Anda di halaman 1dari 3

1.

Fiksasi
Fiksasi adalah tahap awal dalam pengolahan jaringan yang merupakan proses yang
krusial agar dapat membuat slaid sediaan histopatologi yang layak untuk dibaca. Dimana
dalam fiksasi, diberi perlakuan yang dapat melindungi struktur sel dan komposisi
biokimianya. Proses autolisis akan menyebabkan jaringan dicerna dengan enzim intraseluler
yang dilepaskan ketika membran organel pecah. Secara teknis, fiksasi bertujuan untuk
mencegah atau menahan proses degeneratif yang dimulai segera setelah jaringan lepas dari
kontrol tubuh. Tahap ini sangat penting dan menguntungkan karena melalui fiksasi, sel dapat
mempertahankan bentuknya secara utuh dan dapat mengurangi rusaknya jaringan setelah
tahap ini. Akan tetapi, jaringan akan mengalami perubahan saat pertama kali dieri reagen.
Perubahan ini termasuk keras dan menyusutnya komponen pada organ.
Ada beberapa larutan fiksatif yang digunakan dalam preparasi organ tumbuhan
diantaranya alkohol 70% (tunggal) dan larutan FAA yang majemuk. Fiksasi dengan formalin
dalam jangka waktu yang lama dapat membuat sel tumbuhan menyusut. Sehingga volume
sel harus dijaga dalam batas normal agar saat proses pengamatan, selnya seusai dengan
kondisi hidupnya. Larutan FAA yang digunakan bertujuan untuk mempercepat penetrasi
alkohol dan asam asetat ke dalam jaringan agar pematian dan fiksasi dapat berjalan dengan
cepat, serta merupakan larutan yang stabil dan pengawet yang baik.

2. Dehidrasi
Dalam histologi rutin, paraffin adalah media paling sering digunakan untuk menanam
jaringan. Parafin tidak bisa masuk ke dalam jaringan jika di dalam jaringan tersebut masih
terdapat air, sehingga diperlukan proses dehidrasi menggunakan dehidran bertujuan untuk
menghilangkan air dan larutan fiksatif yang ada di dalam jaringan.
Dengan proses dehidrasi, memudahkan parafin untuk masuk ke dalam jaringan dan
mempermudah pemotongan. Akan tetapi, jika reagen dehidrasi terlalu berlebihan, dapat
meningkatkan kemungkianan terjadi kerusakan sel. Oleh karena itu, spesimen diproses
menggunakan reagen dengan konsentrasi meningkat. Dehidrasi berlebihan dapat
menyebabkan jaringan menjadi keras, rapuh dan kusut. Hal yang penting lainnya yaitu,
sebelum dilakukan proses ini, jaringan harus dipastikan sudah difiksasi dengan baik
sehingga tidak terjadi artifak oleh karena terjadi fiksasi alkohol. Reagen dehidrasi terdiri dari
alkohol bertingkat. Penggunaan dari alkohol bertingkat agar kandungan airnya dapat keluar
sedikit demi sedikit hingga pada konsentrasi tinggi, pengeluaran airnya pun maksimal, serta
mencegah terjadinya lisis pada sel dalam jaringan tersebut.

3. Infiltrasi

Infiltrasi merupakan suatu proses memasukkan materi/filtrat ke dalam jaringan sehingga


jaringan tersebut dapat mengeras akibat filtrat tersebut di suhu ruang. Mekanisme masuknya
filtrat ini kedalam sel adalah dengan menggantikan cairan pembeningan dengan tingkat
kelarutannya. Tahap ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan pembening (clearing agent)
dari jaringan dan diganti dengan parafin cair, selain itu juga membuat jaringan tahan
terhadap pemotongan.

Setelah proses dehidrasi, etanol kemudian digantikan dengan larutan yang dapat bercampur
dengan alkohol dan media pemendam. Sewaktu jaringan diinfiltrasi oleh pelarut, jaringan
biasanya menjadi jernih (transparan). Setelah jaringan tersebut dipenuhi (terimpregnasi)
dengan larutan, jaringan dimasukkan dalam parafin cair di dalam oven pada suhu 52-60 °C.
Panas akan menguapkan pelarut dalam jaringan dan celah jaringan yang ditinggalkan akan
diisi dengan parafin Setelah dikeluarkan dari oven, Namun, pada tahap ini, kekurangannya
terletak pada infiltrat yang digunakan. Parafin terlalu keras menyebabkan jaringan akan
menjadi kaku, mengkerut dan mudah patah saat dipotong. Selain itu, kekurangan tahap ini
adalah jaringan yang digunakan harus kecil, dan sebagian enzim akan ikut larut. Jika parafin
terlalu lembek, akan membuat jaringan menjadi lunak dan sulit diiris.

4. Embedding/Penanaman Jaringan
Embedding adalah proses di mana jaringan dikelilingi dengan media untuk mendukung
jaringan selama tahap sectioning. Langkah paling penting selama proses penanaman adalah
mengatur spesimen sedemikian rupa sehingga orientasi yang diinginkan dapat dengan
mudah diperoleh selama pemotongan. Piring aluminium dapat digunakan sebagai cetakan
embedding sederhana untuk menanamkan selama blok lilin yang dipadatkan dapat
dihilangkan dengan mudah. Setelah dikeluarkan dari oven, lilin mulai mengeras pada suhu
kamar, terutama untuk lilin parafin.
Tahapan ini membantu proses sectioning Karena posisi pemotongannya telah diatur sesuai
keinginan. Namun harus dlakukan secara cepat agar parafin tidak mengeras dengan cepat
sehingga jaringan tidak ikut tertanam didalamnya. sehingga harus dilakukan pengulangan
tahap ini dari awal bila terjdi kesalahan seperti peletakkan organ tumbuhan secara tidak
cepat dan tidak tepat pada orientasinya.

Anda mungkin juga menyukai