Anda di halaman 1dari 17

MIKROTEKNIK

PEMBUATAN PREPARAT SAYATAN


ORGAN HEWAN (HATI MENCIT )
DENGAN METODE PARAFIN

BY, RIA ANDARINI (F16111006)

A. PENDAHULUAN
TUJUAN

1.UNTUK MENGETAHUI
PEMBUATAN PREPARAT
DENGAN METODE PARAFIN
HEWAN
2.UNTUK MENGETAHUI
STRUKTUR JARINGAN
HEWAN

METODE PARAFIN
Metode paraffin termasuk metode sayatan yang banyak
digunakan, karena hampir semua jaringan dapat dipotong
dengan metode ini. Pengamatan secara mikroskopis dari suatu
jaringan dalam berbagai kondisi dan berbagai elemen jaringan
dapat diamati atau diteliti melalui preparat permanen yang
dibuat dengan metode paraffin. (Dasumiati , 2008).
Kelebihan-kelebihan dari metode parafin, yaitu irisan dapat
jauh lebih tipis,tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6
mikron.
Kelemahan dari metode parafin, yaitu jaringan menjadi keras,
mengerut dan mudah patah.

TEKNIK DASAR DALAM METODE PARAFIN


Pembiusan (Nacrose)
Proses pembiusan tergantung pada jenis hewan yang akan diambil
jaringannya. Pembius yang biasa digunakan : Eter, Kloroform, Aseton,
Prokain, Morfin dan Metana
Pengambilan Tisu (Diseksi)
Dilakukan proses pembedahan bagian tubuh hewan yang akan dibuat
jaringan dengan alat bedah.
Fiksasi (Fixation)
Tujuan dari fiksasi adalah untuk mempertahankan morfologi sel seperti
semula, untuk mencegah terjadinya otolisis, dan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri atau jamur.
Fiksasi tergantung pada daya
penetrasi dan ketebalan jaringan. Larutan fiksatif yang digunakan ada
dua :
a. Fiksatif tunggal (formalin, alkohol, asam asetat dan asam pikrat)
b. Fiksatif majemuk (Bouin, Formol, FAA,dll).

Lanjutan..............
Pencucian (Washing)
Proses ini dilakukan sebelum
dan sesudah fiksasi serta
setelah Staining. Terdiri dari
3 bentuk pencucian, antara
lain : pembilasan (Rinshing),
Pencucian
(Washing)
dan
Pencelupan
(Soaking).
Umumnya dilakukan dengan air
mengalir atau alkohol.

Penjernihan (Clearing)
Proses
menggantikan
tempat
alkohol dalam jaringan yang telah
mengalami
proses
dehidrasi
dengan suatu solven atau medium
penjernih. Jenis penjernih yang
dapat digunakan : Minyak Anilin,
Benzene, Karbon Tetraklorida,
Karbon
Bisulfida,
kloroform,
Minyak Cengkeh, dan Xylol.

Dehidrasi (Dehydration)
Proses mengeluarkan air dari
dalam
jaringan
dengan
menggunakan
bahan-bahan
kimia tertentu. Dehidran yang
dapat digunakan : alkohol,
dioksan, aniline oil atau
bergamot oil.

Infiltrasi (Infiltration)
Proses
menyusupkan
media
penanaman
ke
dalam
jaringan
dengan
jalan
menggantikan kedudukan dehidran
dan bahan penjernih. Dengan
menggunakan
parafin
dan
dilakukan dalam oven 58 0C.

Lanjutan......
Penanaman (Embedding)
Proses memasukkan atau
menanam jaringan ke dalam blokblok parafin (cetakan) sehingga
memudahkan
pada
proses
sectioning
dengan
bantuan
mikrotom
Penyayatan (Sectioning)
Proses penyayatan yang
menghasilkan sayatan jaringan
tipis
dengan
menggunakan
mikrotom, kuas bulu kuda/bulu
unta, spatula, pinset, skalpel,
akuades, hot plate. Mikrotom
terdiri dari 3 bentuk : putar,
sorong dan beku.
Afiksing (Afixing)
Proses perlekatan atau
penetapan sayatan jaringan pada

kaca preparat dengan bantuan


media perekat tertentu. Perekat
yang digunakan ialah albumin dan
aquades.
Deparafinasi (Defaraffination)
Proses menghilangkan sisa
dari parafin yang melekat baik
pada jaringan maupun yang melekat
pada kaca preparat. Larutan yang
digunakan ialah xylol.
Pewarnaan (Staining)
Proses mewarnai jaringan
dengan
tujuan
agar
dapat
mempertajam/memperjelas
berbagai elemen jaringan terutama
selnya sehingga dapat dibedakan
melalui mikroskop. Pewarna yang
umum
digunakan
ialah
Hematoksilin-Eosin (HE).

