Disusun oleh :
Widya Ningsih Ramli
NIM. 2011201007
YOGYAKARTA
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Diajukan oleh :
Widya Ningsih Ramli
NIM. 2011201007
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahan rahmat, nikmat dan hidah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan apa
yang telah penulis kerjakan pada saat PKL di Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta pada tanggal 1 Februari – 4 Maret 2023.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER………………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 3
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan............................................................................. 3
BAB II KEADAAN UMUM DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA
YOGYAKARTA ................................................................................................................. 4
2.1 Sejaran Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta ............................................. 4
2.2 Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Pangan ............................................................... 5
2.3 Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian dan Pangan......................................................... 5
2.4 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan...................................................... 6
2.5 Ruangan Dinas Pertanian dan Pangan ...................................................................... 6
2.5.1 Green House 1.................................................................................................... 6
2.5.1 Green House 2.................................................................................................... 7
BAB III KEGIATAN PKL .................................................................................................. 8
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL ....................................................................... 8
2.2 Alat dan Bahan .......................................................................................................... 8
2.3 Cara Kerja ................................................................................................................. 8
2.4 Parameter Pengamatan .............................................................................................. 9
2.5 Analisis Data ............................................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 10
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 16
3.2 Saran ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
LAMPIRAN...................................................................................................................... 18
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman bibit anggrek dendrobium ........................................... 10
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun bibit anggrek dendrobium ............................................... 10
Tabel 3. Hasil analisis statistic terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. ...................... 11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gedung Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. ................................... 4
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta .................. 6
Gambar 3. Green house anggrek berumur 4 bulan-1 tahun ................................................ 7
Gambar 4. Green hous anggrek yang berumur 1-3 tahun ................................................... 7
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang digemari oleh
masyarakat khususnya pecinta tanaman hias. Anggrek sudah dikenal oleh
masyarakat sejak 200 tahun lalu serta mulai dibudidayakan di Indonesia sejak 50
tahun terakhir (Fadhila & Nuria Azmi, 2020). Indonesia termasuk salah satu negara
di kawasan Asia Tenggara dengan keanekaragaman tanaman berbunga paling
tinggi. Salah satu kelompok tanaman berbunga yang memiliki anggota terbanyak
ialah famili Orchidaceae. Salah satu jenis anggrek yang banyak di budidayakan di
Indonesia sebagai tanaman hias pot dan bunga potong ialah anggrek Dendrobium
sp (Wijaya, 2006 dalam Suratniasih et al., 2017).
Anggrek dendrobium banyak disukai masyarakat karena rajin berbunga
dengan warna dan bentuk bunga yang bervariasi dan menarik. Sering digunakan
dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan
bentuk bunganya yang bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah di rangkai
dan produktivitasnya tinggi (Widiastoety et al., 2010), Selain itu perawatannya
mudah dan juga tidak membutuhkan biaya yang mahal (Pratiwi et al., 2019).
Menurut Tuhuteru (2012). Anggrek Dendrobium ini dapat beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Anggrek Dendrobium dapat tumbuh di
lingkungan alam di gurun yang sangat panas seperti Australia dan beriklim dingin
di pegunungan Himalaya. Selain itu anggrek dendrobium memiliki kemampuan
untuk menerima sinar matahari langsung tanpa merugikan dirinya sendiri, dan
membutuhkan sedikit air pada musim dingin. Menurut Kementerian Pertanian
(2007) dalam Amalia et al., (2022), jenis anggrek yang paling banyak digemari oleh
masyarakat adalah jenis Dendrobium sekitar 34%, diikuti dengan Oncidium Golden
Shower sekitar 26%, Cattleya sekitar 20%, Vanda sekitar 17%, serta anggrek
lainnya 3%.
1
Tanaman anggrek adalah salah satu tanaman hias dengan pertumbuhan yang
cukup lambat dibandingkan dengan tanaman hias yang lainnya, namun peminatan
konsumen pada masyarakat pecinta tanaman hias relatif terus menerus meningkat
setiap tahunnya (Sucandra et al., 2015). Menurut Marpaung et al. (2019), Genus
Dendrobium di Indonesia sendiri sudah sekitar 50% budidaya anggrek dan bisnis
tanaman anggrek secara umum, dengan total luas lahan mencapai ± 1.209.938 m²
dengan produktivitas ±15.490.256 tangkai/ tahun.
Untuk peningkatan produksi dibutuhkan berbagai upaya, baik untuk
kebutuhan konsumen, maupun untuk sarana dalam bidang penelitian, salah satu
caranya yaitu menggunakan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan
sebuah teknik perbanyakan suatu individu pada tanaman, baik dalam perbanyakan
sel, jaringan, ataupun organ, yang dilakukan secara in vitro menggunakan suatu
medium secara aseptis (Dwiyani, 2015).
Pertumbuhan dan perkembangan anggrek dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan. Kondisi lingkungan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yaitu
iklim yang meliputi cahaya, suhu, dan kelembaban serta faktor lain diantaranya
jenis media dan pemupukan. Media tumbuh yang diinginkan adalah media tumbuh
yang dapat menyediakan nutrisi untuk kebutuhan hidupnya (Sirlyana & Surtinah,
2019). Media tanam yang baik untuk anggrek (famili Orchidaceae) harus memenuhi
beberapa syarat antara lain tidak lekas melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi
sumber penyakit, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, retensi air dan unsur
hara yang optimal, mampu mempertahankan kelembaban di sekitar akar, pH
medianya 5-6, ramah lingkungan dan mudah didapat serta relatif murah. Media
tanam anggrek yang umum di gunakan adalah arang, pakis, lumut, papan kayu, bata
atau genteng, kulit kayu, kulit kayu pinus, dan serabut kelapa (Benamehuli Ginting,
2008 dalam Andalasari et al., 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan bibit anggrek juga dapat dipacu dengan
proses pemupukan yang mengandung unsur hara mikro dan makro (Suradinata et
al., 2012). Salah satu pupuk yang di gunakan yaitu pupuk NPK Mutiara dan pupuk
ZA, Pupuk NPK Mutiara merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara
N (16%) dalam bentuk NH3, P(16%) dalam bentuk PO5 dan K(16%) dalam bentuk
2
(K2O) (Aguslina, 2009 dalam Hamid, 2019). Pupuk ZA adalah pupuk yang
mengandung ammonium sulfat dan memeberi tambahan hara nitrogen dan belerang
bagi tanaman.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan ini yaitu :
3
BAB II
4
2.2 Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Pangan
Dinas pertanian dan pangan Kota Yogyakarta memiliki visi dan misi yang
sangat penting. Visi dinas pertanian dan pangan Kota Yogyakarta yaitu Ketahanan
pangan, Kesehatan masyarakat veteriner dan masyarakat pertanian perkotaan
berbasis agribisnis yang mandiri dan berdasa saing. Adapun misi dari Dinas
pertanian dan Pangan adalah sebagai berikut :
5
2.4 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan
Dinas Pertanian dan Pangan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Bagan struktur Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta di sajikan dalam
gambar berikut.
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERTANIAN DAN PANGAN
6
Gambar 3. Green house anggrek berumur 4 bulan-1 tahun
2.5.1 Green House 2
Ruangn ini merupakan tempat budidaya tanaman anggrek yang berusia
tahunan yaitu 1-3 tahun.
7
BAB III
KEGIATAN PKL
8
4. Pemupukan
Pemupukan di lakukan pada pagi hari dengan konsentrasi pupuk NPK 2
g/L dan pupuk ZA 2 g/L. Penyemprotan di lakukan seminggu sekali.
9
BAB IV
a. Tinggi tanaman
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman bibit anggrek dendrobium
Pengamatan
Perlakuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
NPK 2,4 3,1 3,9 4,7
ZA 2,1 2,6 3,5 4,2
b. Jumlah daun
Pengamatan
Perlakuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
NPK 3,0 3,5 3,8 5,3
ZA 2,8 3,0 3,5 4,3
10
pupuk NPK mutiara menghasilkan respon pertumbuhan yang lebih baik di
bandingkan pupuk ZA hal ini dapat di lihat pada tabel 1 dan 2. Pada kedua tabel di
atas dapat di lihat bahwa P1 memiliki hasil rata-rata jauh lebih tinggi dibandingkan
P2 dalam hal tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal ini diduga karena kandungan
unsur hara pada kedua jenis pupuk yang berbeda. Pada perlakuan pemupukan NPK
Mutiara mengandung unsur hara N, P dan K masing-masing sebanyak 16%, dapat
diperoleh dalam jumlah yang terbaik dan seimbang serta terdapat tambahan unsur
hara Ca dan Mg, sehingga satu kali pemberian pupuk ini akan memberikan
keseimbangan unsur hara makro bagi tanaman (Ramadhan et al., 2022). Sedangkan
pupuk ZA mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21%
(dalam bentuk amonium) (Tabri et al., 2018).
B. Analisis Statistik
Tabel 3. Hasil analisis statistic anova satu arah terhadap tinggi tanaman dan
jumlah daun.
Tabel sidik ragam tinggi tanaman
11
bahwa pemberian pupuk NPK dan ZA tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan
anggrek dendrobium.
Pada penelitian ini pupuk NPK Mutiara dan ZA dengan konsentrasi 2 g/L
dapat meningkatkan pertumbuhan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman dan jumlah daun anggrek dendrobium sp. Oleh karena itu, tidak perlu
dilakukan uji lanjutan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT). Faktor
penyebab pupuk tidak berpengaruh nyata karena tanaman anggrek membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk meperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengingat
pertumbuhan anggrek sangat lambat. Hal ini sesuai dengan pendapat Erfa et al.
(2019) tanaman anggrek membutuhkan waktu yang lama dalam pertumbuhannya,
tanaman anggrek dapat berbunga memerlukan waktu 1,5 - 2 tahun sedangkan untuk
memproduksi tanaman berbunga dari biji hasil silang diperlukan waktu 2,5 – 3
tahun.
C. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiraman
Penyiraman anggrek di laksanakan dengan cara menyiran media tanam pada
anggrek dendrobium tanpa membasahi daun anggrek. Penyiraman dilakukan pada
pagi hari pukul 07.00-10.00WIB maupun pada sore hari pukul 15.00-17.00 WIB.
Pemberian air yang berlebihan terutama pada daerah lembab dapat dapat memicu
tumbuhnya cendawan dan bakteri yang menyerang akar. Penyiraman anggrek harus
12
memperhatikan kondisi cuaca, dan media tanam, jika cuaca tidak terlalu terik, serta
media masih cukup lembab penyiraman dapat dilaksanakan 2-3 hari sekali.
Penyiraman tanaman anggrek disesuaikan dengan kondisi cuaca, jika cuaca sedang
terik maka penyiraman dapat dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, namun
jika musim penghujan tanaman anggrek tidak perlu disiram (Rohman, 2019).
2. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bibit
anggrek karena dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan bibit anggrek.
Unsur-unsur yang diperlukan meliputi unsur makro dan mikro yang harus selalu
tersedia bagi tanaman karena anggrek tidak mampu menyediakan sendiri unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya (Suradinata, Nuraini, & Setiadi, 2012
dalam Hartati et al., 2019). Dalam penelitian ini menggunakan pupuk NPK mutiara
dan ZA, yang di berikan seminggu sekali dengan dosis ¼ kali dosis anjuran. Pupuk-
pupuk ini di berikan dengan cara di cairkan dan di semprot ke media tanam. Pupuk
NPK Mutiara merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara N (16%)
dalam bentuk NH3, P(16%) dalam bentuk PO5 dan K(16%) dalam bentuk (K2O).
(Aguslina, 2009 dalam Hamid, 2019). Sedangkan Pupuk ZA mengandung
ammonium sulfat dan memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.
3. Sirkulasi udara
Dalam pertumbuhannya, anggrek memerlukan sirkulasi udara yang baik.
Tempat yang tertutup sangat tidak cocok bagi anggrek Dendrobium. Penggunaan
paranet disekeliling saung (ketiga sisi saung) juga sangat baik bagi sirkulasi udara.
Dirjenhorti (2008), tempat penanaman anggrek harus aliran udara bebas atau
sirkulasi udara baik. Jika sirkulasi udara tidak ada atau kurang lancar, anggrek akan
mudah terserang penyakit, begitu pula sebaliknya, jika sirkulasi udara terlalu
kencang, akan menyebabkan anggrek mengalami kekeringan (dehidrasi), dan
akibatnya tanaman menjadi kurus dan daunnya lemas. Fungsi paranet selain
mencegah masuknya hama, juga untuk mengurangi percikan air hujan yang
mengenai tanaman pada barisan paling pinggir. Menurut Yulianto et al., (2021)
Faktor terpenting dalam budidaya anggrek adalah cahaya, kelembapan, aerasi
(sirkulasi udara), dan temperatur. Kelembapan yang ideal berkisar 60-75%, jika
13
terlalu lembap dapat menyebabkan penyakit mudah berkembang. Temperatur yang
ideal berkisar 18-28 °C. Untuk menjaga kelembapan dan temperatur yang ideal,
sebaiknya selain anggrek yang disiram, juga dapat melakukan penyiraman di sekitar
lokasi tempat tumbuh anggrek atau dengan penyemprotan berkabut/mist. Salah
satu fasilitas untuk menjaga kelembapan dan temperatur dalam pemeliharaan
anggrek di rumah kaca dapat terbantu dengan tersedianya tandon air atau kolam air.
4. Intensitas cahaya matahari
Anggrek dendrobium tidak dapat menerima intensitas cahaya matahari penuh,
dan hanya membutuhkan sinar matahari dengan kisaran cahaya 40-65%, oleh sebab
itu penggunaan paranet di bawah atap plastic UV sangat dianjurkan, terutama saat
stadia seedling dan kompot. Sinar matahari pagi sangat bagus untuk tanaman.
Seperti yang tercantum pada SOP anggrek dendrobium oleh Dirjenhorti (2008),
bahwa rumah lindung adalah rumah tempat tumbuhnya anggrek yang atapnya
terdiri dari paranet atau plastik UV. Net/jaring untuk kompot s/d seedling 70%,
remaja s/d dewasa 55-65%.
5. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dapat di lakukan secara mekanis dan kimiawi, secara
mekanis dilakukan apabila populasi hama yang dijumpai dalam jumlah yang masih
terbatas dengan cara menangkap langsung hama yang menempel pada tanaman.
Misalnya kumbang gajah atau sejenisnya yang dapat dijepit atau ditekan dengan
jari tangan dan dimatikan, kutu perisai atau sejenisnya pada daun atau batang dapat
didorong dengan kuku dan dimatikan, siput dapat ditangkap dan dimusnahkan.
Apabila populasi hama dalam jumlah banyak, maka pengendalian secara kimiawi
dapat dilakukan sesuai dengan dosis dan cara pemakaiannya. Pengendalian secara
kimiawi, yaitu menggunakan pestisida secara tepat dan sesuai dengan organisme
pengganggu tanaman yang akan dikendalikan. Beberapa jenis pestisida yang
digunakan untuk memberantas organisme pengganggu dalam perawatan dan
pemeliharaan anggrek antara lain: insektisida untuk hama serangga, akarisida untuk
hama tungau, fungisida untuk cendawan, bakterisida untuk bakteri, molusida untuk
hama siput/siput, dan nematisida untuk sejenis cacing. Aplikasi konsentrasi dan
14
dosis penggunaan pestisida tersebut disesuaikan dengan formulasi yang tercantum
pada kemasan (Yulianto at al., 2021).
BAB V
PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa penggunaan pupuk
NPK Mutiara memiliki nilai rata-rata lebih baik dibandingkan pupuk ZA namun
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
Terhadap Perbedaan Naungan dan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh,
Jurnal Kultivasi. 21 (2). 127-134.
Andalasari, Tri Dewi., Yafisham, Nuraini. (2014). Respon Pertumbuhan Anggrek
Dendrobium Terhadap Jenis Media Tanam Dan Pupuk Daun, Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 14 (3). 167-173.
Erfa, L., D. Maulida., R.N Sesanti., dan Yuriansyah. (2019). Keberhasilan
Aklimatisasi dan Pembesaran Bibir Kompot Anggrek Bulan
(Phalaenopsis) pada Beberapa Kombinasi Media Tanam, Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 19(2). 122-127.
Fadhila, Nuria Azmi., Nurul Aini. (2020). Pengaruh Waktu Aplikasi Dan
Komposisi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Anggrek
Dendrobium (Dendrobium Sp.), Jurnal Produksi Tanaman. 8 (1). 93-98.
Hamid, Iskandar. (2019). Pengaruh Pemberian Pupuk Npk Mutiara Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mayz L), Jurnal
Biosaintek. 2 (1). 9-15.
Hartati, Sri., Ahmad Yunus, Ongko Cahyono, Bayu Aji Setyawan. (2019).
Penerapan Teknik Pemupukan Pada Aklimatisasi Anggrek Hasil
Persilangan Vanda di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar,
Journal Of Community Empowering and Services. 3 (2). 49-56.
Marpaung, R. G., Pasaribu, D., & Gulo, Y. S. K. (2019). Pengaruh Ekstrak Kentang
dan Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Planlet (Dendrobium Sp.)
Pada Media Vacin dan Went, Jurnal Agrotekda. 3(2). 84-92.
Nuryani, Eka., Gembong Haryono, Historiawati. (2019). Pengaruh Dosis Dan Saat
Pemberian Pupuk P Terhadap Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris,
L.) Tipe Tegak, Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. 4 (1). 14-
17.
Pratiwi, I. S., E. D. Purbajandi, E. Fuskhah. (2019). Pertumbuhan Vegetatif Hasil
Split Dendrobium (Dendrobium Sp.) Pada Dua Jenis Pupuk Nitrogen dan
Tempat Tanam, Jurnal Agro Complex. 3 (1). 65-74.
Ramadhan, Arif., Dewi Ratna Nurhayati, Saiful Bahri. (2022). Pengaruh Pupuk
Npk Mutiara (16-16-16) Terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas
Kacang Hijau (Vigna Radiata L.), Jurnal Ilmiah Pertanian. 18 (1). 49-52.
Rohman, Muftakhur. (2019). Budidaya Anggrek Bulan (Phalaenopsis Amabilis) di
PT Anugerah Anggrek Nusantara. Tugas Akhir, Politeknik Pertanian dan
Peternakan Mapene, Tuban.
Sirlyana., Surtinah. (2019). Optimasi Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium Sp.
17
Stadia Remaja Dengan Pemberian Grow Quick Lb, Jurnal Ilmiah
Pertanian. 15 (2). 89-94.
Sucandra, A., Silvina, F., & Yulia, A. E. (2015). Uji Pemberian Beberapa
Konsentrasi Glisin Pada Media Vacin and Went (VW) Terhadap
Pertumbuhan Planlet Anggrek (Dendrobium Sp.) Secara In Vitro, Jom
Faperta. 2(1). 1-11.
Suratniasih, Ni Ketut Mas., Ida Ayu Astarini, I Gusti Ayu Sugi Wahyuni. (2017).
Panjang Batang dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Zeatin
Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium
Sonia, Jurnal Metamorfosa. IV (2). 271-278.
Tabri, Fahdiana., M. Aqil, Roy Efendi. (2017). Uji Aplikasi Berbagai Tingkat Dosis
Pupuk Za Terhadap Produktivitas dan Mutu Jagung, Indonesian Journal
Of Foundamental Sciences. 4 (1). 27-38.
Tuhuteru, S., Hehanussa, M. L., & Raharjo, S. H. (2012). Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anggrek Dendrobium Anosmum Pada Media Kultur In
Vitro Dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa, Agrologia. 1(1). 1-12.
Yulianto, Ponco., Dedi Damhuri, Suradi, Yuniar. (2021). Pengendalian Serangan
Hama Terhadap Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor, Warta Kebun
Raya. 19 (2). 1-6.
Widiastoety, Dyah., Nina Solvia, Muchdar Soedarjo. (2010). Potensi Anggrek
Dendrobium Dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga
Potong, Jurnal Litbang Pertanian. 29 (3). 101-106.
LAMPIRAN
18
Lampiran 2. Penilaian PKL Oleh Instansi
b. Pembeberian pupuk
19