Anda di halaman 1dari 46

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

ENERGI TERBARUKAN

Nama: ………………………………
NIM : ………………………………

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JEMBER
2018
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM

BAB 1 ANEMOMETER BERBASIS KECEPATAN DAN ARAH ANGIN


Pertemuan 1 Kontrak Kuliah
Pertemuan 2 Pre Test dan Pengenalan Anemometer dan Sensor-Sensor
(Sesi I)
Pertemuan 3 Pengenalan Anemometer dan Sensor-Sensor (Sesi II) dan
Post-Test

Pertemuan 4 Pengambilan Data Anemometer Berbasis Kecepatan dan Arah


Angin
Pertemuan 5 Pengolahan Data Anemometer Berbasis Kecepatan dan Arah
Angin + Asistensi
Pertemuan 6 Pengolahan Data Anemometer Berbasis Kecepatan dan Arah
Angin + Asistensi
Pertemuan 7 Pengumpulan BPP Bab I + Post Test Anemometer Berbasis
Kecepatan dan Arah Angin (WinRose + Arduino)
BAB 2 OPTIMALISASI PANEL SURYA
Pertemuan 8 Pre Test Optimalisasi Panel Surya + Pengenalan Panel Surya
dan Sensor (Sesi I)
Pertemuan 9 Pengenalan Panel Surya dan Sensor (Sesi II) + Post Test

Pertemuan 10 Pengambilan Data Optimalisasi Panel Surya

Pertemuan 11 Pengolahan Data Pengambilan Data Optimalisasi Panel


Surya+Asistensi
Pertemuan 12 Pengolahan Data Pengambilan Data Optimalisasi Panel
Surya+Asistensi
Pertemuan 13 Pengumpulan BPP Bab II + Post Test Optimalisasi Panel
Surya
Pertemuan 14 Ujian Praktikum

iii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Dosen hadir pada pelaksanaan praktikum
2. Teknisi dan asisten laboratorium harap selalu mengecek jadwal dan menyiapkan alat
maupun bahan praktikum
3. Pelaksanaan praktikum harus mengacu pada SOP & Tata Tertib Praktikum, penjadwalan
serta buku petunjuk praktikum yang telah disepakati bersama
4. Laporan praktikum berbentuk jobsheet/ LKS dengan nama "Buku Petunjuk Praktikum
(BPP)"
5. Data praktikum yang berupa angka atapun huruf dapat ditulis pada BPP
6. Data praktikum yang berupa gambar dapat dicetak kemudian ditempel pada BPP
7. Praktikum dilaksanakan 14 kali pertemuan ditambah ujian praktikum dengan jadwal
sesuai SISTER
8. Satu kali kegiatan praktikum sama dengan satu SKS sama dengan 150 menit dengan
kapasitas 20 mahasiswa
9. Kegiatan praktikum terdiri dari beberapa percobaan dengan jenis kegiatan antara lain
Pre-Test, Pengambilan Data, Post-Test, dan Asistensi
10. Tidak ada kegiatan praktikum yang diperbolehkan diluar jadwal praktikum

B. ASISTEN LABORATORIUM
1. Asisten laboratorium diperbolehkan memandu jalannya praktikum namun tetap dalam
pengawasan dosen
2. Asisten laboratorium tidak diperkenankan memberi hukuman/ sanksi serta penilaian
3. Asisten laboratorium diperbolehkan melakukan pengecekan data-data hasil praktikum

C. MAHASISWA
1. Mahasiswa wajib memakai jas lab saat pelaksanaan kegiatan praktikum. Bagi
mahasiswa yang tidak menggunakan jas lab dilarang mengikuti kegiatan praktikum.
2. Toleransi keterlambatan 15 menit bagi mahasiswa, terlambat lebih dari itu mahasiswa
dilarang mengikuti kegiatan praktikum
3. Jika dalam suatu percobaan mahasiswa tidak mengikuti salah satu dari kegiatan tersebut,
maka tetap diperbolehkan mengikuti kegiatan lain.
4. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang melewatkan pre-test, pengambilan data maupun
post-test. Hal ini berkaitan dengan tidak diperbolehkannya kegiatan praktikum diluar
jadwal praktikum. Namun, dosen diperbolehkan (tidak wajib) memberikan tugas
pengganti/ tambahan kepada mahasiswa untuk mengganti kegiatan yang dilewatkan.
5. Sama seperti perkuliahan, mahasiswa diperbolehkan mengikuti ujian praktikum jika
memenuhi 75% kehadiran
6. Mahasiswa WAJIB mengikuti setiap instruksi dosen pengampu. Setiap tindakan
mahasiswa dalam laboratorium yang diluar instruksi atau tanpa seizin dosen pengampu
dapat disanksi nilai nol.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM ........................................................................ iii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv

BAB 1 ANEMOMETER BERBASIS KECEPATAN DAN ARAH ANGIN...... 1

BAB 2 OPTIMALISASI PANEL SURYA............................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 47

v
ANEMOMETER
BERBASIS KECEPATAN
1
DAN ARAH ANGIN

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum gerbang dasar logika antara lain:
1. Mengetahui pembuatan anemometer sederhana.
2. Mengetahuipenggunaan anemometer berbasis kecepatan dan arah angin.
3. Mengetahui sebarapa besar hasil pengukuran yang terekam di data logger yang
selanjutnya diaplikasikan pada pembangkit listrik tenaga angin guna analisis potensi
energi angin dan analisis energi listrik menggunakan analisis weibull.

1.2 Landasan Teori


Potensi energi angin di suatu tempat dapat diketahui berdasarkan kelajuan anginnya.
Alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan angin dikenal sebagai anemometer
(Matondang,2011). Sebuah anemometer permanen yang biasanya dipakai di BMKG terdiri
dari sistem tiga cup yang dipasang secara simetris pada sumbu vertikal. Pada bagian bawah
sumbu vertikal dipasang sebuah generator yang diputar oleh sistem ketiga mangkuk
tersebut.Tegangan dari generator sebanding dengan kelajuan putar baling-baling yang
terbentuk dari sistem tiga mangkuk (BMKG Pusat, 2012). Kebanyakan pengukuran pada
instrumen inimenggunakan pengukuran secara analog, sehingga ketepatannya tergantung
kepada orang yangmembaca jarum penunjuk pada instrumen tersebut.
Perputaran sistem mangkuk itu digunakan untuk menggerakkan generator, maka
gerak putar mangkuk menjadi relatif terhambat, karena terbebani oleh massa rotor. Ini
diakibatkan karena momen inersia sistem alat menjadi lebih besar, sehingga sensitivitas alat

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
menjadi rendah. Pada penelitian ini dirancang suatu alat ukur kelajuan dan arah angin yang
dimaksudkan untuk meminimalisir faktor pembebanan tersebut dengan cara memakai
piringan sensor yang berasal dari material ringan. Pada penentuan arah horizontal
pergerakan angin maka digunakan alat penunjuk arah angin berupa sebuah objek tidak
simetris (misalnya sebuah anak panah) yang dapat bergerak dengan bebas di sekitar poros
horizontalnya.

1.2.1 Energi Angin


Angin merupakan energi alternatif yang murah dan dapat berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi kebutuhan masyarakat. Energi tersebut dapat
dikonversikan menjadi beberapa energi kinetik yang nantinya dapat mempermudah
pekerjaan manusia. Hal ini sudah diterapkan dalam pemanfaatan angin menjadi penggerak
utama pompa air guna untuk pengairan sawah (Sugiyanto, 2014).
Proses pemanfaatan energi angin juga dilakukan sejak lama untuk pemanfaatan energi
listrik. Dengan bantuan energi angin ini proses pengubahan energi dilakukan melalui dua
tahapan konversi energi, pertama aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling)
yang menyebabkan rotor berputar selaras dengan angin yang bertiup, kemudian putaran dari
rotor dihubungkan dengan generator, dari generator inilah dihasilkan arus listrik.

1.2.2 Analisis Weibull


Di antara metode yang digunakan untuk mengetahui distribusi kecepatan angin yaitu
analisis distribusi Rayleigh dan Weibull. Kedua analisis tersebut mempunyai parameter
yang berbeda dalam mendapatkan data analisis energi angin. Perbedaan tersebut terdapat
dalam penentuan parameter yang digunakan untuk mendapatkan potensi energi angin.
Data kecepatan angin dapat disajikan dalam bentuk histrogram, yang mencerminkan
karakteristik pola angin di suatu lokasi. Mengolah data dengan menggunakan fungsi
distribusi tertentu akan lebih bermanfaat untuk meramalkan keluaran turbin angin dengan
lebih akurat. Fungsi distribusi yang sangat mendekati bentuk histogramdapat ditemukan
dengan menggunakan analisis weibull.
Angin sejatinya bervariasi mulai dari hari, bulan, musim, dan tahun. Bahkan batas
tertentu dari tahun ke tahun berbeda sesuai dengan karakteristik angin tersebut. Energi

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
angin memiliki variasi yang melekat. Untuk meramalkanvariasi itu, dapat digunakan
metode distribusi probabilitas Weibull. Metode distribusi ini menggunakan parameter
bentuk (k) dan parameter skala (c). Nilai yang sesuai untuk kedua parameter bentuk dan
skala sangatlah penting untuk memilih lokasi instalasi generator turbin angin. Parameter
skala distribusi ini juga untuk menentukan daerah angin tersebut memiliki kondisi baik atau
buruk. Dalam distribusi weibull, variasi kecepatan angin ditandai dengan dua fungsi yaitu
fungsi kerapatan probabilitas dan fungsi distribusi kumulatif. Fungsi kerapatan probabilitas
(f(V)) menunjukkan probabilitas data angin dengan kecepatan V yang diperoleh dari rumus
1.2 :

V merupakan laju angin, k merupakan parameter bentuk dan c merupakan parameter skala. Nilai
V yang membuat f(V) mencapai puncak merupakan nilai laju angin yang paling banyak terjadi.
Gambar 1.1 menunjukkan contoh histogram data hasil pengukuran laju angin dan fungsi
kerapatan probabilitas dengan beragam nilai parameter k dan c untuk memodelkannya.

Gambar 1.1 Contoh histogram data pengukuran dan fungsi kerapatan probabilitas laju
angin

Untuk mengananalisis keragaman data angin mengikuti distribusi weibull, kita harus
memperkirakan parameter weibull k dan c. Metode umum untuk menentukan k dan c adalah
Metode Standar Deviasi. Weibull faktor k dan c juga dapat diperkirakan dari nilai tengah
dan standar deviasi dari data angin. Pertimbangan untuk deviasi standar dan rata-rata yang

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
diberikan dan dihitung untuk satu data yang diberikan, maka k dapat ditentukan
dengan pendekatan lebih sederhana, pendekatan yang dapat digunakan untuk nilai k adalah
dengan menggunakan rumus :

Dengan demikian, c dapat diperkirakan sebagai

Atau dapat menggunakan rumus sebagai berikut

1.2.3 Potensi Energi Angin


Daya angin didapatkan dari data kerapatan udara yang ada dilokasi penelitian yang
dilakukan. Dengan adanya data kerapatan udara akan membuat perhitungan daya angin
sesuai dengan rumus :

Dengan:
: Daya angin per satuan luas daerah yang disapu rotor turbin (watt/m 2)
ρ : Densitas atau massa jenis udara (kg/m3)
v : Kecepatan angin (m/s)
Kerapatan udara dapat diukur dengan melihat suhu yang ada disekitar lokasi yang ingin
diukur nilai kerapatan anginnya. Semakin rendah suhu suatu lokasi maka nilai kerapatan
udaranya akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya saat suhu disuatu lokasi tinggi maka
nilai kerapatan udaranya akan menjadi lebih rendah. Berikut perhitungan nilai kerapatan
udara sesuai dengan ketinggian dan suhu lokasi yang ingin diukur :

Untuk nilai energi angin juga dapat ditentukan dengan analisis weibull yaitu
menggunakan persamaan berikut :
............................... (1.7)

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
1.2.4 Daya Listrik
Daya listrik yang dihasilkan dari turbin angin didapatkan dari nilai spesifikasi turbin
angin yang dipilih. Hubungan antara kecepatan angin dan daya listrik yang dapat dihasilkan
turbin angin pada kecepatan itu dapat dilihat dari kurva daya, sebagaimana dicontohkan
pada Gambar 1.2. Tiap turbin angin memiliki kurva daya yang spesifik. Pada kurva daya
terdapat tiga spesifikasi penting. Spesifikasi tersebut meliputi :
 kecepatan rated, yaitu kecepatan angin mula-mula yang dapat menghasilkan daya listrik
maksimal secara teori.
 kecepatan cut in yaitu kecepatan angin yang dapat menghasilkan daya listrik minimal.
Pada kecepatan angin di bawah cut-in, tidak ada daya listrik yang dihasilkan. Pada daerah
antara cut-in dan rated, daya listrik yang dihasilkan berbanding lurus dengan kecepatan
angin.
 dan kecepatan cut out yaitu kecepatan yangmerupakan batas aman operasi turbin. Akan
berbahaya bagi turbin bila terus beroperasi pada kecepatan angin di atas cut-out. Karena itu,
pada kecepatan di atas cut-out ini sistem dimatikan sehingga tidak ada daya listrik yang
dihasilkan.

Dari hasil nilai cut in dan cut off yang telah didapatkan dapat diketahui berapa lama turbin
angin pada kecepatan angin V akan menghasilkan daya dengan persamaan :

............................... (1.8)
dengan V1 merupakan kecepatan cut-in dan V2 merupakan kecepatan cut-out.
Nilai daya yang dihasilkan turbin secara cukup akurat dapat diketahui dari kurva daya.
Meski demikian, apabila nilai daya rated suatu turbin diketahui, kita dapat memperkirakan
besarnya daya yang dihasilkan turbin pada kecepatan v (yang nilainya antara cut-in dan
rated) dengan persamaan berikut

Dimana :
: Daya Listrik (Watt)
:Daya Rating Turbin (Watt)
:Kecepatan angin (m/s)

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
:Kecepatan angin cut in (m/s)
:Kecepatan angin cut out(m/s)

Gambar 1.1 Kurva Daya Listrik

Gambar 1.2 Rangkaian pemrograman anemometer berbasis kecepatan dan arah angin

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
1.3 Alat-alat dan Komponen
Alat yang diperlukan antara lain;
1. Arduino UNO R3 1
2. CUP penangkap angin 3
3. Hall Effect 1
4. Resistor 4k7 2
5. CMPS 03 1
6. Pipa Paralon ukuran ¾” 2 meter
7. DS1602 1
8. LCD 16x2 1
9. Potensio 1
10. Data Logger 1
11. SD Card 1
12. Black house 50
13. Header 1x40 2
14. Kabel pelangi 2m
15. PCB 1 lembar
16. DS1307 1

1.3 Prosedur Percobaan


1. Mengambil nilai data, kecepatan angin, suhu dan arah angin yang dilakukan dalam
percobaan, semua data yang dibutuhkan ada dalam data logger yang telah terpasang.
Proses pengolahan data dengan menggunakan rumus 1.1.
2. Data suhu udara rata-rata yang diperoleh dalam waktu 1 jam yaitu 28 oC, dengan
pengukuran yang dilakukan pada ketinggian 10 meter. Carilah nilai kerapatan udara
pada ketinggian tersebut.
3. Menghitung nilai parameter weibull k dan c dari data yang sudah didapatkan untuk
mendapatkan nilai probabilitasnya.
4. Menghitung daya angin yang dihasilkan dari data yang telah didapatkan dengan
menggunakan persamaan (1.6).

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Jika kecepatan angin yang diukur sebesar 6.17 m/s dengan kerapatan udara sebesar
1.1848 kg/m3. Hitunglah potensi energy angin yang didapatkan.
5. Menghitung energi angin yang dihasilkan dari data yang telah didapatkan dengan
menggunakan persamaan (1.7).
Jika probabilitas dari kecepatan angin didapatkan 0.109144 dengan daya angin sebesar
56.24 W/m2 . Hitunglahenergi angin yang didapatkan.
6. Menghitung durasi angin menghasilkan daya listrik dari data yang telah didapatkan
dengan menggunakan persamaan (1.8).
7. Menghitung daya listrik yang dihasilkan dari data yang telah didapatkan dengan
menggunakan persamaan (1.8) dengan kapasitas turbin sebesar 2000 W.

1.5 Data Hasil Percobaan


Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data kecepatan, suhu dan arah angin
Tanggal Jam Kecepatan Suhu Arah

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Tabel 1.2 Parameter weibull k dan c beserta nilai probabilitasnya
Median K c Probabilitas

Tabel 1.3 Tabel distribusi Probabilitas


Median K c Distribusi
Probabilitas

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Median K c Distribusi
Probabilitas

Tabel 1.4 Tabel Potensi daya angin


(asumsi kecepatan cut-in =…. m/s, kecepatan rated = …..m/s dan kecepatan cut-
out=……m/s)
Tanggal Jam Kecepatan Daya Angin

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Tabel 1.5 Potensi Energi angin
Tanggal Jam Kecepatan Energi Angin

Tabel 1.6 Lamanya turbin menghasilkan daya listrik


Tanggal K c Durasi (jam)

Tabel 1.7 Potensi Daya Listrik


Tanggal Jam Kecepatan Daya Listrik

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Tanggal Jam Kecepatan Daya Listrik

Tabel 1.6.8 Potensi Energi Listrik


Jam Kecepatan Energi Listrik
Tanggal

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
1.6 Analisis Data dan Pembahasan

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
1.7 Kesimpulan

1.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal
1 Pre-Test

2 Pengambilan
Data
3 Asistensi

4 Post-Test

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
OPTIMALISASI PANEL
2
SURYA

2.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum gerbang dasar logika antara lain:
1. Mengetahui pengaruh penambahan cermin sebagai reflector terhadap solar sel.
2. Mengetahui pengaruh pantulan cermin terhadap keluaran tegangan solar sel.
3. Mengetahui sebarapa besar radiasi pantulan akibat penambahan reflector.

2.2 Landasan Teori


Photovoltaic adalah alat yang dapat mengkonversikan cahaya matahari secara
langsung untuk diubah menjadi energi listrik. Kata photovoltaic biasanya disingkat dengan
PV. Bahan semikonduktor seperti silicon, gallium dan cadmium tellurid atau copper indium
deselenide biasa digunakan sebagai bahan bakunya. Panel surya cristalline biasanya
digunakan secara luas untuk pembuatan panel surya.
2.2.1 Jenis-jenis Soar Sel
1.2.1 Single Crystalline
Yaitu kristal yang mempunyai satu jenis macamnya, tipe ini dalam perkembangannya
mampu menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi. Jenis single cristalline antara lain: a.
Gallium Arsenide Cell
Gallium arsenide cell sangat efisien dari semua sel, tapi harganya sangat mahal.
Efisiensi dari sel ini mampu mencapai 25 persen.
b. Cadmium Sulfide Cell
Cadmium sulfide cell ini merupakan suatu bahan yang dapat dipertimbangkan dalam
pembuatan panel surya, karena harga yang murah dan mudah dalam proses
pembuatannya.

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
2.2.1 Polycristalline Cell
Polycrystalline cell merupakan kristal yang banyak macamnya, terbuat dari cristal
silicon dengan efisiensi 10-12 persen.
3.2.1 Amorphous Silicon Cell
Amorphous berarti tidak memakai kristal struktur non kristal, bahan yang digunakan
berupa proses film yang tipis dengan efisiensi sekitar 4-6 persen.
4.2.1 Copper Indium Diselenide Cell
Bahan semikonduktor yang aktif dalam sel surya CIS adalah copper indium disenide.
Senyawa CIS sering juga merupakan paduan dengan gallium dan belerang. Efisiensi
sekitar 9-11 persen.
5.2.1 Cadmium Telluride (CdTe) Cell
Panel surya CdTe diproduksi pada substrat kaca dengan lapisan konduktor TCO
transparan biasanya terbuar dari indium tin axide (ITO) sebagai kontak depan. Efisiensi
1 persen hingga 8,5 persen per efisiensi modul.
6.2.1 Dye Sensitized
Prinsip kerja Dye sensitized yaitu menyerap cahaya dalam pewarna organik mirip
dengan cara dimana tanaman menggunaka klorofil untuk menangkap energi dari sinar
matahari dengan fotosintesis.

