Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lusiana

Prodi : Farmasi S-1

Tugas : Manajemen Farmasi Rumah Sakit

1. Jelaskan Metode penerimaan dan penyimpanan di IFRS ?


Metode penerimaan obat pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit yakni dimana
barang datang langsung dilakukan penyimpanan pada hari tersebut juga. Petugas
melakukan pemeriksaan atas keadaan barang dan keabsahan faktur dengan obat
yang datang. penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin keseuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontak
atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Sistem penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi menggunakan gabungan
antara :
a. metode FIFO (First in First Out), yaitu obat-obatan yang baru masuk diletakkan
di belakang obat yang terdahulu
b. metode FEFO (first expired first out) dengan cara menempatkan obat-obatan
yang mempunyai ED (expired date) lebih lama diletakkan di belakang obat-
obatan yang mempunyai ED lebih pendek. Proses penyimpanannya
memprioritaskan metode FEFO, baru kemudian dilakukan metode FIFO.
Barang yang ED-nya paling dekat diletakkan di depan walaupun barang tersebut
datangnya belakangan.
c. Sistem penyimpanan dikelompokkan berdasarkan jenis dan macam sediaan,
yaitu:
1). Bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, sirup, drop, salep/krim, injeksi dan
infus).
2). Bahan baku.
3). Nutrisi.
4). Alat-alat kesehatan.
5). Gas medik.
6). Bahan mudah terbakar.
7). Bahan berbahaya.
8). Reagensia.
9). Film Rontgen.

2. Sebutkan metode distribusi PF di IFRS ?


Berdasarkan ada atau tidaknya satelit rumah sakit, system distribusi obat dibagi
menjadi 2 :
a. Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)
b. Sistem pelayanan terbagi (desentralisasi)

Berdasarkan distribusi obat bagi pasien rawat inap, digunakan empat system, yaitu
:

a. Sistem distribusi obat resep individual atau permintaan tetap


b. Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang
c. Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan persediaan lengkap di
ruang
d. Sistem distribusi obat dosis unit

Reference :

Baby Sheina., M.R. Umam., Solikhah., 2010, Penyimpanan Obat Di Gudang Instalasi
Farmasi RS PKU Muhammadiyah, Yogyakarta Unit I, Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

https://buletinfarmasi.blogspot.com/2011/11/perencanaan-pengadaan-dan-
distribusi.html
Nama : Lusiana

Prodi : Farmasi S-1

Tugas : Farmakoepidemiologi

3. Cari 1 kasus PV dan tentukan jenis pelaporan dan metode PV ?


a. Penarikan Obat Tetes Hidung Otrivin 0,1% Oleh PT. Novartis Indonesia
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) minta PT Novartis
Indonesia untuk menarik kembali obat tetes hidung Otrivin 0,1% dengan nomor
bets 10081062 dan kedaluarsa Juli 2013 dari peredaran, karena tidak memenuhi
syarat mutu dan keamanan. Obat tetes hidung Otrivin 0,1% dikategorikan sebagai
obat bebas terbatas, yang artinya bisa dibeli tanpa harus menggunakan resep
dokter. Obat ini berisi Xylometazoline HCL, dan diindikasikan untuk melegakan
hidung tersumbat pada anak-anak. Menurut siaran pers dari Badan POM, Kamis
5 April 2012 penarikan kembali obat tetes hidung itu dilakukan, setelah
menerima laporan dari produsennya, PT Novartis Indonesia.
Jenis pelaporan dari kasus ini yaitu pelaoran uji coba klinis dan metode
yang digunakan Surveilans aktif yaitu pelaporan dari pabrik obat sebagai bagian
dari post-marketing surveillance - monitoring kejadian yg berhubungan dengan
obat

4. Jelaskan secara singkat bagaimana melakukan deteksi dan assessment


terhadap adverse reaction dan adverse event yang terjadi ?
Insiden yang terjadi di ruangan melaporkan kepada atasannya/kepala ruang,
kemudian kepala ruang menulis kronologis kejadian secara singkat dibuku
permasalahan ruangan, dan dilanjutkan melaporkan kepada ke tim patient safety
untuk dilakukan identifikasi, kemudian tim patient safety melacak, dan melakukan
klarifikasi keruangan dan penilaian yang terjadi insiden kemudian membuat laporan
dengan menggunakan format insiden internal RS dan dilakukan pembahasan/audit
medik maupun keperawatan untuk mengetahui kronologis terjadinya insiden,
kemudian ada pembahasan dan tindak lanjut berupa pembuatan SOP.

Reference :

https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/16/beberapa-kasus-
pengembalian-obat/

Sri Suparti, Elsye Maria Rosa, Yuni Permatasari I., 2013, Action Research: Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien di IBS RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten,
Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai