulu ditimbang sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
6. Nannochloropsis sp. kepadatan pada awal kultur dan kepadatan akhir atau
meliputi suhu, salinitas, derajat keasaman air (pH) dan oksigen terlarut (DO).
9
8. Pemanenan Nannochloropsis sp. Pemanenan Nannocloropsis sp. bisa di
Nannocloropsis sp. ini akan diproduksikan untuk pakan rotifera dan pakan
larva kakap. Panen biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari karena untuk
yaitu dengan cara menyikat dinding dan dasar bak serta selang air rasi dan batu
organisme lainnya. Setelah bak dikeringkan, kemudian bak kultur diisi air
tetapi pastikan sudah memasang pipa di outlet. Pengisisan air dilakukan dengan
cara memberi filterbag pada ujung pipa inlet kemudian diikat menggunakan
karet ban. Pengisisan air laut seban yak 3 ton. Selanjutnya pengsisian air tawar
sebanyak 1,5 ton. Pengisian Nannochloropsis sp. pada bak kultur dilakukan
setelah air laut dan tawar sudah 4,5 ton. Nannochloropsis sp. di berikan secara
bertujuan untuk mempersiapkan makanan Rotifera sp. sehingga pada saat bibit
180 mikron.Tipe S sesuai untuk pakan larva yang baru menetas dan bermulut
10
yaitu Nanoplakton sebanyak 2 ton. Jenis makan tersebut di konsumsi dengan
3. Pemberian Ragi, Vitamin, Scott’s, dan Madu. Dalam pemberian vitamin, ragi
dan minyak ikan yaitu mengikuti dosis, vitamin digerus menggunakan alat
ember. Memberi ragi sebanyak 500 gram dan scot’s sebanyak 500 gram lalu
diencerkan menggunakan air 10-13 liter. Dan scotts sebanyak 100 gram dan
diaduk dengan air 100 ml air selama 2-3 menit. Kemudian di beri madu
5. Pemanenan. Pada saat panen rotifera, air pada bak kultur tidak dihabiskan
namun di sisakan sehingga sebagian atau minimal 40% dari total volume
sebagai bibit pada kultur selanjutnya. Kemudian bak kultur di isi kembali
11
planktinet (300 mikron) dengan sistem gratifitasi. Waktu pemanenan dilakukan
pada pagi hari di saat matahari terbit, pada waktu tersebut rotifera banyak
larva.
12
BAB IV
No Klasifikasi Gambar
1. Kingdom : Protista
Phylum : Chromophyta
Class : Eustigmatophyceae
Ordo : Eustigmatales
Family : Monodopsidaceae
Genus : Nannochloropsis
2. Kingdom : Rotifera
Kelas : Monogononta
Ordo : Ploima
Famili : Brachionidae
Genus : Brachionus
13
4.2 Pembahasan
mikroalga diantaranya faktor abiotik (cahaya, temperatur, nutrisi, O2, CO2, pH,
salinitas), faktor biotik (bakteri, virus, jamur, dan lain-lain), serta faktor teknik
pemanenan.
Pertumbuhan mikroalga terjadi dalam berbagai fase yaitu (1) fase lag, yaitufase
aktifnya sel-sel yang dapat diamati, (3) fase stationer, yaitu fase di mana lajutumbuh
dan kematian seimbang sehingga jumlah total mikroalga yang hidup tetap, (4) fase
Nannochloropsis sp. juga dapat tumbuh dan berkembang dengan cara berfotosintesis
yaitu dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dan nutrien
anorganik sederhana seperti CO2, komponen nitrogen terlarut dan fosfat. Ketersediaan
nutrien yang diabsorbsi dari media kultur merupakan faktor utama Pertumbuhan
Nannochloropsis sp. yang dipengaruhi oleh ketersediaan zat hara makro, zat hara
mikro dan faktor lingkungan. Adanya klorofil membuat fitoplankton ini mampu
14
Nannochloropsis (air tawar, air laut). Merupakan sel berwarna kehijauan,
tidak motil, dan tidak berflagel. Selnya berbentuk bola, berukuran kecil dengan
diamater 4-6 mm. Organisme ini merupakan divisi yang terpisah dari Nannochloris
karena tidak adanya chlorophyl b. Merupakan pakan yang populer untuk rotifer,
artemia, dan pada umumnya merupakan organisme filter feeder. Kandungan nutrisi
dari Nannochloropsis sp. cukup tinggi dibandingkan dengan mikroalga yang lain
lemak 27,64%, vitamin C 0,85%, dan klorofil-a 0,89%. Faktor yang sangat penting
dalam kegiatan kultur Nannochloropsis sp. selain nutrien adalah intensitas cahaya dan
lama penyinaran. Cahaya berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis
Nannochloropsis sp. hidup di air laut dengan salinitas optimal yaitu 25-30 ppt
namun memiliki toleransi pada salinitas 10-35 ppt. Temperatur optimal untuk
pH 7-8 dan intensitas cahaya 100-1000 lux. Nutrien terutama nitrogen sangat
ciri berwarna kehijauan, tidak berflagel, dan berbentuk bola. N. oculata memiliki satu
kloroplas di setiap selnya, dan hanya memiliki satu klorofil (klorofil a). Pigmen utama
invertebrata. Ada tiga kelas rotifera, yaitu (1) Seisinoidea: merupakan kelas yang
15
mempunyai spesies primitif, habitatnya di laut atu hidup ada insang Crustaceans, (2)
Bdelloidea: kelompok yang menyerupai cacing dan bereproduksi secara aseksual, dan
calyciflorus, dan Brachionus rubens. Rotifera dapat dihasilkan dari kultur massal yang
diberi pakan berupa Nanochloropis sp. Rotifera biasanya hidup di air tawar, hanya 50
40-2. 500 mikron, rata-rata 200 mikron. Umum nya hidup bebas, soliter,
Rotifera mempunyai warna putih dan bentuk seperti piala, pada bagiankorona
atau mulut di lengkapi dengan bulu getar yang bergerak aktif. Diameter korona 60-80
mikron.Tubuh rotifera terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (head), badan (trunk),
dan kaki (foot). Panjang tubuh rotifera antara 60-273 um dengan lebar 92-170 um.
Pada pemeliharaan larva, pakan yang diperlukan pertama kali sangat tergantung pada
ukuran jenis pakan yang sesuai dengan mulut larva. Rotifera yang di kultur di Balai
Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batte umumnya bertipe S dengan panjang lorika
betina disebut ovum dan jantan disebut testis. Lama hidup rotifera berkisar 12-19 hari.
Rotifera setelah 24 jam menetas, dapat menghasilkan dua atau tiga butir telur.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan mikroalga terjadi dalam berbagai fase yaitu (1) fase lag, (2) fase
log/eksponensial, (3) fase stationer, (4) fase penurunan pertumbuhan dan berakhir
2. Nannochloropsis sp. hidup di air laut dengan salinitas optimal yaitu 25-30 ppt
4. Rotifera yang di kultur di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batte
umumnya bertipe S dengan panjang lorika antara 76-143 um dan lebar antara 63-
114 um.
5.2 Saran
Tidak ada saran dalam praktikum ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, Y., Nunik C., dan Alis M. (2019). Pengaruh Konsentrasi Pupuk Urea terhadap
Juneja, A., Ceballos, R.M., & Murthy, S.G. 2013. Effects of Environmental Factors
Nur, A., D. A. Widyany dan L. Ruliaty. 2017. Manajemen Pakan pada Produksi Benih
Nurmasyitah, N., Defira, C. N., & Hasanuddin, H. (2018). Pengaruh Pemberian Pakan
Unsyiah, 3(1).
Padang, A., Subiyanto, R., Marwa, M., & Aditya, F. 2017. Pengaruh Pemberian Pakan
Paes, C.R., Faria G.R., Tinoco N.A., Castro D.J., Barbarino E., and Lourenço S.O.
Ras, M., Steyer, J., & Bernard, O. 2013. Temperature effect on microalgae: a crucial
factor for outdoor production. Environmental Science and and Bio Technology
18
12. 2: 153- 154.
Rocha, 2013. Mikroalga: Potensi dan Pemanfaatannya untuk Produksi Bio Bahan
Sasmita G.P, Wenten G.I., & Suantika G. 2014. Pengembangan Teknologi Ultrafiltrasi
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Gambar 1. Rotifera
Gambar 2. Bak Pemanenan Rotifera
20