Anda di halaman 1dari 2

RESUME BAB I PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan kewarganegaraan sudah sering dibahas dalam berbagai konferensi menteri


pendidikan di negara-negara berkembang maupun yang sudah maju, untuk menjelaskan bahwa
pengetahuan bukan cuma untuk ditransfer, namun harus dapat melahirkan warga negara yang
berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan, serta mempersiapkan tenaga kerja yang
produktif, dan tentu saja untuk menyiapkan bangsa indonesia mampu bersaing dengan bangsa-
bangsa lain akibat perubahan pendidikan di masa yang mendatang apalagi saat ini sudah masuk
pada zaman industri 4.0 dimana semua orang menuntut pekerjaan menjadi lebih cepat dan
efisien.
Pendidikan menjadi hal yang wajib pada masa sekarang ini, namun tentu saja ada banyak hal
yang berubah sejak jaman orde lama hingga saat ini. Amerika mampu mengubah menggeser
tatanan dunia lama menjadi dunia baru yang lebih modern. Orang indonesia harus mampu
membentengi diri agar tidak kehilangan identitas bangsa ditengah zaman yang maju dengan
pesat. Pandangan-pandangan bangsa indonesia yang awalnya mengapresiasi nilai-nilai
tradisional bergeser ke arah yang lebih modern yang cenderung rasional dan pragmatis. Sehingga
perlu pengetahuan untuk mencegah pola pikir seperti ini terus berkembang.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan bukanlah sebatas hanya ilmu pengetahuan, namun adalah
sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program untuk
menjadikan mahasiswa memantapkan diri sebagai manusia yang seutuhnya. Di indonesia
pendidikan agama, kewarganegaraan dan bahasa adalah suatu hal yang wajib ditempuh oelh
setiap pelajar dan mahasiswa.
Meski pendidikan kewarganegaraaan adalah suatu hal yang penting, masih banyak mahasiswa
yang tidak mengerti akan urgensi mata kuliah ini. Oleh karena itu metodologi pendidikan
kewarganegaraan haruslah diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpastisipasi aktif serta memberi ruang yangcukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian dengan menempatkan mahasiswa sebagai subjek
pendidikan, mitra pembelajaran, dan sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara.
Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
a. UUD 1945
1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat, yang memuat cita-cita tujuan
dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.
2) Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamakan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukun dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”.
3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara”.
4) Pasal 31 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang GBHN
c. UU No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Negara Republik
Indonesia (Jo. UU No. 1 tahun 1988)
d. UU No. 20 Tahun 2003 tentgang Sistem Pendidikan Nasional dan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional No 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan No 45/U/2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi
Adapun Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No
43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Terakhir, pendidikan kewarganegaraan mengingatkan dan menjelaskan kembali kepada kita
tentang nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila di pancasila, karena ini juga merupakan nilai
dasar pendidikan kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai