Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM PATOLOGI

NAMA : Widiya Wahyu Windarti

NIM : 162210101074

JUDUL PRAKTIKUM : Pembuatan Preparat Histologi

A. CARA KERJA
Rangkaian proses pembuatan preparat histologi terdiri atas:

Fiksasi (Fixation)

Dehidrasi (Dehydration)

Pembeningan (Clearing)

Pembenaman (Impregnasi/Embedding)

Pengecoran (Blocking)

Pemotongan jaringan (Sectioning)

Pewarnaan (Staining)

Perekatan (Mounting)

Pelabelan (Labelling)
1. Preparasi Sampel dan Fiksasi Jaringan
Mencit yang akan diambil jaringannya dimatikan dengan menggunakan eter,
kemudian hewan coba dibedah untuk mengambil jaringan jantung, ginjal,
paru, liver, dan pankreas.

Sebelum dibedah, hewan uji dilakukan uji kadar glukosa dalam darah melalui
proses berikut:

Pengukuran Kadar Glukosa Darah :


Lakukan pengambilan darah secara intrakardiak. Darah yang didapat
ditampung dalam tube, didiamkan selama 30 menit, kemudian disentrifuse.
Supernatan yang diperoleh dipisahkan dan diambil sebanyak 5 μL.

Lakukan preparasi blanko, standart dan sample

Blanko Standart Sample


Reagen R4 - 5 μL -
Sample - - 5 μL
Reagen R1 500μL 500μL 500μL

Masing-masing larutan dicampur, inkubasi selama 30 menit pada suhu ruang.

Tentukan absorbansi dan hitung kadarnya menggunakan fotometer λ 546 nm.

Fiksasi :
Sampel jaringan yang telah diambil dari hewan uji kemudian difiksasi dalam
neutral buffered formalin (NBF) 10% dengan pH 7,4.

Dapar dalam NBF berfungsi untuk mencegah pengasaman yang dapat


menyebabkan autolisis dan presipitasi pigmen dalam jaringan.

Fiksasi ini iberlangsung minimal 24 jam.


2. Dehidrasi
Jaringan direndam pada alkohol bertingkat

Sampel jaringan awalnya dimasukkan ke dalam alcohol 96% selama 1 jam


pada incubator jaringan

Selanjutnya dimasukkan pada alkohol absolut selama 1 jam pada incubator


jaringan.

3. Pembeningan (Clearing)
Pembeningan (clearing) merupakan tahap untuk mengeluarkan alkohol dari
jaringan dan menggantinya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan
parafin.

Pada praktikum, cairan yang digunakan adalah xylol.

Jaringan tidak dapat langsung dimasukkan ke dalam parafin karena alkohol


dan parafin tidak bisa saling melarutkan.

Bila di dalam jaringan masih tertinggal sedikit alkohol maka parafin tidak
bisa masuk kedalam jaringan sehingga jaringan menjadi "matang diluar,
mentah di dalam" dan akan menyebabkan jaringan menjadi sulit untuk
dipotong dengan mikrotom.

Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan jaringan pada cairan xylol
sebanyak tiga kali masing-masing selama 30 menit.

4. Pembenaman (Embedding/Impregnasi)
Jaringan dimasukkan ke dalam parafin cair selama 1 jam

Jaringan kemudian dipindahkan kedalam parafin cair II selama 1 jam

Akhirnya jaringan dimasukkan kedalam parafin cair III selama 1 jam.

Setelah pembenaman proses dapat dilanjutkan dengan pengecoran/bloking


5. Pengecoran (Blocking)
Proses blocking dilakukan pada potongan besi berbentuk L (Leuckhart), 2
buah potongan besi disusun diatas lembaran logam hingga rapat dan
membentuk ruang seperti kubus.

Tuangkan sedikit parafin cair di bagian pinggir tempat pertemuan potongan


besi agar tak bocor.

Jaringan kemudian dimasukkan ke dalam ruangan tersebut

Parafin dituangkan ke dalam ruangan tersebut

Hal yang harus dicegah adalah jangan sampai


gelembung udara mengisi ke dalam blok parafin tersebut
6. Pemotongan
Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di
mikrotom. Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya kemudian
diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan dikunci dengan
kuat.

Pisau mikrotom diletak pada tempatnya dan diatur sudut kemiringannya.


Biasanya sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat.

Diatur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya dipakai ketebalan antara


4-5 mikrometer.

Blok preparat digerakkan ke arah pisau sedekat mungkin dan blok preparat
dipotong secara teratur dan ritmis. Pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan
dibuang hingga kita mendapatkan potongan yang mengandung preparat
jaringan.

Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati


menggunakan sengkelit atau kuas ke dalam waterbath yang temperaturnya
diatur 37-40°C dan dibiarkan beberapa saat hingga pita parafin tersebut
mengembang.

Pita parafin tersebut yang telah megembang dengan baik ditempelkan pada
kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu ke
dalam waterbath dan menggerakkannya ke arah pita parafin. Dengan
menggunakan sengkelit atau kuas pita parafin ditempelkan pada kaca objek.
Setelah melekat kaca objek digerakkan keluar dari waterbath dengan hati-hati
agar pita parafin tidak melipat.

Kaca objek yang berisi pita parafin diletakkan di atas hotplate dengan
temperatur 40-45ºC, selama beberapa menit (kurang lebih 15 menit) agar
potongan jaringan lebih melekat pada gelas obyek (drying).

Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, kaca objek berisi
potongan parafin dan jaringan disimpan sampai saatnya untuk diwarnai.
7. Pewarnaan (Staining)
Deparafinisasi dengan xylol (2x2 min)

Hidrasi dengan serial Alkohol 100% (2 min) - 96% (2min) - 70% (2 min) -
air mengalir (3min)

Inkubasi dalam larutan hematoksilin Mayers selama 5 min

Cuci dalam air mengalir selama 10 menit

Observasi di bawah mikroskop, bila masih terlalu biru cuci lagi di air
mengalir selama beberapa menit. Bila sudah cukup warnanya lanjutkan ke
langkah selanjutnya.

Counterstaining dalam larutan Eosin working solution selama 2 menit, bila


perlu cucidahulu dengan air mengalir.

Dehidrasi dalam serial alkohol dengan gradasi meningkat perlahan mulai


70%, 96% hingga 100% masing-masing 2 menit

Dijernikan dan dealkoholisasi dalam xylol 2x2 min

Ditutup dengan entelan dan direkatkan dengan cover glass

.
8. Interpretasi

Preparat histologi dapat diamati yang telah diwarnai HE menggunakan


mikroskop cahaya dengan perbesaran 100x dan 400x.

Diamati morfologi bagian-bagian dalam jaringan tersebut. Berikut


merupakan contoh penampang melintang jaringan pancreas dan paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai