Anda di halaman 1dari 36

Laporan Praktikum

Pengenalan Alat dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Disusun dan diajukan oleh:

MUHAMMAD HIDAYAT

H021 18 1318

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 21 September 2018

Asisten Praktikan

NABEELA NURVITA MUHAMMAD HIDAYAT


NIM : H311 14 507 NIM : H021 18 1320
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya dilakukan pengenalan alat dan bahan untuk mengetahui cara

penggunaan dan fungsi alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan dalam

prosedur pemakaian alat dapat diminalisir. Hal ini penting agar alat dapat befungsi

maksimal dan memiliki masa pakai yang lama, sehingga dapat meningkatkan kualitas

penilitian dengan data hasil percobaan yang akurat. Oleh karena itu mengetahui dan

memahami serta menguasai jenis-jenis alat dan bahan, nama masing-masing alat dan

bahan serta fungsi masing-masing. (Andry, 2014)

Pengenalan alat dan bahan juga merupakan bagian dari keselamatan dan

kesehatan kerja. Keselematan kerja di laboratorium adalah menyangkut keselamatan

orang yang melakukan kegiatan di laboratorium dan keselamatan alat-alat

laboratorium yang digunakannya. Keselamatan kerja di laboratorium perlu

diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya kecelekaan kerja bagi orang yang

melakukan kegiatan atau pekerjaan di dalam laboratorium (Isnainy, 2014)

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan prosedur dan

cara dalam melakukan pekerjaan, maka perlu upaya untuk mencegah terjadinya hal

tersebut dengan pembinaaan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya K3 di

laboratorium (Nakhleh, 2002)

Dalam percobaan kita seringkali berinteraksi dengan bahan-bahan kimia

berbahaya, sebelum suatu bahan kimia digunakan, setiap orang yang terkait dengan

penggunaan alat tersebut wajib mengetahui bagaimana cara penggunaan yang baik dan

benar terhadap bahan kimia itu seperti, bagaimana cara menyimpan, bahaya yang
terkandung didalamnya, cara penanganan bila terjadi kecelakaan, dan lain sebagainya.

Semua informasi tersebut dapat dilihat didalam material safety data sheet atau yang

biasa disebut dengan MSDS (Mascarenhas, 2013).

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan prosedur dan

cara dalam melakukan pekerjaan, maka perlu upaya untuk mencegah terjadinya hal

tersebut dengan pembinaaan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya K3 di

laboratorium (Kozma, 2000).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja alat-alat laboratorium dan fungsinya ?

2. Bagaimana cara penanganan bahan kimia berbahaya ?

1.3 Tujuan Pratikum

1. Memahami alat-alat laboratorium beserta fungsinya

2. Mengetahui cara menangani bahan kimia berbahaya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alat-alat pada Laboratorium

1. Gelas Kimia, Untuk mengukur volume larutan ataupun bahan yang tak

memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Digunakan sebagai wadah untuk

menyimpan serta membuat larutan

Gambar 1. Gelas Kimia

2. Gelas ukur, adalah sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan

ketelitian yang tinggi, misalnya pereaksi / reagen untuk analisis kimia kualitatif atau

untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisis titrimetri/volumetri

Gambar 2. Gelas ukur

3. Pembersih tabung reaksi, digunakan untuk membersihkan alat-alat kimia yang

mempunyai diameter kecil.


Gambar 3. Pembersih tabung reaksi

4. Labu spiritus, berfungsi sebagai wadah spiritus untuk memanasi larutan atau

membakar zat proses percobaan kimia

Gambar 4. Labu spiritus

5. Pipet volume digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah

yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses

titrasi. Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual dengan disedot

menggunakan mulut atau menggunakan piller.

Gambar 5. Pipet volume


6. Gegep, untuk menjepit tabung reaksi disaat proses pemanasan maupun mengambil

benda-benda lab lain disaat kondisi alat tersebut panas

Gambar 6. Gegep

7. Rak Tabung Reaksi digunakan menyimpan tabung reaksi.

Gambar 7. Rak tabung reaksi

8. Spatula digunakan untuk mengambil zat kimia berupa padatan

Gambar 8. Spatula

9. Bulp, digunakan untuk menyedot larutan, biasanya digunakan bersama pipet ukur.

Gambar 9. Bulp
mbar 1. Gelas Kimia
10. Pengaduk Gelas, berfungsi untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia

pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk membantu pada waktu

menuangkan cairan dalam proses penyaringan.

