Anda di halaman 1dari 56

SOP PASCAPANEN

TANAMAN OBAT (RIMPANG)

KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN
SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
2011
PENGARAH : Direktur Budidaya dan
Pascapanen Sayuran dan
Tanaman Obat

TIM PENYUSUN : Ir. Ndarie Indartiyah


Ir. Irma Siregar
Ir. Yogawati Dwi Agustina
Ir. Muhammad Yusron
Ir. Dedy Suharyadi
Drs. Edy Djauhari, PK, M.Si
Ir. Jajat Sudrajat
Budi Hartono, SP, M.Si
Weni Fika, S.TP
Darsini
Euis Kusmiati
Suryana

ISBN : 978-602-8591-14-0
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh
isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa
seizin penerbit.
KATA PENGANTAR

Penanganan pascapanen tanaman obat


merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam upaya meningkatkan mutu dan
penampilan produk, sehingga untuk mencapai
tujuan tersebut, perlu upaya penanganan yang
terencana secara baik terutama rimpang
(simplisia) yang banyak digunakan sebagai
bahan baku industri jamu. Namun, saat ini
pedoman atau acuan tentang penanganan
pascapanen rimpang (simplisia) ini dirasakan
masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
diperlukan Standar Operational Prosedur (SOP)
Rimpang (Simplisia) yang mengacu kepada
panduan atau Pedoman Penanganan
Pascapanen Rimpang (Simplisia) yang Baik.
Diharapkan buku SOP Pascapanen Rimpang
(Simplisia) ini dapat bermanfaat sebagai
pedoman bagi para petugas/penyuluh serta
pelaku usaha/petani untuk memperbaiki dan
meningkatkan penguasaan teknologi pasca-
panen tanaman obat terutama rimpang
(simplisia) serta menekan kehilangan hasil dan
mempertahankan umur simpan.

Buku pedoman pascapanen ini dibuat


secara komperhensif, yang berisikan teknis

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) i


penanganan pasca panen rimpang (simplisia),
mulai dari pemanenan, pencucian, penyortiran,
perajangan, pengeringan, pengemasan dan
pelabelan serta penyimpanan. Diharapkan buku
pedoman ini dapat bermanfaat bagi petani dan
petugas teknis terutama di daerah-daerah
sentra produksi tanaman obat, sehingga
penanganan pascapanen tanaman obat ini
dapat dilaksanakan secara optimal.

Buku SOP ini selalu terbuka untuk


perbaikan dan penyempurnaan dari waktu
ke waktu sesuai dengan perkembangan
situasi serta kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (Iptek). Kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan
Pedoman SOP Pascapanen Rimpang (Simplisia)
ini, kami menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya. Semoga buku ini
bermanfaat.

Jakarta, Mei 2011


Direktur,

Dr. Ir. Yul Harry Bahar

ii SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................ i


DAFTAR ISI................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................. iv
I. PENYIAPAN BAHAN BAKU SEGAR ........ 1
II. PENYORTIRAN AWAL.................................. 4
III. PENCUCIAN ..................................................... 7
IV. PENIRISAN ........................................................ 11
V. PERAJANGAN ................................................. 14
VI. PENGERINGAN ............................................... 19
VII. PENYORTIRAN AKHIR ................................. 26
VIII. PENGEMASAN DAN PELABELAN ........... 29
IX. PENYIMPANAN .............................................. 34
LAMPIRAN ................................................................. 39

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) iii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Perajangan Simplisia


Rimpang ............................................. 18

Gambar 2. Proses Pengeringan Simplisia


Rimpang ............................................. 25

iv SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PASCAPANEN RIMPANG

Standar Operasional Tanggal Dibuat


Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS. I
"Penyiapan Bahan Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Baku Segar" Tanggal …...... ……..……….

I. PENYIAPAN BAHAN BAKU SEGAR

A. Definisi
Penyiapan bahan baku segar
(rimpang) adalah kegiatan menyiap-
kan rimpang yang masih segar.

B. Tujuan
Tujuan penyiapan bahan baku adalah
untuk memisahkan produk yang
busuk, produk yang muda dan tua
serta untuk mengurangi jumlah
kotoran atau bahan-bahan asing yang
ikut terbawa rimpang.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kab. Semarang,
Karanganyar dan Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 1


3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Institut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
Tanaman Obat & Obat Tradisional
Tawamangu, Jawa Tengah
5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota Semarang,
Kabupaten Semarang,
Karanganyar dan Boyolali;

D. Alat dan Bahan


1. Pisau;
2. Rimpang segar;
3. Bakul;
4. Keranjang plastik/bambu
5. Karung plastik bersih.

E. Informasi Pokok
1. Bahan baku pembuatan simplisia
rimpang adalah rimpang segar
dari jenis temu-temuan atau
empon-empon;
2. Rimpang segar yang dipilih adalah
rimpang yang sudah memenuhi

2 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


persyaratan umur panen, cukup
tua (umur tanam 8-12 bulan),
dalam keadaan segar, tidak busuk,
tidak cacat atau rusak;

F. Prosedur Kerja
1. Pilih rimpang yang berukuran
besar dan tua (umur 8-12 bulan),
segar, tidak busuk dan tidak cacat/
rusak;
2. Bersihkan rimpang dari tanah atau
kotoran lain yang masih menem-
pel pada rimpang.

G. Sasaran
Mendapatkan rimpang segar, ber-
ukuran besar dan tua, tidak busuk dan
tidak cacat/rusak.

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 3


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.II
"Penyortiran Awal" Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Tanggal …...... ……..……….

II. PENYORTIRAN AWAL

A. Definisi
Penyortiran awal adalah kegiatan
memisahkan rimpang yang busuk,
rimpang muda dan tua serta rimpang
yang berukuran besar atau kecil,
memisahkan rimpang untuk benih dan
konsumsi serta mengurangi kotoran
atau bahan-bahan asing yang ikut
terbawa dalam rimpang.

B. Tujuan
Tujuan penyortiran awal adalah untuk
memisahkan produk dari kotoran-
kotoran atau bahan-bahan asing,
bahan yang tua dengan muda atau
bahan yang ukurannya lebih besar
atau lebih kecil.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kab. Semarang,
Karanganyar dan Boyolali;

4 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
Tanaman Obat & Obat Tradisional
Tawamangu, Jawa Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota Semarang,
Kabupaten Semarang,
Karanganyar dan Boyolali.

D. Alat dan Bahan


1. Pisau;
2. Gunting;
3. Bakul;
4. Keranjang plastik/bambu
5. Karung plastik yang bersih.

E. Informasi Pokok
1. Penyortiran dilakukan setelah
rimpang dipanen;
2. Tanah dan kotoran yang masih
menempel pada rimpang dibersih-

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 5


kan dengan memukul rimpang
secara perlahan-lahan;
3. Daun, batang dan akar yang
bersatu dengan rimpang dipotong
menggunakan pisau/gunting.

F. Prosedur Kerja
1. Pisahkan rimpang yang sehat
dengan yang sakit, yang baik
dengan yang rusak atau busuk;
2. Rimpang dibersihkan dari tanah
atau kotoran lain yang masih
menempel pada rimpang;
3. Potong daun, batang dan akar
menggunakan pisau yang tajam;

G. Sasaran
Memisahkan rimpang yang busuk,
rimpang yang tua dan muda, serta
untuk benih dan konsumsi serta
rimpang yang berukuran besar dan
kecil.

6 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.III
"Pencucian" Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Tanggal …...... ……..……….

III. PENCUCIAN

A. Definisi
Pencucian adalah proses pembersihan
rimpang dari tanah, kotoran lainnya
dan mikroba yang masih melekat
pada rimpang dengan menggunakan
air bersih dan mengalir.

B. Tujuan
Tujuan pencucian adalah menghilang-
kan kotoran-kotoran dan mengurangi
mikroba yang melekat pada rimpang.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 7


4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
Tanaman Obat & Obat Tradisional
Tawamangu, Jawa Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota Semarang,
Kabupaten Semarang,
Karanganyar dan Boyolali.

D. Alat dan Bahan


1. Rimpang segar;
2. Bak pencucian/ember besar;
4. Air;
5. Sikat;
6. Keranjang bambu;
7. Keranjang plastik.

E. Informasi Pokok
1. Air yang digunakan harus
memenuhi persyaratan air bersih
sesuai standar baku air bersih;
2. Pencucian rimpang dilakukan
dengan air bersih yang mengalir
atau 3 - 4 kali atau menggunakan
alat penyemprot air bertekanan
tinggi;

8 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


3. Sumber air yang digunakan untuk
pencucian dapat berasal dari mata
air, sumur, sumur bor atau PAM.
Pencucian tidak dianjurkan
menggunakan air sungai yang
mengalir karena sumber air yang
masuk kesungai umumnya berasal
dari berbagai sumber dan
kemungkinan air tersebut sudah
terkontaminasi oleh bakteri E.coli
atau patogen lainnya;
4. Pencucian harus dilakukan dalam
waktu sesingkat mungkin (tidak
boleh direndam terlalu lama) agar
zat aktif yang terkandung dalam
rimpang tidak larut atau
terbuang;

F. Prosedur Kerja
Pencucian rimpang dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain
1. Perendaman bertingkat
a. Rendam rimpang beberapa
kali pada wadah dan air yang
berbeda hingga kotoran yang
menempel pada rimpang
hilang;
b. Jika kotoran masih ada yang
menempel pada rimpang,

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 9


gosok rimpang dengan tangan
hingga bersih;
2. Penyemprotan
a. Penyemprotan dilakukan pada
rimpang yang kotorannya
banyak melekat pada rimpang
dengan menggunakan air yang
bertekanan tinggi;
b. Untuk menghilangkan tanah
dan kotoran yang masih menem-
pel pada rimpang dapat
dihilangkan dengan menyikat
rimpang secara hati-hati;
3. Penyikatan
a. Pencucian dengan menyikat
dilakukan pada rimpang yang
kotorannya sangat kuat
menempel pada rimpang;
b. Penyikatan dilakukan secara
perlahan-lahan dan teratur
agar rimpang tidak rusak;
c. Bilas rimpang yang sudah
disikat hingga bersih;
G. Sasaran
Membersihkan rimpang dari tanah,
mikroba dan kotoran lainnya yang
menempel pada rimpang.

10 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.IV
"Penirisan" Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Tanggal …...... ……..……….

IV. PENIRISAN

A. Definisi
Penirisan adalah proses meniriskan
rimpang sampai benar-benar bebas
dari air bekas pencucian.

B. Tujuan
Tujuan penirisan adalah untuk
mengering anginkan rimpang setelah
proses pencucian agar rimpang benar-
benar bebas dari bekas pencucian.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 11


Tanaman Obat & Obat Tradisional
Tawamangu, Jawa Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota Semarang,
Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali.

D. Alat dan Bahan


1. Rak penirisan;
2. Keranjang bambu;
3. Keranjang plastik;
4. Rimpang

E. Informasi Pokok
1. Rimpang yang telah bersih
ditiriskan dalam keranjang plastik
atau rak penirisan sampai airnya
tidak menetes lagi;
2. Penirisan dapat dilakukan dengan
menggunakan rak-rak penirisan;
3. Waktu yang dibutuhkan untuk
penirisan adalah 2- 4 jam, 1-2 hari;
4. Proses penirisan sebaiknya di
dalam ruangan atau tempat yang
tidak langsung terkena sinar
matahari.

