KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN
SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
2011
PENGARAH : Direktur Budidaya dan
Pascapanen Sayuran dan
Tanaman Obat
ISBN : 978-602-8591-14-0
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh
isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa
seizin penerbit.
KATA PENGANTAR
A. Definisi
Penyiapan bahan baku segar
(rimpang) adalah kegiatan menyiap-
kan rimpang yang masih segar.
B. Tujuan
Tujuan penyiapan bahan baku adalah
untuk memisahkan produk yang
busuk, produk yang muda dan tua
serta untuk mengurangi jumlah
kotoran atau bahan-bahan asing yang
ikut terbawa rimpang.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kab. Semarang,
Karanganyar dan Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
E. Informasi Pokok
1. Bahan baku pembuatan simplisia
rimpang adalah rimpang segar
dari jenis temu-temuan atau
empon-empon;
2. Rimpang segar yang dipilih adalah
rimpang yang sudah memenuhi
F. Prosedur Kerja
1. Pilih rimpang yang berukuran
besar dan tua (umur 8-12 bulan),
segar, tidak busuk dan tidak cacat/
rusak;
2. Bersihkan rimpang dari tanah atau
kotoran lain yang masih menem-
pel pada rimpang.
G. Sasaran
Mendapatkan rimpang segar, ber-
ukuran besar dan tua, tidak busuk dan
tidak cacat/rusak.
A. Definisi
Penyortiran awal adalah kegiatan
memisahkan rimpang yang busuk,
rimpang muda dan tua serta rimpang
yang berukuran besar atau kecil,
memisahkan rimpang untuk benih dan
konsumsi serta mengurangi kotoran
atau bahan-bahan asing yang ikut
terbawa dalam rimpang.
B. Tujuan
Tujuan penyortiran awal adalah untuk
memisahkan produk dari kotoran-
kotoran atau bahan-bahan asing,
bahan yang tua dengan muda atau
bahan yang ukurannya lebih besar
atau lebih kecil.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kab. Semarang,
Karanganyar dan Boyolali;
E. Informasi Pokok
1. Penyortiran dilakukan setelah
rimpang dipanen;
2. Tanah dan kotoran yang masih
menempel pada rimpang dibersih-
F. Prosedur Kerja
1. Pisahkan rimpang yang sehat
dengan yang sakit, yang baik
dengan yang rusak atau busuk;
2. Rimpang dibersihkan dari tanah
atau kotoran lain yang masih
menempel pada rimpang;
3. Potong daun, batang dan akar
menggunakan pisau yang tajam;
G. Sasaran
Memisahkan rimpang yang busuk,
rimpang yang tua dan muda, serta
untuk benih dan konsumsi serta
rimpang yang berukuran besar dan
kecil.
III. PENCUCIAN
A. Definisi
Pencucian adalah proses pembersihan
rimpang dari tanah, kotoran lainnya
dan mikroba yang masih melekat
pada rimpang dengan menggunakan
air bersih dan mengalir.
B. Tujuan
Tujuan pencucian adalah menghilang-
kan kotoran-kotoran dan mengurangi
mikroba yang melekat pada rimpang.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
E. Informasi Pokok
1. Air yang digunakan harus
memenuhi persyaratan air bersih
sesuai standar baku air bersih;
2. Pencucian rimpang dilakukan
dengan air bersih yang mengalir
atau 3 - 4 kali atau menggunakan
alat penyemprot air bertekanan
tinggi;
F. Prosedur Kerja
Pencucian rimpang dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain
1. Perendaman bertingkat
a. Rendam rimpang beberapa
kali pada wadah dan air yang
berbeda hingga kotoran yang
menempel pada rimpang
hilang;
b. Jika kotoran masih ada yang
menempel pada rimpang,
IV. PENIRISAN
A. Definisi
Penirisan adalah proses meniriskan
rimpang sampai benar-benar bebas
dari air bekas pencucian.
B. Tujuan
Tujuan penirisan adalah untuk
mengering anginkan rimpang setelah
proses pencucian agar rimpang benar-
benar bebas dari bekas pencucian.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
E. Informasi Pokok
1. Rimpang yang telah bersih
ditiriskan dalam keranjang plastik
atau rak penirisan sampai airnya
tidak menetes lagi;
2. Penirisan dapat dilakukan dengan
menggunakan rak-rak penirisan;
3. Waktu yang dibutuhkan untuk
penirisan adalah 2- 4 jam, 1-2 hari;
4. Proses penirisan sebaiknya di
dalam ruangan atau tempat yang
tidak langsung terkena sinar
matahari.
G. Sasaran
Mengeringkan rimpang yang telah
dicuci bersih.
V. PERAJANGAN
A. Definisi
Perajangan adalah proses pengirisan
rimpang segar menjadi rimpang kering
atau simplisia.
B. Tujuan
Tujuan perajangan adalah untuk
mempercepat proses pengeringan,
pengemasan, penepungan dan
penyimpanan rimpang.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
E. Informasi Pokok
1. Rimpang yang baru dipanen tidak
boleh langsung dirajang tetapi
dijemur dalam keadaan utuh
selama 2- 4 jam, 1 hari;
2. Perajangan dilakukan untuk
mempercepat pengeringan
rimpang;
3. Alat perajang yang digunakan
dapat berupa mesin atau perajang
manual yang terbuat dari bahan
stainless;
F. Prosedur Kerja
1. Sebelum perajangan dilakukan,
rimpang terlebih dahulu dijemur
untuk mengurangi perwarnaan
akibat reaksi antara bahan dan
logam pisau;
2. Rimpang dirajang dengan
menggunakan pisau tajam yang
terbuat dari stainless steel atau
dengan mesin perajang;
3. Hindari perajangan yang terlalu
tipis untuk mencegah berkurang-
G. Sasaran
Mendapatkan simplisia temulawak
sesuai kebutuhan atau keinginan
konsumen.
VI. PENGERINGAN
A. Definisi
Pengeringan adalah perlakuan pada
produk dengan cara mengurangi
kadar air, agar proses pembusukan
dapat dihambat sehingga dapat
dihasilkan simplisia bermutu, tidak
mudah rusak dan tahan disimpan
dalam waktu lama.
B. Tujuan
Tujuan pengeringan adalah untuk
mendapatkan simplisia yang tidak
mudah rusak, sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
E. Informasi Pokok
1. Pengeringan dapat dilakukan
dengan menggunakan sinar
matahari, oven, blower dan fresh
dryer pada suhu 40-60°C.
Pengeringan pada suhu terlalu
F. Prosedur Kerja
Pengeringan simplisia rimpang dapat
dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain :
1. Pengeringan dengan sinar
matahari langsung
a. Simplisia di susun di atas lantai
beralas tikar atau rak
penjemuran yang terbuat dari
besi, bambu atau kayu;
b. Simplisia dilapisi dan ditutupi
kain hitam agar terhindar dari
serangga dan debu; memper-
A. Definisi
Penyortiran akhir adalah kegiatan
yang dilakukan untuk memisahkan
benda-benda asing dan kotoran
lainnya yang masih menempel pada
simplisia setelah proses pengeringan.
B. Tujuan
Tujuan penyortiran akhir adalah
untuk memisahkan benda-benda
asing dan kotoran lainnya yang
masih ada dan tertinggal pada
simplisia.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten
Semarang, Karanganyar,
Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
E. Informasi Pokok
1. Proses penyortiran merupakan
tahap akhir dari pembuatan
simplisia kering sebelum dilaku-
kan pengemasan;
2. Partikel-partikel pasir dan
benda-benda tanah lain yang
tertinggal harus dibuang sebelum
simplisia dibungkus;
F. Prosedur Kerja
1. Pisahkan simplisia rimpang dari
benda-benda asing seperti
partikel pasir, kotoran unggas
atau benda asing lainnya;
2. Setelah penyortiran simplisia
ditimbang untuk mengetahui
rendemen hasil dari proses pasca
panen yang dilakukan.
G. Sasaran
Simplisia rimpang yang bersih, bebas
dari bahan-bahan asing dan
kotoran lainnya.
A. Definisi
Pengemasan adalah proses perlin-
dungan produk dari gangguan
faktor luar yang dapat mempenga-
ruhi masa simpan produk dengan
menggunakan media atau bahan
tertentu. Pelabelan adalah pembe-
rian label pada kemasan produk
yang berisi nama komoditas dan
kelas mutu, nama produsen, alamat
produsen, tanggal panen, tanggal
kadaluarsa serta berat bersih.
B. Tujuan
Tujuannya utama pengemasan
antara lain : menyimpan produk
secara aman agar terhindar dari
pencemaran atau kotoran;
melindungi produk selama dalam
perjalanan, saat pemasaran
mepermudah pengangkutan atau
pemindahan produk dari satu
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani
Kota Semarang, Kabupaten
Semarang, Karanganyar,
Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
Tanaman Obat & Obat
Tradisional Tawamangu, Jawa
Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota
Semarang, Kab. Semarang,
Karanganyar, Boyolali.
E. Informasi Pokok
1. Simplisia yang sudah di grading
berdasarkan kualitasnya, segera
dikemas agar tidak terjadi
penyerapan air kembali;
2. Cara pengemasan simplisia
tergantung pada jenis simplisia
dan tujuan pengemasan;
3. Bahan kemasan yang diguna-
kan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Mampu melindungi produk
dari kerusakan mekanis;
b. Tidak mengandung bahan
kimia yang menyebabkan
perubahan bahan isi, rasa,
baud an kadar air produk;
c. Tidak terlalu berat, praktis,
ukuran maupun bentuk
kemasan menarik;
G. Sasaran
Simplisia yang sudah dikemas rapi
untuk diolah lebih lanjut.
IX. PEYIMPANAN
A. Definisi
Penyimpanan adalah mengendalikan
proses transpirasi, respirasi serta
mempertahankan produk sebagai
bahan yang akan diolah lebih lanjut.
B. Tujuan
Tujuan penyimpanan adalah untuk
memperpanjang masa penggunaan
suatu produk.
C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
E. Informasi Pokok
1. Penyimpanan dapat dilakukan
di ruang biasa/gudang (suhu
kamar) atau ruangan ber AC;
2. Gudang harus terpisah dari
tempat penyimpanan bahan
lainnya atau penyimpanan alat
dan dipelihara dengan baik;
3. Ventilasi udara baik dan bebas
dari kebocoran atau kemung-
kinan masuknya air hujan. Suhu
gudang tidak lebih dari 30°C
dengan kelembaban udara
seminimal mungkin (65°C) untuk
mencegah terjadinya penyerapan
air;
Cara Penyiapan
No. Luas (Ha) Keterangan
Bahan Baku Segar
Cara Penyortiran
No. Luas (Ha) Keterangan
Awal
Cara Sortasi
No. Luas (Ha) Keterangan
Akhir
Cara Pengemansan
No. Luas (Ha) Keterangan
dan Pelabelan