Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA

PRAKTIKUM V
PEMISAHAN SENYAWA FENOLIK

OLEH
Nama Praktikan : Ni Kadek Amelia Rosita Dewi
NIM : 201021055
Kelas : A5B
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari dan Tanggal : Senin, 12 Desember 2022
Nama Dosen Koordinator : apt. I Putu Riska Ardinata, S.Farm.,
M.Biomed.
Nama Asisten Dosen : Putu Rismayanti Putri

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022/2023
V. Hasil Pengamatan
Perhitungan Rf dengan jarak tempuh elusi 7
Fase gerak→Toluen : etilasetat (8:2)

KLT Bercak Noda (cm) Nilai Rf

1 4,5 cm 0,64 cm

Warna : kuning, bercak berwarna putih abu


4,5 cm
Rf : =0,64 cm
7 cm

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pemisahan senyawa fenolik dari
minyak cengkeh dengan menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Prinsip
dari ekstraksi cair-cair adalah pemisahan komponen kimia diantara dua fase
pelarut yang saling tidak bercampur dimana sebagian komponen larut pada
fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang
mengandung zat terdispersi di kocok, lalu didiamkan sampai terjadi
pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen
kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap. Kelebihan dari
metode ekstraksi ini adalah kehilangan pelarutnya sedikit, waktu
ekstraksinya pendek dan dapat digunakan untuk ekstraksi dalam skala kecil
maupun besar. Sementara kekurangan dari ektraksi ini adalah dibutuhkan
ketelitian dalam melakukan ekstraksi (Anonim, 2009).
Cengkeh merupakan rempah rempah yang memiliki kandungan
senyawa fenolik yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masak dalam
berbagai masakan. Penggunaan biji cengkeh sebagai sumber antioksidan
alam telah dilaporkan oleh Shan dkk. (2004). Sejalan dengan itu, Rorong
(2011) melaporkan bahwa ekstrak daun cengkeh mempunyai aktivitas
antioksidan. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa minyak atsiri yang
diperoleh dari distilasi uap biji cengkeh dapat mencegah oksidasi lipida dan
senyawa yang berkontribusi sebagai antioksidan adalah eugenol dan eugenil
asetat walaupun aktivitasnya tidak sekuat α-tokoferol dan BHT (Lee &
Shibamoto, 2001). Senyawa eugenol dilaporkan dapat berperan dalam
menghambat peroksidasi lipida dalam kehadiran ion logam Fe
Dalam ekstraksi ini digunakan alat berupa corong pisah, prinsip dari
pemisahan dengan menggunakan corong pisah didasarkan pada perbedaan
berat jenis dan kepolaran suatu senyawa.Pertama memasukkan minyak
cengkeh kedalam corong pisah. Kemudian tambahkan NaOH 10%.
Penambahan NaOH dalam minyak cengkeh mengubah eugenol menjadi
garam Na-eugenolat. Dengan bentuk garam yang memiliki sifat polar, maka
eugenol dalam bentuk Na-eugenolat dapat dengan mudah terpisah dari
komponen minyak cengkeh lain yang bersifat non polar (Anonim, 2009).
Penambahan NaOH bertujuan untuk membentuk garam fenolat yaitu
Na eugenol yang larut dalam air, NaOH digunakan karena ion Na+ lebih kuat
mengikat eugenol. Garam fenolat (Na Eugenol) memiliki berat jenis lebih
besar sehingga berada pada lapisan bawah, sementara kariofilen berada pada
lapisan atas. Garam fenolat yang berada dibawah diambil kemudian
ditambah dengan HCl, HCl yang ditambahkan bertujuan untuk mengikat
senyawa non eugenol sehingga diperoleh eugenol bebas. Selanjutnya
tambahkan petroleum eter, tujuannya yaitu agar melarutkan senyawa-
senyawa yang tidak larut dalam air (Underwood, 1986).
Selanjutnya yaitu Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT adalah teknik
pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-
komponen tersebut diantara 2 fase yaitu fase diam dan fase gerak. Prinsip
kerja dari KLT adalah memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran
antara sampel dan pelarut yang digunakan. Sebelum dilakukan proses KLT
dilakukan penjenuhan dengan cara memasukkan kertas saring ke dalam gelas
dan ditunggu sampai seluruh bagian kertas saring terbasahi oleh fase gerak.
Tujuan dari penjenuhan adalah menyamakan tekanan antara chamber denga
fase gerak, sehingga proses elusi dapat berjalan dengan cepat dan hasil Rf
yang diperoleh dapat sesuai dengan standar. Pada proses KLT ini
menggunakan fase diam silika gel GF 254 yang bersifat polar karena eugenol
yang akan dipisahkan bersifat non polar sehingga tidak terikat kuat oleh fase
diam dan dapat terelusi dengan fase gerak. Fase gerak yang digunakan adalah
Toluen: etilasetat dengan perbandingan 8:2.
Dari proses KLT yang diperoleh pada saat praktikum, praktikan
mendapatkan hasil yang tidak langsung terlihat secara kasat mata, maka plat
KLT diamati menggunakan UV dengan panjang gelombang 254 nm. Dari
pengamatan dibawah UV 254 nm dapat terlihat plat KLT berwarna kuning,
bercak berwarna putih abu.
Pereaksi yang digunakan pada praktikum ini yaitu FeCl3. Pereaksi
semprot FeCl3 digunakan secara luas untuk mengidentifikasi senyawa
fenol,tetapi tidak dapat digunakan untuk membedakan macam-macam
golongannya. Adanya senyawa fenol dapat ditunjukkan dengan pereaksi
FeCl3 yang memberikan warna kuning, bercak berwarna putih abu
(Robinson, 1995).
Rf dapat dihitung dengan cara membandingkan jarak tempuh noda
dengan jarak tempuh pelarut pada plat KLT. Diperoleh Rf sebesar 0,64 cm
sedangkan menurut literatur Rf minyak atsiri yang mengandung eugenol
adalah 0,33. Hal ini tidak sesuai dengan literature. Jadi kemungkinan spot
yang ada belum diperoleh eugenol bebas yang murni. Hal ini dapat
dikarenakan karena saat praktikum terdapat kesalahan dari mulai
pemisahannya serta penjenuhan fase gerak untuk KLT (Anonim, 2009).
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
1. Pemisahan senyawa fenolik dari minyak cengkeh dilakukan dengan
menggunakan metode ekstraksi cair-cair dimana pemisahan
komponen kimia diantara dua fase pelarut yang saling tidak
bercampur dimana sebagian komponen larut pada fase pertama dan
sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat
terdispersi di kocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan
sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia
akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
2. Tujuan penambahan NaOH bertujuan untuk membentuk garam
fenolat kemudian tujuan penambahan HCl yaitu untuk mengikat
senyawa non eugenol sehingga diperoleh eugenol bebaa dan
penambahan petroleum eter yaitu agar melarutkan senyawa-senyawa
yang tidak larut dalam air. Alat yang digunakan untuk ekstraksi
adalah corong pisah.
3. Pada proses KLT ini menggunakan fase diam silika gel GF 254 dan
fase gerak yang digunakan adalah Toluen: etilasetat dengan
perbandingan 8:2. Dari proses KLT yang diamati dibawah UV 254
nm dapat terlihat plat KLT berwarna kuning, bercak berwarna putih
abu
4. Nilai Rf dapat dihitung dengan cara membandingkan jarak tempuh
noda dengan jarak tempuh pelarut pada plat KLT yang kemudian
didapatkan hasil 0,64 cm.
7.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk praktikum selajutnya
yaitu praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum dan
diharapakn untuk mencari dan membaca materi praktikum yang akan
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed W., 2016. Monitoring And Antitryrosinase Activity Of Clove Aromatic Flower
Buds. Pakistan : Comsats University, Islambad.

Anonim, 2009, Eugenol, Wikipedia.

Anonim, 2009, Minyak Cengkeh, Wikipedia.

Bulan, R. 2004. Reaksi Asetilasi Dan Oksidasi Metil Isoeugenol. Program Studi
Teknik Kimia. Fmipa. Usu Digital Library: 1-7.

Enayanti, Desy. 2009. Uji Anti Mikroba Ektrak Metanol Bunga Cengkeh Terhadap
Bakteri Penyebab Karies Gigi Streptococcus Mutans. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Usu

Hadi, S., 212. Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh Menggunakan Pelarut N-
Heksana Dan Benzene. Jurnal Bahan Alam Terbaru. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.

Hembing,W., 2006. Atasi Asam Urat Dan Rmatik Ala Hembing. Jakarta : Puspa
Swara

International Organization For Standardization, 2002., Oil Of Clover Lef (Syzygium


Aromaticum Linnaeus, Merril And Perry, Syn. Eugenia Carryophyllus
Bullbock And S. Harrison. Iso-Directive 3141/1997. Geneva

Kardinan, A., 2003. Tanaman Pengusir Dan Pembasmi Nyamuk. Cetakan I. Agro
Media Pustaka. Jakarta. Hal. 1-33.
Milind, P & Deepa, K., 2011. Clove : A Champion Spice. India : Pharmacology
Division. Dept Pharm. Sciences.

Fedha, A., 2010. Flavonoid : Struktur, Sifat Antioksidan Dan Peranannya Dalam
Sistem Biologis. Pontianak : Politeknik Negeri Pontianak.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi Keenam,


Departement Of Biochemistry University Of Maasachussetts, Diterjemahkan
Oleh Kosasih, P. Penerbit Itb, Bandung, Hal71-72, 157, 191-192.

Thomas, A., N.,S., 2007. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Kanisus

Underwood, 1986, Analisis Kimia Kualitatif, Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai