Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM PENGAWETAN BASAH

MENGGUNAKAN HEWAN LOBSTER AIR TAWAR


(Cherax quadricarinatus)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium
Dosen Pengampu : Hj. Tita Juita, Dra., M.Pd., M.Kes./Adi Maladona, M.Pd

Disusun Oleh :
Abi Tantowi 2119160014
Amalia Janatun Ma’wa 2119160039
Ade Fitriyani 2119160043
Iman Abadi 2119160015
Risca Amalia Fransisca 2119160050
Tanti Hendrayani 2119160042

1A-BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2017
1. Fokus pertanyaan
a. Bagaimana pengaruh cairan formalin 5% dan alkohol 70% terhadap proses pengawetan basah
pada lobster air tawar ?
b. Bagaimana cara pengawetan basah pada lobster air tawar?

2. Dasar Nilai
Untuk mengetahui bagaimana cara awetan basah pada lobster.
Pengawetan tumbuhan dan hewan sangat diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan pada
masa yang akan datang, "dalam membantu" perkembangan ilmu. Awetan rangka dan anatomi
tumbuhan maupun hewan sering diperlukan sebagai alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar
biologi di kelas. Adanya awetan yang dibuat sendiri sangat membantu pengadaan alat peraga dan
koleksi. Tanpa adanya pengawetan yang baik, tumbuhan dan hewan yang ditemukan dan
dikoleksikan maka akan mengalami kerusakan, misalnya pengerutan atau pembusukan .

3. Dasar Teori
 Lobster air tawar adalah crustacea yang menyerupai lobster dan hidup di air tawar. Berikut
adalah klasifikasi Lobster air tawar :
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Parastacidae
Genus : Cherax
Spesies : Cherax quadricarinatus
 Formalin adalah larutan bening berbau menyengat, mengandung sedikit metanol untuk
bahan pengawet dan pembunuh kuman. Pengawetan basah pada lobster air tawar
menggunakan formalin 5%.
 Alkohol adalah salah satu dari sebuah kelompok senyawa organik yang dibentuk oleh
hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil dengan atom-atom
hidrogen dalam jumlah yang sama. Pembiusan pada lobster air tawar menggunakan alkohol
70%.

4. Konsep Dasar
Lobster air tawar yang telah pingsan ataupun mati dengan dibius menggunakan alkohol 70%
dengan takaran 5 ml dan telah dibersihkan, diawetkan menggunakan formalin 5% yang ada
didalam toples yang kemudian ditutup rapat agar terhindar dari bakteri perusak. Formalin akan
menyebar pada tiap bagian tubuhnya termasuk ke bagian otak.

5. Metode
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
 Kadar larutan alkohol 70%formalin 5% berpengaruh terhadap pengawetan lobster air tawar.
 Ukuran lobster air tawar dapat mempengaruhi takaran formalin 5% yang akan direndamkan.
 Penyimpanan yang baik untuk hasil pengawetan adalah pada Wadah/toples plastik yang
ditutup rapat.

6. Pelaksanaan
 Variabel Bebas : Formalin 5%
 Variabel Terikat : Lobster air tawar
 Variabel Kontrol : Ukuran lobster air tawar, spet, wadah/toples.
 Ukuran lobster air tawar mempengaruhi cepat lambatnya proses pengkakuan.
 Semakin besar ukuran lobster air tawar, maka proses pengkakuannya pun lebih lama.

7. Langkah Kerja
1) Bahan
a. Formalin 5%
b. Alkohol 70%
c. Akuades
d. Sampel spesimen
2) Alat
a. Wadah/toples bening (sesuai ukuran specimen yang diawetkan)
b. Gelas ukur
c. Gelas beaker
d. Kertas label
e. Spet
f. Sikat pembersih

3) Cara Pengawetan
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Siapkan spesimen yang akan diawetkan
c. Menyediakan formalin 5%
d. Menyediakan alkohol 70%
e. Membius/mematikan spesimen dengan cara menyuntiknya menggunakan alkohol 70%
dengan takaran 5 ml
f. Membersihkan specimen (lobster) dari kotoran atau lumpur dengan menggunakan air
mengalir
g. Masukkan specimen pada larutan formalin 5% yang telah ada dalam toples
h. Menutup rapat toples dan kemudian diberi label yang berisi nama specimen tersebut dan
familinya
8. Hasil Pengamatan
Percobaa
Media penyimpanan Hasil
n
Bakteri dan jamur perusak akan sulit

Wadah/toples plastik bening menyerang dan awetan basahpun akan bertahan


Percobaan
yang ditutup rapat. lama.

9. Transformasi Data
Digunakan wadah/toples plastic bening dengan di tutup rapat agar lobster air tawar yang telah
diawetkan terhindar dari seranagn bakteri dan jamur perusak.

10. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa lobster air tawar
yang dibius terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% dan kemudian diawetkan menggunakan
formalin 5% menjadikan tubuhnya kaku hingga awet dan tidak mudah rusak. Pada proses ini,
ukuran lobster dapat mempengaruhi takaran alkohol 70% untuk pembiusan dan formalin 5%
untuk pengawetan, serta wadah/toples untuk penyimpanannya. Penyimpanan yang baik untuk
hasil pengawetan adalah pada wadah/toples yang bening baik itu dari kaca maupun plastik yang
ditutup rapat agar terhindar dari bakteri dan jamur perusak agar awetan basah mampu bertahan
lama.
11. Evaluasi
Dalam praktik ini, hipotesis dan kesimpulan akhirnya sama. Kadar alkohol 70% yang
digunakan untuk membius/mematikan lobster mengakibatkan lobster pingsan/mati dan
formalin 5% yang digunakan untuk pengawetan mengakibatkan tubuh lobster kaku dan tidak
mudah rusak/awet. Serta penggunaan wadah/toples plastik bening yang ditutup rapat
mempengaruhi hasil pengawetan agar terhindar dari serangan bakteri dan jamur perusak.
Ukuran lobser juga mempengaruhi takaran formalin 5% yang direndamkan dalam wadah.
DIAGRAM V

PRAKTIKUM PENGAWETAN BASAH


PADA LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

Konseptual Metodologis
Fokus pertanyaan :
Dasar Nilai Evaluasi
a. Bagaimana pengaruh cairan formalin 5% dan
Pengawetan tumbuhan dan hewan sangat diperlukan terutama alkohol 70% terhadap proses pengawetan basah Dalam praktik ini, hipotesis dan kesimpulan akhirnya
untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, pada lobster air tawar ? sama. Kadar alkohol 70% yang digunakan untuk
"dalam membantu" perkembangan ilmu. Awetan rangka dan b. Bagaimana cara pengawetan basah pada lobster membius/mematikan lobster mengakibatkan lobster
anatomi tumbuhan maupun hewan sering diperlukan sebagai air tawar? pingsan/mati dan formalin 5% yang digunakan untuk
alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar biologi di kelas. pengawetan mengakibatkan tubuh lobster kaku dan tidak
mudah rusak/awet. Serta penggunaan wadah/toples plastik
Dasar Teori bening yang ditutup rapat mempengaruhi hasil
pengawetan agar terhindar dari serangan bakteri dan
 Lobster air tawar adalah crustacea yang menyerupai lobster jamur perusak. Ukuran lobser juga mempengaruhi takaran
dan hidup di air tawar. formalin 5% yang direndamkan dalam wadah.
 Formalin adalah larutan bening berbau menyengat,
mengandung sedikit metanol untuk bahan pengawet dan Kesimpulan
pembunuh kuman. Pengawetan basah pada lobster air tawar
menggunakan formalin 5%. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik
 Alkohol adalah salah satu dari sebuah kelompok senyawa kesimpulan bahwa lobster air tawar yang dibius terlebih
organik yang dibentuk oleh hidrokarbon-hidrokarbon oleh dahulu menggunakan alkohol 70% dan kemudian
pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil dengan atom- diawetkan menggunakan formalin 5% menjadikan
atom hidrogen dalam jumlah yang sama. Pembiusan pada tubuhnya kaku hingga awet dan tidak mudah rusak. Pada
lobster air tawar menggunakan alkohol 70%. proses ini, ukuran lobster dapat mempengaruhi takaran
alkohol 70% untuk pembiusan dan formalin 5% untuk
pengawetan, serta wadah/toples untuk penyimpanannya.
Konsep Dasar
Penyimpanan yang baik untuk hasil pengawetan adalah
pada wadah/toples yang bening baik itu dari kaca maupun
Lobster air tawar yang telah pingsan ataupun mati dengan
plastik yang ditutup rapat agar terhindar dari bakteri dan
dibius menggunakan alkohol 70% dengan takaran 5 ml dan
jamur perusak agar awetan basah mampu bertahan lama.
telah dibersihkan, diawetkan menggunakan formalin 5%
yang ada didalam toples yang kemudian ditutup rapat agar
Transformasi Data
terhindar dari bakteri perusak. Formalin akan menyebar
pada tiap bagian tubuhnya termasuk ke bagian otak.
Digunakan wadah/toples plastic bening dengan di tutup
Pelaksanaan rapat agar lobster air tawar yang telah diawetkan terhindar
Metode dari seranagn bakteri dan jamur perusak.
 Variabel Bebas : Formalin 5%
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah :  Variabel Terikat : Lobster air tawar
 Kadar larutan alkohol 70%formalin 5% berpengaruh  Variabel Kontrol : Ukuran lobster air tawar, Hasil Pengamatan
terhadap pengawetan lobster air tawar. spet, wadah/toples.
 Ukuran lobster air tawar dapat mempengaruhi takaran  Ukuran lobster air tawar mempengaruhi cepat Menggunakan wadah/toples plastik bening yang ditutup
formalin 5% yang akan direndamkan. lambatnya proses pengkakuan. rapat menyulitkan bakteri dan jamur perusak menyerang
 Penyimpanan yang baik untuk hasil pengawetan adalah  Semakin besar ukuran lobster air tawar, maka dan awetan basahpun akan bertahan lama.
pada Wadah/toples plastik yang ditutup rapat. proses pengkakuannya pun lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai