Kegiatan ke 2
Pembuatan Preparat Jaringan Hewan
(Dengan Metode Paraffin Block)
A. Tujuan Kegiatan
l. Mahasiswa dapat nłengetalłui teknik pembuatan preparat jaringan hewan
dengan menggunakan paraffin block
2. Mahasiswa dapat membuat preparat jaringan hewan dengan menggunakan
paraffin block
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menyajikan hasil preparat jaringan
hewan dengan menggunakan paraffin block
B. Kajian Pustaka
Mikroteknik adalah teknik atau cara pembuatan sediaan secara
mikroskopis. Yang dimaksud dengan sediaan adalah semua obyek yang akan
diamati atau diperiksa dalam kegiatan praktikum biologi. Sediaan dalam
praktikum biologi dapat dibedakan berdasarkan macam, sifat, dan ukurannya.
Berdasarkan macamnya sediaan dibedakan atas sediaan mikroskopis dan
makroskopis, berdasarkan sifatnya ada sediaan basah dan permanen, sedangkan
berdasarkan bentuknya dibedakan atas sediaan utuh (whole mount) dan sediaan
irisan atau potongan. Mikroteknik disebut juga dengan istilah Histolgcal
Techniques yang sangat diperlukan untuk mendukung bidang ilmu;
mikroanatomi (histologi), sitologi, genetika sel, imunologi, mikrobiologi,
patologi, dan biologi perkembangan (Jailani, 2011: l).
Setiap makhluk hidup dapat berperan sebagai sumber sediaan basah
maupun permanen, baik keseluruhan maupun sebagian, misalnya: darah, cairan
eksudat, jaringan lunak, jaringan keras, epitel mukosa, embrio, kutu kepala, kutu
kucing, spirogyra, ujung akar bawang merahm ujung batang tanaman, daun dan
sebagainya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan
permanen antara lain: organ-organ yang besar diambilsebagian misalnya hepar
atau liper, organ yang berongga perlu dibuat ligature, diinjeksi cairan fiksatif
secukupnya, untuk organ yang tipis diperlukan perentangan di atas cawan petri
dengan menggunakan alat non fiksatif, sedangkan organ yang keras seperti
tulang keras diperlukan metode penggosokan memanjang atau melintang atau
dengan melakukan proses deklasifikasi (menghilangkan unsur kalsium dari
dalam jaringan) (Jailani, 2011: 1).
Metode paraffin digunakan untuk membuat sediaan permanen yang disayat
atau dipotong. Untuk mendapatkan irisan jaringan yang tipis digunakan paraffin
sebagai penyokong. Paraffin dapat emberikan konsistensi yang kuat sehingga
pemotongan lebih mudah dilakukan (Jailani, 2011 : 5).
Menurut Jailani (2011, 5) cara oembuatan sediaan secara garis besar dengan
menggunakan metode paraffin meliputi:
2
10. Bersihkan kaca objek dari sisa-sisa pewarnaan dan xylol yang masih
menempel sebelum memberikan mounting media berupa entellan
11. Saat mounting usahakan tidak ada gelembung udara yang terjebak
diantara object glass dan cover glass
Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode paraffin
yaitu metode yang paling sering digunakan. Keuntungan menggunakan metodi
ini yaitu pertama, irisan dapat lebih tipis dibandingkan enggunakan metode
lainnya yaitu daoat mencapai ketebalan rata-rata 6 mikrometer. Kedua, irisan
yang sifatnya seri dapat mudah dikerjakan. Ketiga, prosespengerjaannya lebih
cepat dibandingkan dengan metode seloidin (mikrotom beku). Selain
keuntungan tentu ada kerugian dari metode ini yaitu jaringannya akan menjadi
keras, mengerut dan mudah patah serta untuk jaringan yang besar akan sulit
dikerjakan dan enzim-enzim akan Iarut pada metode ini (Sari, 2015: 1l).
Proses pengolahan pembuatan block ini dimulai dari fiksasi, pencucian
(washing), dehidrasi, penjernihan (clearing), infiltrasi paraffin, penanaman
(embedding), penyayatan (section), penempelan (affixing), deparafinisasi
pewarnaan (staining), penutupan (mounting), dan labelling (Sari, 2015: 1l).
Fiksasi merupakan suatu usaha untuk mempertahankan
komponenkomponen sel atau jaringan agar tidak mengalami perubahan dan tidak
mudah rusak. Proses fiksasi ini diharapkan setiap molekul pada jaringan yang
hidup tetap berada pada tempatnya dan tidak ada molekul baru yang timbul. Pada
prosesnya ini tentu tidak akan berjalan dengan sempurna, apabila timbul molekul
asing baru padajaringannya disebut artefak (Sari, 2015: 11-12). Menurut Jailani
(2011, 7) tahap dalam fiksatif, yaitu:
1. Larutan fixatif: Bouin's solution
Bahan: Picric acid jenuh, aquosa 75 ml, Formaldehyde 25 ml, Glacial
acetic acid 5 ml
2. Potong-potong jaringan yang akan dibuat sediannya (insang, jantung,
ginjal, otak, tulang, dan lain-lain) sebesar 1x1 cm
3. Isilah botol plakon dengan Iarutan fiksatif. Usahakn organ atau jaringan
sediaannya terendam. Usahakan jaringan tidak melipat atau melengkung
dan banyaknya Iarutan fiksatif yang digunakan paling sedikit 10 kali
besarnya jaringan sehingga dapat terendam
4. Beri labellah botol plakon tersebut sesuai dengan jenis yang ada di
dalamnya dengan pensil 2B
5. Rendam selama 24 jam untuk jaringan otot. 5-6 jam untuk jaringan yang
lunak seperti rendan hepar.
Dehidrasi merupakan metode yang digunakan untuk mengeluarkan
seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan setelah dilakukan proses
fiksasisehingga nantinya dapat diisi dengan paraffin untuk membuat block
preparat. Proses dehidrasi ini menggunakan alkohol bertingkat. Mulai dari
alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 95%, dan alkohol absolut. Prosesnya, suatu
4
3. Persiapak waterbath atau wadah berisi air hangat dengan temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas
Menurut Jusuf (2009, 21-22) teknik pemotongan paraffin yang
mengandung preparat adalah sebagai berikut:
l. Rekatkan blok paraffin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di
mikrotom. Tempat duduk blok paraffin beserta blok paraffinnya kemudian
diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan dikunci dengan
kuat
2. Letakkan pisau mikrotom pada tempatnya dan atur sudut kemiringannya.
Biasanya sudut kemiringan berkisar 20-300 C
3. Atur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya diapaki ketebalan antara
5-7 mikrometer
4. Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok
preparat secara teratur dn ritmis. Buang pita-pita paraffin yang awal tanpa
jaringan hingga kita mendapatkan potongan yang mengandung preparat
jaringan
5. Pita paraffin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati
menggunakan sengkelit atau kuas ke dalam waterbath yang temperaturnya
diatur 37-40 0C dan biarkan beberapa saat hingga pita paraffin tersebut
mengembang
6. Setelah pita paraffin terkembang dengan baik, tempelkan pita paraffin
tersebut pada kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca
objek itu ke dalam waterbath dan menggerakannya ke arah pita paraffin.
Dengan menggunakan sengkelit atau kuas pita paraffin ditempelkan pada
kaca objek. Setelah melekat kaca objek digerakkan keluar dari waterbath
dengan hati-hati agar pita paraffin tidak melipat
7. Letakkan kaca objek yang berisi pita paraffin di atas hot plate dengan
temperatur 40-45 0C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah
dengan melewatkan kaca objek diatas api sehingga pita paraffin melekat erat
di atas kaca objek
8. Setelah air kering dan pita paraffin telah melekat dengan kuat. Simpan kaca
objek berisi potongan paraffin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai
Pewarnaan adalah teknik untuk memberikan warna pada komponen
selular dengan tujuan dapat membedakan antar sel tersebut. Warna adalah
persepsi dari mata yang dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang.
Teknik pewarnaan ini membantu dalam menghasilkan kontras dimana setiap
warna memiliki afinitasnya masing-masing (Sari, 2015: 15).
Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (HE) adalah jenis pewarnaan rutin
yang paling umum dipakai. Prosedur ini digunakan dalam proses pembuatan
preparat histopatologi dan berbagai spesies hewan sakit atau mati akan
memerlukan pemeriksaan histopatologi untuk peneguhan diagnosis hewan yang
bersangkutan (Muntiha, 2011: 1).
7