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM METODE


PARAFIN
a. Alat
1. Alat untuk
pemotongan/pengambilan organ
(seperangkat alat bedah)
2. Alat untuk infiltrasi parafin
(oven, bekker glass,pinset)
3. Alat untuk
embedding(pinset,kotak-kotak
kecil 1,5 cm x 1,5 cm)
4. Alat untuk sectioning (mikroton
dan kuas )
5. Alat untuk affixing (objek
glass,pipet tetes, cotton bud
dan hot plate)
6. Alat untuk staining/pewarnaan
(staining jar,kertas label dan
tissue)
7. Alat untuk mounting (cover
glass)
8. Alat untuk pengamatan

b. Bahan

1. Organ hewan (hati mencit)


2. Kloform atau eter
3. NaCl 0,9 % fisiologis atau
Ringer
4. FAA (Formalin alkohol acetid
acid) atau formalin 10 %
5. Alkohol 30%, 40%, 50%, 60%,
70%, 80%, 90% dan 96%.
6. Meyer albumin (albumin dan
glyserin)
7. Larutan xylol
8. Parafin
9. Pewarna eosin
10. Pewarna hematoxilin
11. Canada balsam

CARA KERJA METODE PARAFIN

1. Narkosis/Pembiusan : hewan dibius dengan klorofrom atau


eter, bedah dan ambil organ yang diperlukan. (organ hati)
2. Pencucian (washing) ; organ tersebut dicuci dengan larutan
NaCl 0,9 % fisiolgis selama 30 menit.
3. Fiksasi : organ dimasukkan kedalam botol-botol film,
kemudian difiksasi dengan larutan FAA atau Formalin 10 %
selama 3 jam atau sampai jaringan matang.
4. Dehidrasi : organ tersebut dimasukkan kedalam alkohol
bertingkat yakni 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%,
dan 96% masing-masing 60 menit.

Lanjutan.........................

5. Penjernihan (clearing) : organ dimasukan kedalam xylol selama 60


menit hingga kelihatan transparan.
6. Infiltrasi : menyusupkan media penanaman kedalam jaringan. Media
penanaman disimpan di dalam oven bersuhu 58 derajat celsius.
Langkah pada infiltrasi adalah : a. Xylol : parafin (3:1) selama 15
menit, b. Xylol : parafin (1:1) selama 15 menit, c. Xylol : parafin (1:3)
selama 15 menit.
7. Penanaman (embedding) : disiapkan kotak-kotak kecil (1,5 cm x 1,5
cm), dimasukkan masing-masing organ kedalam kotak-kotak kecil
parafin yang telah disediakan , kemudian dimasukkan parafin cair
setelah itu disimpan kedalam kulkas hingga padat dan siap disayat
selama 15 menit.

Lanjutan...
8. Penyayatan (sectioning) : Setelah parafin mengeras (beku), dilakukan
sectioning (pemotongan) dengan menggunakan mikrotom dengan
ketebalan 4-6 m
9. Penempelan (Affixing) :
- bersihkan gelas benda dengan alkhol 70% agar bebas lemak
- teteskan albumin pada gelas benda , gosok rata
-tetesi akuades 1 tetes
- letakkan pita sayatan (coupes) diatas akuades
- pindahkan gelas benda keatas hot plate dengan suhu 50 derajat
celsius , atur posisi organ , biarkan sampai akuades kering.
10. staining:
- Deparafinasi : jaringan dimasukkan kedalam xylol selama 3x2 menit
-Rehidrasi dengan alkhol dari tinggi kerendah (96%, 80%, 70%, 50%,
dan 30%) masing-masing sebanyak 10 celupan.

Lanjutan....
- cuci dengan air mengalir setelah itu celupkkan kedalam akuades
sebanyak 10 celupan
-warnai dengan hematoksilin dengan 3 celupan , kemudian cuci
dengan air mengalir.cek dibawah mikroskp
- Warnai lagi dengan eosin sebanyak 3 celupan , cuci lagi dengan air
mengalir. Kemudian cek dibawah mikroskop.
- Dehidrasi dengan alkhol bertingkat 70%, 80%, 90% dan 96%
masing-masing sebanyak 5 celupan.
- Clearing dengan xylol selama 6 menit.
11. Mounting yaitu menutup preparat dengan canada balsam dan gelas
penutup hindari terbentuk gelembung udara.
12. Pelabelan
13. Periksa dibawah mikroskop

Gambar Litelatur Perparat Hati

Sumber :http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CoreP
ages/Liver/liver.htm

Sumber : Geneser, finn. 2007. Atlas berwarna


histologi. Batam:Binarupa Aksara

HASIL PENGAMATAN
Perbesaran 4x10
Perbesaran 10x10

Perbandingan gambar
Gambar hasil pengamatan

Gambar litelatur

Hasil Pengamatan
a

Keterangan :
Perbesaran 10x10
a.Vena sentral
b.SINUSOID
c.HEPATOSID

b
c

PEMBAHASAN

Preparat hati disayat secara


vertical.
Jika
di
bandingkan
dengan
litelatur ternyata warna sayatan
organ yang didapat dari hasil
pengamatan tidak begitu terang
Hal ini disebabkan mungkin dalam
tahap pembuatan preparat pada
waktu staining yaitu pada saat
setelah diwarnai esosin perparat
sempat mengalami kekeringan
dikarenakan pada saat ingin
melihat preparat pada mikroskop
diperlukan waktu yang lama
karena mengantri dan setelah
kering prearat sempat direndam
kembali pada xylol sehingga warna
yang didapat tidak maksimal.

Dan juga mungkin pada saat


melakukan
penyayatan
(Sectioning)
sayatan
yang
dihasilkan terlalu tebal sehingga
hasil yang dipereroleh kurang
maksimal.
Menurut pendapat Kurniawan
(2010), bahwa terdapat sebagian
organ yang gagal menjadi suatu
preparat,
hal
ini
mungkin
disebabkan kurangnya ketelitian
dan keterampilan pada saat
mengirisblock
parafin
saat
menggunakan
mikrotom,
sehingga lembaran pita jaringan
yang didapatkan terlalu tebal
dan sulit diamati di bawah
mikroskop.

Sekian dan
terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai