A. JUDUL
Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Kaca Piring
(Gardenia augusta Merr.) dan Uji Aktivitas Antidiabetesnya dengan Metode α-
glukosidase.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah ekstrak daun kaca piring memiliki aktivitas antidiabetes dengan
metode α-glukosidase ?
2. Fraksi dari pelarut apa yang memiliki aktivitas antidiabetes tertinggi
dengan metode α-glukosidase pada ekstrak daun kaca piring ?
3
3. Senyawa metabolit sekunder apa yang terdapat dalam fraksi ekstrak daun
kaca piring yang memiliki aktivitas antidiabetes tertinggi dengan metode
α-glukosidase?
D. TUJUAN
Penulisan Karya Tulis Mahasiswa ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak daun kaca
piring dengan metode α-glukosidase.
2. Mengetahui fraksi ekstrak daun kaca piring yang
memiliki aktivitas antidiabetes tertinggi dengan metode α-glukosidase.
3. Mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang
terdapat dalam fraksi ekstrak daun kaca piring yang memiliki aktivitas
antidiabetes tertinggi dengan metode α-glukosidase.
F. KEGUNAAN
1. Mengembangkan minat Mahasiswa peserta PKMP agar kritis dalam melihat
permasalahan-permasalahan yang lagi hangat di masyarakat berkaitan
dengan bidang keahliannya.
2. Mengetahui kandungan senyawa senyawa aktif dari daun kaca piring
sebagai antidiabetes untuk memperkaya pengetahuan mengenai tanaman
obat yang ada di Indonesia.
4
G. TINJAUAN PUSTAKA
2. DIABETES MELITUS
Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemia. Glukosa darah apabila melebihi kadar normal, akan
mengakibatkan ginjal tidak lagi mampu mengabsorpsi gula dari filtrat darah,
5
sehingga gula tumpah melalui urin. Penderita diabetes mellitus mempunyai resiko
untuk menderita komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu
retinopati, gagal ginjal, aterosklerosis, gangren, dan penyakit arteria koronaria
(Widijanti dan Bernard, 2007).
Menurut Widijanti dan Bernard (2007), secara garis besar diabetes
dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :
a. Diabetes mellitus tipe 1
DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel beta pankreas (reaksi
autoimun). Gejala DM mulai muncul apabila kerusakan sel beta telah mencapai
80-90%. Hormon insulin dihasilkan oleh sel-sel beta pulau-pulau Langerhans di
dalam kelenjar pankreas. Kekurangan hormon ini menyebabkan glukosa tidak
dapat diubah menjadi glikogen, akibatnya terjadi kelebihan kadar glukosa dalam
darah (Katzung, 1995).
b. Diabetes mellitus tipe 2
DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada diabetes ini terjadi
penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer dan disfungsi sel beta,
sehingga pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk
mengkompensasi insulin resistance. Diabetes tipe 2 ini biasanya disebabkan oleh
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, bertambahnya usia (Suyono et.
al., 1999 dalam Pamungkas, 2008).
3. EKSTRAKSI
Senyawa bioaktif dapat diisolasi dari suatu jaringan tumbuhan dengan
ekstraksi. Ekstraksi dan isolasi adalah proses pemisahan yang dilakukan secara
fisika atau kimia. Secara umum, proses ekstraksi terjadi karena adanya pelepasan
senyawa dari serbuk simplisia secara difusi. Prinsip dasar dari ekstraksi yaitu
adanya distribusi zat terlarut di antara dua pelarut yang tak saling bercampur.
Peristiwa ini melibatkan perpindahan zat terlarut dari dua pelarut tidak saling
campur dan dikenal dengan ekstraksi cair-cair. Zat terlarut yang diekstraksi
umumnya tidak larut atau sedikit larut dalam suatu pelarut, tapi mudah larut
6
dalam pelarut yang lain. Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi cair
merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Menurut Soedjadi
(1988), proses ekstraksi terjadi karena adanya pelepasan senyawa dari serbuk
simplisia secara difusi. Prinsip dasar dari ekstraksi yaitu adanya distribusi zat
terlarut di antara dua pelarut yang tak saling bercampur.
N+
HO
α- glukosidase
OH
+
N
HO
OH
O O
OH OH
O HO O
O
OH
p- nitrofenil-D-glukopiranosida
7
3. Prosedur Penelitian
3.1 Ekstraksi
Sampel daun kaca piring segar yang telah dibersihkan dari kotoran
yang menempel, dikeringkan di tempat terbuka kemudian dihaluskan. Serbuk
kering daun kaca piring yang diperoleh dimaserasi dengan metanol selama 24
jam. Perlakuan tersebut diulang sebanyak 4 kali, ekstrak metanol selanjutnya
dipekatkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak pekat metanol (F-I) dan
ditimbang untuk menentukan rendemennya. Sebagian ekstrak pekat metanol
dipartisi dengan ekstraksi cair-cair menggunakan n-heksana dihasilkan fraksi
8
n-heksana (F-II) dan residu. Residu kemudian dipartisi lagi dengan etil asetat
dan dihasilkan fraksi etil asetat (F-III) dan fraksi residu (F-IV).
3.2 Uji Antidiabetes dengan Metode α- glukosidase (Kim,et.al., 2004)
a. Larutan Uji
- Preparasi sampel dengan penambahan enzim (A)
Masing-masing fraksi daun kaca piring dilarutkan dalam DMSO
(Dimetil Sulfoksida) dan dibuat variasi konsentrasi 5000 ppm, 10000 ppm,
15000 ppm, dan 20000 ppm. Sampel sebanyak 10 µL dimasukkan ke dalam
tabung dan ditambahkan 990 µL buffer fosfat pH 7, 500 µL PNP- α-
glukopiranosida. Larutan setelah homogen dipreinkubasi selama 5 menit pada
suhu 37oC, kemudian ditambahkan 500 µL enzim α-glukosidase dan inkubasi
dilanjutkan selama 15 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 2 mL
Na2CO3 0,2 M. Jumlah p-nitrofenol yang dilepaskan diukur pada panjang
gelombang 400 nm.
- Preparasi sampel non enzim (B)
Masing-masing fraksi daun kaca piring dilarutkan dalam DMSO dan
dibuat variasi konsentrasi 5000 ppm, 10000 ppm, 15000 ppm, dan 20000 ppm.
Sampel sebanyak 10 µL dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan 990
µL buffer fosfat pH 7, 500 µL PNP- α-glukopiranosida. Larutan setelah
homogen dipreinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC, kemudian
ditambahkan 500 µL buffer fosfat pH 7 dan inkubasi dilanjutkan selama 15
menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 2 mL Na2CO3 0,2 M. Jumlah p-
nitrofenol yang dilepaskan diukur pada panjang gelombang 400 nm.
b. Larutan blanko
Larutan ini dibuat sama seperti larutan uji, tetapi tanpa penambahan
ekstrak daun kaca piring yang akan diuji, dibuat dengan penambahan larutan
enzim dan tanpa penambahan larutan enzim.
c. Aktivitas penghambatan
Persentase penghambatan dihitung dengan persamaan :
C −S
×100 %
Inhibition = C Ket. C = Absorbansi blanko; S = Absorbansi sampel
9
I. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5
1 Persiapan
a. Pencarian bahan
b. Persiapan alat
2 Analisis Pendahuluan
3 Penelitian Laboratorium
4 Analisis Data dan Pembuatan
Laporan
J. RANCANGAN BIAYA
Jumlah Harga Satuan Harga Satuan
No Spesifikasi
Satuan (Rp. ….,00) (Rp. ….,00)
1. Bahan Habis Pakai
a. Daun Kaca piring 50.000 50.000
b. n-heksana 5 Liter 25.000 125.000
c. Etil Asetat 5 Liter 27.500 137.500
d. Metanol 5 Liter 15.000 75.000
e. Asam Sulfat Pekat 5 ml 7.500 37.500
f.Akuades 10 Liter 2.000 20.000
g.Na2HPO4 20 Gram 1.000 20.000
h.NaH2PO4 20 Gram 1.000 20.000
i.Na2CO3 25 Gram 4.000 100.000
j.DMSO 50 ml 5.000 250.000
k.FeCl3 5 Gram 2.500 12.500
l. Pereaksi Dragendorf 5 ml 12.500 62.500
m. Pereaksi Maeyer 5 ml 10.000 50.000
n. Eter 10 ml 2.000 20.000
o. Asetat anhidrida 5 ml 2.500 12.500
p. Asam Klorida pekat 10 ml 2.800 28.000
q. Serbuk Mg 5 Gram 5.000 25.000
r. Enzim α-glukosidase 1.500.000
G0660-750 un
s. PNP-alfa-D- 1 Gram 1.941.000
glukopiranosida oxoid
t. Bouvin Serum 1 Gram 150.000 150.000
Albumin
Jumlah 4.636.500
2. Peralatan Penunjang PKM
a. Sewa lab. dan alat-alat 2 lab 100.000 200.000
lab.
b. Kertas saring whatman 4 lembar 25.000 100.000
c. Label 3 bungkus 2.000 6.000
11
K. DAFTAR PUSTAKA
Ardian, M. 2002. Identifikasi Ekstrak Cacing Tanah Lumbricus rubellus dan
Pleretima aspergillum yang memiliki Efek Antipiretik Pada Tikus Putih.
Skripsi S1. Fakultas MIPA IPB, Bogor (tidak dipublikasikan).
Hasmono, D., A.N.Arijanto, dan J. Khotib. 2005. Peran Protein Tirosin Fosfatase
pada Penurunan Glukosa Darah Mencit (Mus musculus) yang Menderita
12
Katzung, B.G. 1995. Farmakologi Dasar dan Klinik. Diterjemahkan oleh Agoes,
A. et al. Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI, Edisi VI 673-678.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Kim, Y. M., Y. K. Jeon and M. H Wang. 2005. Inhibitory effect of pine extract on
α-glukosidase activity and postprandial hyperglycemia. Elsevier, nutrition
21, p 756-761.
Munna. 2006. Telaah Fitokimia Daun Kaca Piring (Gardenia jasminoides Ellis).
Skripsi. Sekolah Farmasi ITB. (on line). http://bahan-alam.fa.itb.ac.id.
Diakses tanggal 3 November 2008.
Lampiran 1.
Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana
1. KETUA PELAKSANA KEGIATAN
Nama lengkap : Ade Januardi
NIM : H1A006013
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 1988
Prodi./Fak./Universitas : Kimia / Fak.Sains dan Teknik / Universitas
Jenderal Soedirman
Agama : Islam
KARYA ILMIAH
1. “Potensi Ubi Ganyong (Canna edulis Ker) Sebagai Sumber
Bioetanol”. PKMP DIKTI 2008, lolos PIMNAS XXII 2009.
2. “Fraksinasi dan Uji Aktivitas Senyawa Bioaktif yang berpotensi
sebagai Antidiabetes dari Daun Jati (Tectona grandis)”. PKMP DIKTI
2009.
PERTEMUAN ILMIAH
1. Seminar Nasional Kimia 2009 “ Potensi Kimia sebagai Alternatif
Solusi dalam Mengatasi Krisis Energi Nasional”.
2. Seminar Nasional Kimia 2008 Himpunan Mahasiswa Kimia
Universitas Negeri Yogyakarta “Peran Ilmu Kimia Dalam
Diversifikasi Pangan Untuk Meningkatkan Mutu Pangan Nasional”.
Yogyakarta 2008.
KEORGANISASIAN
1. Pengurus HIMAKIM (Himpunan Mahasiswa Kimia) MIPA UNSOED
Periode 2007 sebagai koordinator divisi usaha dana.
Ade Januardi
H1A006013
14
Anggota I
Ika Yuliawati
H1A007034
15
Anggota II
Christian Ardiyanto
H1A008009
16
PENGALAMAN PENELITIAN
1. ”Isolasi dan identifikasi senyawa antidiabetes dari ekstrak etil asetat daun
kaca piring secara in vivo menggunakan metode toleransi glukosa”. Riset
Strategi Nasional 2010.
2. ”Isolasi dan Skrining Senyawa yang Berpotensi Antikanker dalam Kulit
Batang Kamboja dengan Metode Uji BSLT”. DIPA II UNSOED 2009.
3. ”Sintesis Senyawa Turunan Kalanon melalui modifikasi guus ikatan
rangkap C7-8 dengan menggunakan Pendekatan QSAR dan Uji Aktivitasnya
Terhadap Sel Leukemia L1210”. Hibah Bersaing 2008.
4. ”Sintesis Senyawa Turunan Kalanon melalui modifikasi gugus karbonil
C11 dengan menggunakan Pendekatan QSAR dan Uji Aktivitasnya Terhadap
Sel Leukemia L1210”. Program Insentif Ristek 2008.
5. ”Sintesis Senyawa Turunan Kalanon melalui modifikasi gugus karbonil
C11 dengan menggunakan Pendekatan QSAR dan Uji Aktivitasnya Terhadap
Sel Leukemia L1210”. Program Insentif Ristek 2007.
6. ”Studi Perbandingan Penggunaan Metanol dan Etanol pada Reaksi
Tranesterifikasi Minyak Buah Ketapang sebagai Bahan Bakar Biodesel”.
DIPA MIPA 2006.
17
PEROLEHAN HKI
”Senyawa Turunan Kalanon Sebagai Bahan Obat Kanker Leukemia”. Paten
produk. 2009. Dalam proses pengusulan.
Dosen Pendamping