PROPOSAL
OLEH
DESIANA RANTE
NIM 2014 0511 0640 05
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Eva Susanty Simaremare, S.Si., M.Si Elsye Gunawan, S.Farm., M.Sc., Apt
ii
MOTTO
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
2.2 Simplisia........................................................................................................ 7
3.2.2 Bahan............................................................................................... 10
iv
3.3 Prosedur Kerja ....................................................................................... 11
3.3.6 Pengujian Ekstrak Daun Mayana Pada Sampel Uji Darah ............. 13
v
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia kaya akan tanaman obat yang telah digunakan oleh masyarakat
selama berabad-abad, salah satunya adalah tanaman mayana (Coleus
atropurpureus L. Benth). Tanaman Mayana merupakan sebuah tanaman yang
memiliki varietas yang sangat banyak. Perbedaan varietas tersebut dapat dilihat
dari perbedaan warna daun yang sangat beragam. Nama tanaman ini dibeberapa
daerah berbeda-beda, seperti miana, Jawer kotok, Iler. Corak, bentuk dan warna
mayana beranekaragam (Dalimartha, 2008).
1
Bagian dari tanaman miana yang biasa dimanfaatkan sebagai obat adalah
daunnya. Hanya miana dengan daun berwarna merah kecoklatan atau kehitaman
dengan tepian bergerigi yang dapat dimanfaatkan sebagai obat (Rahmawati et al.
2008). Daun miana mengandung minyak atsiri, fenol, tanin, lemak, dan fitosterol
(Winarto 2007). Selain itu, daun miana mengandung alkaloid, flavonoid, dan
polifenol yang bersifat antibakteri (Sundari & Winarno 1996).
2
Antikoagulan adalah zat yang digunakan untuk mencegah terjadinya
pembekuan darah (Gandasoebrata, 1992). Antikoagulan digunakan untuk
mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat fungsi beberapa faktor
pembekuan darah yaitu dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat
pembentukan thrombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi
fibrin dalam proses pembekuan (Rosmiati dan Gan, 1995).
3
1.4 Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat digunakan sebagai dasar teori dalam penelitian selanjutnya sebagai
manfaat dari daun mayana.
2. Dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan tanaman daun mayana
sebagai antikoagulan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Class : Dicotylendonae
Ordo : Solanales
Family : Lamiaceae
Genus : Coleus
Spesies : Coleus atropurpureus L. Benth.
5
Tanaman mayana memiliki banyak sinonim, yaitu dengan nama :
Coleus blumei, Coleus atropurpureus L Benth, C. ingrates, Benth, C.
laciniatus, Benth, C. hybridus, Hort, Plectranthus scutellariodes, (Linn),
Solenostemon scutellariodes Codd (Wasiah, 2014).
6
2.2 Simplisia
Dalam buku “Materi Medika Indonesia” ditetapkan definisi bahwa simplisia
adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan (Depkes RI, 2000).
Simplisia dapat berupa simplisia nabati, hewani, dan pelican atau mineral.
Simplisia nabati dapat berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman (akar, batang,
daun, dan sebagainya), atau eksudat tanaman, yaitu isi sel yang secara spontan
dikeluarkan dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari sel atau zat-
zat lain dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman. Simplisia hewani, yaitu
simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat berguna yang
dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Sementara itu, simplisia
pelican atau mineral yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral
belum diolah atau telah diolah secara sederhana, akan tetapi belum/bukan berupa
zat kimia murni (Agoes, 2009).
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Proses
ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi cara dingin dan ekstraksi cara panas
(Depkes RI, 2000).
7
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperature
ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara,
tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus-menerus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
3. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-50⁰C.
4. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-
98⁰C.) selama waktu tertentu (15-20 menit).
5. Dekok
Dekok adalah infuse pada waktu yang lebih lama ( ≥ 30⁰C ) dan
temperatur sampai titik didih air.
8
2.4 Antikoagulan
Sanjaya dan Alkatiri (2006), menyatakan bahwa proses koagulasi yang
terjadi pada pembuluh darah dapat pula menyebabkan banyak resiko berbagai
penyakit pada manusia. Proses koagulasi dapat terbentuk melalui pembentukan
trombosit dan bekuan fibrin pada tempat cedera sehingga terbentuk pengendalian
pendarahan (Kosasih 1983). Proses koagulasi di dalam tubuh dapat diimbangi
melalui proses antikoagulasi.
