Anda di halaman 1dari 15

SWAMEDIKASI

KONSTIPASI
Kelompok 3 :
Egi Gian Safitri
K. Dellies
Laura Priananda
Apa itu
swamedikasi ?

Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah kegiatan atau


tindakan mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara
tepat dan bertanggung jawab.
Obat apa saja yg boleh di gunakan
dalam swamedikasi

at yg biasa digunakan adalah Obat Tanpa Resep (OTR)


Obat wajib Apotek (OWA) atau obat keras yang di serahkan oleh
apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter

Obat bebas terbatas

Obat bebas
Kapan boleh
melakukan swamedikasi?
Penggunaan OTR untuk swamedikasi biasanya pada kondisi dan kasus sebagai
berikut :
1. Perawatan simptomatik minor, seperti rasa tidak enak badan dan cidera ringan.
2. Penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya daya tahan tubuh,
seperti flu.
3. Profilaksis/pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan seperti mabuk
perjalanan dan kutu air.
4. Penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga
medis professional lainnya, seperti asma dan artritis.
5. Keadaan yang mengancam jiwa dan perlu penanganan segera.
Penilaian kerasionalan swamedikasi dapat ditinjau menurut komponen rasional dan tidak
rasional berikut ini :
1. Rasional (asas 4 tepat + 1 waspada)
a. Tepat indikasi
b. Tepat penderita
c. Tepat obat
d. Tepat dosis, dan
e. Waspada efek samping obat

2. Tidak rasional
f. Boros
g. Berlebihan
h. Kurang
i. Salah, dan
j. Majemuk(polifarmasi).
Sembelit atau konstipasi adalah suatu gangguan pencernaan yang umum
dialami oleh siapa saja.

Sembelit dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap orang, tetapi yang


dimaksud dengan sembelit dapat berupa berkurangnya frekuensi
ingin buang air besar, tinjanya yang keras sehingga sulit
dikeluarkan maka harus mengejan atau perasaan tidak
tuntas setelah buang air besar.
Ada banyak yang dapat menyebabkan sembelit, tetapi pada umumnya
gangguan sembelit yang banyak dialami orang disebabkan oleh beberapa
hal sebagai berikut :

 Kurangnya konsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah-


buahan
 Kurang minum
 Kurang berolahraga
 Stress
 Kebiasaan mengkonsumsi obat pencahar untuk membantu buang ai
besar sehingga jika tidak mengknsumsi merasa sulit buang air besar
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi sembelit
adalah sebagai berikut :
Memperbaiki pola makan dan mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti
sayur dan buah-buahan.
Minum air putih minimum delapan gelas sehari.
Berolahraga secara teratur karna olahraga akan membantu meningkatkan
fungsi pencernaan.
Kurangi stress
Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi obat pencahar secara rutin untuk
membantu buang air besar, gunakan obat pencahar hanya apabila benar-
benar diperlukan
PENGGOLONGAN OBAT
1. Bisakodil
termasuk obat pencahar (laksatif) yang bekerja langsung sebagai stimulant,
merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi sehingga mampu mendorong
keluarnya tinja.

Obat dengan kandungan bisakodil yang beredar dipasaran, antara lain sebagai
berikut :
Bicolax (tablet), codylax (tablet), dulcolax (tablet dan supusitoria), laxacod (tablet),
lanamex, laxana (tablet dan suppositoria) , melaxan (tablet), prolaxan (tablet), stolax
(supositoria), toilax (tablet).

- Bisokodil termasuk obat golongan laksatif stimulan


2. Laktulosa
sebagai pencahar, laktulosa bekerja dengan membentuk asam organic
di dalam usus besar dan menahan air sehingga tinja menjadi lunak dan
ada rangsangan untuk buang air besar.
Obat dengan kandungan laktulosa yang beredar dipasaran antara lain :
Dulcolactol, duphalac, lactulax, lantulos, laxadilac, opilax, pralax, dan
solac.

- Laktulosa termasuk obat golongan laksatif osmotik


3. Bahan Osmotik
merupakan pencahar yang berfungsi untuk mengumpulkan cairan ke
usus besar untuk melunakkan tinja sehingga mudah dikeluarkan. Umum
nya obat ini terdiri atas beberapa kandungan bahan osmotik, seperti
garam-garam fosfat, magnesium, sulfat dan gula seperti sorbitol.
umumnya obat pencahar dengan kandungan osmotik ini berbentuk
enema, yakni bentuk sediaan obat berupa cairan yang dimasukan
melalui anus dan dubur.
Contoh obat dengan kandungan bahan osmotic yang beredar dipasaran,
yakni :
Microlax.
EFEK SAMPING

1. Bisakodil
Efek samping bisakodil berupa kejang perut, tetapi ini jarang terjadi. Bisakodil tidak
boleh dikunyah atau digerus, tidak boleh diminum dengan susu atau obat antasida, dan
tidak dianjurkan digunakan oleh wanita hamil

2. Laktulosa
Efek samping penggunaan laktulosa adalah perut kembung dan banyak gas.
Laktulosaaman digunakan oleh wanita hamil
PIO
1. Bisokodil
-Dosis bisokodil untuk dewasa 5 – 10 mg sebelum tidur (apabila berbentuk tablet )
-Atau 10 mg di pagi hari ( apabila berbentuk supositoria)
-Untuk anak memilih bisokodil dalam bentuk supositoria dosis 5 mg
2. Laktulosa
 Umumnya berbentuk sirop
 Dosis lazim untuk larutan 50% laktulosa adalah 15-30 ml di
pagi hari
 Dosis tergantung kadar laktulosa dalam setiap sediaan sirop
Daftar pustaka
• J. ipank dan Y. dian Hendrawati. 2011. Swamedikasi yang baik dan
benar. Klaten: PT. Intan Sejati

Anda mungkin juga menyukai