Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

SINTESIS SENYAWA BENZOE 1,3 OXAZINE DARI MINYAAK CENGKEH

NAMA : Regita Presilia

NIM : 18020201148

TANGGAL : 26 JUNI 2021

1. Tujuan Percobaan
a. Mengenalkan tranformasi eugenol menjadi benzo[e][1,3]oxazine melalui reaksi kimia.
b. Reaksi basa mannich dan pembentukan siklikisasi heterosiklik
c. Mengenalkan cara pemisahan secara kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom
2. Landasan Teori
Eugenol adalah minyak atsiri yang terkandung pada tanaman cengkeh terkandung
terutama pada bagian bunga cengkeh Eugenia caryophyllata Flos. Eugenol adalah salah satu
senyawa turunan fenol yang dapat mengalami enolisasi sehingga dapat ditranformasi menjadi
heterosokilik senyawa benzo[e][1,3]oxazine. benzo[e][1,3]oxazine telah banyak diteliti
memiliki banyak aktivitas farmakologi sebgai antidepresi, analgesic, antimalarial, antimikroba.
Minyak atsiri adalah produk yang berlimpah di alam, produk minyak atsiri baru
menghasilkan minyak kasar (crude oil). Jika minyak kasar tersebut diolah lebih lanjut
menjadimenghasilkan minyak kasar (crude oil). Jika minyak kasar tersebut diolah lebih lanjut
menjadi berbagai komponen minyak esensial murni, maka akan dihasilkan produk-produk
minyak berbagai komponen minyak esensial murni, maka akan dihasilkan produk-produk
minyak esensial yang lebih ekonomis. Salah satunya adalah minyak cengkeh.esensial yang lebih
ekonomis. Salah satunya adalah minyak cengkeh.
Minyak Daun Cengkeh diperoleh dari penyulingan daun cengkeh (Syzigium
aromaticum, Eugenia caryophyllata dan Syzigium caryophyllum). Metode yang umum
digunakan yaitu penyulingan dengan uap air. Minyak daun cengkeh berwarna kuning muda.
Minyak daun cengkeh digunakan sebagai bahan baku industri pangan, parfum, farmasi, dan
bahan pembuatan vanilin sintetik (Ketaren, 2006).
Struktur Eugenol (Gunawan, 2004).

Eugenol dapat dipisahkan dari minyak daun cengkeh dengan cara penggaraman
(direaksikan dengan basa alkali encer), pemurnian dengan cara ekstraksi dan pemisahan eugenol
dengan asam-asam anorganik. Tahapan terpenting pada isolasi eugenol dari minyak daun
cengkeh adalah mengekstrak komponen- komponen non eugenol yang ada dalam air (larutan
non eugenolat). Ekstraksi dilakukan dalam corong pemisah. Cara ekstraksi yang demikian
disebut ekstraksi cair-cair tak kontinyu (Agus, 2005).
Kromatografi adalah prinsip pemisahan campuran senyawa atas komponen-komponen
berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi masing- masing komponen di antara dua fasa yaitu
fasa diam dan fasa gerak. Perbedaan kecepatan perpindahan tersebut dapat disebabkan oleh
perbedaan kemampuan masing-masing komponen untuk diserap (adsorpsi) atau perbedaan
distribusi di antara dua fasa yang tidak bercampur (partisi). Fase diam (stationary phase)
merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses pemisahan dengan kromatografi
karena adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan
terpisahnya komponen senyawa analit. Fase diam dapat berupa bahan atau porous (berpori)
berbentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya dilapisi pada padatan pendukung. Fase
gerak (mobile phase) merupakan pembawa analit dapat bersifat inert maupun berinteraksi
dengan analit tersebut. Fase gerak ini tidak hanya dalam bentuk cairan tapi juga dapat berupa
gas inert yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa mudah menguap (volatile)
(Denikrisna, 2010).
Pada tahun 1960 Arctander dalam Haris( 1993) menyatakan bahwa minyak hasil sulingan
daun cengkeh kering dan daun kayu manis mengandung unsure eugenol berkadar tinggi. Struktur
eugenol mirip dengan fenol dan mempunyai keistimewaan yaitu mempunyai tiga gugus seperti
alil, hidroksida dan metoksi (Suryanto, 1998 dalam Sumayaku dan Tanor, 2009).
Eugenol (C10H12O2) adalah konstituen karakteristik dari minyak yang cengkeh, kayu
manis daun, teluk dan cengkih, dan juga ditemukan dalam berbagai minyak lain. Eugenol adalah
cairan bau cengkeh kuat, dan memiliki karakter ( Shamsinar, 2008). Vanilin (4-hidroksi-3-
metoksi benzaldehida) merupakan padatan kristal berwarna putih atau sedikit berwarna kuning,
biasanya berbentuk jarum dan mempunyai bau (aroma) yang khas. Vanilin adalah senyawa yang
dapat diturunkan dari eugenol. Sintesis vanilin dapat dilakukan dengan cara oksidasi isoeugenol.
Prosedur standar yang biasa digunakan dalam sintesis vanillin adalah jalur oksidasi dengan
nitrobenzene yang dilarutkan dalam DMSO pada suhu 130 o C dan waktu reaksi 3 jam dengan
cara konvensional (Sastrohamidjojo, 1981). Vanilin secara alami berasal dari ekstraksi buah
Vanilla planifolia, tanaman merambat yang berasal dari Mexico Honduras dan Guatemala.
Tanaman ini dimasukkan ke banyak negara tropis dan di Indonesia banyak diusahakan di Pulau
Jawa dan Bali (Sari, 2003). Kadar vanilin yang ada dalam buah vanila tergantung tempat
tumbuhnya, misalnya di Mexico 1,5 % dan di Pulau Jawa 2,7 % (Kurniawan, 2005). Prinsip
pembuatan vanilin dari eugenol adalah reaksi isomerisasi yang disusul dengan reaksi oksidasi.
Reaksi isomerisasi bertujuan untuk mengubah eugenol menjadi isoeugenol. Reaksi yang terjadi
dapat dilihat pada Gambar berikut :

Reaksi pembentukan K-isoeugenol

3. Tinjauan bahan
a. Minyak cengkeh : minyak cair, tidak berwarna atau kuning pucat, jika disimpan atau
kena udara makin tua dan makin kental.
b. Aniline : Cairan seperti minyak, tidak berwarna atau kuning pucat.
c. Formalin : Cairan jernih,tidak berwarna, bau menusuk,uap merangsang selaput lendir
hidung dan tenggorokan.Jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh.
d. Metanol : Cairan tidak berwarna, gliserin, bau khas
e. etil asetet : Cairan,tidak berwarna,bau khas
f. N-Heksan : Cairan tak berwarna, dapat dibakar

4. Metodologi percobaan
4.1. Alat
Timbangan Digital, alat refluks (pendingin balik; mantel refluks), alat gelas, TLC chamber,
spektrofotometer UV-Vis, vial penempungan (minim 30)
4.2. Bahan
Minyak cengkeh, Anilin, Formalin, Metanol, etil asetet, N-Heksan, silica gel 60 lempeng
silica gel GF 254, sebuk silica gel
7. Prosedur kerja
a. Proses Sintesis

Eugenol 3 mmol dimasukan ke dalam labu alas bulat

dilarutkan dalam 6,0 ml metanol kemudian


ditambahkan anilin 4.5 mmol

ditambah dengan formalin 9 mmol selanjutnya distirer dan di refluks selama


2 jam

Setelah 2 jam refluk ambil sedikit sampel.

letakan pada vial encerkan dengan methanol ditotolkan pada


KLT.

dan dieluasi dengan heksana : etil asetat (5 : 2).

Kemudian diamati pada dibawah sinar UV 254 nm


dan amati chamber uap iod.

Setelah terbentuk beberapa noda hentikan proses refluks.


b. Proses Pemurnian kromatografi lapis tipis
Identifikasi senyawa yang diperoleh dengan metode KLT
- Eluen I : n-heksana : etil asetat (5:1)
- Eluen II : n-heksana : etil asetat : metanol (10 : 1 : 1)
- Eluen III : kloroform : metanol (50 : 1)
c. Proses pemurnian dengan kromatografi kolom
- Pisahkan dengan kromatografi kolom. Cara menyiapkan kromtografi kolom Disiapkan kolom
yang akan digunakan, pada bagian bawah dalam kolom disi dengan glass wool/kapas.
Selanjutnya membuat bubur silika dengan menggunakan silika gel 60 sebanyak 30 g yang
dicampur dengan eluen yaitu n-heksana : etil asetat (10 :1). Bubur tersebut kemudian
dimasukkan kedalam kolom sedikit demi sedikit, kemudian diletakkan erlenmeyer dibawah kran
untuk menampung eluen, lalu kran kolom dibuka agar bubur silika dapat turun dan dilanjutkan
memasukkan bubur silika hingga seluruh silika masuk ke dalam kolom. Eluen dialirkan hingga
silika gel mampat kemudian kran ditutup.
- Tampung hasil kolom di vial-vial dan kurang lebih 2-3 cm jangan lupa beri label 1-seterusnya
tiap vial
- Totol setiap vial di klt dan eluasi dengan heksan : etil asetat (5:2) kumpulkan vial memiliki noda
yang sama Tugas sebelum praktikum
8. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan percobaan sintesis senyawa benzo[e][1,3]oxazine dari
minyak cengkeh. Eugenol adalah minyak atsiri yang terkandung pada tanaman cengkeh
terutama pada bagian bunga cengkeh Eugenia caryophyllata Flos. Eugenol adalah salah satu
senyawa turunan fenol yang dapat mengalami enolisasi sehingga dapat ditranformasi menjadi
heterosokilik senyawa benzo[e][1,3]oxazine. benzo[e][1,3]oxazine telah banyak diteliti
memiliki banyak aktivitas farmakologi sebgai antidepresi, analgesic, antimalarial, antimikroba
Dari data C- NMR diatas pada senyawa eugenol memiliki atom karbon sebnyak 16 atom
carbon. Dari data diatas pergeseran kimianya yaitu C1: 148,00 ppm C2 :146,34 ppm; C3 141,71
pm ; C4 137,61 ppm ; C5 134,54 ppm ; C6 129,28 ppm ; C7 124,86 ppm ; C8 121,89 ppm ; C9
118,16 ppm ; C10 116,25 ppm ; C11 116,03 ppm ; C12 110,71 ppm ; C13 80,23 ppm ; C14
56,26 ppm ; C15 48,31 ppm ; C 16 39,49 ppm. Pergeseran kimia carbon mendekati 0 maka
carbon tersebut bersifat sangat terlindungi dan atom carbon yang menjauhi angka 0 makan atom
tersebut tidak terlindugi hal ini dipengruhi oleh electron ygng bersifat elektronegatif atau adanya
atom yang bersifat aromatis, ataupun dengan adanya karbonil.
Pada pergeseran senyawa kimia 150-100 ppm terdapat gugus aromatis terdapat alkena
atau ikatan rangkap. Pergeseran dari 40 - 80 ppm akan nampat atom C yang berikatan dengan
electron negative seperti O, N, F, Cl, Br, I pada pergeseran 0-40 ppm akan nampat pergeseran
atom cabon yang alifatif atau rantai lurus karena tidak ada pengaruh elektro negative

Dari data spektrom HMQC diperoleh untuk mengatahui ikatan atom karbon dengan atom
hydrogen yang saling berikatan F1 adalah carbon F2 adalah skala pergeran kimia. Untuk titik
titik biru dan merah merupakan gambaran carbon dan proton untuk warna merah merupkan CH3
dan untuk warna biru CH2 dan carbon Quartener .
Dari dpt 137,71 ppm merupakan jenis atom carbon tersier ; 129,41 ppm ; 122,09 ppm; 116,23
ppm ; 110,86 ppm merupakan jenis atom carbon tersier pada no 80,10 ppm merupakan atom
carbon primer, 48,38 ppm -56,17 ppm merupakan atom carbon sekunder, 39,57 merupakan
atom karbon primer.

Data UV praktikum berikut yaitu daerah UV sekitar 200 nm – 320 nm, tetapi paling banyak
penggunaannya secara analitik dari 200 – 320 nm dan disebut sebagai UV pendek (dekat). Di
bawah 200 nm, udara dapat mengabsorpsi sehingga instrumen harus dioperasikan kondisi
vakum, daerah ini disebut dengan daerah UV Vacum. Daerah tampak (visibel) sangat kecil
panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput
pelangi pada manusia, dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan (vision).

Data FTIR dimana atom CH akan berada pada 1900-1.800 nm. Atom-atom dalam suatu molekul
tidak diam melainkan bervibrasi. Bila radiasi infra merah yang kisaran energinya sesuai dengan
frekuensi vibrasi rentangan (stretching) dan vibrasi bengkokan (bending) dari ikatan kovalen
dalam kebanyakan molekul dilewatkan dalam suatu cuplikan, maka molektul-molekul akan
menyerap energi tersebut dan terjadi transisi diantara tingkat energi vibrasidasar dan tingkat
vibrasi tereksitasi (Hendayana, dkk., 1994). Namun demikian tidak semua ikatan dalam molekul
dapat menyerap energi infra merah meskipun mempunyai frekuensi radiasi sesuai dengan
gerakan ikatan. Hanya ikatan yang mempunyai momen dipol dapat menyerap radiasi infra merah
(Sastrohamidjojo, 1992). Umumnya daerah radiasi infra merah (IR) terbagi dalam daerah IR
dekat (14290-4000 cm-1), IR jauh (700-200 cm-1) dan IR tengah (4000-666 cm-1). Daerah yang
paling banyak digunakan untuk keperluan penyidikan terbatas pada daerah IR tengah
(Silverstein et al., 1986).

Data pada HNMR atau resonasi magnetic inti merupakan Analisa 1 dimensi,
Jumlah sinyal menunjukkan ada berapa macam proton yang terdapat pada molekul terdapat
puncak proton A (7,0-7,2 ppm), puncak proton B (6,7-6,9 ppm), puncak proton C (5,0-5,9 ppm),
puncak proton D (4,2 ppm), puncak proton E (3,8 ppm), puncak proton F (3,2 ppm). Untuk
proton NMR pergeseran kimianya antara 0-15 ppm sedangkan dari data diatas pergeseranya dari
3, 25 ppm -7,25 ppm. Semakin besar nilai atau akan dipengaruhi atom yang lain.

9. Kesimpulan
a. Dari data C- NMR diatas pada senyawa eugenol memiliki atom karbon sebnyak 16 atom
b. Dari data spektrom HMQC diperoleh untuk mengatahui ikatan atom karbon dengan atom
hydrogen yang saling berikatan F1 adalah carbon F2 adalah skala pergeran kimia.
c. Data pada HNMR atau resonasi magnetic inti merupakan Analisa 1 dimensi, Jumlah sinyal
menunjukkan ada berapa macam proton yang terdapat pada molekul
10. Daftar Pustaka

 Handayani. 2000. Sintesis Polieugenol Dengan Katalis Asam Sulfat. Journal Ilmu Dasar. 2(2):
103-110..

 Ketaren, S. 2006. Minyak Atsiri. hal 4-16, 19, 22-34, 44-. Bogor : IPB

 Rahim, E.A. 2015. Sintesis Senyawa (S)- (3,4-dimetoksifenil)-2-propanol Dari Metil Eugenol
Tanpa Pengaruh Senyawa Optis Aktif. Laporan Penelitian Mandiri. Palu: UNTAD

 Sari, R.D. (2003). Aplikasi Katalis V2O5MoO3 pada Reaksi Pembuatan Vanili dari Eugenol.
Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Depok

 Sastrohamidjojo, H. (1981). A Study of Some Indonesian Essential Oils. Disertasi. Universitas


Gajah Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai