Pendidikan kewarganegaraan sudah sering dibahas dalam berbagai konferensi menteri
pendidikan di negara-negara berkembang maupun yang sudah maju, untuk menjelaskan bahwa pengetahuan bukan cuma untuk ditransfer, namun harus dapat melahirkan warga negara yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan, serta mempersiapkan tenaga kerja yang produktif, dan tentu saja untuk menyiapkan bangsa indonesia mampu bersaing dengan bangsa- bangsa lain akibat perubahan pendidikan di masa yang mendatang apalagi saat ini sudah masuk pada zaman industri 4.0 dimana semua orang menuntut pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Pendidikan menjadi hal yang wajib pada masa sekarang ini, namun tentu saja ada banyak hal yang berubah sejak jaman orde lama hingga saat ini. Amerika mampu mengubah menggeser tatanan dunia lama menjadi dunia baru yang lebih modern. Orang indonesia harus mampu membentengi diri agar tidak kehilangan identitas bangsa ditengah zaman yang maju dengan pesat. Pandangan-pandangan bangsa indonesia yang awalnya mengapresiasi nilai-nilai tradisional bergeser ke arah yang lebih modern yang cenderung rasional dan pragmatis. Sehingga perlu pengetahuan untuk mencegah pola pikir seperti ini terus berkembang. Tujuan pendidikan kewarganegaraan bukanlah sebatas hanya ilmu pengetahuan, namun adalah sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program untuk menjadikan mahasiswa memantapkan diri sebagai manusia yang seutuhnya. Di indonesia pendidikan agama, kewarganegaraan dan bahasa adalah suatu hal yang wajib ditempuh oelh setiap pelajar dan mahasiswa. Meski pendidikan kewarganegaraaan adalah suatu hal yang penting, masih banyak mahasiswa yang tidak mengerti akan urgensi mata kuliah ini. Oleh karena itu metodologi pendidikan kewarganegaraan haruslah diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpastisipasi aktif serta memberi ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian dengan menempatkan mahasiswa sebagai subjek pendidikan, mitra pembelajaran, dan sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara. Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan a. UUD 1945 1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat, yang memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya. 2) Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamakan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukun dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. 3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”. 4) Pasal 31 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang GBHN c. UU No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 tahun 1988) d. UU No. 20 Tahun 2003 tentgang Sistem Pendidikan Nasional dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan No 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi Adapun Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No 43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Terakhir, pendidikan kewarganegaraan mengingatkan dan menjelaskan kembali kepada kita tentang nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila di pancasila, karena ini juga merupakan nilai dasar pendidikan kewarganegaraan.