Gambar 10. Pengaduk Gelas

11. Pipet tetes, berfungsi untuk meneteskan atau mengambil larutan dalam jumlah

kecil

Gambar 11. Pipet tetes

12. Labu semprot, digunakan untuk mencuci/menetralkan ataupun membilas

peralatan yang akan digunakan maupun setelah digunakan.

Gambar 12. Labu semprot

13. Pipet ukur, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Pipet

ukur yang paling besar adalah pipet ukur dengan volume 50 ml.
Gambar 13. Pipet ukur

2.2 Material Safety Data Sheet (MSDS)

2.2.1 MSDS H2SO4

A. Sifat fisik bahan dan kimia

Keadaan Fisik dan Penampilan Cair

Bau Tidak berbau

Rasa Tidak diketahui

Warna Putih

Berat Molekul 98,08 g/mol

pH 1

Titik Didih 3100C

Titik Lebur -270C

Tekanan Uap <0,001 mmHg @200C

Densitas Uap (Udara=1) 3,4

Kelarutan Larut dalam air

B. Efek terhadap kesehatan

Penghirupan uap asam menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta

mengganggu paru-paru. Cairan asam dapat merusak kulit dan menimbulkan luka yang
amat sakit. Dapat menimbulkan kebutaan bila terkena mata.

C. Cara penyimpanan :

Higroskopis. Bereaksi hebat dengan air. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Simpan

di tempat yang sejuk. Simpan pada suhu 23˚C (73,4˚F).

D. Cara pembuangan

Ditempatkan dalam wadah tertutup atau diserap dalam vermiculite, pasir kering, tanah,

atau bahan lainnya yang serupa. Dapat diencerkan dan dinetralkan. Limbah harus

dibuang dengan federal, peraturan pengendalian lingkungan negarabagian dan lokal.

E. Simbol bahan kimia

Korosif adalah merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal

bahkan dapat menyebabkan ruam kulit.

Gambar 14. Simbol Korosif

F. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

a. Kulit

Bila terjadi kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15

menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara

menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan kembali. Segera mendapat

perhatian medis.

b. Mata

Segera basuh mata dengan banyak air minimal 15 menit, buka tutup pelupuk mata
beberapa kali, dan cari pertolongan medis. Dapat menggunakan air dingin.

c. Terhirup

Pindahkan ke udara yang segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika

sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian medis.

d. Tertelan

Jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh tenaga medis. Berikan beberapa gelas

susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang

tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat.

2.2.2 MSDS NH4Cl

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Padat

Bau Berbau

Rasa Manis

Warna Ungu

Berat molekul 158,03 g / mol

pH Tidak tersedia

Titik Didih Tidak tersedia

Titik Lebur Terurai

Tekanan Uap 1 mmHg @ 714OC

Densitas Uap Tidak tersedia

Gravitasi Spesifik (Air = 1) 2,7 @ 15oC


Mudah larut dalam metanol,aseton. Larut
Kelarutan sebagian dalam air dingin, air panas. Larut
dalam Asam Sulfat

B. Efek terhadap Kesehatan

1. Jangka Pendek :

a. Terhirup

Mengiritasi membrane mukosa, menyebabkan gagguan saluran pernafasan seperti

batuk, dan nafas pendek.

b. Kontak dengan kulit

Menyebabkan Iritasi/kemerahan

c. Kontak dengan mata

Menyebabkan iritasi pada mata, katarak, peningkatan tekanan pada mata,

d. Tertelan

Menyebabkan iritasi saluran pencernaan, seperti mual-muntah, diare dan peningkatan

rasa haus. Mungkin juga memiliki efek pada SSP, seperti sakit kepala, konvulsi,

gangguan daya ingat, tremor, mydriasis, bradicardi, apnea, hyperventilasi dan

pulmonary edema. Dapat juga menyebabkan gangguan metabolic serius seperti

hypokalemia

2. Jangka Panjang

a. Terhirup

Menyebabkan gangguan pada ginjal, serta gangguan saluran pernafasan

(astma/bronchospasm)

b. Kontak dengan kulit

Menyebabkan dermatitis dan reaksi alergi.


c. Kontak dengan mata

Sama dengan keracunan akut

d. Tertelan

Menyebabkan gangguan metabolism, seperti anorexia, metabolic acidosis; gangguan

system urine dan ginjal

C. Cara penyimpanan

Simpan dalam ruangan yang dingin, kering serta ventilasi diatur supaya menghindari

lembab, panas dan kemungkinan terjadi peristiwa oksidasi. Lindungi dari kerusakan

fisik. Tutup rapat wadah, karena Ammonium Chlorida bersifat hidroskopis.

