Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Teknik Laboratorium 2020

Worksheet Acara 4

Praktikum Teknik Laboratorium

Ekstraksi Metabolit Sekunder

Nama : SEPTY PRIMASAPUTRI

NIM : M0418061

Kelompok : 3B

Tujuan: Melakukan ekstraksi metabolit sekunder dari umbi jalar putih (Ipomoea batatas).

1. Jelaskan perbedaan karakteristik, kelebihan, serta kekurangan aquades dan etanol


sebagai pelarut yang digunakan dalam ekstraksi metabolit sekunder!

Etanol merupakan pelarut universal yang sering digunakan untuk melarutkan metabolit
sekunder. Etanol digunakan sebagai penyari karena bersifat non toksik, tidak eksplosif jika
berada di udara, tidak 12 korosif dan mudah diperoleh. Wujud etanol cair, bersifat volatil,
kelarutan tergantung panjangnya rantai C, semakin panjang semakin sukar larut, dan semakin
panjang gugus alkil (R) maka semakin polar. Etanol mampu melarutkan ekstrak dalam
jumlah besar, beda densitas signifikan sehingga mudah dalam memisahkan zat terlarut.
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96% karena sifat kepolarannya
mampu menarik flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dan saponin. Etanol 96% mampu menarik
senyawa polifenol dan senyawa flavonoid lebih banyak dibandingkan dengan etanol dengan
konsentrasi lebih atau kurang dari 70%. Semakin tinggi konsentrasi pelarut tingkat
kepolarannya semakin rendah.Tetapi jika ekstraksi dengan pelarut etanol dibawah 96% maka
akan menghasilkan rendemen ekstrak lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pelarut etanol
mengandung air lebih banyak dibandingkan etanol 96%. Pelarut etanol 96% lebih mudah
teruapkan dibandingkan air. Air adalah pelarut serba guna. Kemampuan air dalam melarutkan
zat tersimpan dalam polaritas yang dimiliki oleh air. Air dapat melarutkan zat-zat yang
bersifat ionik dan polar. Air dapat diuapkan dengan baik pada suhu tinggi, tetapi senyawa
aktif dapat mengalami kerusakan/terdegradasi karena sensitif terhadap panas. Antosianin
bersifat polar sehingga dapat dilarutkan dengan pelarut etanol dan air. Tingkat polaritas
antosianin termasuk golongan semipolar (dielektrik konstan 30- 40) sedangkan air pelarut
sangat polar (dielektrik konstan 80). Untuk mendapatkan aktivitas antioksidan ekstrak yang
maksimal diperlukan teknik ekstraksi yang efektif. Setelah proses pemekatan selesai volume
Praktikum Teknik Laboratorium 2020

akuades lebih banyak daripada etanol hal tersebut karena etanol lebih mudah menguap
dibandingkan akuades sehingga volume etanol menjadi lebih sedikit meskipun ketika
maserasi volume etanol dan akuades sama (Sembiring dkk, 2020).

1. Air
Air dipertimbangkan sebagai penyari karena:
1. Murah dan mudah diperoleh
2. Stabil
3. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
4. Tidak beracun
5. Alamiah

Kurangan air sebagai pelarut:


1. Tidak selektif
2. Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman serta cepat rusak
3. Untuk pengeringan diperlukan waktu lama
Air disamping melarutkan garam alkaloid, minyak menguap, glikosida, tanin dan gula, juga
melarutkan gom, pati, protein, lendir, enzim, lilin, lemak, pectin, zat warna dan asam organic.
Dengan demikian penggunaan air sebagai cairan penyari kurang menguntungkan. Disamping
zat aktif ikut tersari juga zat lain yang tidak diperlukan atau malah mengganggu proses
pembuatan sari seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir dan lain-lain. Air merupakan
tempat tumbuh bagi kuman, kapang dan khamir, karena itu pada pembuatan sari dengan air
harus ditambah zat pengawet. Air dapat melarutkan enzim. Enzim yang terlarut dengannya
air akan menyebabkan reaksi enzimatis, yang mengakibatkan penurunan mutu. Disamping itu
adanya air akan mempercepat proses hidrolisa.Untuk memekatkan sari air dibutuhkan waktu
dan bahan bakar lebih banyak bila dibandingkan dengan etanol.
2. Kekurangan Etanol sebagai pelarut
Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena:
1. Lebih selektif
2. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas
3. Tidak beracun
4. Netral
5. Absorbsinya baik
6. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan
Praktikum Teknik Laboratorium 2020

7. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.


Sedang kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.Etanol dapat melarutkan alkaloida
basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid,
dammar dan klorofil. Lemak, malam, tannin, dan saponin hanya sedikit larut hanya terbatas
(Ramadhan dkk, 2020).

2. Jelaskan prinsip kerja rotary evaporator!


Alat yang biasa digunakan untuk mengefisienkan dan mempercepat pemisahan
pelarut dari suatu larutan dengan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan
menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik didihnya sehingga dapat
menguapkan pelarut dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam
pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi (Anggi dan Sufiani, 2019).

3. Sebut dan jelaskan fungsi alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini serta
kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ubi jalar putih!
A. Alat
1) Rotary evaporator: memisahkan sampel dengan pelarut dengan prinsip
deatilasi vakum.
2) Waterbath: menaikkan suhu sesuai titik didih pelarut yang digunakan.
3) Pompa vakum: menurunkan tegangan sehingga titik didih pelarut akan turun
dan menyebabkan pelarut menguap dengan cepat di titik didih yang lebih rendah.
4) Ember : tempat es batu untuk pendinginan.
5) Neraca : menimbang sampel sesudah dan sebelum diekstraksi.
6) Oven: pengeringan sampel dengan suhu yang stabil (50 derajat celcius)
7) Pisau : mengupas ubi
8) Batang pengaduk: mengaduk sampel
9) Gelas beaker: tempat larutan
10) Blender : menghaluskan ubi

B. Bahan
1) Ubi jalar (Ipomea batatas): bahan yang akan diekstraksi
2) Akuades : pelarut sampel
3) Etanol 96% : pelarut sampel
Praktikum Teknik Laboratorium 2020

4) Kain lap/ kertas Whatman: memisahkan partikel antara zat terlarut dengan zat
padat

C. Kandungan Metabolit Sekunder


1) Flavonoid.
Senyawa flavonoid merupakan senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam.
Flavonoid bersifat antioksidan kuat yang memiliki kemampuan untuk menghilangkan
secara efektif zat pengoksidasi yang dapat menyebabkan penyakit jantung akibat
oksidasi Low Density Lipoprotein (LDL.Senyawa flavonoid juga dapat menurunkan
kadar trigliserida dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase yang dapat
menguraikan trigliserida yang terdapat dalam kilomikron.
2) Polifenol.
Senyawa fenolik atau polifenol merupakan turunan fenol yang berperan sebagai
scavenger (pemakan) radikal peroksil dan dapat mengurangi radikal bebas. Polifenol
bekerja memperbaiki kerusakan endothel pada dislipidemia. Perbaikan jaringan endothel
pada dislipidemia menyebabkan penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL
kolesterol serta mempunyai efek yang baik untuk penderita penyakit kardiovaskuler.
3) Saponin.
Senyawa saponin merupakan metabolit sekunder yang banyak dijumpai di alam, terdiri
dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Senyawa saponin dalam
saluran pencernaan dapat membentuk kompleks yang tidak dapat diabsorpsi kembali
oleh ginjal sehingga kadar asam empedu dalam saluran pencernaan berkurang.
Kekurangan ini dipenuhi dengan meningkatkan sintesis asam empedu di hati yang
berbahan dasar kolesterol sehingga kadar kolesterol di hati berkurang. Saponin juga
diduga dapat menurunkan kadar lipid melalui induksi lipoprotein lipase dan peningkatan
oksidasi lemak.
4) Tanin.
Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol.
Tanin berfungsi sebagai antioksidan, astringen dan hiperlipidemia. Tanin bekerja dengan
cara berikatan dengan protein mukosa dan sel epitel usus sehingga menghambat
penyerapan lemak sehingga menurunkan kadar trigliserida darah.
5) Antosianin
Antosianin yang terkandung pada umbi serta kulit dari ubi jalar ungu memiliki potensi
untuk diekstrak dan dijadikan sebagai pewarna alami. Zat warna menurut asalnya
Praktikum Teknik Laboratorium 2020

dibedakan menjadi zat warna alami dan zat warna sintetik. Zat warna alami
merupakan zat warna yang secara alami terdapat dalam tanaman maupun hewan. Zat
warna sintetik merupakan zat warna yang tidak berasal dari tumbuhan maupun hewan,
misalnya dari berbagai senyawa kimia yang dapat membentuk suatu zat warna.
Pembagian zat warna menurut sifatnya dapat dibedakan atas zat warna asam dan zat
warna basa (Fatimatuzo dkk, 2019).
4. Jelaskan alasan mengapa hasil akhir ekstraksi berupa pasta!
Hasil akhir dari pemekatan dengan rotary evaporator berbentuk pasta yang akan
memudahkan analisis selanjutnya khususnya Kromatografi Lapis Tipis yang melibatkan
penotolan ekstrak pada plat. Analisis dengan menggunakan KLT merupakan pemisahan
komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi yang ditentukan oleh fase diam
(adsorben) dan fase gerak (eluen). Komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak
karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama sehingga
komponen kimia dapat bergerak dengan jarak yang berbeda berdasarkan tingkat
kepolarannya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan komponen-komponen
kimia di dalam ekstrak (Alen dkk, 2017).

Daftar Pustaka

Alen, Yohannes, F.L. Agresa, dan Y. Yuliandra. 2017. Analisis Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) dan Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Rebung Schizostachyum
brachycladum Kurz (Kurz) pada Mencit Putih Jantan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis.
3(2) : 146-152.
Anggi, Viani dan Sufiani, Dewi. 2019. Total Kandungan Flavonoid dan Pembuatan
Formulasi Salep Ekstrak Etanol Kulit Ubi Jalar Ungu (Ipomea Batatas l.) Asal Kota
Palu Sulawesi Tengah terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Ilmiah
Manuntung. 5(1): 51-58.
Fatimatuzahro, Dewi, D.A.Tyas, dan S.Hidayat. 2019. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi Jalar
Ungu (Ipomea batatas L.) sebagai Bahan Pewarna Alternatif untuk Pengamatan
Mikroskopis Paramecium sp. dalam Pembelajaran Biologi. : Journal of Biology and
Applied Biology. 2(1): 106-112.
Ramadhan, Hafiz, L.Andina, Vebruati, Nafila, K.A. Yuliana, D.Baidah, dan N.P.Lestari.
2020. Phytochemical Screening And Randemen Comparison of 96% Ethanol
Extract of Terap (Artocarpus Odoratissimus Blanco) Leaf, Flesh And Peel. Jurnal
Ilmiah Farmako Bahari. 11(2) :103-112.
Sembiring, Bagem Br , N.Bermawie, M.Rizal, dan A.Kartikawati. 2020. Pengaruh Teknik
Ekstraksi Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) dan Daun Jambu Biji (Psidium
guajava) terhadap Aktivitas Antioksidan. Jurnal Jamu Indonesia. 5(1):22- 32.
Praktikum Teknik Laboratorium 2020

Lampiran

1. Abstrak Jurnal (5 lembar)


Praktikum Teknik Laboratorium 2020
Praktikum Teknik Laboratorium 2020
Praktikum Teknik Laboratorium 2020
Praktikum Teknik Laboratorium 2020

Anda mungkin juga menyukai