Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Dina Nurul Komaryah

NPM : E1B018001

Progam Studi : Kehutanan

Kelompok : 2 (Dua)

Hari/Tanggal : Rabu/31 Oktober 2018

Dosen : 1. Drs. Hasan Basri Daulay, M.S

2. Dr. Agustin Zakarni

Ko-ass : Gusmon Sidik (E1G016033)

Objek Paktikum : IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2018

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari suatu bahan dan
senyawa. Di antara banyaknya hal yang di pelajari dalam ilmu kimia tersebut
tentu kita mengenal bagiannya yang di sebut kimia organik dimana cabang ini
mempelajari senyawa organik yaitu suatu senyawa yang mengandung unsur
karbon dan hydrogen, oksigen dan nitrogen. Senyawa organik adalah senyawa-
senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisit dan
siwat-siwat kimia yang khas. Bahwa senyawa organik harus dipisah
pembahasanya dari senyawa unsur lain semata-mata karena alasan jumlahnya
yang demikian besar.
Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang sering
dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik tersebut dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam. Dalam
melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan
pemisahan dan pemurnian komponen-komponen penyusun campuran. Semua
metode pemisahan didasarkan pada perbedaan sifat fisika dari komponen-
komponen penyusun campuran. Teknik pemisahan seperti ekstraksi, yang
didasarkan pada perbedaan kelarutan, destilasi fraksinasi dan destilasi uap, yang
didasarkan pada perbedaan tekanan uap.
Senyawa organik begitu penting untuk dilakukan pengidentifikasikan,
dimana dapat mengetahui sifat-sifat dari suatu senyawa organik yang belom
diketahui namanya atau sample larutan tidak tertera nama larutan atau
senyawanya. Identifikasi senyawa organik sangat penting bagi orang yang akan
menghabiskan waktunya bekerja dalam laboratorium atau orang yang akan
melakukan penelitian sangat penting untuk mempelajari identifikasi senyawa
organik.
1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa organik (alkohol, fenol,
aldehid, keton, dan asam karboksilat)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini diperkirakan sudah
mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-senyawa
baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Dapat dipastikan senyawa organik
merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain.
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu
senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor ( Riswiyanto,2009).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah
suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya
senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan
sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang
tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang
merupakan senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea
dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan
senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
Terdapat beberapa pendapat mengenai perbedaan antara senyawa organic
dan anorganik, diantaranya mengatakan bahwa senyawa organik memiliki karbon
sedangkan anorganik tidak. Namun, hal ini tidak tepat seratus persen benar. Lalu,
adapula yang menjelaskan bahwa senyawa organik memiliki ikatan karbon-
hidrogen, sedangkan anorganik tidak. Penjelasan ini sebagian besar benar
sehingga alas an ini tepat untuk membedakan senyawa organic dan
anorganik.Contoh dari senyawa organik atau molekul, yaitu: asam nukelat, lemak,
gula, protein, enzim, metana, dan beberapa bahan bakar. Sedangkan contoh dari
senyawa anorganik: NaCl, logam , berlian, zat yang terbuat dari elemen tunggal
dan senyawa lain yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (Irwandi,2012).
Fenol didapat melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat
dengan proses Rasching, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi
batu bara. Fenol merupakan komponen utama pada antiseptik dagang,
triklorofenol atau dikenal TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol juga
berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi
rumput liar dan lainnya) (Kurniawati,2011).
Menyatakan bahwa, “Senyawa organik yang mengandung sedikitnya satu
ikatan antara karbon dengan karbon, dan karbon dengan hidrogen (urea dan
tiourea adalah senyawa yang dapat dianggap sebagai senyawa organik walaupun
tidak memenuhi definisi ini), selain karbon dan hidrogen, unsur yang paling
sering dijumpai terdapat dalam senyawa organik adalah oksigen, nitrogen, posfor,
belerang dan halogen (Diaharrazy, 2010)
Molekul organik non polar seperti hidrokarbon dan halo karbon di tolak
dari air, senyawa tersebut di katakan hidrofob(benci air). Air dan minyak tidak
bercampur, tetapi jika kita campurkan dua cairan non polar, keduanya membentuk
larutan. Zat yang mudah di ingat zat yang melarutkan zat ssejenisnya, dengan
prinsip tersebut alkohol yang merupakan turunan dari keduanya mempunyai sifat
yang serupa. Alkohol mempunyai sampai empat karbon yang menyusunnya, larut
dalam air dalam semua perbandingan. Kelarutan alkohol dengan dengan rantai
empat karbon atau lebih menjadi lebih rendah. Rantai karbon bersifat non polar
dan hidrofob, tetapi gugus hiddroksil yang berikatan hydrogen besifsat hidrofil
(suka air). Alkohol rantai pendek larut dalam air, sedangkan yang berantai panjang
tidak larut. Beberapa alkohol yang rantai karbonnya tidak terlalu panjang hanya
sedikit larut. Eter lebih larut di banding hidrokarbon dan halokaron, tetapi kurang
larut di banding alkohol. Alasannya oksigen dalam eter adalah penerima
elekktron, tetapi eter tidak mempunyai hidrogen hidroksil untuk di sumbangkan
kepada ikatan hydrogen. Rendahnya kelarutan ini di banding alkohol di atas
apabila lebih dari satu ikatan eter dalam molekul. Dioksan senyawa siklik dengan
dua ikatan eter, larut dalam air pada semua perbandingan, tetapi di etil eter tidak,
sekalipun jumlah karbonnya sama (Yenisafitri, 2012/05.)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat : 3.1.2 Bahan :
1. Botol semprot 1. Sampel
2. Gelas piala 2. 2,4-dinitrofenil hidrazin
3. Gelas ukur 3. FeCl3
4. Pipet tetes 4. Asam kromat
5. Erlenmeyer 5. Etanol 95 %
6. Tabung reaksi + rak 6. NaOH 10 %
7. Penjepit tabung reaksi 7. Ammonium hidroksida
encer
8. Pipet volume 5 mL 8. Aseton
9. Batang pengaduk 9. Aquadest
3.2 Prosedur Kerja
2.2.1 Test 2,4-dinitrofenil hidrazin (test karakteristik aldehid dan keton)
Mengmbil tabung reaksi dan masukkan 3 mL etanol 95 %. Menambahkan 3
tetes sample yang akan menguji kedalam tabung reaksi tersebut. Kedalam
tabung reaksi ini masukkan 1 mL larutan 2,4-dinitrofenil hidrazin dan
lakukan penggojokan kuat-kuat. Jika tidak menghasilkan endapan panaskan
larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan selanjutnya
menambahkan 5 tetes air. Jika terbetuk endapan kuning sampai merah
orange menunjukkan test positif untuk adanya gugus karbonil dari keton
atau aldehid.
2.2.2 Test FeCl3 (test karakteristik untuk fenol)
Menyiapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan menguji
kedalamanya. Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan dilakukan penggojokan.
Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan
senyawa fenol.

2.2.3 Test asam kromat (test karakteristik alkohol)


Menyiapkan tabung reaksi dan masukkan 2 mL sample yang akan menguji
kedalamnya. Tambahkan 1 mL aseton, kemudian tambahkan 1 tetesasam
kromat.
Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau
terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau
sekunder.
2.2.4 Test pereaksi tollens (test untuk membedakan aldehid dan keton)
Dalam tabung reaksi dimasukkan 1 mL larutan perak nitrat 5 % selanjutnya
menambahkan 1 tetes NaOH 10 % dan kocok. Tambhakan kedalam
campuran tersebut larutan encer ammonium hidroksida hingga endapan
perak hidroksida melarut (hindari penggunaan larutan ammonium
berlebihan). Tambahkan 2 tetes larutan yang akan diuji. Kocok dan biarkan
selama 10 menit, jika reaksi tidak terjadi dalam 10 menit panaskan tabung
reaksi diatas penengas air selama 5 menit.
Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding atau endapan metalik.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No Sampel Percobaan Hasil keterangan
pengamatan
1 Tidak test 2,4 dinitro Tidak
dilakukan fenilhidrazin dilakukan
percobaan percobaan
2 Etanol Test FeCl3 Tidak terjadi -
perubahan
Fenol Terjadi +
perubahan
3 Tidak Test asam kromat Tidak
dilakukan dilakukan
percobaan percobaan
4 Formal dehid Test pereaksi tollens Terbentuk +
cermin perak
Aceton Berubah -
menjadi hitam

BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini yaitu tentang identifikasi senyawa organik.
Senyawa organik dapat diklasifikasikan sesuai dengan sifat kelarutannya dalam
sejumlah pelarut dan larutan tertentu. Dalam pengelompokkan senyawa organik
diperlukan suatu identifikasi untuk mengetahui kedekatan sifat fisik dari senyawa
organik, seperti halnya senyawa asam, basa dan lain lain. Salah satu identifikasi
yang sederhana yang digunakan atau dilakukan adalah identifikasi berdasarkan
sifat kelarutan.
Pada percobaan kali ini ada 4 percobaan yaitu percobaan test untuk setiap
karakteristik seperti karakteristik untuk aldehid dan keton berupa test 2,4 dinitro
fenilhidrozin, test karakteristik fenol berupa test FeCl3, test karakteristik alkohol
berupa test asam kromat, dan test untuk membedakan aldehid dan keton dengan
test pereaksi tollens.
Pada uji sampel petama yaitu 2,4 dinitrofenil hidrazin (aldehid dan keton)
pada saat menambahkan etanol dan dilakukan pencampuran tidak terjadi endapan
dan pada saat di tambahkan dengan aseton larutan membentuk endapan. Tetapi
percobaan ini tidak dilakukan karena waktu yang tidak mencukupi dan bahan
yang kurang memadai.
Pada uji sampel yang kedua yaitu test FeCl3 (test karakteristik fenol),
menyiapkan tabung reaksi, lalu memasukkan sampel yang akan diuji.
Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 san melakukan pengojokan. Jika tidak
terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.
Didapat hasil bahwa ketika sampel yang akan diuji berupa fruktosa dan glukosa
setelah ditambahkan atau ditetesi alkohol dan dilakukan pengojokkan ternyata
tidak ada perubahan warna yang menunjukkan bahwa sampel tersebut bukan
fenol. Dan pada saat larutan tersebut ditetesi dengan fenol terjadi perubahan
warna biru keunguan tandanya bahwa larutan ini menggandung senyawa fenol.
Pada uji sampel ketiga yaitu test asam kromat (test karakteristik alkohol)
didapat hasil warna orange dari asam kromat berubah menjadi biru kehijauan atau
terbentuk endapan yang berarti dapat disimpulkan bahwa bahan yang
ditambahkan berasal dari alkohol sekunder ataupun alkohol sekunder. Tetapi
percobaan ini tidak dilakukan karena waktu yang kurang dan bahan yang tidak
memadai.
Pada uji sampel yang keempat test pereaksi tollens (test untuk
membedakan aldehid dan keton). Didalam tabung reaksi memasukkan 1 ml
larutan perak nitrat 5% selanjutnya menambahkan 1 tetes NaOH 10% dan
dikocok. Menambhkan kedalam campuran tersebut larutan encer ammonium
hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut (hindari penggunaan larutan
ammonium berlebihan). Menambahkan 2 tetes larutan yang akan diuji. Kocok dan
membiarkan selama 10 menit, jika reaksi tidak terjadi dalam 10 menit panaskan
tabung reaksi diatas penegas air selama 5 menit. Reaksi positif akan ditunjukkan
dengan terbentuknya cermin perak pada dinding atau endapan metalik. Didapat
hasil bahwa saat menggunakan formal dehid dan dilakukan pengojokan ternyata
terjadi perubahan yaitu terbentuknya cermin metalik pada dinding tabung reaksi.
Menunjukkan bahwa senyawa ini mengandung aldehid. Dan pada saat larutan
ditambah dengan senyawa aceton ternyata tidak ada perubahan pada larutan .
menunjukkan bahwa senyawa ini bersifat keton. Prinsip dari uji feri klorida adalah
mendeteksi keberadaan fenol pada sampel dengan penambahan larutan feri klorida
yang uji positifnya akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai
akibat dari adanya reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan larutan feri
klorida. Warna yang diperoleh bergantung pada subtituen yang terikat pada fenol.
Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada
sampel fenol ketika ditambah reagen warnanya menjadi ungu. Artinya hasil uji
feri klorida dengan fenol adalah positif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa
fenol akan bereaksi dengan feri klorida yang ditandai dengan terbentuknya warna
ungu.

Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol
murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.
Etanol termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi 2 yaitu
berdasarkan sifat kimanya: reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester,
dehidrasi, oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi
oleh: keberadaan gugus hidroksil, pendeknya rantai karbon etanol, gugus
hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya
cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa
molekul yang sama. Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut.
Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada
sampel etanol ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan.
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen
berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid dan keton adalah senyawa yang
penting. Beberapa daripadanya seperti atom aseton (CH 3COCH3) dan metaletil
keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan
formaldehid dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi.
Salah satu reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton
adalah adisi ikatan rangkap karbon-oksigen.
Hasil – hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara khusus. Aldehid
dan keton memiliki sifat – sifat yang nyaris mirip satu sama lain. Namun
demikian, oleh karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara
aldehid dan keton maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling
menonjol antara keduanya, yaitu Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan
keton sulit dan Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik,
yang mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugu karbonil.
Pada uji pengamatan langsung, diamati bahwa baik senyawa aldehid
(formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau yang tajam dan keduanya
memperlihatkan kelarutan yang baik dalam pelarut air. Hal ini sesuai teori bahwa
aldehid dan keton larut dalam air. Pada percobaan reaksi dengan pereaksi tollens.
Diperoleh hasil bahwa aseton jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan
dipanaskan akan terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil
pengamatannya positif. Tetapi pada Aldehid jika dicampurkan dengan pereaksi
Tollens dan dipanaskan tidak terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil
pengamatan negatif.

BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Senyawa organik terdiri dari alkohol,fenol,aldehid, keton, dan asam karboksilat.
Pada umumnya senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur
karbon, selain itu terdapat juga unsur hidrogen, oksigen,nitrogen,dan juga unsur
penyusun dari sebagian besar makhluk hidup, umumnya berikatan kovalen, dan
terurai bula dibakar. Untuk mengetahui senyawa organik menggunakan test 2,4
dinitro fenil hidrozin, test FeCl3, test asam kromat,dan juga test pereaksi tollens.
Dari hasil percobaan yang di lakukuan dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1. Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol
murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah
C2H5OH. Etanol termasuk dalam alkohol primer. . Dari data hasil
praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada
sampel etanol ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan.
2. Baik senyawa aldehid (formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau
yang tajam dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang baik dalam
pelarut air.
3. Aseton jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan akan
terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatanya positif.
4. Aldehid jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan
tidak terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatan
negatif.

5.2 Saran
1. Agar praktikan melakukan percobaan dengan hati-hati dan juga teliti agar
tidak terjadi kesalahan.
2. Bagi coass untuk lebih memperhatikan praktikan saat praktikum sedang
berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Diaharrazy, /2010/12/, lap-kimor-5-6-3rd-fa09, diakses tanggal 04-11-2018
Irwandi,Dedi.2012.Exsperiment Book of General Chemistry II.Jakarta:IPA-FITK
Kurniawati.2011.Asam Pikrat.Malang:Universitas Malang
Riswiyanto.2009.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
Siswoyo.2009.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
Yenisafitri, 2012/05, laporan-praktikum-organik, diakses tanggal 19-11-2015.

Anda mungkin juga menyukai