Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BUDIDAYA ANGGREK: RESPON PERTUMBUHAN


ANGGREK DENDROBIUM TERHADAP JENIS PUPUK

Disusun oleh :
Widya Ningsih Ramli
NIM. 2011201007

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI S-1


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

BUDIDAYA ANGGREK: RESPON PERTUMBUHAN ANGGREK


DENDROBIUM TERHADAP JENIS PUPUK

Diajukan oleh :
Widya Ningsih Ramli
NIM. 2011201007

Disetujui dan diujikan di hadapan penguji pada


Tanggal :

Dosen Pembimbing Dosen Penguji


Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan

Dinar Mindrati Fardhani, S.P., M.Biotech. Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotech.


NIP. 861014150428 NIP. 8902111609393
Ketua
Program Studi Bioteknologi
Fakultas Sains dan Teknologi

Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotech


NIP. 8902111609393

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahan rahmat, nikmat dan hidah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan apa
yang telah penulis kerjakan pada saat PKL di Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta pada tanggal 1 Februari – 4 Maret 2023.

Dalam penyusunan Laporan PKL ini penulis banyak mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis dengan segenap kerendahan
hati menyampaikan terimakasih kepada :

1. Kepala Dinas, Ir. Suryana


2. Ketua Program Studi Bioteknologi, Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotech
3. Pembimbing PKL Dinas Pertanian dan Pangan, Elys Tryana, S.P
4. Dosen Pembimbing PKL, Dinar Mindrati Fardhani, S.P., M.Biotech
5. Segenap keluarga besar Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta yang
telah membantu selama kegiatan PKL
6. Semua Pihak yang telah memberi dukungan secara moril ataupun materil
selama kegiatan PKL.
Demikian laporan PKL ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan. Penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Yogyakarta, April 2023

Widya Ningsih Ramli

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER………………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 3
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan............................................................................. 3
BAB II KEADAAN UMUM DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA
YOGYAKARTA ................................................................................................................. 4
2.1 Sejaran Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta ............................................. 4
2.2 Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Pangan ............................................................... 5
2.3 Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian dan Pangan......................................................... 5
2.4 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan...................................................... 6
2.5 Ruangan Dinas Pertanian dan Pangan ...................................................................... 6
2.5.1 Green House 1.................................................................................................... 6
2.5.1 Green House 2.................................................................................................... 7
BAB III KEGIATAN PKL .................................................................................................. 8
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL ....................................................................... 8
2.2 Alat dan Bahan .......................................................................................................... 8
2.3 Cara Kerja ................................................................................................................. 8
2.4 Parameter Pengamatan .............................................................................................. 9
2.5 Analisis Data ............................................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 10
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 16
3.2 Saran ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
LAMPIRAN...................................................................................................................... 18

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman bibit anggrek dendrobium ........................................... 10
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun bibit anggrek dendrobium ............................................... 10
Tabel 3. Hasil analisis statistic terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. ...................... 11

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gedung Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. ................................... 4
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta .................. 6
Gambar 3. Green house anggrek berumur 4 bulan-1 tahun ................................................ 7
Gambar 4. Green hous anggrek yang berumur 1-3 tahun ................................................... 7

