Anda di halaman 1dari 17

1

A. JUDUL
Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Kaca Piring
(Gardenia augusta Merr.) dan Uji Aktivitas Antidiabetesnya dengan Metode α-
glukosidase.

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dengan memiliki lebih 30.000
jenis tumbuh-tumbuhan, sekitar 1.000 jenis telah diketahui memiliki khasiat
sebagai obat, dan hanya sekitar 300 jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan
sebagai bahan baku pada industri obat tradisional. Penggunaan tumbuhan obat
dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern karena efek sampingnya
yang relatif rendah (Sari, 2006). Potensi yang sangat besar ini perlu
dikembangkan dengan melakukan penelitian pada setiap tumbuhan obat terhadap
penyakit tertentu untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah kaca piring (Gardenia
augusta, Merr). Kaca piring adalah tanaman hias dari suku Rubiaceae yang
banyak dipelihara orang karena memiliki aroma bunga yang harum. Tanaman ini
mudah tumbuh di sembarang tempat, baik di daerah dingin maupun panas.
Tanaman kaca piring sering dijumpai di halaman rumah, halaman kantor, taman
rekreasi, atau di pinggir-pinggir jalan sebagai tanaman hias.
Menurut Thomas (1992), daun kaca piring (G. augusta, Merr) berkhasiat
untuk pengobatan diabetes melitus, sariawan, susah buang air besar, dan demam.
Penggunaan daun kaca piring sebagai obat antidiabetes yaitu dengan cara direbus
sampai mendidih kemudian diminum sekaligus dan diulangi rutin setiap hari.
Beberapa tanaman dilaporkan berguna dalam pengobatan diabetes mellitus dan
telah dilakukan uji aktivitas hipoglikemia antara lain pare (Momordica charantia),
bawang merah (Allium cepa), sambiloto (Andrographis paniculata), buah
mengkudu (Morinda citrifolia L.), dan daun salam (Eugenia polyantha)
(Studiawan dan Mulya, 2004). Widowati dan Dzulkarnaen (1997) menyatakan
bahwa beberapa jenis tumbuhan yang mempunyai khasiat sebagai antidiabetes
mengandung senyawa triterpenoid, flavonoid, serta alkaloid. Penelitian secara
2

ilmiah untuk mengetahui senyawa bioaktif dan potensi tanaman


kaca piring sebagai antidiabetes belum banyak dilakukan.
Penderita diabetes mellitus dewasa ini cenderung mengalami peningkatan
baik di negara berkembang maupun maju yang disebabkan oleh perubahan gaya
hidup masyarakat, keterbatasan waktu untuk berolahraga, dan obesitas.
Masalahnya, lebih dari 50% penderita tidak menyadari bahwa ia
mengidap penyakit tersebut dan tidak berobat ke dokter
sehingga dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik yang
dapat berakibat fatal (Dalimartha, 1999).
Diabetes mellitus atau penyakit gula merupakan suatu gangguan metabolik
yang ditandai oleh hiperglikemia yang berkaitan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat (Hasmono, et. al., 2005). Hal ini disebabkan oleh
pankreas sebagai produsen insulin tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup besar daripada yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga pembakaran dan
penggunaan karbohidrat tidak sempurna (Studiawan dan Mulya, 2004).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit
sekunder dari daun kaca piring yang mempunyai aktivitas antidiabetes tinggi
terhadap enzim α-glukosidase. Enzim α-glukosidase merupakan enzim yang
berperan dalam pembentukan glukosa di dalam usus halus manusia. Enzim ini
mengkatalisis hidrolisis terminal residu glukosa non pereduksi yang berikatan α-
1,4 pada berbagai substrat, menghasilkan α-D-glukosa (Fogarty, 1983 dalam
Historya, 2004). Fraksi yang mempunyai aktivitas tinggi terhadap enzim α-
glukosidase diidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekundernya dengan uji
fitokimia dan analisis spektroskopi UV-Visible dan infra merah (IR).

