PENDAHULUAN
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup
dari sekelilingnya yang mati. Setiap sel yang hidup harus selalu memasukkan
materi yang diperlukan dan membuang sisa - sisa metabolismenya. Di
tubuh manusia, obat harus menembus sawar (berrier) sel di berbagai jaringan.
Umumnya obat melintasi lapisan sel ini dengan menembusnya, bukan dengan
melewati celah antar sel. Peristiwa ini dikenal dengan transport lintas membran.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya
transport lintas membran membran. Transport lintas membrane digolongkan
menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul - molekul yang
mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul
yang membutuhkan mekanisme khusus.
Umumnya absorbsi dan distribusi obat terjadi secara difusi pasif. Mula - mula
obat harus berada dalam larutan air pada permukaan membrane sel kemudian molekul
obat akan melintasi mebran dengan melarut dalam lemak membrane. Pada proses
ini obat bergerak dari sisi yang kadarnya lebih tinggi ke sisi lain. Setelah taraf mantap
dicapai, kadar obat bentuk non ion kedua sisi membran akan sama.Salah satu proses
difusi yang dikenal yaitu difusi terfasilitasi, yaitu suatu proses transport yang
terjadi dengan bantuan suatu faktor pembawa.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor sifat fisiko-kimia zat aktif.
1
2. Untuk mengetahui faktor formulasi dan teknologi.
3. Untuk mengetahui faktor fisiopatologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. SIFAT FISIKA KIMIA BAHAN OBAT
1. Ukuran partikel
2. Kristalin atau amorf
3. Bentuk garam
4. Hidrasi, misal: ampisilin anhidrat lebih larut dari pada trihidrat
5. Kelarutan dalam air/lipid pH dan pKa
6. Luas permukaan
4
D. EFEK PH PADA IONISASI ELEKTROLIT LEMAH
Contoh kasus:
Novobiocin dan kloramfenikol palmitat tidak aktif jika diberikan
dalam bentuk kristalin
Penisilin G lebih stabil dalam bentuk amorf
Sediaan insulin injeksi berbentuk kristalin Zink-insulin yang
durasi efeknya lebih lama
5
halus). Suatu obat yang bersifat basa akan larut dalam media asam karena
pembentukan garam yang larut. Suatu obat yang bersifat asam akan menjadi
larut dalam usus dengan membentuk suatu garam yang larut pada pH yang
lebih basa.
6
Usus halus, terutama mukosa duodenum, mempunyai luas permukaan
yang besar untuk absorpsi obat. Untuk memastikan absorpsi cepat suatu obat
setelah pemberian oral, maka obat tersebut harus mencapai duodenum secara
cepat. Secara anatomik, obat yang ditelan pertama kali akan mencapai
lambung. Selanjutnya lambung mengosongkan isinya kedalam usus halus,
yang mempunyai kapasitas terbaik untuk absorpsi obat > berbagai factor yang
mempengaruhi motilitas pencernaan dapat mempengaruhi laju absorpsi obat.
7
8
K. FAKTOR FISIOLOGIS
Waktu pengosongan lambung
Waktu transit pada usus
Abnormalitas saluran cerna
Isi lambung: obat lain, makanan, cairan
pH saluran cerna
Metabolisme pada hepar (first pass)
9
L. SALURAN PENCERNAAN
Pengosongan pada kondisi normal: lambung 2-4 jam, usus 4-10 jam.
Obat yang mempercepat pengosongan lambung: laksansia, Obat yang
memperlama pengosongan lambung: amitriptilin HCl Contoh obat yang
berkurang dengan percepatan pengosongan lambung: digoxin.
M. METABOLISME HEPAR
LOW First-Pass:
Analgesik aspirin
Antiangina nitrogliserin
Calcium chanel bloker verapamil
N. PADA LANSIA
Keasaman lambung meningkat
Aliran darah pada saluran cerna berkurang
Jumlah sel untuk absorpsi berkurang
Peristalitik usus dan lambung berkurang
B. Motilitas usus
Jika terjadi motilitas usus yang besar (ex : diare), obat sulit diabsorpsi.