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang digemari oleh
masyarakat khususnya pecinta tanaman hias. Anggrek sudah dikenal oleh
masyarakat sejak 200 tahun lalu serta mulai dibudidayakan di Indonesia sejak 50
tahun terakhir (Fadhila & Nuria Azmi, 2020). Indonesia termasuk salah satu negara
di kawasan Asia Tenggara dengan keanekaragaman tanaman berbunga paling
tinggi. Salah satu kelompok tanaman berbunga yang memiliki anggota terbanyak
ialah famili Orchidaceae. Salah satu jenis anggrek yang banyak di budidayakan di
Indonesia sebagai tanaman hias pot dan bunga potong ialah anggrek Dendrobium
sp (Wijaya, 2006 dalam Suratniasih et al., 2017).
Anggrek dendrobium banyak disukai masyarakat karena rajin berbunga
dengan warna dan bentuk bunga yang bervariasi dan menarik. Sering digunakan
dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan
bentuk bunganya yang bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah di rangkai
dan produktivitasnya tinggi (Widiastoety et al., 2010), Selain itu perawatannya
mudah dan juga tidak membutuhkan biaya yang mahal (Pratiwi et al., 2019).
Menurut Tuhuteru (2012). Anggrek Dendrobium ini dapat beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Anggrek Dendrobium dapat tumbuh di
lingkungan alam di gurun yang sangat panas seperti Australia dan beriklim dingin
di pegunungan Himalaya. Selain itu anggrek dendrobium memiliki kemampuan
untuk menerima sinar matahari langsung tanpa merugikan dirinya sendiri, dan
membutuhkan sedikit air pada musim dingin. Menurut Kementerian Pertanian
(2007) dalam Amalia et al., (2022), jenis anggrek yang paling banyak digemari oleh
masyarakat adalah jenis Dendrobium sekitar 34%, diikuti dengan Oncidium Golden
Shower sekitar 26%, Cattleya sekitar 20%, Vanda sekitar 17%, serta anggrek
lainnya 3%.

1
Tanaman anggrek adalah salah satu tanaman hias dengan pertumbuhan yang
cukup lambat dibandingkan dengan tanaman hias yang lainnya, namun peminatan
konsumen pada masyarakat pecinta tanaman hias relatif terus menerus meningkat
setiap tahunnya (Sucandra et al., 2015). Menurut Marpaung et al. (2019), Genus
Dendrobium di Indonesia sendiri sudah sekitar 50% budidaya anggrek dan bisnis
tanaman anggrek secara umum, dengan total luas lahan mencapai ± 1.209.938 m²
dengan produktivitas ±15.490.256 tangkai/ tahun.
Untuk peningkatan produksi dibutuhkan berbagai upaya, baik untuk
kebutuhan konsumen, maupun untuk sarana dalam bidang penelitian, salah satu
caranya yaitu menggunakan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan
sebuah teknik perbanyakan suatu individu pada tanaman, baik dalam perbanyakan
sel, jaringan, ataupun organ, yang dilakukan secara in vitro menggunakan suatu
medium secara aseptis (Dwiyani, 2015).
Pertumbuhan dan perkembangan anggrek dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan. Kondisi lingkungan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yaitu
iklim yang meliputi cahaya, suhu, dan kelembaban serta faktor lain diantaranya
jenis media dan pemupukan. Media tumbuh yang diinginkan adalah media tumbuh
yang dapat menyediakan nutrisi untuk kebutuhan hidupnya (Sirlyana & Surtinah,
2019). Media tanam yang baik untuk anggrek (famili Orchidaceae) harus memenuhi
beberapa syarat antara lain tidak lekas melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi
sumber penyakit, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, retensi air dan unsur
hara yang optimal, mampu mempertahankan kelembaban di sekitar akar, pH
medianya 5-6, ramah lingkungan dan mudah didapat serta relatif murah. Media
tanam anggrek yang umum di gunakan adalah arang, pakis, lumut, papan kayu, bata
atau genteng, kulit kayu, kulit kayu pinus, dan serabut kelapa (Benamehuli Ginting,
2008 dalam Andalasari et al., 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan bibit anggrek juga dapat dipacu dengan
proses pemupukan yang mengandung unsur hara mikro dan makro (Suradinata et
al., 2012). Salah satu pupuk yang di gunakan yaitu pupuk NPK Mutiara dan pupuk
ZA, Pupuk NPK Mutiara merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara
N (16%) dalam bentuk NH3, P(16%) dalam bentuk PO5 dan K(16%) dalam bentuk

2
(K2O) (Aguslina, 2009 dalam Hamid, 2019). Pupuk ZA adalah pupuk yang
mengandung ammonium sulfat dan memeberi tambahan hara nitrogen dan belerang
bagi tanaman.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan ini yaitu :

1.2.1 Tujuan Umum


1. Membekali mahasiswa agar memiliki pengalaman bekerja pada suatu
Lembaga baik swasta maupun negri yang memiliki kaitan di bidang
bioteknologi secara menyeluruh atau sebagaian
2. Membekali mahasiswa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan rasa
tanggung jawab yang tinggi.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melihat dan memahami secara langsung proses budidaya anggrek serta
mengetahui jeni-jenis anggrek di Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta
2. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis di lapangan khususnya
pada budidaya aggrek.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini di harapkan dapat memberikan
manfaat yaitu :
1. Memperoleh pengalaman dan gambaran yang dapat di jadikan bekal dalam
memasuki dunia kerja
2. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru dalam bidang
pertanian khususnya pada budidaya anggrek
3. Wadah untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antara lembaga
pendidikan dengan perusahaan/instansi terkait.

3
BAB II

KEADAAN UMUM DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA


YOGYAKARTA

2.1 Sejaran Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta


Berdasarkan surat keputusan Walikota Yogyakarta No. 221 tahun 2005
tanggal 30 Desember 2005 tentang pembentukan UPT Poliklinik hewan pada
Kantor Pertanian dan Kehewanan, Poskeswan Kota Yogyakarta secara resmi
berganti nama menjadi UPT Klinik Hewan Kota Yogyakarta pada tahun 2006.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 28 tahun 2005 tentang
pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Kantor Pertanian dan Kehewanan
tanggal 15 November 2005 pasal 7 ayat 1 bahwa jumlah dan jenis UPT akan di atur
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 30
Maret 2009 berganti nama menjadi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan Pertanian Yogyakarta berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta No. 83 tahun
2009. dan pada 21 Oktober 2016 Peraturan Walikota (Perwali) Kota Yogyakarta
Nomor 74 tahun 2016 tentang susunan organisasi, kedudukan, tugas, fungsi dan tata
kerja menjadi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta yang berlaku pada
tanggal 01 Januari 2017.

Gambar 1. Gedung Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.

4
2.2 Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Pangan
Dinas pertanian dan pangan Kota Yogyakarta memiliki visi dan misi yang
sangat penting. Visi dinas pertanian dan pangan Kota Yogyakarta yaitu Ketahanan
pangan, Kesehatan masyarakat veteriner dan masyarakat pertanian perkotaan
berbasis agribisnis yang mandiri dan berdasa saing. Adapun misi dari Dinas
pertanian dan Pangan adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan ketahanan pangan dan pola konsumsi pangan yang beragam,


bergizi, seimbang dan aman (B2SA)
2. Mengembangkan pengendalian penyakit Zoonosa di Kota Yogyakarta
3. Mengembangkan pertanian pola perkotaan yang bernuansa agribisnis yang
bersifat rekreatif, hobbies dan edukatif.

2.3 Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian dan Pangan

Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah


berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Pertanian, Peternakan
dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas
Pertanian dan Pangan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian, peternakan dan perikanan,


ketahanan pangan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pertanian, peternakan dan perikanan, dan ketahanan pangan;
c. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan urusan di bidang pertanian,
peternakan dan perikanan, dan ketahanan pangan;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian, peternakan dan
perikanan, dan ketahanan pangan;
e. Pengelolaan kesekretariatan meliputi perencanaan umum, kepegawaian,
keuangan, evaluasi dan pelaporan; dan
f. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi,dan pelaporan di bidang
pertanian, peternakan dan perikanan, dan ketahanan pangan.

5
2.4 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan
Dinas Pertanian dan Pangan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Bagan struktur Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta di sajikan dalam
gambar berikut.

STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta


2.5 Ruangan Dinas Pertanian dan Pangan
2.5.1 Green House 1
Ruangan ini merupakan tempat budidaya tanaman anggrek yang baru di
aklimatisasi dan juga tempat terdapat tanaman anggrek yang berusia 4 bulan atau 1
tahun.

6
Gambar 3. Green house anggrek berumur 4 bulan-1 tahun
2.5.1 Green House 2
Ruangn ini merupakan tempat budidaya tanaman anggrek yang berusia
tahunan yaitu 1-3 tahun.

Gambar 4. Green hous anggrek yang berumur 1-3 tahun

7
BAB III

KEGIATAN PKL

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Dinas Pertanian dan
Pangan Kota Yogyakarta, yang terletak di Jl. Lingkar Selatan, Malangan,
Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini di
lakukan pada tanggal 1 Februari hingga 4 Maret 2023.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu pot gerabah, sprayer, gelas ukur, dan gunting
pangkas. Bahan yang di gunakan adalah bibit tanaman anggrek dendrobium, arang
kayu, mos, fungsida, insektisida, bakterisida, pupuk NPK, dan pupuk ZA.

2.3 Cara Kerja


1. Persiapan Bibit
Bibit anggrek dendrobium diperoleh dari hasil kultur jaringan yang sudah
berumur 40 minggu yang telah melewati proses adaptasi lingkungan.
2. Pindah Tanam
Tanaman anggrek yang sudah cukup umur kemudian di pindahkan pada pot
yang lebih besar. media tanam yang terdiri dari serabut kelapa, dan mos direndam
terlebih dahulu pada larutan fungisida 250 gr/100 liter air. Perendaman dilakukan
selama 5 menit. Setelah itu, masukan pecahan arang kayu kedalam pot, tanam bibit
anggrek dendrobium dan timbun akarnya dengan most.
3. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari sehari yaitu pada pagi hari pukul 07:00-
09:00, dengan cara menyemprot seluruh bagian tanaman terutama bagian bawah
daun. Frekuensi penyiraman dapat dikurangi pada saat hari terlihat mendung atau
hujan dan ditingkatkan pada saat suhu udara sangat tinggi dengan menyiram atau
menyemprot tempat yang ditanami anggrek tersebut.

8
4. Pemupukan
Pemupukan di lakukan pada pagi hari dengan konsentrasi pupuk NPK 2
g/L dan pupuk ZA 2 g/L. Penyemprotan di lakukan seminggu sekali.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian hama dan penyakit dapat melalui dua cara yaitu mekanis dan
kimiawi. Pengendalian mekanis dapat di lakukan bila hama di jumpai dalam jumlah
yang masi terbatas yaitu dengan memusnahkan, membersihkan, dan mengambil
hama atau bagian tanaman yang terserang secara manual. Dan secara kimiawi yaitu
menggunakan insektisida yang mengandung bahan aktif abamektin untuk
mengendalikan kutu. Insektisida yang mengandung bahan aktif metaldehida
digunakan untuk memusnahkan keong, serangga dikendalikan dengan insektisida
yang mengandung bahan aktif imidacloprid. Konsentrasi yang di gunakan sesuai
anjuran yaitu 1 cc/Liter. Alternatif penggunaan produk perlindungan tanaman
seminggu sekali.

2.4 Parameter Pengamatan


Parameter pada pratek kerja lapangan ini adalah mengukur tinggi tanaman
dan jumlah daun

2.5 Analisis Data


Data yang di peroleh di analisis secara statistic menggunakan analisis ragam
jika H0 di tolak maka di lanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan
taraf 5% untuk melihat perbedaan antar perlakuan.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan Kemampuan Tumbuh Bibit


P1 merupakan bibit yang di beri pupuk NPK mutiara 2 g/L dan P2
merupakan bibit yang di beri pupuk ZA 2 g/L. Pengamatan ini dilakukan dengan
mengambil masing-masing 8 sampel bibit anggrek dari hasil kultur jaringan dengan
parameter yang di amati yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Berdasarkan hasil
pengamatan, didapatkan rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun bibit P1 dan P2
sebagai berikut.

a. Tinggi tanaman
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman bibit anggrek dendrobium

Pengamatan
Perlakuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
NPK 2,4 3,1 3,9 4,7
ZA 2,1 2,6 3,5 4,2

Berdasarkan pada tabel 1. Tinggi tanaman anggrek dendrobium dengan


perlakuan yang di beri pupuk NPK mutiara memiliki rata-rata lebih tinggi dari
minggu pertama hingga minggu keempat di bandingkan dengan perlakuan yang di
beri pupuk ZA.

b. Jumlah daun

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun bibit anggrek dendrobium

Pengamatan
Perlakuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
NPK 3,0 3,5 3,8 5,3
ZA 2,8 3,0 3,5 4,3

Pada tabel 2. Rata-rata jumlah daun anggrek dendrobium yang di beri


pupuk NPK jauh lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang di beri pupuk ZA.

Pemberian pupuk yang berbeda memberikan respon pertumbuhan yang


berbeda pula terutama pada veriabel tinggi tanaman dan jumlah daun. Pemberian

10
pupuk NPK mutiara menghasilkan respon pertumbuhan yang lebih baik di
bandingkan pupuk ZA hal ini dapat di lihat pada tabel 1 dan 2. Pada kedua tabel di
atas dapat di lihat bahwa P1 memiliki hasil rata-rata jauh lebih tinggi dibandingkan
P2 dalam hal tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal ini diduga karena kandungan
unsur hara pada kedua jenis pupuk yang berbeda. Pada perlakuan pemupukan NPK
Mutiara mengandung unsur hara N, P dan K masing-masing sebanyak 16%, dapat
diperoleh dalam jumlah yang terbaik dan seimbang serta terdapat tambahan unsur
hara Ca dan Mg, sehingga satu kali pemberian pupuk ini akan memberikan
keseimbangan unsur hara makro bagi tanaman (Ramadhan et al., 2022). Sedangkan
pupuk ZA mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21%
(dalam bentuk amonium) (Tabri et al., 2018).

B. Analisis Statistik

Tabel 3. Hasil analisis statistic anova satu arah terhadap tinggi tanaman dan
jumlah daun.
Tabel sidik ragam tinggi tanaman

Sumber Keragaman Db Jk Kt F hit F tabel


Perlakuan 1 0,3528 0,3528 1,967 5,987
Galat 6 1,0762 0,1794
Total 7 1,429

Tabel sidik ragam jumlah daun

Sumber Keragaman Db Jk Kt F hit F tabel


Perlakuan 1 0,5 0,5 1,263 5,987
Galat 6 2,375 0,39583
Total 7 2,875

Berdasarkan tabel sidik ragam dapat di ketahui tinggi tanaman di hasilkan


F- hitung 1.967 dan F-tabel untuk probabilitas 5% sebesar 5.987. dan analisis sidik
ragam jumlah daun di hasilkan F-hitung 1.263 dan F-tabel 5. 987. Sehingga
keputusannya adalah terima H0 karena F-hitung < F tabel. Hal ini dapat di artikan

11
bahwa pemberian pupuk NPK dan ZA tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan
anggrek dendrobium.

Menurut Nuryani et al., (2019) penambahan dosis pupuk yang semakin


tinggi akan mencapai titik dimana hasil tidak dapat bertambah lagi. Hal ini karena
pada dosis pupuk yang tinggi dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman,
sehingga hasil tidak lagi meningkat. Pendapat ini ditegaskan oleh Kusmanto (2010)
yang menyatakan bahwa untuk mencapai efisiensi pemupukan yang optimal, pupuk
harus diberikan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu sedikit. Jika pemberian pupuk terlalu banyak maka larutan
tanah akan terlalu pekat sehingga dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman,
sebaliknya jika terlalu sedikit pengaruh pemupukan pada tanaman mungkin tidak
akan tampak.

Pada penelitian ini pupuk NPK Mutiara dan ZA dengan konsentrasi 2 g/L
dapat meningkatkan pertumbuhan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman dan jumlah daun anggrek dendrobium sp. Oleh karena itu, tidak perlu
dilakukan uji lanjutan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT). Faktor
penyebab pupuk tidak berpengaruh nyata karena tanaman anggrek membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk meperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengingat
pertumbuhan anggrek sangat lambat. Hal ini sesuai dengan pendapat Erfa et al.
(2019) tanaman anggrek membutuhkan waktu yang lama dalam pertumbuhannya,
tanaman anggrek dapat berbunga memerlukan waktu 1,5 - 2 tahun sedangkan untuk
memproduksi tanaman berbunga dari biji hasil silang diperlukan waktu 2,5 – 3
tahun.

C. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiraman
Penyiraman anggrek di laksanakan dengan cara menyiran media tanam pada
anggrek dendrobium tanpa membasahi daun anggrek. Penyiraman dilakukan pada
pagi hari pukul 07.00-10.00WIB maupun pada sore hari pukul 15.00-17.00 WIB.
Pemberian air yang berlebihan terutama pada daerah lembab dapat dapat memicu
tumbuhnya cendawan dan bakteri yang menyerang akar. Penyiraman anggrek harus

12
memperhatikan kondisi cuaca, dan media tanam, jika cuaca tidak terlalu terik, serta
media masih cukup lembab penyiraman dapat dilaksanakan 2-3 hari sekali.
Penyiraman tanaman anggrek disesuaikan dengan kondisi cuaca, jika cuaca sedang
terik maka penyiraman dapat dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, namun
jika musim penghujan tanaman anggrek tidak perlu disiram (Rohman, 2019).
2. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bibit
anggrek karena dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan bibit anggrek.
Unsur-unsur yang diperlukan meliputi unsur makro dan mikro yang harus selalu
tersedia bagi tanaman karena anggrek tidak mampu menyediakan sendiri unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya (Suradinata, Nuraini, & Setiadi, 2012
dalam Hartati et al., 2019). Dalam penelitian ini menggunakan pupuk NPK mutiara
dan ZA, yang di berikan seminggu sekali dengan dosis ¼ kali dosis anjuran. Pupuk-
pupuk ini di berikan dengan cara di cairkan dan di semprot ke media tanam. Pupuk
NPK Mutiara merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara N (16%)
dalam bentuk NH3, P(16%) dalam bentuk PO5 dan K(16%) dalam bentuk (K2O).
(Aguslina, 2009 dalam Hamid, 2019). Sedangkan Pupuk ZA mengandung
ammonium sulfat dan memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.
3. Sirkulasi udara
Dalam pertumbuhannya, anggrek memerlukan sirkulasi udara yang baik.
Tempat yang tertutup sangat tidak cocok bagi anggrek Dendrobium. Penggunaan
paranet disekeliling saung (ketiga sisi saung) juga sangat baik bagi sirkulasi udara.
Dirjenhorti (2008), tempat penanaman anggrek harus aliran udara bebas atau
sirkulasi udara baik. Jika sirkulasi udara tidak ada atau kurang lancar, anggrek akan
mudah terserang penyakit, begitu pula sebaliknya, jika sirkulasi udara terlalu
kencang, akan menyebabkan anggrek mengalami kekeringan (dehidrasi), dan
akibatnya tanaman menjadi kurus dan daunnya lemas. Fungsi paranet selain
mencegah masuknya hama, juga untuk mengurangi percikan air hujan yang
mengenai tanaman pada barisan paling pinggir. Menurut Yulianto et al., (2021)
Faktor terpenting dalam budidaya anggrek adalah cahaya, kelembapan, aerasi
(sirkulasi udara), dan temperatur. Kelembapan yang ideal berkisar 60-75%, jika

13
terlalu lembap dapat menyebabkan penyakit mudah berkembang. Temperatur yang
ideal berkisar 18-28 °C. Untuk menjaga kelembapan dan temperatur yang ideal,
sebaiknya selain anggrek yang disiram, juga dapat melakukan penyiraman di sekitar
lokasi tempat tumbuh anggrek atau dengan penyemprotan berkabut/mist. Salah
satu fasilitas untuk menjaga kelembapan dan temperatur dalam pemeliharaan
anggrek di rumah kaca dapat terbantu dengan tersedianya tandon air atau kolam air.
4. Intensitas cahaya matahari
Anggrek dendrobium tidak dapat menerima intensitas cahaya matahari penuh,
dan hanya membutuhkan sinar matahari dengan kisaran cahaya 40-65%, oleh sebab
itu penggunaan paranet di bawah atap plastic UV sangat dianjurkan, terutama saat
stadia seedling dan kompot. Sinar matahari pagi sangat bagus untuk tanaman.
Seperti yang tercantum pada SOP anggrek dendrobium oleh Dirjenhorti (2008),
bahwa rumah lindung adalah rumah tempat tumbuhnya anggrek yang atapnya
terdiri dari paranet atau plastik UV. Net/jaring untuk kompot s/d seedling 70%,
remaja s/d dewasa 55-65%.
5. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dapat di lakukan secara mekanis dan kimiawi, secara
mekanis dilakukan apabila populasi hama yang dijumpai dalam jumlah yang masih
terbatas dengan cara menangkap langsung hama yang menempel pada tanaman.
Misalnya kumbang gajah atau sejenisnya yang dapat dijepit atau ditekan dengan
jari tangan dan dimatikan, kutu perisai atau sejenisnya pada daun atau batang dapat
didorong dengan kuku dan dimatikan, siput dapat ditangkap dan dimusnahkan.
Apabila populasi hama dalam jumlah banyak, maka pengendalian secara kimiawi
dapat dilakukan sesuai dengan dosis dan cara pemakaiannya. Pengendalian secara
kimiawi, yaitu menggunakan pestisida secara tepat dan sesuai dengan organisme
pengganggu tanaman yang akan dikendalikan. Beberapa jenis pestisida yang
digunakan untuk memberantas organisme pengganggu dalam perawatan dan
pemeliharaan anggrek antara lain: insektisida untuk hama serangga, akarisida untuk
hama tungau, fungisida untuk cendawan, bakterisida untuk bakteri, molusida untuk
hama siput/siput, dan nematisida untuk sejenis cacing. Aplikasi konsentrasi dan

14
dosis penggunaan pestisida tersebut disesuaikan dengan formulasi yang tercantum
pada kemasan (Yulianto at al., 2021).

BAB V

PENUTUP

15
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa penggunaan pupuk
NPK Mutiara memiliki nilai rata-rata lebih baik dibandingkan pupuk ZA namun
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Amalia., A.C. S. Mubarok, A. Nuraini. (2022). Respons Anggrek Dendrobium

16
Terhadap Perbedaan Naungan dan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh,
Jurnal Kultivasi. 21 (2). 127-134.
Andalasari, Tri Dewi., Yafisham, Nuraini. (2014). Respon Pertumbuhan Anggrek
Dendrobium Terhadap Jenis Media Tanam Dan Pupuk Daun, Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 14 (3). 167-173.
Erfa, L., D. Maulida., R.N Sesanti., dan Yuriansyah. (2019). Keberhasilan
Aklimatisasi dan Pembesaran Bibir Kompot Anggrek Bulan
(Phalaenopsis) pada Beberapa Kombinasi Media Tanam, Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 19(2). 122-127.
Fadhila, Nuria Azmi., Nurul Aini. (2020). Pengaruh Waktu Aplikasi Dan
Komposisi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Anggrek
Dendrobium (Dendrobium Sp.), Jurnal Produksi Tanaman. 8 (1). 93-98.
Hamid, Iskandar. (2019). Pengaruh Pemberian Pupuk Npk Mutiara Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mayz L), Jurnal
Biosaintek. 2 (1). 9-15.
Hartati, Sri., Ahmad Yunus, Ongko Cahyono, Bayu Aji Setyawan. (2019).
Penerapan Teknik Pemupukan Pada Aklimatisasi Anggrek Hasil
Persilangan Vanda di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar,
Journal Of Community Empowering and Services. 3 (2). 49-56.
Marpaung, R. G., Pasaribu, D., & Gulo, Y. S. K. (2019). Pengaruh Ekstrak Kentang
dan Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Planlet (Dendrobium Sp.)
Pada Media Vacin dan Went, Jurnal Agrotekda. 3(2). 84-92.
Nuryani, Eka., Gembong Haryono, Historiawati. (2019). Pengaruh Dosis Dan Saat
Pemberian Pupuk P Terhadap Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris,
L.) Tipe Tegak, Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. 4 (1). 14-
17.
Pratiwi, I. S., E. D. Purbajandi, E. Fuskhah. (2019). Pertumbuhan Vegetatif Hasil
Split Dendrobium (Dendrobium Sp.) Pada Dua Jenis Pupuk Nitrogen dan
Tempat Tanam, Jurnal Agro Complex. 3 (1). 65-74.
Ramadhan, Arif., Dewi Ratna Nurhayati, Saiful Bahri. (2022). Pengaruh Pupuk
Npk Mutiara (16-16-16) Terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas
Kacang Hijau (Vigna Radiata L.), Jurnal Ilmiah Pertanian. 18 (1). 49-52.
Rohman, Muftakhur. (2019). Budidaya Anggrek Bulan (Phalaenopsis Amabilis) di
PT Anugerah Anggrek Nusantara. Tugas Akhir, Politeknik Pertanian dan
Peternakan Mapene, Tuban.
Sirlyana., Surtinah. (2019). Optimasi Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium Sp.

17
Stadia Remaja Dengan Pemberian Grow Quick Lb, Jurnal Ilmiah
Pertanian. 15 (2). 89-94.
Sucandra, A., Silvina, F., & Yulia, A. E. (2015). Uji Pemberian Beberapa
Konsentrasi Glisin Pada Media Vacin and Went (VW) Terhadap
Pertumbuhan Planlet Anggrek (Dendrobium Sp.) Secara In Vitro, Jom
Faperta. 2(1). 1-11.
Suratniasih, Ni Ketut Mas., Ida Ayu Astarini, I Gusti Ayu Sugi Wahyuni. (2017).
Panjang Batang dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Zeatin
Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium
Sonia, Jurnal Metamorfosa. IV (2). 271-278.
Tabri, Fahdiana., M. Aqil, Roy Efendi. (2017). Uji Aplikasi Berbagai Tingkat Dosis
Pupuk Za Terhadap Produktivitas dan Mutu Jagung, Indonesian Journal
Of Foundamental Sciences. 4 (1). 27-38.
Tuhuteru, S., Hehanussa, M. L., & Raharjo, S. H. (2012). Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anggrek Dendrobium Anosmum Pada Media Kultur In
Vitro Dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa, Agrologia. 1(1). 1-12.
Yulianto, Ponco., Dedi Damhuri, Suradi, Yuniar. (2021). Pengendalian Serangan
Hama Terhadap Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor, Warta Kebun
Raya. 19 (2). 1-6.
Widiastoety, Dyah., Nina Solvia, Muchdar Soedarjo. (2010). Potensi Anggrek
Dendrobium Dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga
Potong, Jurnal Litbang Pertanian. 29 (3). 101-106.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Form Kegiatan PKL

18
Lampiran 2. Penilaian PKL Oleh Instansi

Lampiran 3. Foto Kegiatan

a. Perendaman anggrek dan media menggunakan fungisida

b. Pembeberian pupuk

19

Anda mungkin juga menyukai