Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FITOKIMIA
ISOLASI MINYAK CENGKEH DENGAN METODE DAN
IDENTIFIKASI KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Disusun oleh :
Kelompok 7

1. Gideon Putra W 221012


2. Deva Fitriana 221013

LABORATORIUM FITOKIMIA
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA
SEMARANG
2022
ISOLASI EUGENOL DARI MINYAK CENGKEH DENGAN
METODE DESTILASI AIR DAN IDENTIFIKASI KLT
(Kromatografi Lapis Tipis)
I. TUJUAN
Pada praktikum kali ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan cara isolasi dan senyawa euganol
dari sampel minyak cengkeh.
2. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan isolasi eugenol dari
minyakcengkeh menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan baik
dan benar.
3. Mahasiswa diharapkan mampu memahami cara pergitungan rendemen dan Rf.
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi menggunakan KLT
II. PRINSIP
1. Isolasi
Pada isolasi minyak atsiri cengkeh ini dilakukan dengan metode destilasi stahl
dengan prinsip berdasarkan perbedaan titik didih suatu zat. Komponen dengan
titik didih yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu, sedangkan yang
mempuyai titik didih lebih tinggi akan tertampung di labu distilasi. Saat
pemanasan uap yang dihasilkan akan mengalir pada pipa kondensor untuk
didinginkan kembali, sehingga uap air akan diubah kembali menjadi cair.
(Sastrohamidjojo,2010)
2. Ekstraksi cair-cair
Pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang
berbeda, alat yang digunakan untuk ekstraksi cair-cair adalah corong pisah.
(Yazid,2005)
3. KLT (Kromatografi Lapis Tipis).
Memisahkan komponen-komponen berdasarkan kepolaran perbedaan adsorpsi
atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang. Jika
sistemnya melibatkan zat cair sebagai fase gerak dan zat padat sebagai fase
diam, maka prinsip pemisahannya adalah adsorbsi. Tetapi jika melibatkan
cairan yang menutupi permukaan zat padat sebagai fase diam dan fase
geraknya tetap cairan maka prinsip pemisahannya adalah partisi. (Denikrisna,
2010)
III. TINJAUAN PUSTKA
Minyak Daun Cengkeh diperoleh dari penyulingan daun cengkeh (Syzigium
aromaticum, Eugenia caryophyllata dan Syzigium caryophyllum). Metode yang
umum digunakan yaitu penyulingan dengan uap air. Minyak daun cengkeh
berwarna kuning muda. Minyak daun cengkeh digunakan sebagai bahan baku
industri pangan, parfum, farmasi, dan bahan pembuatan vanilin sintetik (Ketaren,
2006).
Eugenol dapat dipisahkan dari minyak daun cengkeh dengan cara
penggaraman (direaksikan dengan basa alkali encer), pemurnian dengan cara
ekstraksi dan pemisahan eugenol dengan asam-asam anorganik. Tahapan
terpenting pada isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh adalah mengekstrak
komponen- komponen non eugenol yang ada dalam air (larutan non eugenolat).
Ekstraksi dilakukan dalam corong pemisah. Cara ekstraksi yang demikian disebut
ekstraksi cair-cair tak kontinyu (Agus, 2005).
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
1. Penangas air 1. Minyak cengkeh
2. Gelas ukur 2. KOH 1N
3. Corong pisah 3. Dietil etir
4. Cawan porselin 4. Vanillin-asam sulfat
5. Lampu UV 254 5. Etil asetat
6. Kertas pH 6. Toluene
7. Iod flask 7. Silica gel F 254
8. Lampu spirtus
9. Kaki tiga
10. Alas asbes
V. CARA KERJA
a. Cara Kerja Isolasi Eugenol
Diambil 5mL minyak cengkeh, lalu masukan kedalam iodflask.

Ditambahkan 15mL KOH 1N dan ditutup kemudian kocok selama 15 menit.

Dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit.

Dilakukan uji pH, ditambahkan KOH bila di perlukan (sampai pH menjadi basa).
Kemudian di gojok selama 10 menit.

Pindahkan kedalam corong pisah dan ditambahkan dietil eter sebanyak 20mL.
kocok selama 5 menit.

Dipisahkan fase air dan tamping fase eter.

Ditambahkan HCl pekat sampai mendapatkan pH 3

Pindahlan dalam corong pisah, dan ditambahkan dietil eter sebanyak 3x10mL.

Ambil fase eter, dan tamping dalam cawan porselin yang telah ditara, lalu uapkan
hingga membentuk ekstrak kental.

b. Cara Kerja Metode KLT


Disiapkan eluen dalam bejana KLT

Diaktifkan fase diam (Silica gel F 254) dengan cara dioven selama 5 menit
dengan suhu 105oC.

Ditotolkan sample dan bahan baku pembanding eugenol pada lempeng KLT

Dimasukan dalam chamber yang sudah jenuh, dan amati bercak.

Dikeringkan dan lakukan pengamatan di sinar UV 254mm


Disemprotkan penampang bercak (Vanilin-asam sulfat pekat)

Dioven Kembali selama 5-10menit dengan suhu 1050C.

Dilakukan pengamatan Kembali menggunakan sinar UV 254mm, dan


dilakukan perhitungan Rf dan HRF.

VI. GAMBAR RANGKAIAN ALAT

VII. HASIL EVALUASI


a. Organolpetis
Bentuk : Kental seperti minyak.
Bau : Khas menyengat
Rasa : Pedas
Warna : Coklat
b. Rendemen
Berat bahan baku : 5mL
Berat vial : 11,51g
Berat vial + zat : 12,91g
Berat zat : 1,40g
Rendemen = Jumlah produk yang dihasilakn x 100%
Jumlah bahan baku yang digunakan
= 1,4g X 100%
5mL
= 28% b/b
c. Identifikasi KLT
Fase diam : Silica Gel F254
Toluene : 9,3mL
Etil asetat : 0,7mL
Sample : eugenol minyak cengkeh
Baku pembanding : eugenol
Jarak eluasi : 8cm

Larutan Deteksi Ket


uji Sinar RF Warna Penampak RF Warna
UV bercak
Baku 1,2cm 0,15 Tidak 4,5cm 0,56 kuning +
Pembanding bewarna
Sample 1,2 0,15 Ungu 1,2 0,15 Kuning
(Noda1)
Noda 2 2,6 0,33 Ungu 2,6 0,33 Ungu
Noda 3 4,5 0,56 Kuning 4,5 0,56 Kuning +
Noda 4 6,6 0,83 Ungu

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mahasiswa melakukan isolasi dan identifikasi eugenol
dari minyak cengkeh dengan metode KLT. Tujuan dilakukan isolasi yaitu
memisahkan senyawa yang bercampur menjadi senyawa tunggal yang murni.
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang merupakan senyawa fenolat dan
eugenol merupakan komponen yang paling besar. Pada isolasi eugenol ini
menggunakan metode ekstraksi cair-cair yaitu pemisahan komponen kimia di
antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen
larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua. Alat yang digunakan
untuk ekstrak cair-cair adalah corong pisah yang berfungsi untuk memisahkan
antara fase air dan fase minyak.
Eugenol dan non eugenol dari minyak cengkeh dapat dipisahkan dengan cara
penambahan larutan NaOH atau KOH dan membentuk larutan natrium atau
kalium eugenolat yang larut dalam air. Sedangkan komponen lain dalam minyak
cengkeh tidak larut dalam air sehingga akan tebentuk dua lapisan cairan yang
mudah dipisah. Cairan Na/K-eugenolat setelah terpisah dapat dinetralkan dengan
larutan asam sulfat. Eugenol dapat diisolasi dengan penambahan KOH. Eugenol
akan bereaksi dengan KOH membentuk Kalium eugenolat yang larut dalam air.
Ketika ditambahkan dengan KOH eugenol yang sifatnya asam akan dijadikan
netral atau garam, kemudian dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi
menjadi kalium eugenolat. Pemanasan yang dilakukan selama 10 menit agar
terjadi reaksi yang spesifik, pemanasan dilakukan ketika air mulai panas, bukan
ketika api dinyalakan. Ditambahkan dietil eter untuk memisahkan larutan. Setelah
reaksi berlangsung akan diperoleh dua lapisan. Lapisan atas merupakan senyawa
atau komponen dalam minyak cengkeh selain eugenol. Sehingga diambil fase air
karena sudah diambil garam kalium eugenolat sehingga garam larut dalam air
sedangkan pada fase eter tertinggal minyak lemak, senyawa-senyawa pengotor
lain pada minyak cengkeh.
Berat jenis atau BJ dari air adalah 1 dan BJ dari eter adalah 0,73, sehingga fase
air akan berada pada bawah dari fase eter. Eugenol dapat diperoleh dengan
menetralkan larutan eugenolat dengan menambahkan Asam Sulfat hingga pH 3
untuk menjadikan asam atau ke bentuk asalnya karena akan diambil eugenolnya.
Ditambahkan dietil eter sebanyak 10 ml dalam 3x proses hal ini dilakukan untuk
menarik eugenol yang masih tertinggal di fase air tersebut. Sedangkan dietil eter
yang pertama tidak ditampung, melainkan dibuang hal ini disebabkan dietil eter
pertama hanya berisi senyawa pengotor pada minyak cengkeh. Sedangkan dietil
eter ke 2,3, dan 4 ditampung serta diuapkan karena diharapkan dietil eter tersebut
mengandung senyawa eugenol. Pada akhir reaksi terjadi dua lapisan, dimana
lapisan atas mengandung eugenol (Sastrohamidjojo, 2004).
Hasil eugenol yang didapat diidentifikasi dengan menggunakan metode
kromatografi lapis tipis (KLT). Prinsip dari KLT yaitu penyerapan danpemisahan
sifatnya like disolve like tidak boleh dipisah antara polar dengan non polar.
Komponen-komponen ini berdasarkan perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase
diam di bawah gerakan pelarut pengembang. Fase diam yang digunakan silica gel
GF 254 yang berarti dapat berflouresensi pada panjang gelombang 254 nm.
Alasan pemilihan silika gel sebagai fase diam karena silika gel memiliki pori-pori
dan tidak mudah bereaksi dengan senyawa-senyawa organik pada kolom.
Sedangkan fase gerak yang digunakan yaitu toluena : etil asetat dengan
perbandingan 93:7. Fase gerak yang digunakan 10 mL maka perbandingan yang
digunakan 9,3 mL toluena dan 0,7 mL etil asetat.
Pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) langkah pertama yang dilakukan yaitu
penjenuhan eluen. Penjenuhan dilakukan dengan cara mencelupkan ujung kertas
saring dalam chamber yang ditutup dan dibiarkan fase gerak merambat hingga
ujung atas kertas saring. Tujuan penjenuhan tersebut untuk mempercepat proses
eluasi.
Langkah kedua diaktifkan lempeng KLT dalam oven selama 5-10 menit pada
suhu 105oC. Tujuan pengaktifan lempeng KLT untuk menghilangkan tapak-tapak
air yang terserap pada lempeng KLT tersebut. Kehadiran air akan mengganggu
proses migrasi dari sampel dan baku pembanding dengan eluen serta fase diam.
Lalu dilakukan penotolan eugenol dan baku pembanding piperin pada lempeng
KLT dengan ukuran sekecil mungkin agar noda yang tercipta lebih terfokus dan
tajam. Hasil penotolan dilihat dibawah sinar UV 254 nm terlihat warna ungu dan
coklat hal tersebut karena noda atau bercak yang ada meredam flouresensi
sehingga tidak berflouresensi, yang sebelumnya jika tidak ada noda pada lempeng
KLT apabila dilihat di bawah sinar UV 254 nm berwana kuning kehijauan.
Jarak bawah pada lempeng KLT yaitu 1 cm betujuan agar sampel tidak
tercelup langsung dengan eluen, jika sampel tercelup langsung dengan eluen maka
hasil penotolan akan melebar. Sedangkan batas atas bertujuan untukmemberi batas
agar kenaikan bercak tidak melampaui lempeng KLT.
Hasil dari kelompok 7 yaitu rendemen senyawa eugenol didapatkan sebanyak
28% b/v. Pada hasil identifikasi KLT senyawa eugenol menghasilkan 4 noda,
yakno noda 1 dengan Rf 0,15 dengan HRf 15, noda ke 3 dengan Rf 0,56 dan HRf
56. Jarak noda dari sampel yang sama dengan baku pembanding adalah noda 1
yaitu sebesar 0,15.
IX. KESIMPULAN
1. Isolasi eugenol dari minyak cengkeh menggunakan ekstraksi cair-cair, dimana
ekstraksi cair-cair merupakan pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan
kelarutan pada dua pelarut yang berbeda, alat yang digunakan untuk ekstraksi
cair-cair adalah corong pisah.
2. Hasil rendemen senyawa eugenol dari minyak cengkeh yang dilakukan
ekstraksi oleh kelompok 7 adalah sebesar 28% b/v. Uji organoleptis yang
dilakukan menghasilkan antara lain bentuk berupa cairan coklat , warna
coklat, bau khas cengkeh, dan rasa pedas.
3. Pada hasil identifikasi KLT senyawa eugenol menghasilkan 4 noda, yakno
noda 1 dengan Rf 0,15 dengan HRf 15, noda ke 3 dengan Rf 0,56 dan HRf 56.
Jarak noda dari sampel yang sama dengan baku pembanding adalah noda 1
yaitu sebesar 0,15
X. DAFTAR PUSTAKA
Denikrisna. 2010. Kromatografi. denikrisna. wordpress.com/category/bakul/
kromatografi/. Diakses pada 25 April 2012.
Ketaren, S. 2006. Minyak Atsiri. hal 4-16, 19, 22-34, 44-. Bogor : IPB
Sastrohamidjojo. H., 2005. Kimia Organik, Stereokimia, Karbohidrat, Lemak,
dan Protein. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
XI. LAMPIRAN
1. Isolasi Eugenol Minyak Cengkeh
 Minyak cengkeh = 5mL x 4 = 200mL
 Dietil eter = 500mL x 4 = 200mL overmatt 10% = 220mL
 KOH 1N = 80/100 x 5,61 gram = 4,5gram
2. KLT (Toluen : etil asetat = 93:7)
 Toluen = 93/100 x 90mL = 87,mL 90mL
 Etil asetat = 7/100 x 90mL = 6,3mL 10mL
3. Lempeng KLT
Semarang 3, Oktober 2022
PRAKTIKAN PRAKTIKAN

GIDEON PUTRA DEVA FITRIANA


NIM : 221012 NIM: 221013

Anda mungkin juga menyukai