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah ekstrak daun kaca piring memiliki aktivitas antidiabetes dengan
metode α-glukosidase ?
2. Fraksi dari pelarut apa yang memiliki aktivitas antidiabetes tertinggi
dengan metode α-glukosidase pada ekstrak daun kaca piring ?
3

3. Senyawa metabolit sekunder apa yang terdapat dalam fraksi ekstrak daun
kaca piring yang memiliki aktivitas antidiabetes tertinggi dengan metode
α-glukosidase?

D. TUJUAN
Penulisan Karya Tulis Mahasiswa ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak daun kaca
piring dengan metode α-glukosidase.
2. Mengetahui fraksi ekstrak daun kaca piring yang
memiliki aktivitas antidiabetes tertinggi dengan metode α-glukosidase.
3. Mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang
terdapat dalam fraksi ekstrak daun kaca piring yang memiliki aktivitas
antidiabetes tertinggi dengan metode α-glukosidase.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Target luaran yang ingin dicapai dari program kegiatan PKM ini adalah
hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berupa artikel
ilmiah mengenai kandungan senyawa metabolit sekunder dalam daun kaca piring
yang mempunyai aktivitas antidiabetes serta untuk memperkaya pengetahuan
mengenai tanaman obat yang ada di Indonesia.

F. KEGUNAAN
1. Mengembangkan minat Mahasiswa peserta PKMP agar kritis dalam melihat
permasalahan-permasalahan yang lagi hangat di masyarakat berkaitan
dengan bidang keahliannya.
2. Mengetahui kandungan senyawa senyawa aktif dari daun kaca piring
sebagai antidiabetes untuk memperkaya pengetahuan mengenai tanaman
obat yang ada di Indonesia.
4

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. DAUN KACA PIRING


Kaca piring adalah salah satu spesies tanaman perdu yang berumur tahunan
dengan bunga berwarna putih dan sangat harum. Tanaman ini banyak dipelihara
orang sebagai tanaman hias karena bunganya yang indah seperti bunga mawar.
Ciri khas tanaman kaca piring yaitu berdaun kecil, berbentuk oval, tebal, dan
permukaan atasnya mengkilap; serta mempunyai banyak batang dan cabang. Kaca
piring mudah tumbuh di sembarang tempat terbuka dan terkena sinar matahari
langsung, baik di daerah panas maupun dingin.
Menurut Thomas (1992), daun kaca piring (G. agusta, Merr) berkhasiat
untuk pengobatan diabetes mellitus, sariawan, susah buang air besar, dan demam.
Tanaman kaca piring (G. agusta, Merr) mengandung berbagai senyawa kimia.
Buahnya mengandung minyak atsiri, gardenin, gardenosid, geniposid, gardoside,
scandoside metil ester, glikosid, nonacosane, krosetin, krosin, klorogenin, tannin,
dan dekstrose. Bagian daunnya mengandung steroid, triterpenoid, saponin,
flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri (Munna, 2006). Gambar 1. berikut adalah
tanaman kaca piring beserta taksonominya (Tjitrosoepomo, 1993) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Sub class : Sympetalae
Ordo : Rubiaceae
Genus : Gardenia
Spesies : Gardenia augusta, Merr Gambar 1. Daun Kaca Piring

2. DIABETES MELITUS
Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemia. Glukosa darah apabila melebihi kadar normal, akan
mengakibatkan ginjal tidak lagi mampu mengabsorpsi gula dari filtrat darah,
5

sehingga gula tumpah melalui urin. Penderita diabetes mellitus mempunyai resiko
untuk menderita komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu
retinopati, gagal ginjal, aterosklerosis, gangren, dan penyakit arteria koronaria
(Widijanti dan Bernard, 2007).
Menurut Widijanti dan Bernard (2007), secara garis besar diabetes
dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :
a. Diabetes mellitus tipe 1
DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel beta pankreas (reaksi
autoimun). Gejala DM mulai muncul apabila kerusakan sel beta telah mencapai
80-90%. Hormon insulin dihasilkan oleh sel-sel beta pulau-pulau Langerhans di
dalam kelenjar pankreas. Kekurangan hormon ini menyebabkan glukosa tidak
dapat diubah menjadi glikogen, akibatnya terjadi kelebihan kadar glukosa dalam
darah (Katzung, 1995).
b. Diabetes mellitus tipe 2
DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada diabetes ini terjadi
penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer dan disfungsi sel beta,
sehingga pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk
mengkompensasi insulin resistance. Diabetes tipe 2 ini biasanya disebabkan oleh
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, bertambahnya usia (Suyono et.
al., 1999 dalam Pamungkas, 2008).

3. EKSTRAKSI
Senyawa bioaktif dapat diisolasi dari suatu jaringan tumbuhan dengan
ekstraksi. Ekstraksi dan isolasi adalah proses pemisahan yang dilakukan secara
fisika atau kimia. Secara umum, proses ekstraksi terjadi karena adanya pelepasan
senyawa dari serbuk simplisia secara difusi. Prinsip dasar dari ekstraksi yaitu
adanya distribusi zat terlarut di antara dua pelarut yang tak saling bercampur.
Peristiwa ini melibatkan perpindahan zat terlarut dari dua pelarut tidak saling
campur dan dikenal dengan ekstraksi cair-cair. Zat terlarut yang diekstraksi
umumnya tidak larut atau sedikit larut dalam suatu pelarut, tapi mudah larut
6

dalam pelarut yang lain. Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi cair
merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Menurut Soedjadi
(1988), proses ekstraksi terjadi karena adanya pelepasan senyawa dari serbuk
simplisia secara difusi. Prinsip dasar dari ekstraksi yaitu adanya distribusi zat
terlarut di antara dua pelarut yang tak saling bercampur.

4. UJI ANTI DIABETES METODE α-


Glukosidase
Metode in-vitro ini didasarkan pada aktivitas suatu senyawa dalam
menghambat kerja enzim α-glukosidase yang berperan dalam pembentukan
glukosa di dalam usus halus manusia. Enzim α-glukosidase mempunyai nama
kimia α-D-glikosida glukohidrolase merupakan enzim yang berperan dalam
pembentukan glukosa di dalam usus halus manusia dengan mengubah karbohidrat
menjadi glukosa. Enzim ini merupakan katalis pada langkah akhir pemecahan
karbohidrat (Sou, et. al., 2000 dalam Historya, 2004). Uji aktivitas antidiabetes
didasarkan pada reaksi antara enzim α-glukosidase yang memecah substrat p-
nitrofenil-α-D-glukopiranosida menjadi p-nitrofenol dan glukosa (Gambar 2).
Aktivitas enzim α-glukosidase diukur absorbansinya pada panjang gelombang 400
nm berdasarkan serapan p-nitrofenol yang berwarna kuning dan apabila sampel
mengandung senyawa antidiabetes maka akan menghambat aktivitas enzim α-
glukosidase sehingga p-nitrofenol yang dihasilkan akan berkurang. Inhibitor α-
glukosidase menghambat kerja enzim-enzim pencernaan yang mencerna
karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah, contoh
obatnya adalah acarbose dan miglitol (Depkes, 2005). Penghambatan aktivitas
enzim α-glukosidase selain menggunakan acarbose juga dapat dilakukan dengan
menggunakan tumbuhan obat (senyawa tertentu dalam tumbuhan tertentu).
Adapun reaksi penguraian p- nitrofenil-α-glukopiranosida oleh enzim α-
glukosidase dapat dilihat pada Gambar 2.

O– OH O OH

N+
HO
α- glukosidase
OH
+
N
HO
OH
O O

OH OH
O HO O
O
OH

p- nitrofenil-D-glukopiranosida
7

p-nitrofenol (kuning) α-D-glukosa


Gambar 2.Mekanisme reaksi penguraian substrat p-nitrofenil α-D-glukopiranosida
H. METODE PELAKSANAAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan
Laboratorium Organik Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Jenderal Soedirman selama 5 bulan.

2. Bahan dan Alat


2.1 Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah daun
kaca piring, aquades, n-heksana, etil asetat, metanol, Na2HPO4, NaH2PO4, p-
nitrofenil-α-D-glukopiranosida merk sigma, enzim α-glukosidase merk sigma,
Na2CO3, larutan DMSO (dimetil sulfoksida), pereaksi semprot H2SO4 10%,
HCl 0,1 N, FeCl3 1% (dalam etanol), NaOH 10%, dan etanol 95%, pereaksi
Dragendorff, pereaksi Maeyer, eter, asetat anhidrida, H2SO4 pekat, serbuk Mg,
dan HCl pekat.
2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas,
eppendorf, micropipette, oven, penangas air, corong pemisah, kertas saring,
neraca analitik, rotary evaporator, mortar, penyemprot, alumunium foil,
inkubator, spektrofotometer UV-vis Hitachi U-200, spektrofotometer
inframerah Shimadzu.

3. Prosedur Penelitian
3.1 Ekstraksi
Sampel daun kaca piring segar yang telah dibersihkan dari kotoran
yang menempel, dikeringkan di tempat terbuka kemudian dihaluskan. Serbuk
kering daun kaca piring yang diperoleh dimaserasi dengan metanol selama 24
jam. Perlakuan tersebut diulang sebanyak 4 kali, ekstrak metanol selanjutnya
dipekatkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak pekat metanol (F-I) dan
ditimbang untuk menentukan rendemennya. Sebagian ekstrak pekat metanol
dipartisi dengan ekstraksi cair-cair menggunakan n-heksana dihasilkan fraksi
8

n-heksana (F-II) dan residu. Residu kemudian dipartisi lagi dengan etil asetat
dan dihasilkan fraksi etil asetat (F-III) dan fraksi residu (F-IV).
3.2 Uji Antidiabetes dengan Metode α- glukosidase (Kim,et.al., 2004)
a. Larutan Uji
- Preparasi sampel dengan penambahan enzim (A)
Masing-masing fraksi daun kaca piring dilarutkan dalam DMSO
(Dimetil Sulfoksida) dan dibuat variasi konsentrasi 5000 ppm, 10000 ppm,
15000 ppm, dan 20000 ppm. Sampel sebanyak 10 µL dimasukkan ke dalam
tabung dan ditambahkan 990 µL buffer fosfat pH 7, 500 µL PNP- α-
glukopiranosida. Larutan setelah homogen dipreinkubasi selama 5 menit pada
suhu 37oC, kemudian ditambahkan 500 µL enzim α-glukosidase dan inkubasi
dilanjutkan selama 15 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 2 mL
Na2CO3 0,2 M. Jumlah p-nitrofenol yang dilepaskan diukur pada panjang
gelombang 400 nm.
- Preparasi sampel non enzim (B)
Masing-masing fraksi daun kaca piring dilarutkan dalam DMSO dan
dibuat variasi konsentrasi 5000 ppm, 10000 ppm, 15000 ppm, dan 20000 ppm.
Sampel sebanyak 10 µL dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan 990
µL buffer fosfat pH 7, 500 µL PNP- α-glukopiranosida. Larutan setelah
homogen dipreinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC, kemudian
ditambahkan 500 µL buffer fosfat pH 7 dan inkubasi dilanjutkan selama 15
menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 2 mL Na2CO3 0,2 M. Jumlah p-
nitrofenol yang dilepaskan diukur pada panjang gelombang 400 nm.
b. Larutan blanko
Larutan ini dibuat sama seperti larutan uji, tetapi tanpa penambahan
ekstrak daun kaca piring yang akan diuji, dibuat dengan penambahan larutan
enzim dan tanpa penambahan larutan enzim.
c. Aktivitas penghambatan
Persentase penghambatan dihitung dengan persamaan :
C −S
×100 %
Inhibition = C Ket. C = Absorbansi blanko; S = Absorbansi sampel
9

3.3 Uji Fitokimia (Ardian, 2002)


a. Uji Alkaloid
Sampel ekstrak dilarutkan dalam 2 mL asam klorida 2% (b/v),
dipanaskan 5 menit dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah 2-3 tetes
pereaksi Maeyer dan Dragendorff. Adanya senyawa alkaloid ditunjukkan
dengan terbentuknya endapan putih dengan pereaksi Maeyer dan endapan
jingga dengan pereaksi Dragendorff.
b. Uji Triterpenoid dan Steroid (Uji Lieberman Burchard)
Sampel ekstrak dilarutkan dalam 5 mL eter dan diuapkan, residu yang
diperoleh ditambah 2 tetes asetat anhidrida, lalu perlahan-lahan ditambah
asam sulfat pekat. Uji positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu untuk
triterpenoid dan hijau atau biru untuk steroid.
c. Uji Flavonoid (Uji Shinoda)
Sampel ekstrak dilarutkan dalam 2 mL metanol, ditambah dengan
serbuk Mg dan 4-5 tetes asam klorida pekat. Terbentuknya warna merah atau
jingga menunjukkan adanya senyawa aglikon flavonoid.
d. Uji Saponin
Sampel ekstrak dilarutkan dalam akuades pada tabung reaksi, dikocok
selama 15 menit. Jika terbentuk busa mantap setinggi 1 cm dan tetap stabil
selama 15 menit menunjukkan adanya senyawa saponin.
e. Uji Tanin
Sampel ekstrak dilarutkan dalam 10 mL akuades, dipanaskan 5 menit
dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah dengan FeCl3 1% (b/v), jika
terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa
tanin.

3.4 Identifikasi Senyawa Bioaktif


Fraksi aktif yang diperoleh diidentifikasi kandungan senyawa
bioaktifnya dengan metode spektrofotometri UV-vis untuk mengetahui
serapan panjang gelombang maksimum dari gugus kromofor isolat pada
panjang gelombang 200-400 nm (Firmansyah, 2007) dan spektrometri Infra
Merah (IR).
10

I. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5
1 Persiapan
a. Pencarian bahan
b. Persiapan alat
2 Analisis Pendahuluan
3 Penelitian Laboratorium
4 Analisis Data dan Pembuatan
Laporan

J. RANCANGAN BIAYA
Jumlah Harga Satuan Harga Satuan
No Spesifikasi
Satuan (Rp. ….,00) (Rp. ….,00)
1. Bahan Habis Pakai
a. Daun Kaca piring 50.000 50.000
b. n-heksana 5 Liter 25.000 125.000
c. Etil Asetat 5 Liter 27.500 137.500
d. Metanol 5 Liter 15.000 75.000
e. Asam Sulfat Pekat 5 ml 7.500 37.500
f.Akuades 10 Liter 2.000 20.000
g.Na2HPO4 20 Gram 1.000 20.000
h.NaH2PO4 20 Gram 1.000 20.000
i.Na2CO3 25 Gram 4.000 100.000
j.DMSO 50 ml 5.000 250.000
k.FeCl3 5 Gram 2.500 12.500
l. Pereaksi Dragendorf 5 ml 12.500 62.500
m. Pereaksi Maeyer 5 ml 10.000 50.000
n. Eter 10 ml 2.000 20.000
o. Asetat anhidrida 5 ml 2.500 12.500
p. Asam Klorida pekat 10 ml 2.800 28.000
q. Serbuk Mg 5 Gram 5.000 25.000
r. Enzim α-glukosidase 1.500.000
G0660-750 un
s. PNP-alfa-D- 1 Gram 1.941.000
glukopiranosida oxoid
t. Bouvin Serum 1 Gram 150.000 150.000
Albumin
Jumlah 4.636.500
2. Peralatan Penunjang PKM
a. Sewa lab. dan alat-alat 2 lab 100.000 200.000
lab.
b. Kertas saring whatman 4 lembar 25.000 100.000
c. Label 3 bungkus 2.000 6.000
11

d. Tissue 10 roll 2.000 20.000


e. Pisau 1 buah 7.500 7.500
f. Aluminium Foil 1 roll 15.000 15.000
g. Jerigen 5L 1 buah 20.000 20.000
h. Ayakan 2 buah 10.000 20.000
i. Wrapping 2 roll 17.500 35.000
j. Buku 2 buah 12.500 25.000
k. Sabun Cuci 1 bungkus 10.000 10.000
l. penggilingan sampel 20.000 20.000
m. Biaya rotavapor 2 hari 17.500 35.000
n. Analisis UV-vis 1 sampel 50.000 50.000
o. Analisis FT-IR 1 sampel 100.000 100.000
Jumlah 663.500
3. Perjalanan
Perjalanan 3 orang 250.000 750.000
Jumlah 750.000
4. Lain-Lain
a. Draft Laporan 3 buah 25.000 75.000
kemajuan
b. Draft Proposal 5 buah 30.000 150.000
a. Draft laporan akhir 5 buah 35.000 175.000
d. Dokumentasi 1 roll 100.000 100.000
e. Koreksi dan Poster 250.000
f. Literatur 200.000
Jumlah 950.000
Jumlah Total Biaya 7.000.000

K. DAFTAR PUSTAKA
Ardian, M. 2002. Identifikasi Ekstrak Cacing Tanah Lumbricus rubellus dan
Pleretima aspergillum yang memiliki Efek Antipiretik Pada Tikus Putih.
Skripsi S1. Fakultas MIPA IPB, Bogor (tidak dipublikasikan).

Dalimartha, S. 1999. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan


Diabetes Mellitus. Cetakan ke-4. Penebar Swadaya. Jakarta.

Depkes, 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat


Bina Farmasi dan Klinik. Jakarta.

Firmansyah, T. 2007. Isolasi Senyawa Kimia Antidiabetes dari Ekstrak Daun


Benalu Nangka (Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh. Skripsi.
Jurusan Kimia Fakultas Sainstek UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (Tidak
dipublikasikan).

Hasmono, D., A.N.Arijanto, dan J. Khotib. 2005. Peran Protein Tirosin Fosfatase
pada Penurunan Glukosa Darah Mencit (Mus musculus) yang Menderita
12

Diabetes Melitus Tipe 2. Majalah Farmasi Airlangga, Vol. 5 No. 2,


Agustus 2005. Hal :35-38.

Historya, D. 2004. Perbandingan Daya Inhibisi terhadap Enzim α-glukosidase dan


Aktivitas Anti Bakteri antara Ekstrak Ramuan dan Ekstrak Tunggal
Penyusun Formula Obat Antidiabetes Alami. Skripsi. FMIPA IPB, Bogor
(Tidak Dipublikasikan).

Katzung, B.G. 1995. Farmakologi Dasar dan Klinik. Diterjemahkan oleh Agoes,
A. et al. Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI, Edisi VI 673-678.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Kim, Y. M., Y. K. Jeon and M. H Wang. 2005. Inhibitory effect of pine extract on
α-glukosidase activity and postprandial hyperglycemia. Elsevier, nutrition
21, p 756-761.

Munna. 2006. Telaah Fitokimia Daun Kaca Piring (Gardenia jasminoides Ellis).
Skripsi. Sekolah Farmasi ITB. (on line). http://bahan-alam.fa.itb.ac.id.
Diakses tanggal 3 November 2008.

Pamungkas, T. W. 2008. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Antidiabetes Secara


In Vitro dari Fraksi Butanol Daun Sukun (Artocarpus altilis). Skripsi.
Universitas Jenderal Soedirman.

Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan


Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian III (1):1-7.

Studiawan, H dan M.H.Sentosa. 2004. Uji Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa


Daerah Ekstrak Daun Eugenia Polyantha pada Mencit dengan Metode
Aloksan. Jurnal penelitian medika Eksata Vol. 5 No. 3 Desember 2004.
Hal : 228-237.

Sudjadi, 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.

Thomas, A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional Jilid 2. Kanisius, Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1993. Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta. Gajah Mada


University Press. Yogyakarta.

Widijanti, A., dan T.R Bernard. 2007. Pemeriksaan Laboratorium Penderita


Diabetes Melitus. Laboratorium Patologi klinik RSUD Dr. Saiful Anwar.
http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm. diakses
tanggal 20 Maret 2010.

Widowati, L. dan S. Dzulkarnaen. 1997. Tanaman Obat untuk Diabetes Mellitus.


Cermin Dunia Kedokteran : 116 : 53-60.
13

Lampiran 1.
Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana
1. KETUA PELAKSANA KEGIATAN
Nama lengkap : Ade Januardi
NIM : H1A006013
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 1988
Prodi./Fak./Universitas : Kimia / Fak.Sains dan Teknik / Universitas
Jenderal Soedirman
Agama : Islam
KARYA ILMIAH
1. “Potensi Ubi Ganyong (Canna edulis Ker) Sebagai Sumber
Bioetanol”. PKMP DIKTI 2008, lolos PIMNAS XXII 2009.
2. “Fraksinasi dan Uji Aktivitas Senyawa Bioaktif yang berpotensi
sebagai Antidiabetes dari Daun Jati (Tectona grandis)”. PKMP DIKTI
2009.
PERTEMUAN ILMIAH
1. Seminar Nasional Kimia 2009 “ Potensi Kimia sebagai Alternatif
Solusi dalam Mengatasi Krisis Energi Nasional”.
2. Seminar Nasional Kimia 2008 Himpunan Mahasiswa Kimia
Universitas Negeri Yogyakarta “Peran Ilmu Kimia Dalam
Diversifikasi Pangan Untuk Meningkatkan Mutu Pangan Nasional”.
Yogyakarta 2008.
KEORGANISASIAN
1. Pengurus HIMAKIM (Himpunan Mahasiswa Kimia) MIPA UNSOED
Periode 2007 sebagai koordinator divisi usaha dana.

Purwokerto, 2 September 2010


Ketua

Ade Januardi
H1A006013
14

2. ANGGOTA PELAKSANA KEGIATAN


Nama lengkap : Ika Yuliawati
NIM : H1A007034
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya/ 30 Agustus 1989
Prodi./Fak./Universitas : Kimia / Fak.Sains dan Teknik / Universitas
Jenderal Soedirman
Agama : Islam
KARYA ILMIAH
-
PERTEMUAN ILMIAH
1. Seminar Hasil Penelitian Dosen “ Semi Sintetis Senyawa 2,4-
dinitrofenilhidrazon Kalanon dari Senyawa Kalanon dan Uji Aktivitas
Terhadap Sel Leukimia L1210 “.
2. Seminar Nasional Kimia 2009 “ Potensi Kimia sebagai Alternatif
Solusi dalam Mengatasi Krisis Energi Nasional”.
KEORGANISASIAN
1. Staff bidang Pers dan Media Himpunan Mahasiswa Kimia Periode
2008
2. Staff bidang Kesejahteraan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa
Kimia Periode 2009

Purwokerto, 2 September 2010

Anggota I

Ika Yuliawati
H1A007034
15

3. ANGGOTA PELAKSANA KEGIATAN


Nama lengkap : Christian Ardiyanto
NIM : H1A008009
Tempat/Tanggal Lahir : Purwokerto, 21 Desember 1990
Prodi./Fak./Universitas : Kimia / Fak.Sains dan Teknik / Universitas
Jenderal Soedirman
Agama : Kristen
KARYA ILMIAH
-
PERTEMUAN ILMIAH
1. Seminar Hasil Penelitian Dosen “ Semi Sintetis Senyawa 2,4-
dinitrofenilhidrazon Kalanon dari Senyawa Kalanon dan Uji Aktivitas
Terhadap Sel Leukimia L1210 “.
2. Seminar Nasional Kimia 2009 “ Potensi Kimia sebagai Alternatif
Solusi dalam Mengatasi Krisis Energi Nasional”.
KEORGANISASIAN
Staf bidang Keilmuan dan Penalaran Himpunan Mahasiswa Kimia
Universitas Jenderal Soedirman 2010

Purwokerto, 2 September 2010

Anggota II

Christian Ardiyanto
H1A008009
16

Lampiran 2. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING


Nama lengkap dan gelar : Moch. Chasani, S.Si., M.Si.
Golongan / pangkat dan NIP : III d / Penata / 19700730 199802 1 001
Jabatan Fungsional : Lektor
Jabatan Struktural :-
Fakultas / Program Studi : Sains dan Teknik / Kimia
Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman
Bidang Keahlian : Kimia Organik
Waktu untuk Kegiatan PKM : 8 jam/minggu

PENGALAMAN PENELITIAN
1. ”Isolasi dan identifikasi senyawa antidiabetes dari ekstrak etil asetat daun
kaca piring secara in vivo menggunakan metode toleransi glukosa”. Riset
Strategi Nasional 2010.
2. ”Isolasi dan Skrining Senyawa yang Berpotensi Antikanker dalam Kulit
Batang Kamboja dengan Metode Uji BSLT”. DIPA II UNSOED 2009.
3. ”Sintesis Senyawa Turunan Kalanon melalui modifikasi guus ikatan
rangkap C7-8 dengan menggunakan Pendekatan QSAR dan Uji Aktivitasnya
Terhadap Sel Leukemia L1210”. Hibah Bersaing 2008.
4. ”Sintesis Senyawa Turunan Kalanon melalui modifikasi gugus karbonil
C11 dengan menggunakan Pendekatan QSAR dan Uji Aktivitasnya Terhadap
Sel Leukemia L1210”. Program Insentif Ristek 2008.
5. ”Sintesis Senyawa Turunan Kalanon melalui modifikasi gugus karbonil
C11 dengan menggunakan Pendekatan QSAR dan Uji Aktivitasnya Terhadap
Sel Leukemia L1210”. Program Insentif Ristek 2007.
6. ”Studi Perbandingan Penggunaan Metanol dan Etanol pada Reaksi
Tranesterifikasi Minyak Buah Ketapang sebagai Bahan Bakar Biodesel”.
DIPA MIPA 2006.
17

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH


1. ”Sintesis Senyawa Etilendiamin Kalanon dan Uji aktivitas antileukemia
terhadap Sel Leukemia L1210”. Molekul Unsoed Vol. 03 No. 01 2009.
2. ”Studi Perbandingan Penggunaan Metanol dan Etanol pada Reaksi
Tranesterifikasi Minyak Buah Ketapang sebagai Bahan Bakar Biodesel”.
Majalah Inovasi Unsoed Vol. 02 No. 03 2008.
3. ”Semisynthesized of Novel Calanone Epoxide from Calanone as Lead
Compound”. Proseding pada Seminar Timmerman Medicinal Chemistry. LIPI.
Jakarta Vol. 01 No. 09 2007

PEROLEHAN HKI
”Senyawa Turunan Kalanon Sebagai Bahan Obat Kanker Leukemia”. Paten
produk. 2009. Dalam proses pengusulan.

Purwokerto, 2 September 2010

Dosen Pendamping

Moch. Chasani, S.Si., M.Si.


NIP. 19700730 199802 1 001

Anda mungkin juga menyukai