Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FARMASI BAHARI

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Rumput Laut (Euchema sp) pada Berbagai
Tingkat Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus

Disusun oleh:

Aulia Nur Assyifa Putri

260110180110

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2019
Bab 1

Sumber Jurnal Penelitian


Judul Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Rumput Laut
(Euchema sp) pada Berbagai Tingkat Konsentrasi terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus
Jurnal Jurnal Medula
Volume, No., Halaman Volume 1 No. 2 Halaman 64-70
Tahun 2014
Penulis Indria Hafizah, Nur Illiyin Akib, Muhammad Fajrianto
Reviewer Aulia Nur Assyifa Putri/260110180110
Tanggal 19 November 2019

ABSTRAK

Rumput laut alga merah Eucheuma sp mengandung senyawa flavonoid yang memiliki
aktivitas sebagai antibakteri. Hal ini menandakan perbedaan ekstrak metanol rumput laut
(Eucheuma sp) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Penelitian ini dilakukan dengan desain post-test only (one-shot case study) dengan variabel
perlakuan ekstrak metanol rumput laut ini (Eucheuma sp) terhadap S. aureus dan E. coli. Hasil
analisis menunjukkan adanya penghambatan bakteri E. coli terdapat perbedaan diameter zona
bening yang berbeda-beda bermakna pada setiap konsentrasi, dengan nilai p = 0,000 (p <0,05) dan
pada penghambatan S. Aureus P = 0,073 (p> 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan dalam
diameter zona bening di berbagai tingkatan untuk setiap konsentrasi. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah perbedaan konsentrasi ekstrak berpengaruh terhadap penghambatan pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dan perbedaan konsentrasi ekstrak tidak berpengaruh terhadap hambatan
pertumbuhan Staphylococcus aureus.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis sehingga prevalensi penyakit infeksi bakteri masih
tetap tinggi. Penggunaan antibiotik secara intens di Indonesia menyebabkan kecendrungan
terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik yang ada. Oleh karena itu, riset penemuan dan
penelitian antibiotic baru dilakukan, terutama yang berasal dari alam. Salah satu biota laut yang
banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar obat yaitu alga laut. Alga laut dapat menghasilkan suatu
metabolit aktif yang disebut biogenic.

Dalam pengobatan tradisional, alga laut telah lama digunakan sebagai penurun demam,
eksim, batu empedu, gondok, gangguan ginjal, dan gangguan perut. Ekstrak alga merah Euchema
cottonii mampu menghambat pertumbuhan bakteri, baik bakteri gram positif maupun gram
negative. Bioaktivitas ekstrak alga ini cenderung bersifat bakteriostatik.

METODE PENELITIAN

Pada pengujian aktivitas antibakteri ini, sampel uji yang berisi tanaman alga merah
Eucheuma cottonii dibuat dalam bentuk simplisia. Simplisia tersebut kemudian melalui proses
ekstraksi dengan metode maserasi. Maserat kemudian diuapkan menggunakan rotavapor sehingga
diperoleh ekstrak kental. Kemudian selain preparasi larutan uji, dilakukan sterilisasi alat dalam
autoklaf selama 15 menit pada suhu 121C tekanan 1 atm; pengenceran ekstrak; persiapan kultur
bakteri; pembuatan suspensi bakteri; media Nutrient Agar; dan media Nutrient Broth. Media
Nutrient Agar (NA) berfungsi sebagai tempat peremajaan bakteri. Sementara media untuk suspensi
bakteri digunakan media Nutrient Broth (NB). Pertumbuhan bakteri ditandai dengan adanya
kekeruhan pada media tersebut. Bakteri uji yang digunakan yaitu S. aureus dan E. coli.

Sebelum prosedur pengujian aktivitas dilakukan peremajaan bakteri dan penanaman


lapisan pembenihan. Kemudian, 15 mL media agar dituang ke dalam cawan petri steril. Suspensi
bakteri diambil sebanyak 10 L dan dituang ke dalam cawan petri steril lalu dihomogenkan. Lalu,
masing-masing hasil pengenceran ekstrak (5%, 25%, 50%, 75%, dan non-ekstraksi) sebanyak 10
L diteteskan pada kertas cakram steril & dibiarkan beberapa saat. Kertas cakram yang sudah
kering diletakkan secara teratur pada medium yang mengandung bakteri uji dan diberi label.
Cawan petri tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C.

Dari hasil inkubasi, kemampuan atau daya hambat dari ekstrak dapat ditentukan dengan
menghitung diameter zona hambat (berbentuk zona bening yang berada di sekeliling kertas
cakram). Diameter zona hambat dihitung dengan mengurangi diameter zona bening dengan
diameter kertas cakram.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pengujian aktivitas antibakteri, hasil uji daya hambat ekstrak Euchema sp terhadap
bakteri uji menunjukkan adanya respon hambatan pertumbuhan terhadap bakteri E. coli, respon
yang didapat yaitu terdapat perbedaan diameter zona bening di berbagai tingkat pengenceran
ekstrak. Dimana rerata tertinggi terdapat pada konsentrasi 75% yaitu sebesar 15 mm.

Sementara hasil uji daya hambat ekstrak Euchema sp terhadap bakteri uji S. aureus
menunjukkan pula adanya respon hambatan pertumbuhan bakteri uji, namun pada bakteri ini tidak
terdapat perbedaan diameter zona bening yang terbentuk terhadap macam-macam tingkat
pengenceran.

Ekstrak kasar alga merah jenis Eucheuma sp ini mengandung metabolit sekunder golongan
flavonoid yang berperan sebagai antibakteri. Ekstrak ini bersifat bakteriostatik. Hal tersebut
dikarenakan bahwa studi literatur menyebutkan bahwa suatu antimikroba dapat dikatakan
bakteriostatik apabila senyawa antimikroba tersebut hanya mampu menghambat pertumbuhan
bakteri dan jika pemberian senyawa terus dilakukan lalu dihentikan atau habis, maka pertumbuhan
dari bakteri tersebut akan kembali meningkat yang ditandai dengan berkurangnya diameter zona
hambat. Mekanisme kerja dari senyawa flavonoid yaitu mendenaturasi protein sel bakteri dan
merusak membrane sel tanpa dapat diperbaiki lagi

Hasil pengukuran diameter zona hambat yang diolah menggunakan program computer

Rerata hasil uji daya hambat sampel terhadap bakteri Staphylococcus aureus setelah dibiakan di
nutrient agar dan kemudian diberi perlakuan terhadap masing- masing konsentrasi dapat dilihat
pada tabel 4. Nilai rerata diameter zona bening S. aureus tertinggi terdapat pada konsentrasi 75%
yaitu 12,83 mm, diikuti dengan konsentrasi 5% yaitu 12,33% mm, selanjutnya konsentrasi 25%
dengan rerata 12,25 mm, konsentrasi 50% 11,83 mm dan non ekstraksi dengan rerata 10,91 mm.
Nampak perbedaan diameter zona bening pada berbagai kadar tiap konsentrasi. Adapun nilai
rerata diameter zona bening E. coli tertinggi terdapat pada konsentrasi 75% yaitu 15,00 mm,
diikuti dengan konsentrasi 50% yaitu 10,58 mm, selanjutnya konsentrasi 25% dengan rerata 4,16
mm, konsentrasi 5% 2,58 mm dan non ekstraksi dengan rerata 0,00 mm.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian uji aktivitas antibakteri pada tanaman alga merah
Euchema sp dapat disimpulkan bahwa Euchema sp mengandung senyawa flavonoid yang memiliki
aktivitas antibakteri pada bakteri uji E. coli dan S. aureus. Perbedaan konsentrasi ekstrak
berpengaruh terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri E. coli tetapi tak berpengaruh terhadap
daya hambat pertumbuhan bakteri S. aureus.
DAFTAR PUSTAKA

Hafizah, I., Akib, N.I., Fajrianto, M. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Rumput
Laut (Euchema sp) pada Berbagai Tingkat Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal Medula. 1 (2) : 64 – 70.

Tersedia secara online di http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/view/194/135

Anda mungkin juga menyukai