PERCOBAAN V
FASA PADAT
OLEH :
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari kegiatan industry. Senyawa ini digunakan dalam beberapa proses industri
seperti pabrik plastik, obat-obatan, antioksidan dan juga pestisida . Fenol juga
diklorofenol dan 2,6 diklorofenol juga dapat menyebabkan bau dalam air.
maka metode analisis kuantitatif fenol secara akurat sangat penting untuk
dikembangkan.
zat ini dalam perairan dan sering berada pada limit deteksi dari peralatan yang
cara untuk mengatasi masalah ini. Ekstraksi cair cair pada awalnya dipandang
cukup memadai, cara ini hanya memerlukan corong pisah dan menggunakan
pelarut. Namun, ekstraksi ini memerlukan pelarut organik yang sangat banyak
lagi cara baru yaitu ekstraksi padat-cair, yaitu teknik preparasi sampel secara
senyawa kimia dari larutan. Ada beberapa keuntungan cara ini dibandingkan
pemisahan dan pemurnian. Ekstraksi padat-cair, sampel ditahan atau diserap oleh
suatu adsorben kemudian didesorbsi dengan cara elusi. Pemilihan fasa padat
(adsorben) adalah faktor yang sangat menentukan karena fasa padat merupakan
inti dari metode ekstraksi ini yang prinsipnya mirip dengan kolom dalam
ekstraksi padat-cair telah dikembangkan beberapa fasa padat dengan nama dagang
dengan menggunakan cartridge Sep Pak C18 untuk mengekstraksi fenol dari
dalam sampel perairan. Kajian difokuskan pada optimasi pH dan laju alir sampel
air untuk menghasilkan kerja cartridge yang maksimal dan analisis fenol dengan
kromatografi gas. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan percobaan
mengenai ekstraksi padat-cair fenol dengan SEP PAK C18 sebagai fasa padat.
B. Rumusan Masalah
PAK C18 sebagai fasa padat adalah bagaimana mempelajari ekstraksi padat cair
fenol dengan menggunakan cartridge sep pak C18 dan menentukan fenol yang
C. Tujuan
dengan SEP PAK C18 sebagai fasa padat adalah untuk mempelajari ekstraksi
padat cair fenol dengan menggunakan cartridge sep pak C18 dan menentukan
D. Manfaat
dengan SEP PAK C18 sebagai fasa padat adalah dapat mempelajari ekstraksi
padat cair fenol dengan menggunakan cartridge sep pak C18 dan menentukan
perpindahan suatu konstituen padat atau cair (solute) ke dalam cairan lain yaitu
solvent atau pelarut. Istilah ekstraksi padat-cair terbatas pada kondisi di mana
terdapat fasa padat dan mencakup operasi seperti leaching, lixiviation, dan
zat terlarut yang diiginkan atau menghilangkan komponen zat terlarut yang tidak
diinginkan dari fasa padat, maka fasa padat dikontakkan dengan fasa cair. Pada
kontak dua fasa tersebut, zat terlarut terdifusi dari fasa padat ke fasa cair sehingga
terjadi pemisahan dari komponen padat. Ekstraksi padat cair dapat dilakukan
metode yang paling baik digunakan dalam memisahkan senyawa bioaktif dari
alam. Cara ini memiliki beberapa kelebihan dibanding yang lain antara lain
mengekstraksi sampel lebih tanpa tergantung jumlah pelarut yang banyak. Karena
Metode serta pelarut yang digunakan untuk memperoleh ekstrak menjadi faktor
penting dalam optimasi proses ekstraksi komponen bioaktif dari alam. Tujuan
penelitian ini untuk mendapatkan pelarut yang mampu mengekstraksi
Proses ekstraksi padat - cair, transfer massa solut dari padatan ke cairan
berlangsung melalui dua tahapan proses, yaitu difusi dari dalam padatan ke
permukaan padatan dan transfer massa dari permukaan padatan ke cairan Karena
butir padatan cukup kecil, maka diambil asumsi bahwa konsentrasi solute dalam
padatan selalu homogen atau serba sama, jadi dalam hal ini tidak ada gradien
konsentrasi dalam padatan. Dengan kata lain, difusivitas efektif dalam padatan
sesuai dengan polaritas senyawa yang akan diekstrak agar didapatkan ekstrak
perubahan secara kimia pada komponen bahan ekstrak. 3) Titik Didih Pelarut
harus mempunyai titik didih yang cukup rendah agar supaya pelarut mudah
Pilihlah pelarut yang harganya murah dan mudah diperoleh. 5) Tidak korosif dan
Tidak Mudah Terbakar Pelarut yang digunakan tidak boleh bersifat korosif, agar
residu dari kegiatan industri. Senyawa ini digunakan dalam beberapa proses
industri seperti pabrik plastik, obat-obatan, antioksidan dan juga pestisida . Fenol
Pak C-18 dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Mei 2018 pada pukul 13.00-15.25
1. Alat
menggunakan cartridge Sep Pak C-18 adalah corong pisah, erlenmeyer bercucuk,
syringe, sumbat karet, pompa vakum, cartridge Sep Pak C-18, dan peralatan gelas
lainnya.
2. Bahan
dengan menggunakan cartridge Sep Pak C-18 adalah asam kloroda, metanol,
Hasil Pengamatan
Rangkaian Alat
Hasil Pengamatan
Rangkaian Alat
- dialirkan dengan 5 mL metanol
- ditampung ke dalam tabung reaksi
Hasil Pengamatan
2. Penentuan kualitatif fenol
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Catritdge SEP
PAK C-18
1. Fenol yang terelusi + 1 mL NH4Cl Larutan jernih dan berwarna kuning muda
diatur pH sampai 10,0- 0,2 dengan
NaOH pekat + 1 mL larutan
aminoantipirin + 1 mL
kaliumferisianida, dikocok
B. Pembahasan
sangat penting mendapat perhatian serius disebabkan sifat toksik yang tinggi dari
pengukuran yang relatif lebih cepat dan dengan akurasi yang tinggi. Ekstraksi
padat-cair merupakan salah satu dari banyak metode analisis yang menawarkan
akurasi yang baik namun harus didukung dengan teknik preparasi adsorben yang
mengaplikasikan penggunaan adsorben Sep Pak C18 dengan fokus utama pada
optimasi pH dan laju alir sampel yang akan dianalisis. pH larutan sampel
pengukuran disebabkan karena keberadaan fenol yang terlarut dalam air sangat
bergeser ke kanan sehingga konsentrai fenol dalam bentuk ionik akan meningkat.
Sebanyak ~90% fenol akan teradsorbsi dengan maksimum pada kisaran pH 1-2
dari larutan sampel. Di atas pH 2, fenol yang teradsorbsi semakin menurun. Hal
ini mengindikasikan bahwa sampel yang akan dianalisis dengan metode ini wajib
Perlakuan pertama yaitu Aktivasi Sep Pak C18 hail ini bertujuan untuk
mengaktifkan situs aktif (gugus Si-OH) yang terdapat pada cartridge. Selanjutnya
Proses adsorbsi pada sistem padat-cair didasarkan pada sifat polaritas dari
adsorben dan molekul yang akan dianalisa. Permukaan adsorben yang bersifat
polar akan mengikat molekul yang sifatnya polar, demikian juga dengan adsorben
yang bersifat non polar akan mengikat molekul yang bersifat non polar. Pada
fenol terdapat gugus polar (hidroksil) dan gugus non polar (fenil), sedangkan pada
cartridge Sep Pak C18 terdapat gugus silan (Si-O), sehingga interaksi yang
konsentrasi fenol dalam bentuk molekul, maka jumlah fenol yang teradsorb
semakin berkurang dikarenakan ikatan hidrogen hanya terjadi pada fenol dalam
bentuk molekul. Di samping itu, penahanan relatif dari suatu zat terlarut pada
ionik (ion fenolat) akan menaikkan kelarutannya dalam air karena interaksi antara
muatan negatif dari fenolat dengan kutub positif dari atom H dalam air lebih kuat
daripada ikatan hidrogen yang terbentuk antara molekul fenol dengan air. Oleh
sebab itu, jika pH dinaikkan maka kelarutan fenol dalam air (atau konsentrasi
fenol dalam bentuk ionic) akan meningkat, namun fenol yang teradsorb akan
berkurang. Schmidt dkk [8] melaporkan bahwa dalam ekstraksi fenol yang
menggunakan fasa padat resin polimer yang dimodifikasi penting untuk menjaga
sistem pada pH 2 untuk memastikan bahwa semua fenol berada dalam bentuk
mempengaruhi jumlah fenol yang dapat teradsorb. Hal ini erat kaitannya dengan
waktu kontak antara fenol dengan cartridge Sep Pak C18; semakin besar laju
alirnya maka waktu kontaknya akan semakin pendek sehingga jumlah fenol yang
teradsorbsi akan menurun. Pada penelitian ini, laju alir untuk menghasilkan fenol
yang teradsorbsi dengan tinggi dicapai pada laju alir 5 ml/menit Laju alir sangat
dipengaruhi oleh fasa padat (adsorben) yang digunakan dan untuk mendapatkan
laju alir yang maksimum pengecekan pada interval laju alir dari yang terendah
larutan menjadi jernih dan berwarna kuning muda. Hal ini dopengaruhi banyak
Pak C18 merupakan adsorben yang layak dipakai untuk pemekatan fenol pada
kisaran 1~2 dan laju alir sampel diatur pada kecepatan 5 ml/menit. Dengan
prosedur ini, kisaran konsentrasi yang bisa terukur (p<0,05) adalah 1,2 ppb – 15
ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Armid. 2017. Prekonsentrasi dan Analis Senyawa Renik Fenol pada Sampel
Perairan : Optimasi Kinerja Adsorben pada Ekstraksi Padat-Cair. Jurnal
kimia. 1(2).
Melwita, E., Fatmawati dan Santy O., 2014. Ekstraksi Minyak Biji Kapuk dengan
Metode Ekstraksi Soklet. Jurnal Teknik Kimia. 1(20).
RamireZ, A.C.R., Matheus F.F., Teixeira., Antonio A.N., Maria E.L., Requerioz
R., Antonion A.A. and Andre F.D.O., 2017. Development and Validation of
a solid-Liquid Extraction with Low Temperature Partitioning (SLE/LTP)
Method for Determination of the Herbicide Indaziflam in Brazilian Soils by
Hing Perfomance Liquids Chromatography (HPLC-UV?Vis). Journal of
Experimental Agriculture International. 21(3).
Yuniawati, M. dan Ani P., 2016. Optimasi Kondisi Ekstraksi Minyak Biji Pepaya.
Jurnal Teknologi Technoscientia. 1(1).