2.2.2 Prinsip Kerja Sel Surya


Prinsip kerja semikonduktor sebagai panel surya mirip dengan diode sebagai
pnjunction. PN-junction adalah gabungan/ lapisan semikonduktor jenis P dan N yang
diperoleh dengan cara doping pada silicon murni. Pada semikonduktor jenis P, terbentuk
hole yang jumlahnya lebih bnyak dibandingkan jumlah elektronnya, sehingga hole
merupakan pembawa muatan mayoritas, sedangkan electron merupakan pembawa muatan
minoritas. Demikian pula sebaliknya dengan semikonduktor jenis N. Bila bagian P dari
pnjunction dihubungkan dengan kutub positif baterai dan bagian N dihubungkan dengan
kutub negatif batrai, maka arus dapat mengalir melewati pn-junction. Kondisi ini disebut
sebagai panjar maju. Bila hal sebaliknya dilakukan (panjar mundur), yaitu bagian N dari pn-
junction dihubungkan dengan kutub positif batrai dan bagian P dihubungkan dengan kutub

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
negatif batrai, maka arus tidak dapat mengalir melewati pn-junction. Akan tetapi, masih ada
arus dalam ukuran kecil yang masih dapat mengalir yang disebut dengan arus bocor.

2.2.3 Karakteristik Panel Surya


Parameter panel surya yang paling berpengaruh pada kurva daya, yaitu arus hubung
singkat (Isc) dan tegangan hubung terbuka (Voc) untuk parameter internal, sedangkan
parameter eksternalnya meliputi suhu dan irradiance. Daya maksimum dan efisiensi turut
dimasukkan dalam pembahasan karena merupakan parameter yang umum digunakan untuk
membandingkan panel surya modul.

2.2.4 PengaruhIrradiance Terhadap Panel Surya


Radiasi matahari yang diterima bumi terdistribusi pada beberapa range panjang
gelombang, mulai dari 300 nm sampai dengan 4 mikron. Sebagian radiasi mengalami
refleksi di atmosfer (diffuse radiation) dan sisanya dapat sampai kepermukaan bumi (direct
radiation). Kedua radiasi ini yang dipakai untuk mengukur besaran radiasi yang diterima
panel surya. Besaran – besaran penting untuk mengukurnya adalah:
1. Spectral irradiance Iλ - Daya yang diterima oleh satu unit area dalam bentuk
differensial panjang gelombang dλ, satuan W/m2 m.
2. Irradiance - Integral dari spectralirradiance untuk keseluruhan panjang gelombang,
satuan W/m2.
3. Radiansi - Integral waktu dari irradiance untuk jangka waktu tertentu. Oleh sebab itu,
satuannya sama dengan satuan energi, yaitu J/m2 – hari, J/m2 – bulan atau J/m2 –
tahun.
Di antara ketiga besaran tersebut yang akan digunakan dalam analisa adalah W/m2
karena satuan ini yang biasa dipakai dalam datasheet, sedangkan besaran radiasi biasanya
digunakan untuk menghitung estimasi daya keluaran pada instalasi sistem. Irradiance
merupakan sumber energi bagi panel surya, sehingga keluarannya sangat bergantung oleh
perubahan irradiance. Gambar 2.1 memberikan contoh perubahan irradiance terhadap
kurva daya modul surya.
Gambar 2.1, keluaran daya berbanding lurus dengan irradiance. Isc lebih terpengaruh
oleh perubahan irradiance dari pada Voc. Sesuai dengan penjelasan cahaya sebagai paket –

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
paket foton. Pada saat irradiance tinggi, yaitu pada saat jumlah foton banyak, arus yang
dihasilkan juga besar. Demikian pula sebaliknya, sehingga arus yang dihasilkan berbanding
lurus terhadap jumlah foton.

Gambar 2.1 Kurva V-I terhadap perubahan irradiance

2.2.5 Daya Pada Panel Surya


Intensitas cahaya menentukan besarnya daya dari energi sumber cahaya yang
sampai pada seluruh permukaan panel surya. Jika luas permukaan panel surya dengan
intensitas tertentu maka daya input panel surya adalah
Pin = JA .................. (2.1)
dengan
Pin = Daya yang diterima akibat irradiance matahari (watt)
J = Intensitas cahaya (W/m2)
Besarnya daya output panel surya (P out) yaitu perkalian tegangan rangkaian terbuka Voc,
arus hubung singkat (Isc), dan fill factor (FF) yang dihasilkan oleh panel surya dapat
dihubungkan dengan rumus .

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Pout = VocIscFF .................. (2.2)
dengan
Pout = Daya yang dibanngkitkan oleh panel surya (watt)
Voc = Tegangan rangkaian terbuka pada panel surya (volt)
Isc = Arus hubung singkat pada panel surya (ampere)
FF = Fill factor

FF =
dengan
Vmax = Tegangan pada saat panel surya mencapai max (volt)
Isc = Arus pada saat panel surya mencapai max (ampere)
Voc = Tegangan rangkaian terbuka pada panel surya (volt)

Isc = Arus hubungsungkat pada panel surya (ampere)


Efisiensi modul surya didefinisikan sebagai perbandingan daya keluaran dengan daya
masukan. Daya masukan dihitung sebagai irradiance yang diterima oleh permukaan panel
surya. Nilai efisiensi keluaran maksimal didefinisikan sebagai prosentase keluaran daya
optimal terhadap energi cahaya yang digunakan, yang dituliskan sebagai:

η = x 100%.................. (2.4)

dengan
η = Efisiensi panel surya
Pout = Daya yang dibangkitkan oleh panel surya (watt)
Pin = Daya yang diterima akibat irradiance matahari (watt)

2.2.6 Menentukan Sudut Datang Radiasi Matahari Ke Reflektor


A. Sudut datang dari beam radiation
Pada penelitian ini perlakuan menggunakan reflector dapat memberikan penambahan
radiasi melalui pantulannya. Persamaan yang menghubungkan antara sudut datang dari
beam radiation pada permukaan kolektor dengan sudut lain adalah:
Cos θr =(sin δ sin ϕ cos βr) – (sin δ cos ϕ sin βr cos γr) + (cos δ cos ϕ cos βrcos ω) + (cosδ
sin ϕ sin βr cos γr cosω) + (cosδ sin βr sinγ sin ω) .................. (2.5)
Dimana:

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
θr = Merupakan sudut datang radiasi kereflector
δ = Merupakan sudut deklinasi ϕ = Merupakan sudut
lintang dari tempat pengambilan data βr = Sudut
stopreflector γr = Sudut azimuth reflector ω = Sudut jam
derajat.

δ = 23,45 sin (360 ω


= 150 (ST – 12:00:00) .................. (2.7) Dimana:
ST diambil dari jam tengah antara jadwal jam awal pengambilan data dan jam akhir
pengambilan data

sin θz = cos δ cos ϕ cos ω + sin δ sin ϕ....... (2.9)


B.Menentukan Radiasi Ekstraterestial Pada Bidang Horizontal
GO = GSC 1 + 0,033.cos (cos φ . cos δ .cos ω + sin φ. Sin δ) .................. (2.10)
Keterangan:
GSC = Konsatanta matahari 1353 W/m2

C. Menentukan Indek Langit

KT
D. Menentukan Radiasi Langsung
Gb = G - Gd.................. (2.12)
Gd = G(09,9511 - 0,1604 kT + 4,388 kT2 – 16,638 kT3 + 12,336 kT4) ....(2.13)
Keterangan:
G = Iradiasi matahari

E. Menentukan Faktor Geometri Reflektor

Rbr
cos θz = cos δ cos ϕ cos ω + sin δ sin ϕ.................. (2.15)
Untuk menentukan radiasi dari reflector cermin datar yang menimpa pada panel surya
kita dapat menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
GT = Gb. Rbr . ARr . ρr.................. (2.16)
Keterngan:
GT = radiasi masukan reflector
Gb = Radiasi langsung
Rbr = Faktor geometri reflektor
ARr = Rasio luasan yng terkena radiasi reflector (1)
ρr = Konstanta pantulan difusi (0,85)

Gambar 2.1 Rangkaian Alat


2.3 Alat-alat dan Komponen
Alat yang diperlukan antara lain;
1. Solar sel 1
Merek : New Tomorrow
Model type : SL
Open circuit voltage (Voc) : 21,63 V
Short circuit current (Isc) : 3,12 A
Max power voltage (Vpm) : 17,13 V
Max power current (Ipm) : 2,92 A
Tolerance : 5%
Test condition : 1000 V/m2, 250C
2. Solar Power Meter 1
3. Atmega 8535 1
4. Resistor 470 1
5. Capasitor 100uf 2
6. Capasitor 33pf 2
7. Diode In4007 24
8. Regulator 7805 1
9. Led 1
10. Sensor arus 1
11. Sensor tegangan 1
12. Black house 50
13. Header 1x40 2
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
14. Kabel pelangi 2m
15. Socket IC 40 pin 1
16. Resistor 10Ω 2 watt 6
17. Capasitor 10nf 1
18. Capasitor 24nf 1
19. Resistor 4k7 1
20. Resistor 22k 1
21. Resistor 47k 1
22. IC driver motor L297 1
23. IC driver motor L298 1
24. LCD Character 16x2 1
25. Motor stepper 1
26. PCB 1 lembar
27. DS1307 1
28. Crystal 1

2.4 Prosedur Percobaan


1. Mengambil nilai data tegangan, arus pada panel sel surya yang dilakukan dalam
percobaan.
2. Mengambil data radiasi dengan lux meter, mengubah dalam bentuk irradiant dengan
mengalikan dengan 0,00149.
3. Menghitung daya.
4. Menghitung radiasi pantulan dari reflector. Persamaan yang menghubungkan antara
sudut datang dari beam radiation pada permukaan kolektor dengan sudut lain.
5. Menghitung efisiensi solar sel.

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
2.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Data Pengukuran dan Perhitungan
Voc Isc Sudut Iradiasi
Jam Pout(Watt) Ir Pin η(%)
(volt) (Ampere) Reflktor Reflktor
(WIB) W/m2 (Watt)
A B A B A B A B T B (GT)

38 Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
2.6 Analisa Data dan Pembahasan

36 Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
2.7 Kesimpulan

2.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal
1 Pre-Test

2 Pengambilan
Data
3 Asistensi

4 Post-Test

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan
DAFTAR PUSTAKA

[1] Matondang, N., 2011, “Akuisisi Data Kecepatan Angin dari Perangkat Anemometer
Berbasis Universal Serial Bus (USB)”, Skripsi, Program Sarjana/Strata 1,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.
[2] www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Sarana_Teknis/Instrumentasi
[3] Safrianti, E., dkk, 2010, “Perancangan Alat Ukur Kecepatan dan Arah Angin”,
Kampus Bina Widya, Pekan Baru.
[4] Sugiyanto, B. T. Prayoga, A. A. Ismail, “Rancang Bangun Pompa Air Tenaga Angin
untuk Pengairan Sawah Menggunakan Vertical Wind Turbine Tipe Savonius”, Jurnal
Rekayasa, Volume 9, No. 1, April 2014.
[5] Daryanto, Y., 2007, “Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu”,
Jurnal BALAI PPTAGG
[6] S. Mathew, “Wind Energi Fundamentals, Resource Analysis and Economics”, 2006.
[7] Poespawati, N. R. dan A. Udhiarto. “Karakteristik Lapisan Graded Si1-xGex Pada
Solar Cell Silikon”. Jurnal Teknologi Edisi No. 3, hal. 207-213, September 2004.
[8] Muchammad dan Yohana E, 2010, “Pengaruh Suhu Permukaan Photovoltaic Module
50 Watt Peak Terhadap Daya Keluaran yang Dihasilkan Menggunakan Reflektor
dengan Variasi Sudut Reflektor 0°,50°,60°,70°,80°“, Semarang: Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
[9] Diputra, 2008, “Simulator Algoritma”, Jakarta: Fakultas Teknik UI.
[10] Wibowo dan Riyanto, 2009. “Studi Penggunaan Solar Reflector untuk Optimalisasi
Output Daya Pada Photovoltaic Modul”, Surabaya: Skripsi Universitas Kristen
Petra.

Buku Petunjuk Praktikum


Energi Terbarukan

Anda mungkin juga menyukai