Anda di halaman 1dari 12

Kelompok IX

Nama Anggota :
Arfi Kurniatri A
Dira Febiana Amir
Lusiana
Pengertian Swamedikasi

 Swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau


penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu (dasar hukum
PERMENKES No. 919/MENKES/PER/X/1993)
 Swamedikasi adalah pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan
atau menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang
dirasakan atau nyata
Apa Itu Alergi ???

Alergi atau dalam Bahasa medis sering disebut dengan istilah dengan istilah
hipersensitifitas tipe 1, disebabkan oleh kegagalan imunitas atau kekebalan
tubuh yang mengakibatkan tubuh menjadi sangat mudah bereaksi secara
imunologis terhadap bahan-bahan atau zat tertentu yang umumnya sangat kecil
(mikroskopis).
Alergi merupakan penyakit yang sering tak terdiagnosis. Bahan-bahan yang
menyebabkan alergi itu disebut alergen, yang sebenarnya tidak berbahaya bagi
orang dengan kondisi normal
Alergi Kulit

Alergi kulit atau eksem (dermatitis atopik) adalah alergi ruam pada kulit yang
umumnya tidak disebabkan oleh kontak kulit dengan alergen, namun lebih
dihubungkan dengan rhinitis atau asma.
Eksem adalah suatu bentuk gangguan kulit luar atau peradangan dari epidermis.
Istilah eksem secara luas diterapkan untuk berbagai kondisi gangguan kulit
persisten (terus-menerus), termasuk kulit kering dan ruam.
Gejala

1. Gatal-gatal
2. Kemerahan pada lapisan epidermis (kulit bagian luar)
3. Kulit kering
4. Ruam (rash) pada muka dan lipatan organ tubuh
5. Pembengkakan
6. Pengerasan kulit
7. Kulit mengelupas, melepuh, retak
Penyebab

1. Lingkungan yang tidak bersih


2. Paparan bakteri
3. Kotoran dari tungau
4. Genetik
5. Bahan kimia
Pencegahan

1. Gaya hidup yang sehat


2. Lingkungan yang bersih
3. Sirkulasi udara
4. Kelembapan relatife
5. Diet makanan
6. Mengkonsumsi vitamin D3
Pengobatan
A. Non farmakologi (tanpa obat)
1. Pendinginan kulit dengan air (mandi air dingin atau kain basah)
2. Udara dingin (AC)
3. Menggunakan kompres es
B. Farmakologi (dengan obat)
1. Setirizin : pengobatan simtomatik penyakit alergi (urtikaria, hay fever)
Efek samping : jarang sekali nyeri kepala, vertigo, mulut kering, keluhan
gastrointestinal.
Dosis : 5-10 mg, 12-24jam
lanjutan

Kontra indikasi :
a. Penyakit ginjal berat
b. Hipersensitifitas
c. Kehamilan, masa menyusui
d. Anak-anak dibawah umur 12
Farmakodinamik :
a. Antagonis 𝐻1 - Reseptor kompetitip dan selektif (etilen diamin)
b. Menghambat pembebasan mediator pada antigen-antibody
c. Efek menghambat migrasi eosinophil
d. Hambatan aktifasi trombosit yang di perantarai oleh IgE (anti inflamasi)
Farmakokinetik : setirizin di absorbs oral bereaksi cepat, hamper lengkap. Ikatan protein plasma
1
93% t 2 nya 8 samapai 11 jam dan eliminasi setirizin tak berubah di ginjal, hanya 10% feses

2. CTM
Efek samping :
Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, sembelity, anoreksia, nafsu makan
meninglatdan nyeri epigastrum.
Efek muskarinik seperti penglihatan kabur, susah buanag air kecil, dysuria, mulut kering, dan sesak
dada,
Efek sentral seperti hipotensi, , tinnitus, kelemahan otot, euphoria dan terkadang sakit kepala
Dosis : 4 mg tiap 4-6 jam
Kontraindikasi : bayi, anak di bawah 2 tahun, asma akut, porfiria
Obat antihistamin
1. Generasi pertama
diphenhydramine ( dosis dewasa 25 – 50 mg, masa kerja 4-6 jam)
dimenhidrat (dosis dewasa 50 mg, 4-6 jam)
chlorpheniramine (dosis dewasa 4-8 mg, 4-6 jam )
brompheniramine (dosis dewasa 4-8 mg, 4-6jam)
Promethazine (dosis dewasa 10-25 mg, 4-6 jam)
2. Generasi kedua
Cetirizin (5-10mg, 12-24 jam)

Anda mungkin juga menyukai