10
C. pH medium
2. Hakiki/ Obat
1. Polaritas → koefisien partisi
2. Semakin non polar semakin mudah diabsorpsi
3. Makanan
Paracetamol terganggu absorpsinya dengan adanya makanan dalam
lambung, maka dapat diberikan 1 jam setelah makan.
4. Obat lain
Karbon aktif dapat menyerap obat lain.
5. Cara pemberian
Per oral dan intra vena berbeda absorpsinya.
2.3 Faktor Fisiologi Biologi Yang Berpengaruh Pada absorpsi Gastro Intestinal
1. pH di lumen gastro intestinal
Keasaman cairan gastro intestinal yang berbea-beda di lambung (pH 1-2)
duodenum (pH 4-6)→ sifat-sifat dan kecepatan berbeda dalam absorpsi suatu
obat.
Menurut teori umum absorpsi : obat-obat golongan asam lemah organic lebih
baik di absorpsi di dalam lambung dari pada di intestinum karena fraksi non
11
ionic dari zatnya yang larut dalam lipid lebih besar dari pada kalau berada di
dalam usus yang pHnya lebih tinggi.
Absorpsi basa-basa lemah seperti antihistamin dan anti depressant lebih berarti
atau mudah di dalam usus halus karena lebih berada dalam bentuk non ionic
daripada bentuk ionik. Sebaliknya sifat asam cairan lambung bertendensi
melambatkan atau mencegah absorpsi obat bersifat basa lemah.
Penyakit dapat mempengaruhi pH cairan lambung.
Lemak-lemak dan asam-asam lemak telah diketahui menghambat sekresi
lambung
Obat-obat anti spasmodic seperti atropine, dan anti histamine H2 bloker seperti
cimetidin dan ranitidin→ pengurangan sekresi asam lambung
12
Permeabilitas membrane GI terhadap obat, dan
Perfusi atau kecepatan aliran darah didalam barrier GI membawa zat
terdifus ke hati
Aliran darah normal disini ± 900ml/menit
Secara umum absorpsi obat lebih disukai atau berhasil dalam kondisi
lambung kosong.
Misal :
Antibiotik penisilin
Penisilin oral bisa diformulasikan sebagai asam bebas yang bersifat
sukar larut, atau dalam bentuk garam yang mudah larut.
13
Tetapi bila diberikan dalam bentuk asam, maka penisilin bentuk
asam ini sukar larut dalam lambung dan absorpsinya jauh lebih lambat,
sebab partikel-partikel yng terbentuk adalah besar.
Antibiotik Tetrasiklin
Tetrasiklin mengikat ion-ion Ca dengan kuat, dan makanan yang
kaya kalsium (terutama susu) dapat mencegah absorpsi tetrasiklin
BAB III
PENUTUP
14
31. Kesimpulan
Suatu obat yang mempunyai kelarutan dalam air sangat kecil akan sulit sekali
untuk diformulasi sebagai suatu bentuk sediaan intravena, akan menjadi lebih mudah
jika diformulasi dalamsuatu bentuk sediaan intramuskular.
Profil pH-kelarutan merupakan suatu gambaran dari kelarutan obat pada
berbagai pH fisiologis - fisiologis. Informasi ini digunakan dalam rancangan formulasi
karena sifat pH lingkungan dari saluran cerna berbeda, dari bersifat asam (di dalam
lambung) sampai sedikit bersifat basa (dalam usus halus).
DAFTAR PUSTAKA
15
https://bayuapt.wordpress.com/2014/09/23/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
absorpsi-obat/
https://docplayer.info/30591227-Faktor-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-proses-
pelepasan-pelarutan-dan-absoprsi.html
16