2. Rendam dengan larutan fiksasi sesuai dengan tujuan pewarnaan atau komponen
target
Seperti yang telah disebutkan di atas, fiksasi dari sediaan sitologik terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
1. Fiksasi basah
Fiksasi basah menggunakan campuran eter : alkohol 95% = 1:1 merupakan fiksasi
awal yang digunakan untuk fiksasi sediaan pap smear.
a. Jaringan yang berukuran tertentu direndam dalam larutan fiksasi (pastikan Anda
pertimbangkan tujuan dari pembuatan sediaan sehingga larutan fiksatif dapat
dipilih dengan baik)(lihat bab fiksasi)
c. Rendam jaringan dengan larutan dekalsifikasi yang dibutuhkan selama 2-3 jam
Metode potong makros – fiksasi – dekalsifkasi
a. Potong jaringan yang mengandung garam kalsium dengan ketebalan 4-5 mm.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tahap fiksasi tercapai dan proses penghilangan
garam kalsium tercapai. Jaringan yang terdekalsifikasi dengan ukuran ini
diharapkan akan tercapai 2-3 jam. Untuk memastikan dekalsifikasi lengkap
diperlukan untuk memeriksa setelah 2-3 jam tersebut.
b. Ketika larutan fiksasi yang dipilih untuk tulang atau sumsum tulang adalah
larutan Zenker atau Bouin, maka resiko jaringan rusak akan 4 kali lebih besar
selama dekalsifikasi dari jaringan yang seharusnya dijaga.
Kriteria dari larutan dekalsifikasi yang baik adalah sebagai berikut : 1. Dapat
menghilangkan garam kalsium dengan sempurna. 2. Tidak menyebabkan
kerusakan sel-sel, jaringan atau serat yang ada disekitar area yang mengandung
garam kalsium. 3. Tidak mempengaruhi pewarnaan yang dilakukan. 4. Waktu yang
dibutuhkan sesingkat mungkin.
. Jaringan dipotong tidak lebih dari 2,5 × 2,0 × 0,4 cm, agar penetrasi larutan
berjalan dengan optimal. Potongan jaringan disimpan di dalam kaset tidak boleh
sampai berdesakan, karena akan mengganggu proses penetrasi larutan ke dalam
jaringan.
Dehidrasi : mengeluarkan seluruh air dan cairan fiksatif dari dalam jaringan
Infiltrasi : Memasukkan suatu filtrat tertentu yang dapat mengeras pada suhu ruang
bertindak sebagai perantara antara larutan dehidrasi dan infiltrasi, Jika agen
dehidrasi telah digantikan semua dengan agen pembeningan, maka jaringan
tersebut akan memiliki penampilan yang bening dan tembus cahaya, agen
pembeningan juga mempermudah parafin memasuki jaringan. agen pembeningan
diantaranya adalah xilol, toluen, kloroform, xilol substitusi, citrus fruit oil.
Infiltrasi merupakan suatu proses memasukkan materi/filtrat ke dalam jaringan
sehingga jaringan tersebut dapat mengeras akibat fiktrat tersebut di suhu ruang.
Reagen yang umum digunakan untuk infiltrasi adalah lilin parafin.
Teknik Pemotongan
Untuk mendapatkan pita jaringan yang baik harus melalui dua tahap pemotongan
yang harus dilakukan secara berurutan. Tahap tersebut ialah, tahap potong kasar
dan potong halus. Kedua tahap ini harus dilakukan secara teliti jika tidak dapat
menyebabkan artefak pada pita jaringan yang dapat mempersulit proses
pengamatan.
A. POTONG KASAR
Proses potong kasar atau trimming merupakan proses awal pemotongan blok
jaringan yang bertujuan untuk membuang kelebihan paraffin yang menutupi
jaringan sehingga permukaan jaringan dapat terbuka dan bisa dihasilkan pita
jaringan yang utuh. Dikatakan potong kasar, dikarenakan pada proses ini
mikrometer diatur pada ketebalan yang cukup tinggi yaitu pada 15-30µm. Pada
proses ini perlu dilakukan dengan teliti karena jika tidak dapat mengakibatkan
artefak pada pita jaringan. Pastikan blok jaringan sudah diseting di belakang pisau
sehingga blok tidak langsung terpotong tebal, karena dapat menyebabkan blok
pecah dan merusak jaringan di dalamnya.
B. POTONG HALUS
Proses potong halus ini bertujuan untuk menghasilkan pita jaringan dengan
ketebalan tertentu. Blok jaringan yang akan dipotong harus didinginkan terlebih
dahulu untuk memberikan suhu yang stabil pada blok paraffin dan jaringan.
Ketebalan pita jaringan untuk jaringan hasil pembedahan rutin ialah 3-4µm.
Idealnya hasil pemotongan yang baik akan saling menempel satu sama lain
membentuk pita dengan ketebalan yang sama. Namun pita yang terbentuk dapat
memiliki ketebalan yang bervariasi meskipun dipotong pada skala yang sama.
Variasi ketebalan pita jaringan ini dipengaruhi banyak factor seperti suhu, sudut
penempatan pisau, dan kecepatan pemotongan, juga pengalaman teknisi. Perlu
dilakukan pelatihan berulang-ulang untuk dapat konsisten meghasilkan pita jarigan
yang baik secara dan efisien.
Pemotongan jaringan yang keras seringkali sulit dilakukan. Hal ini dapat terjadi
karena proses fiksasi yang kurang baik atau karena proses yang terlalu lama atau
berlebihan. Hal ini dapat diatasi dengan mengganti pisau mikrotom, merendam
blok dalam air mengalir selama 30 menit, dan mengubah sedikit sudut pisau. Jika
masih sulit dilakukan, gunakan sedikit softening agent pada permukaan blok. Hal
yang harus diperhatikan selanjutnya setelah didapatkan pita jaringan yang sesuai
adalah proses floating atau penempatan pita jaringan pada air hangat sebelum
ditempelkan pada kaca objek. Proses ini bertujuan untuk membantu mengurangi
lipatan pada pita jaringan. Pada proses ini pastikan air yang digunakan bersih, suhu
air tidak terlalu panas dan tidak terlalu lama dibiarkan mengambang diatas air
karena dapat menimbulkan atefak pada jaringan. Setelah pita menempel pada kaca
objek, hal yang selanjutnya dilakukan adalah mengeringkan sediaan untuk
menghilangkan sisa air yang masih terperangkap dibawah pita jaringan. Proses
pengeringan bias dilakukan didalam oven atau diatas hotplate. Suhu pemanasan
harus dijaga tidak terlalu panas, cukup pada titik leleh paraffin. Suhu yang terlalu
panas dapat menyebabkan adanya perubahan struktur pada jaringan. Pengeringan
untuk berbagai jaringan juga dianjurkan dilakukan pada 37°C selama satu malam.
Sediaan yang telah benar-benar kering dapat dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing.
Larutan fiksatif yang sering digunakan adalah larutan bouin dan formalin. Dalam
proses fiksasi dengan larutan bouin yang terdiri dari picrid acid 75 ml, formaldehid
25 ml, acetid acid 5ml, sedangkan untuk formalin di gunakan dengan konsentrasi
40%.
Faktor apa saja yang mempengaruhi proses fiksasi?
Banyak faktor yang mempengaruhi proses fiksasi antara lain konsentrasi ion
hidrogen (pH netral), temperatur fiksasi (suhu kamar), kemampuan penetrasi
(penetration rate) dan ketebalan pemotongan (3-4 mm), konsentrasi larutan,
volume fiksasi (20:1) dan durasi fiksasi.
Prinsip dasar pematangan jaringan sangat sederhana, yaitu proses mengeluarkan air
dan zat fiksatif yang ada di dalam jaringan dan menggantinya dengan media yang
dapat mengeraskan jaringan (Khristian & Inderiati, 2017).
Proses dekalsifikasi dapat menggunakan larutan asam seperti asam nitrat 3% dan
asam nitrat 10%. Asam nitrat 3% membutuhkan waktu 8 hari dan kurang efektif
sedangkan pada larutan asam nitrat 10% memerlukan waktu 2 sampai 3 hari
dengan hasil dapat diagnosis dan kualitas preparat baik.