Anda di halaman 1dari 6

PELATIAN DASAR CPNS

ANALISIS ISU ISNTANSI KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

Nama : Nur Fazry Nama Mentor : Arif Rahmat kurnia, S. Gz., MPH

Angkatan : 51 Instansi : Rutan Kelas IIB Bengkayang

Kelompok :3

Absen : 26

A. Identifikasi Isu
1. Penyelundupan Handphone Di Dalam Rutan
2. Kurangnya Tenaga Kesehatan Di Dalam Rutan
3. Pegawai Kurang Disiplin
4. Kurangnnya Tenaga Penjaga Pintu Utama (P2U)
B. Deskripsi Isu
Isu adalah sebuah kondisi atau peristiwa, baik yang berlangsung di internal maupun
eksternal organisasi, yang jika berlanjut akan memberi efek signifikan pada fungsi, performa,
atau pada kepentingan organisasi di masa datang (Regester & Larin, 2003). Isu yang
dimaksud adalah Penyelundupan Handphone dii dalam Rutan, Kurangnnya Tenaga
Kesehatan di dalam Rutan, Pegawai Kurang Disiplin, Praktik Pungli dalam Rutan, Dan
Kurangnnya Tenaga Penjaga Pintu Utama (P2U).
1. Penyelundupan Handphone di dalam Rutan
Komunikasi memang diperlukan untuk menjalin interaksi dalam bermasyarakat. Syarat
terjadinya interaksi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Misalkan dengan
menggunakan media komunikasi berupa handphone yang sekarang ini sedang trend di
masyarakat. Tetapi, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahanan
Negera (Rutan) khususnya bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) penggunaan
handphone sangat dibatasi hal ini dikarenakan untuk meminimalisir penyalahgunaan alat
komunikasi oleh para Warga Binaan. Selama ini napi beralasan handphone digunakan
untuk berkomunikasi dengan keluarga, tetapi pada nyatanya penggunaan handphone
disalahgunakan seperti, kepentingan bisnis, perjudian online bahkan perdagangan
narkoba. Hal ini yang melandasi aturan tidak diperkenankannya warga binaan memakai
atau menggunakan handphone di sekitar lingkungan Lapas dan Rutan.
2. Kurangnya Tenaga Kesehatan Di Dalam Rutan
Berdasarkan data Intitute for Criminal Justice Reform (ICJR), Narapidana dan Tahanan
di Lapas maupun Rutan pada Per Juni 2021 sebanyak 271.992. Di Rutan Kelas IIB
Bengkayang memiliki kapasitas 199 dengan jumlah total penghuni 233 di antaranya 180
Narapidana dan 53 Tahanan. Padatnya tingkat hunian Rutan/ Lapas menghambat Rutan
dan Lapas dalam melaksanakan fungsi layanan kesehatan. Kelebihan kapasitasyang tidak
sebanding dengan hunian akan berakibat sangat cepat Narapidana dan Tahanan penyakit
menular seperti pilek. sisi lain kondisi sanitasi yang kurang baik akan mempercept proses
lingkungan yang tidak sehat. Dengan permasalahan sebagai berikut : Pertama bagaimana
pelaksanaan Layanan kesehatan pada lapas dan negara. Kedua bagaimana kendala yang
dihadapi dalam pemberian Layanan kesehatan pada lapas dan rutan. Jadi dengan
ditingkatkannya layanan kesehatan di dalam lingkungan Lapas akan berpengaruh pada
tingkat kesehatan pada Warga Binaan di dalam Lapas.
3. Pegawai Kurang Disiplin
Bekerja ada tata tertib dan ketentuannya. Tidak hanya cukup hadir, tapi dinilai dari
kinerja.
Pegawai harus memiliki kedisiplinan dalam melaksanakan tugas . Pegawai dituntut untuk
berfikir secara parsial, jangan takut tidak mendapata jabatan, terutama pegawai harus
menjauhi narkoba, dan pelanggaran hukum lainnya.
4. Kurangnnya Tenaga Penjaga Pintu Utama (P2U)
P2U atau Penjaga Pintu Utama adalah orang yang bertugas untuk mengamankan Pintu
Utama Rutan/Lapas, dan juga menjadi pengawas dari lalu lintas yang terjadi di Pintu
Utama. Pintu Utama ini terdiri dari 2 pintu, yaitu pintu pertama yang menjadi pintu
masuk kedalam Rutan/Lapas dan pintu kedua yang menjadi garis atau batas yang tidak
boleh dilewati oleh Narapidana/Tahanan.
Menjadi seorang P2U bukan hal yang mudah, P2U memiliki tanggung jawab yang sangat
besar tentang pengamanan di Pintu Utama Rutan/Lapas. Adapun tugas dari P2U adalah
sebagai berikut :
1. Mencegah dan mengamankan pintu utama dari masuk atau pun keluarnya orang dan
barang secara tidak sah.

2. Memeriksa dan menggeledah setiap orang tanpa terkecuali termasuk pejabat, petugas,
pengunjung dan pihak lainnya
3. Memeriksa dan menggeledah setiap barang dan kendaraan yang masuk atau keluar
Lapas/Rutan.
4. Menerima dan mengeluarkan penghuni berdasarkan surat-surat yang sah, memeriksa
secara cermat identitas dan mencatat dalam buku laporan tugas pintu utama.
5. Meneliti dan memeriksa secara cermat identitas tamu, menanyakan keperluannya,
serta mencatat dalam buku tamu.
6. Mengamankan senjata api, alat-alat keamanan dan barang inventaris lainnya dalam
lingkungan pintu utama serta menggunakannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Menurut Permen Hukum dan HAM RI Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pengaman Pada
Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara bahwasanya pengamanan
Penjaga Pintu Utama (P2U) yang idela adalah 3 orang.

C. Penetapan Isu
Penetapan Isu Menggunakan Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor
yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat
mendesak
untuk segera dicari penyelesaiannya.

No Indikator Keterangan
1 Aktual Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian
sedang hangat dibicarakan
2 Problematik Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3 Kekhalayakan Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak
4 Layak Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi
pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang
seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab. Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5,
yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk
segera dicari penyelesaiannya.

No Isu/Masalah A P K L Total
1 Penyelundupan Handphone di dalam Rutan 5 5 3 5 18
2 Kurangnya Tenaga Kesehatan Di Dalam Rutan 4 5 3 4 16
3 Pegawai Kurang Disiplin 4 5 4 4 17
4 Kurangnnya Tenaga Penjaga Pintu Utama (P2U) 4 5 4 4 17

Teknik yang digunakan untuk penetapan kriteria kualitas isu yaitu Teknik USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth). Berikut hasil analisis menggunakan Teknik USG:
Tabel. Identifikasi Isu berdasarkan Teknik USG

No Isu Aktual Kriteria Skor Prioritas


U S G Masalah
1 Penyelundupan Handphone di dalam Rutan 5 5 5 15 I
2 Pegawai Kurang Disiplin 4 4 3 11 II
3 Kurangnnya Tenaga Penjaga Pintu Utama (P2U) 4 3 3 10 III

D. Teknik Analisis Isu


Setelah dilakukan analisis menggunakan teknik tapisan isu menggunakan teknik usg dan
isu yang mendapatkan skor tertinggi yaitu isu Penyeludupan Handphone dengan skor 15,
kemudian isu dianalisis menggunakan teknik analisis isu Fish Bone. Berikut hasil analisis isu
menggunakan teknik analisis Fish Bone:
Tabel. Identifikasi analisis isu berdasarkan Teknik analisis Fish Bone
E. Gagasan Pemecahan Isu
Hasil dari identifikasi dan pemilihan isu terpilih, maka diperlukan gagasan untuk
menyelesaikan isu terpilih, yaitu:
a. Memberikan pemahaman kepada pertugas
b. Memperketat aturan kunjungan dan penitipan barang
c. Mengajukan kenaikan gaji petugas lapas
d. Memberikan Sanksi yang tegas dan berat kepada petugas yang menyeludupkan handphone
e. Melakukan razia kedalam blok hunian Lapas
f. Melakukan pengecekan terhadap siapapun yang masuk dan keluar lapas
F. Dampak Apabila Isu tidak diselesaikan
Apabila Isu ini dapat dikendalikan dengan baik maka ini akan berdampak baik bagi Lembaga
Pemasyarakatan dan untuk mewujudkan Lapas/Rutan yang aman dan tertib. Dan dengan
kondisi Lapas/Rutan yang aman dan tertib Pembinaan Warga Binaan akan lebih efektif. Hal
ini disadari bahwa sebagai unsur utama dan motor penggerak pelayanan publik, maka apabila
seorang PNS sampai terkena kasus narkoba tentu dampaknya sangat negatif, baik bagi dirinya
maupun lingkungan kementerian. Oleh karena itu, untuk itu upaya pencegahan harus benar-
benar diprioritaskan. Dampak terlibatnya asn dalam kasus narkoba bagi dirinya adalah sanksi
penurunan pangkat sampai sanksi pemecatan dan juga hukum pidana.Kemudian dampak bagi
lingkungan kementerian adalah mencoreng nama baik instansi.

Anda mungkin juga menyukai