Anda di halaman 1dari 1

Fiksasi Metode Fiksasi

Larutan B5
Fiksasi tahap awal dalam pengolahan jaringan yang
merupakan proses yang krusial agar dapat membuat Metode yang digunakan adalah Denaturasi.
slaid sediaan histopatologi yang layak untuk dibaca
untuk mencegah autolisis dan degradasi jaringan serta
Rekomendasi penggunaan untuk fiksasi jaringan
komponen jaringan sehingga mereka dapat diamati hematopoetik dan limfoid
baik secara anatomis dan mikroskopis

Fiksasi kimia biasanya dilakukan dengan merendam


jaringan pada larutan fiksatif atau pada sebagian kecil
organ seperti paru dengan memasukkan cairan
fiksatif pada sistem vaskuler Aplikasi dalam jaringan jantung

Tujuan fiksasi untuk mencegah terjadinya Sampel jaringan otot jantung yang digunakan yaitu sampel
autolysis dan pembusukan, memelihara atau jaringan otot jantung pasca penyembelihan dengan interval
mengawetkan keadaan sel dan elemen jaringan waktu 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 jam. Pembuatan preparat
agar identik dengan keadaan yang masih hidup, histopatologi dibuat dengan tahap fiksasi jaringan, penipisan
serta menggumpalkan jaringan yang cair agar jaringan, dehidrasi, penjernihan (clearing), pencetakan
memudahkan pemotongan sediaan (embedding), pengirisan (sectioning), pewarnaan (staining), dan
penutupan jaringan dengan gelas penutup (mounting)

Faktor - Faktor
Larutan fiksatif yang sering digunakan adalah larutan
bouin dan formalin. Dalam proses fiksasi dengan larutan
bouin yang terdiri dari picrid acid 75 ml, formaldehid 25
ml, acetid acid 5ml, sedangkan untuk formalin di
gunakan dengan konsentrasi 40%. 1.konsentrasi ion hidrogen (pH)
2.temperatur fiksasi
Dalam proses fiksatif dengan formalin, tidak
mengkerutkan jaringan tetapi jaringan mengkerut 3.kemampuan penetrasi dan ketebalan
karena pengaruh alkohol pada waktu proses dehidrasi. pemotongan
Jaringan yang di fiksasi dengan formalin dapat langsung 4.konsentrasi larutan
di pindahkan ke dalam alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 5.volume fiksasi
96%,dan alkohol absolut.
durasi fiksasi

Pembuatan Larutan Buffer Formalin 10% Musyarifah,Z., dan Salmiah,A. 2018. Proses
Fiksasi pada Pemeriksaan Histopatologik.
timbang natrium difosfat (NaH2 PO4 )

Jurnal Kesehatan Andalas. 7(3): 443-453.


sebanyak 4,0 g dan natrium fosfat (NaH2 PO4 Mujimin, dan Sri Suratmi. 2013. Teknik
) sebanyak 6,5 g; kemudian dimasukkan ke mencampur larutan fiksasi untuk histologi.
dalam beacker glass dan ditambah aquades Akuakultur, 11 (2): 137-140.
sebanyak 400 mL, diaduk, dan dipanaskan Musyarifah, dan Salmiah Agus. 2018. Proses
dengan tujuan supaya cepat larut, lalu fiksasi pada pemeriksaan histopatologik.
ditambahkan formalin 37%-40% sebanyak 100 Jurnal Kesehatan Andalas. 7 (3) 1-11
mL; aquades sebanyak 500 mL. Larutan Yohana, W. 2017. Perbandingan Cairan
tersebut diaduk kembali agar homogen dan Fiksasi Bouin Dengan Buffer Formalin
ditambahkan lagi aquades sampai volume 1 L. Terhadap Hepar Tikus Putih. Journal Of
Syiah Kuala Dentistry Society, 2(2) : 97-101.

Ngesti Putri Priyanti, Nur Ihkwanisa, Muhammad Azizan, Widya Ningsih

Anda mungkin juga menyukai