D. Cara pembuangan

E. Simbol bahan kimia

F. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

a. Terhirup

Berikan pada pasien udara yang segar, posisi tubuh setengah tegak ke kanan. Bila

perlu gunakan peralatan pernafasan, tapi jangan dari mulut ke mulut, penggunakan

oksigen sangatlah baik jika mengalami kesulitan bernafas. Bila kondisi parah, setelah

diberikan pertolongan pertama rujuklah ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan

terdekat.

b. Kontak dengan kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan

sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan

tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Untuk kulit yang

terpapar dapat dialirkan dengan air mengalir. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit

atau fasilitas kesehatan terdekat.

c. Kontak dengan mata


Pertama-tama bilas mata dengan air yang banyak selama beberapa menit (bila

mungkin lepaskan lensa kontak) kemudian bawalah ke dokter.

d. Tertelan

Segera cuci mulut, rujuklah ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat untuk

mendapat obat yang merangsang muntah.

2.2.3 . MSDS Ca(OH)2

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Padat

Bau Tidak berbau

Rasa Tidak diketahui

Warna Putih sampai kuning

Berat molekul 56,11

pH 13.5

Titik Didih 2408OF (1320OC)

Titik Lebur 680OF (360OC)

Tekanan Uap 1 mmHg @ 714OC

Densitas Uap 2,533 gr/ ml

Gravitasi Spesifik (Air = 1) Tidak diketahui

Mudah larut dalam air dingin, air panas,


Kelarutan
tidak larut dalam dietil eter.
B. Efek terhadap kesehatan

a. Terhirup

Menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Gejala mungkin termasuk batuk, sesak

napas. Dapat menyebabkan bronkitis kimia.

b. Tertelan

Mengiritasi lambung. Pemakanan dapat diikuti dengan sakit parah, muntah, diare,

dan keruntuhan. Jika kematian tidak terjadi dalam 24 jam, perforasi esofagus dapat

terjadi, sebagaimana dibuktikan oleh penurunan tekanan darah dan sakit

parah. Sebuah penyempitan kerongkongan dapat terjadi minggu, bulan, atau tahun

setelah konsumsi, membuat menelan sulit.

c. Kontak Kulit

Korosif. Dapat menyebabkan luka bakar parah dan terik, tergantung pada lama

kontak.

d. Kontak Mata

Korosif. Dapat menghasilkan iritasi parah dan nyeri. Dapat menyebabkan ulserasi

epitel kornea. Dapat menyebabkan kebutaan.

C. Cara Penyimpanan

Simpan di wadah tertutup rapat, disimpan di tempat sejuk, kering, berventilasi

D. Cara Pembuangan

Tuangkan dan encerkan dengan air serta netralkan. Buang dalam pembuangan air

biasa.

E. Simbol bahan kimia

Korosif adalah merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal

bahkan dapat menyebabkan ruam kulit.


Gambar 15. Simbol Korosif

F. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

a. Kulit

Bila terjadi kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15

menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara

menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan kembali. Segera mendapat

perhatian medis.

b. Mata

Segera basuh mata dengan banyak air minimal 15 menit, buka tutup pelupuk mata

beberapa kali, dan cari pertolongan medis. Dapat menggunakan air dingin.

c. Terhirup

Pindahkan ke udara yang segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika

sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian medis.

d. Tertelan

Jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh tenaga medis. Berikan beberapa gelas

susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang

tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat.

2.2.4 MSDS KMNO4

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Padat

Bau Berbau
Rasa Manis

Warna Ungu

Berat molekul 158,03 g / mol

pH Tidak tersedia

Titik Didih Tidak tersedia

Titik Lebur Terurai

Tekanan Uap 1 mmHg @ 714OC

Densitas Uap Tidak tersedia

Gravitasi Spesifik (Air = 1) 2,7 @ 15oC

Mudah larut dalam metanol,aseton. Larut

Kelarutan sebagian dalam air dingin, air panas. Larut

dalam Asam Sulfat

B. Efek terhadap kesehatan

Berbahaya jika terjadi kontak kulit (yg mengganggu), dari kontak mata (yg

mengganggu), dari proses menelan, dari inhalasi. Agak berbahaya dalam kasus kontak

kulit (permeator). Korosif mungkin untuk mata dan kulit. Jumlah tergantung kerusakan

jaringan panjang pada kontak. Kontak mata dapat menyebabkan kerusakan atau

corneal kebutaan. Kontak kulit dapat menghasilkan radang dan blistering. Inhalasi

debu akan menghasilkan iritasi ke perut usus atau saluran pernafasan, dicirikan oleh

pembakaran, bersin dan batuk. Parah over-eksposur dapat menghasilkan merusak

paru-paru, choking, ketidaksadaran atau kematian. Eksposur berkepanjangan dapat

menyebabkan luka bakar dan kulit ulcerations. Over-eksposur oleh inhalasi dapat
menyebabkan gangguan pernafasan. Potensi Efek Kesehatan kronis: dapat

menyebabkan kanker.

C. Cara penyimpanan

Simpan wadah tertutup rapat dan ditempat yang sejuk dan berventilasi cukup terpisah

dari asam, dan alkali.

D. Cara Pembuangan

Limbah harus dibuang sesuai dengan federal bagian dan lokal peraturan pengendapan

lingkungan

E. Simbol Bahan Kimia

F. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

a. Kontak Mata

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,

segera siram matadengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat

digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

b. Kontak Kulit :

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama

15 menitdengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit

yang teriritasidengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat

digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu

sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

c. Kulit Serius

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-

bakteri. Mencari bantuan medis segera


d. Inhalasi

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan napas

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.

e. Serius Terhirup

Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang

ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit

bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut

ke mulut.

f. Tertelan

Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh

personel medis.Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban

yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat

pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

2.2.5 MSDS Na2CO3

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Padat

Bau Tidak berbau

Rasa Tidak diketahui

Warna Putih

Berat molekul 106 gr/mol

pH Tidak diketahui

Titik Didih
Titik Lebur 8510 ⁰C 1 atm

Tekanan Uap Tidak diketahui

Densitas Uap 2,533 gr/ ml

Gravitasi Spesifik (Air = 1) 2,532

Kelarutan larut dalam air panas dan gliserol,

larut sebagian dalam air dingin

B. Efek terhadap kesehatan

a. Mata

Dapat menyebabkan cedera kornea. Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi

parah, mata dan luka bakar.

b. Kulit

Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan luka bakar, terutama jika kulit basah

atau lembab.

c. Tertelan

Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan seperti kerongkongan, lambung,

bahkan usus. Efeknya akan komplikasi dengan penyakit lain yang ada di dalam

saluran pencernaa

d. Inhalasi

Bahan ini sangat berbahaya jika terhirup. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi pada

saluran pernapasan dengan nyeri terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, mengi,

sesak napas dan edema paru. Inhalasi berkepanjangan atau berulang-ulang dapat

menyebabkan mimisan, hidung tersumbat, erosi pada gigi, perforasi septum hidung,
nyeri dada dan bronkitis.

C. Cara Penyimpanan

Simpan dalam wadah tertutup rapat. Simpan di, daerah sejuk dan kering, berventilasi

baik jauh dari zat-zat yang tidak kompatibel.

D. Cara pembuangan

E. Simbol bahan kimia

Korosif adalah merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal

bahkan dapat menyebabkan ruam kulit.

Gambar 16. Simbol Korosif

F. Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)

a. Mata

Segera siram mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, sesekali

mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis dengan segera.

b. Kulit

Dapatkan bantuan medis. Siram kulit dengan banyak air dan sabun setidaknya

selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Cuci

pakaian sebelum digunakan kembali.

c. Tertelan

Jangan memancing muntah. Jika korban sadar dan waspada, beri 2-4 cupfuls susu

atau air.Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak

sadar. Dapatkan bantuan medis dengan segera.

d Inhalasi
Hapus dari paparan udara segar segera. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis jika batuk atau

gejala muncul.

2.2.6 MSDS NaCl

A. Sifat fisik dan kimia bahan

Keadaan fisik dan Solid. (Bubuk kristal padat.)

penampilan

Bau Sedikit berbau

Rasa Garam

Warna Putih

Berat molekul 58,44 g / mol

pH 7 (netral)

Titik Didih 1413° C (2575,4° F)

Titik Lebur 801° C (1473,8° F)

Tekanan Uap 1 mmHg @ 865 °C

Densitas Uap (Udara=1) Tidak diketahui

Gravitasi Spesifik (Air = 1) 2.165

Kelarutan Mudah larut dalam air dingin, air

panas. Larut dalam gliserol, dan en atr.

Sangat sedikit larut dalam alcohol.

Tidak larut dalam Asam Klorida.


B. Efek terhadap kesehatan :

a. Mata

Menyebabkan mata terbakar. Menyebabkan konjungtivitis kimia penyebab kerusakan

kornea.

b. Kulit

Penyebab kulit terbakar. Dapat menyebabkan ruam kulit.

c. TertelanDapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran

pencernaan. Menyebabkan luka bakar saluran pencernaan.Dapat menyebabkan

perforasi dari saluran pencernaan. Penyebab sakit parah, mual, muntah, dan diare.

d. Terhirup

Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru. Penyebab parah iritasi

saluran pernapasan bagian atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan

koma mungkin. Menyebabkan luka bakar pada saluran pernafasan.

C. Cara penyimpanan

Simpan di wadah tertutup rapat. simpan di bawa suhu 40 c, di tempat yang sejuk

dan kering. Jauhkan dari asam. Lindungi dari kelembaban. Wadah harus ditutup

rapat untuk mencegah konversi NaOH dan natrium karbonat oleh CO2 di udara.

D. Cara pembuangan

Limbah harus dibuang sesuai dengan petunjuk mengenai limbah serta peraturan

nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan

dicampurkan dengan bahan lain. Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri.

E. Simbol bahan kimia

Korosif adalah merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal

bahkan dapat menyebabkan ruam kulit.


Gambar 14. Simbol Korosif

F. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

a. Mata

Dalam kasus kontak, siram amata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit

Dapatkan bantuan medis dengan segera.

c. Kulit

Dalam kasus kontak, segera Bsuh kulit dengan banyak air. Tutupi kulit yang teriritasi

dengan emolien. Dapat perawatan medis dengan segera.

d. Jika tertelan

Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Jika

korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan

sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti

kerah, dasi, ikat pinggang.

e. Inhalasi

Jika dihirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

2.2.7 MSDS Mg(OH)2

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Cair

Bau Berbau tajam


Rasa Tidak diketahui

Warna Putih

Berat molekul 58.32 g/mol

pH 10 – 11

Titik Didih Tidak ditentukan

Titik Lebur 340 ° C (613 ° F )

Tekanan Uap Tidak berlaku

Densitas Uap (Udara = 1) Tidak berlaku

Gravitasi Spesifik (Air = 1) 1.5 – 1.6

Kelarutan Larut dalam garam

ammonium dan asam

encer

B. Efek terhadap kesehatan :

Menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan pernafasan jika terjadi kontak.

C. Cara penyimpanan

Tidak ada penyimpanan secara khusus. Gunakan rak atau lemari yang cukup kokoh.

Pastikan rak atau lemari tidak kelebihan beban.

D. Cara pembuangan

Limbah harus dibuang sesuai dengan petunjuk mengenai limbah serta peraturan

nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan

dicampurkan dengan bahan lain. Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri.

E. Simbol bahan kimia

Toxic atau beracun, menyebabkan sakit yang serius bila masuk kedalam tubuh.
Gambar 17. Simbol Toxic

F. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

a. Pernapasan

Biarkan korban beristirahat di tempat dengan ventilasi yang baik. Lepas pakaian yang

terkontaminasi segera, jangan biarkan menempel di badan korban. Hubungi dokter jika

ada efek berkelanjutan.

b. Kulit

Jika terkena kontak dengan kulit,

lepas pakaian yang terkontaminasi dan bersihkan kulit dengan air mengalir. . Hubungi

dokter jika terjadi iritasi.

c. Mata

Bilas mata dengan jumlah air yang cukup hingga 15 menit dengan kelopak mata tetap

terbuka. Hubungi dan konsultasikan dengan dokter.

d. Tertelan

Jangan dimuntahkan. Kendurkan pakaian yang ketat. Jika tidak bernafas, berikan nafas

buatan.

2.2.8 MSDS CH3COOH

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Larutan

Bau Seperti cuka


Rasa Asam cuka

Warna Bening

Berat molekul 60.05 g/mol

pH 2

Titik Didih 118.1°C (244.6°F)

Titik Lebur 16.6°C (61.9°F)

Tekanan Uap 11.4 mm Hg @ 20oC

Densitas Uap (Udara = 1) 2.07

Gravitasi Spesifik (Air = 1) 1.049

Kelarutan Mudah larut dalam air

dingin,air panas. Larut

dalam dietil eter, aseton. Larut

denganGliserol, alkohol,

benzena,Karbon tetraklorida.

B. Efek terhadap kesehatan

Sangat berbahaya jika terhirup (korosif paru). Sangat berbahaya jika terjadi kontak

kulit (iritan), menelan. Berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, permeator), kontak

mata (korosif).

C. Cara penyimpanan

Simpan ditempat terpisah. Simpan wadah ditempat yang sejuk, berventilasi baik.

Simpan wadah ditempat tertutup rapat dan tersegel sampai siap digunakan. Hindari

semua sumber yang memungkinkan penyulutan (percikan api atau nyala api).

D. Cara pembuangan
Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, peraturan pengendalian lingkungan

lokal.

E. Simbol bahan kimia

Korosif adalah simbol bahan kimia yang berarti dapat merusak jaringan hidup,

menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan ruam kulit.

Gambar 18. Simbol Korosif

F. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

a. Mata

Periksa dan lepaskan lensa kontak. Segera basuh mata dengan banyak air selama

minimal 15 menit. Mendapat perhatian medis segera.

b. Kulit

Segera basuh kulit dengan banyak air selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan

sepatu yang terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Cuci dengan

sabun densifektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti bakteri. Carilah

segera medis.

c. Terhirup

Jika terhidup pindahlah ke udar segar. Jika tidak bernafas berikan pernafasan buatan.

Jika sulit bernafas berikan oksigen. Carilah segera medis.

d. Tertelan

Jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh tenaga medis. Berikan beberapa gelas
susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang

tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat.

2.2.9 MSDS NH3

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Gas

Bau Pesing

Rasa Tidak diketahui

Warna Putih

Berat molekul 17,0305 g/mol

pH Tidak diketahui

Titik Didih - 33,4oC 1 atm

Titik Lebur - 77,7oC 1 atm

Tekanan Uap Tidak tersedia

Densitas Uap 0,7708 g/ ml

Gravitasi Spesifik (Air = 1) Tidak tersedia

Kelarutan Larut dalam 0oC 89,9 gr/ 100 gr

H2O

B. Efek terhadap kesehatan

a. Mata

Konsentrasi ringan produk akan menyebabkan konjungtivitis . Kontak dengan

konsentrasi yang lebih tinggi dari produk akan menyebabkan pembengkakan mata dan

lesi dengan kemungkinan kehilangan penglihatan.


b. Kulit

Konsentrasi ringan produk akan menyebabkan dermatitis atau konjungtivitis . Kontak

dengan konsentrasi yang lebih tinggi produk akan menyebabkan luka bakar dermal

kaustik - seperti dan peradangan. Eksposur tingkat beracun dapat menyebabkan lesi

kulit mengakibatkan nekrosis awal dan jaringan parut .

c. Tertelan

Karena produk adalah gas pada suhu kamar , konsumsi tidak mungkin .

d. Terhirup

Korosif dan mengiritasi sistem pernapasan bagian atas dan semua lendir tipe

jaringan.Tergantung pada konsentrasi dihirup , dapat menyebabkan rasa terbakar,

batuk, mengi , sesak napas , sakit kepala ,mual, dengan akhirnya runtuh. Menghirup

jumlah yang berlebihan mempengaruhi saluran udara bagian atas (laring dan bronkus

) dengan menyebabkan pembakaran kaustik seperti mengakibatkan edema dan kimia

pneumonitis

C. Cara penyimpanan

D. Cara pembuangan

E. Simbol bahan kimia

F. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

a. Mata

Siram mata dengan banyak air terus selama minimal 15 menit.

b. Kulit

Lepaskan pakaian yang terkontaminasi secepat mungkin .Jangan menggunakan air

panas. Mengakibatkan permukaan kulit terasa terik atau pembekuan jaringan

dalam. Carilah bantuan medis.


c. Terhirup

Carilah daerah yang tidak terkontaminasi dan hiruplah udara segar

2.2.10 MSDS Ba(OH)2

A. Sifat fisika dan kimia bahan :

Keadaan fisik dan penampilan Padat

Bau Tidak berbau

Rasa Tidak diketahui

Warna Bening

Berat molekul 189,39 g / mol

pH Tidak diketahui

Titik Didih 780°C (1053°F)

Titik Lebur 78°C (351°F)

Tekanan Uap Diabaikan

Densitas Uap Tidak tersedia

Gravitasi Spesifik (Air = 1) 3.743

Kelarutan Cukup dalam air ( 5,6 g/100 ml )

B. Efek terhadap kesehatan

Sangat berbahaya bila tertelan. Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), inhalasi.

C. Cara penyimpanan

Simpan di wadah tertutup . Simpan di tempat sejuk , kering , berventilasi baik jauh

dari bahan yang tidak kompatibel . Jauhkan dari asam kuat agar tidak terjadi reaksi

yang tidak diinginkan.


D. Cara pembuangan

Limbah harus dibuang sesuai dengan petunjuk mengenai limbah serta peraturan

nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan

dicampur dengan limbah lain. Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri.

E. Simbol bahan kimia

Korosif adalah merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal

bahkan dapat menyebabkan ruam kulit.

Gambar 19. Simbol Korosif

F. Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)

a. Mata

Dalam kasus kontak , segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit.

Air dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis dengan segera

b. Kulit

Dalam kasus kontak , segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit

sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi . Dapatkan bantuan medis

dengan segera

c. Tertelan

Jika tertelan , jangan dimuntahkan . Dapatkan bantuan medis dengan segera . Jika

korban sadar sepenuhnya , memberikan secangkir air . Jangan pernah memberikan

apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar

d. Inhalasi

Jika terhirup , pindahkan ke udara segar . Jika tidak bernapas , berikan pernapasan
buatan . Jika sulit bernapas , berikan oksigen . Dapatkan bantuan medis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laboratorium adalah tempat yang berbahaya bagi semua orang yang bekerja

didalamnya, sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk meminimalisir kecelakaan yang

akan terjadi.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,

sehingga dapat mengurangidan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efsiensi dan produktifitas kerja.

Oleh karena itu pemahaman tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat

perlu untuk dipahami. Sehingga sebuah laboratorium harus memiliki alat-alat

keselamatan yang lengkap apabila kecelakaan terjadi.

Untuk bekerja dalam laboratorium, dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat

laboratorium yang akan digunakan. Penggunaan dan penanganan alat yang salah bisa

membahayakan bagi laboratorium dan orang-orang yang bekerja didalamnya.

Menangani bahan kimia juga perlu perhatian khusus, hal ini karena di dalam

laboratorium terdapat banyak sekali bahan kimia, ada yang sifatnya tak berbahaya,

namun ada pula yang berbahaya. Oleh karena itu praktikan harus mempelajari lembar

data keselamatan bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan.

Didalam lembar data keselamatan bahan terdapat informasi-informasi lengkap

tentang sifat fisis bahan, cara penanganan, cara penyimpanan, cara pembuangan, efek

terhadap kesehatan, serta prosedur pertolongan pertama apabila bahan kimia tertelan,

terhirup, kontak dengan kulit dan terkena dengan mata.


3.1 Saran

3.1.1 Saran Untuk Percobaaan

Sebaiknya dalam percobaan ini digunakan lebih banyak lagi unsur-unsur

golongan IA maupun unsur-unsur golongan IIA agar tampak jelas perbedaan antara

sifat-sifat unsur dari kedua golongan tersebut.

3.1.2 Saran Untuk Laboratorium


DAFTAR PUSTAKA

Adistia, A. (2014). PENGENALAN ALAT DI LABORATORIUM, 1-3.


Chang, R. (2008). General Chemistry The Essential Concepts 6th Edition . Ryan
Blankenship .
Ebbing, D. D. (2009). General Chemistry Ninth Edition. Charles Hartford.
Mascarenhas, L. P. (2013). ILMU KIMIA DASAR: Buku Pedoman dan Panduan
Praktikum "Ilmu Kimia Dasar". Kupang: scribd.
National Academies of Sciences, E. a. (2016). Chemical Laboratory Safety and
Security: A Guide to Developing Standard Operating Procedures . Washington DC:
The National Academies Press.
Robert Kozma, Elaine Chin, Joel Russell, Nancy Marx. (2000). The Roles of
Representations and Tools in the Chemistry Laboratory and Their Implications for
Chemistry Learning, 105-143.
Sunarto. (n.d.). KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM
KIMIA . Yogyakarta: FMIPA UNY Yogyakarta .

Anda mungkin juga menyukai