A. PENDAHULUAN
TUJUAN
1.UNTUK MENGETAHUI
PEMBUATAN PREPARAT
DENGAN METODE PARAFIN
HEWAN
2.UNTUK MENGETAHUI
STRUKTUR JARINGAN
HEWAN
METODE PARAFIN
Metode paraffin termasuk metode sayatan yang banyak
digunakan, karena hampir semua jaringan dapat dipotong
dengan metode ini. Pengamatan secara mikroskopis dari suatu
jaringan dalam berbagai kondisi dan berbagai elemen jaringan
dapat diamati atau diteliti melalui preparat permanen yang
dibuat dengan metode paraffin. (Dasumiati , 2008).
Kelebihan-kelebihan dari metode parafin, yaitu irisan dapat
jauh lebih tipis,tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6
mikron.
Kelemahan dari metode parafin, yaitu jaringan menjadi keras,
mengerut dan mudah patah.
Lanjutan..............
Pencucian (Washing)
Proses ini dilakukan sebelum
dan sesudah fiksasi serta
setelah Staining. Terdiri dari
3 bentuk pencucian, antara
lain : pembilasan (Rinshing),
Pencucian
(Washing)
dan
Pencelupan
(Soaking).
Umumnya dilakukan dengan air
mengalir atau alkohol.
Penjernihan (Clearing)
Proses
menggantikan
tempat
alkohol dalam jaringan yang telah
mengalami
proses
dehidrasi
dengan suatu solven atau medium
penjernih. Jenis penjernih yang
dapat digunakan : Minyak Anilin,
Benzene, Karbon Tetraklorida,
Karbon
Bisulfida,
kloroform,
Minyak Cengkeh, dan Xylol.
Dehidrasi (Dehydration)
Proses mengeluarkan air dari
dalam
jaringan
dengan
menggunakan
bahan-bahan
kimia tertentu. Dehidran yang
dapat digunakan : alkohol,
dioksan, aniline oil atau
bergamot oil.
Infiltrasi (Infiltration)
Proses
menyusupkan
media
penanaman
ke
dalam
jaringan
dengan
jalan
menggantikan kedudukan dehidran
dan bahan penjernih. Dengan
menggunakan
parafin
dan
dilakukan dalam oven 58 0C.
Lanjutan......
Penanaman (Embedding)
Proses memasukkan atau
menanam jaringan ke dalam blokblok parafin (cetakan) sehingga
memudahkan
pada
proses
sectioning
dengan
bantuan
mikrotom
Penyayatan (Sectioning)
Proses penyayatan yang
menghasilkan sayatan jaringan
tipis
dengan
menggunakan
mikrotom, kuas bulu kuda/bulu
unta, spatula, pinset, skalpel,
akuades, hot plate. Mikrotom
terdiri dari 3 bentuk : putar,
sorong dan beku.
Afiksing (Afixing)
Proses perlekatan atau
penetapan sayatan jaringan pada
b. Bahan
Lanjutan.........................
Lanjutan...
8. Penyayatan (sectioning) : Setelah parafin mengeras (beku), dilakukan
sectioning (pemotongan) dengan menggunakan mikrotom dengan
ketebalan 4-6 m
9. Penempelan (Affixing) :
- bersihkan gelas benda dengan alkhol 70% agar bebas lemak
- teteskan albumin pada gelas benda , gosok rata
-tetesi akuades 1 tetes
- letakkan pita sayatan (coupes) diatas akuades
- pindahkan gelas benda keatas hot plate dengan suhu 50 derajat
celsius , atur posisi organ , biarkan sampai akuades kering.
10. staining:
- Deparafinasi : jaringan dimasukkan kedalam xylol selama 3x2 menit
-Rehidrasi dengan alkhol dari tinggi kerendah (96%, 80%, 70%, 50%,
dan 30%) masing-masing sebanyak 10 celupan.
Lanjutan....
- cuci dengan air mengalir setelah itu celupkkan kedalam akuades
sebanyak 10 celupan
-warnai dengan hematoksilin dengan 3 celupan , kemudian cuci
dengan air mengalir.cek dibawah mikroskp
- Warnai lagi dengan eosin sebanyak 3 celupan , cuci lagi dengan air
mengalir. Kemudian cek dibawah mikroskop.
- Dehidrasi dengan alkhol bertingkat 70%, 80%, 90% dan 96%
masing-masing sebanyak 5 celupan.
- Clearing dengan xylol selama 6 menit.
11. Mounting yaitu menutup preparat dengan canada balsam dan gelas
penutup hindari terbentuk gelembung udara.
12. Pelabelan
13. Periksa dibawah mikroskop
Sumber :http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CoreP
ages/Liver/liver.htm
HASIL PENGAMATAN
Perbesaran 4x10
Perbesaran 10x10
Perbandingan gambar
Gambar hasil pengamatan
Gambar litelatur
Hasil Pengamatan
a
Keterangan :
Perbesaran 10x10
a.Vena sentral
b.SINUSOID
c.HEPATOSID
b
c
PEMBAHASAN
Sekian dan
terimakasih..