9
BAB III METODE PENELITIAN
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk proses ekstraksi sampel secara
maserasi yaitu : daun mayana, ± 250 gr, kertas saring, pelarut etanol 96%
sebanyak 1,5 L, alumunium foil, akuadest.
10
3.3 Prosedur Kerja
3..3.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel daun mayana pada penelitian ini diambil di
Kelurahan Koya Barat, Kecamatan Muara Tami, Kabupaten Jayapura, Provinsi
Papua. Pengambilan sampel diambil dengan cara dipetik daunnya.
11
3.3.3 Ekstraksi
Ekstraksi sampel dilakukan dengan menggunakan metode
pengekstraksian terhadap bahan alam, yaitu ekstraksi secara maserasi (Posangi
2003). Sampel yang sudah halus ditimbang sebanyak 100 gram dan kemudian
direndam dengan etanol sebanyak 500 ml. Sampel yang sudah direndam dengan
etanol disimpan selama 3 hari dan sesekali diaduk. Selama 3 hari perendaman,
sampel yang diperoleh berupa homogenat dan debris yang dihasilkan lalu
direndam lagi selama 3 hari dengan etanol sedangkan filtratnya disimpan.
Perendaman yang kedua ini perlakuannya sama dengan yang pertama. Hasil dari
perendaman pertama dan kedua kemudian disatukan dan disaring dengan
menggunakan kertas saring. Supernetan yang dihasilkan dievaporasi
menggunakan Rotary Vaccum Evaporator untuk menguapkan etanol.
12
3.3.5 Penyiapan Sampel Untuk Pengujian
Eksrak etanol daun mayana (Coleus atropurpureus L. Benth) yang
diperoleh sebelum diujikan pada sampel darah, terlebih dahulu dilakukan titrasi.
Kegiatan ini merupakan bagian penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk
mengetahui kisaran konsentrasi minimum ekstrak yang akan digunakan ke dalam
1 ml darah. Tirasi dilakukan dengan cara menaikkan volume ekstrak pada 1 ml
darah, mulai dari 10 µl, 20 µl, 30 µl, 40 µl, 50 µl, 60 µl, 70 µl, 80 µl, 90 µl, 100
µl, 110 µl, dan 120 µl. Titrasi dihentikan apabila darah sudah tidak membeku.
Sehingga volume ekstrak yang diperoleh tersebut, yang akan digunakan dalam
melakukan pengujian ekstrak pada sampel uji darah.
13
Pada tabung reaksi nomor 3, dimasukkan ekstrak daun mayana dan
EDTA sebanyak 1 ml, lalu dimasukkan sampel darah sebanyak 1 ml kemudian
dicampur dengan vortex, pada saat yang bersamaan waktu dihitung dengan
menggunakan stopwatch.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyanti, Y., Darwis, D., & Santoni, A. 2013. Ekstraksi Dan Uji Antioksidan
Senyawa Antosianin Dari Daun Miana (Coleus scutellarioides L (Benth).) Serta
Aplikasi Pada Minuman. Jurnal Kimia Unand, Vol. 2 No. 2. 44-50.
15
Kosasih, E.N. 1983. Kelainan Hemostatis KOngenital. Capita Selecta Hematologi
Klinik. Alumni, Bandung.
Ridwan, Y., & Ayunita, Y. Q. 2007. Fitokimia dan aktivitas antelmintika terhadap
cacing pita ayam dari beberapa varietas miana (Coleus blumei benth) secara in
vitro. Jurnal Protein, 14, 17-20.
Sundari D & Winarno MW. 1996. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat diare di
Indonesia. Cermin dunia kedokteran 109: 25-32
16
Wasiah A. 2014. Uji Efikasi Ekstrak Daun ILER (Coleus scutellarioides Linn.
Benth) Sebagai Plant-Based Repellent Terhadap Aedes aegypti. (skripsi) Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Jakarta
Winarto WP. 2007. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobatan Herba. Ed ke-1.
Jakarta: Karyasari Herba Media.
17