12 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


F. Prosedur Kerja
1. Setelah pencucian, rimpang lang-
sung ditiriskan dalam keranjang
plastik atau di rak-rak penirisan
sampai airnya tidak menetes lagi;
2. Lakukan penirisan selama 2-4 jam,
1-2 hari dan didalam ruangan atau
tempat yang terlindung atau tidak
terkena sinar matahari langsung;

G. Sasaran
Mengeringkan rimpang yang telah
dicuci bersih.

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 13


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.V
"Perajangan" Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Tanggal …...... ……..……….

V. PERAJANGAN

A. Definisi
Perajangan adalah proses pengirisan
rimpang segar menjadi rimpang kering
atau simplisia.

B. Tujuan
Tujuan perajangan adalah untuk
mempercepat proses pengeringan,
pengemasan, penepungan dan
penyimpanan rimpang.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan

14 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Tanaman Obat & Obat Tradisional
Tawamangu, Jawa Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah;
6. Dinas Pertanian Kab. Semarang,
Kota Semarang Karanganyar,
Boyolali.

D. Alat dan Bahan


1. Pisau
2. Alat/mesin perajang
3. Meja Perajangan;
4. Talenan plastik/kayu;
5. Keranjang plastik.

E. Informasi Pokok
1. Rimpang yang baru dipanen tidak
boleh langsung dirajang tetapi
dijemur dalam keadaan utuh
selama 2- 4 jam, 1 hari;
2. Perajangan dilakukan untuk
mempercepat pengeringan
rimpang;
3. Alat perajang yang digunakan
dapat berupa mesin atau perajang
manual yang terbuat dari bahan
stainless;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 15


4. Arah irisan dianjurkan searah
dengan teknik irisan melintang
atau membujur, agar sel-sel
minyak atsirinya tidak pecah. Dari
hasil penelitian, ketebalan irisan
rimpang yang memberikan kadar
minyak atsiri maksimal adalah 3
mm;
5. Sebaiknya hindari perajangan
yang terlalu tipis untuk mencegah
berkurangnya kadar minyak atsiri
dan jika rajangan terlalu tebal,
memerlukan waktu penjemuran
lebih lama dan kemungkinan
besar produk mudah ditumbuhi
jamur.

F. Prosedur Kerja
1. Sebelum perajangan dilakukan,
rimpang terlebih dahulu dijemur
untuk mengurangi perwarnaan
akibat reaksi antara bahan dan
logam pisau;
2. Rimpang dirajang dengan
menggunakan pisau tajam yang
terbuat dari stainless steel atau
dengan mesin perajang;
3. Hindari perajangan yang terlalu
tipis untuk mencegah berkurang-

16 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


nya kadar minyak atsiri dan agar
simplisia tidak mudah hancur;
4. Arah irisan dianjurkan searah
dengan teknik irisan melintang
atau membujur, agar sel-sel
minyak atsirinya tidak pecah. Dari
hasil penelitian, ketebalan irisan
rimpang yang memberikan kadar
minyak atsiri maksimal adalah 3
mm.

G. Sasaran
Mendapatkan simplisia temulawak
sesuai kebutuhan atau keinginan
konsumen.

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 17


Gambar 1. Proses Perajangan Simplisia Rimpang

18 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.VI
"Pengeringan" Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Tanggal …...... ……..……….

VI. PENGERINGAN

A. Definisi
Pengeringan adalah perlakuan pada
produk dengan cara mengurangi
kadar air, agar proses pembusukan
dapat dihambat sehingga dapat
dihasilkan simplisia bermutu, tidak
mudah rusak dan tahan disimpan
dalam waktu lama.

B. Tujuan
Tujuan pengeringan adalah untuk
mendapatkan simplisia yang tidak
mudah rusak, sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 19


3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
Tanaman Obat & Obat Tradisional
Tawamangu, Jawa Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortiktultura Provinsi Jawa
Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota Semarang,
Kabupaten Semarang
Karanganyar, Boyolali.

D. Alat dan Bahan


1. Alat pengering (oven, blower);
2. Kain hitam;
3. Sinar matahari;
4. Alas pengering dari anyaman
bambu;
5. Tampah;
6. Rak pengering dari bambu.

E. Informasi Pokok
1. Pengeringan dapat dilakukan
dengan menggunakan sinar
matahari, oven, blower dan fresh
dryer pada suhu 40-60°C.
Pengeringan pada suhu terlalu

20 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


tinggi dapat merusak komponen
aktif, sehingga mutunya dapat
menurun;
2. Untuk irisan rimpang jahe dapat
dikeringkan menggunakan alat
pengering energi surya dengan
suhu antara 36-45°C dengan
tingkat kelembaban 32,8-53,3%
menghasilkan kadar minyak atsiri
lebih tinggi dibanding dengan
pengeringan menggunakan sinar
matahari langsung maupun oven;
3. Untuk irisan temulawak yang
dikeringkan dengan sinar matahari
langsung, sebelum dikeringkan
terlebih dahulu irisan rimpang
direndam dalam larutan asam
sitrat 3% selama 3 jam yang
bertujuan untuk mencegah
terjadinya degradasi kurkuminoid
pada simplisia dan mencegah
penguapan minyak atsiri yang
berlebihan pada saat penjemuran;
4. Selesai perendaman irisan dicuci
kembali sampai bersih dan
ditiriskan, kemudian dijemur
dipanas matahari;
5. Penjemuran dapat juga dilakukan
dengan menggunakan blower

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 21


pada suhu 40-50°C. Kelebihan alat
ini adaalah waktu penjemuran
lebih singkat yaitu 8 jam, jika
dibanding pengeringan dengan
sinar matahari membutuhkan
yang membutuhkan waktu + 1
minggu;
6. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam proses pengeringan adalah
kebersihan (khususnya pengering-
an menggunakan sinar matahari),
kelembaban udara, aliran udara
dan ketebalan susunan irisan
produk (tidak saling menumpuk).

F. Prosedur Kerja
Pengeringan simplisia rimpang dapat
dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain :
1. Pengeringan dengan sinar
matahari langsung
a. Simplisia di susun di atas lantai
beralas tikar atau rak
penjemuran yang terbuat dari
besi, bambu atau kayu;
b. Simplisia dilapisi dan ditutupi
kain hitam agar terhindar dari
serangga dan debu; memper-

22 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


cepat pengeringan dan warna
lebih merata; kandungan
minyak atsiri tidak mudah
hilang;
c. Selama proses pengeringan,
simplisia harus sering dibolak-
balik untuk mendapatkan hasil
yang merata. Lama pengering-
an +5 hari tergantung kondisi
cuaca.

2. Pengeringan dengan alat


berenergi cahaya matahari
Simplisia disusun pada nampan-
nampan yang ada pada rak
pengering, kemudian dikeringkan
sesuai kebutuhan.

3. Pengeringan dengan mesin


(oven)
Pengeringan dengan mesin selain
lebih cepat juga hasilnya lebih
berkualitas. Untuk rimpang
temulawak sebaiknya digunakan
suhu pengeringan antara 40-60°C.

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 23


G. Sasaran
Tersedianya simplisia yang memenuhi
persyaratan industri.

24 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Gambar 2. Proses Pengeringan Simplisia Rimpang
di Bawah Sinar Matahari

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 25


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.VII
"Peryortiran Akhir" Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Tanggal …...... ……..……….

VII. PENYORTIRAN AKHIR

A. Definisi
Penyortiran akhir adalah kegiatan
yang dilakukan untuk memisahkan
benda-benda asing dan kotoran
lainnya yang masih menempel pada
simplisia setelah proses pengeringan.

B. Tujuan
Tujuan penyortiran akhir adalah
untuk memisahkan benda-benda
asing dan kotoran lainnya yang
masih ada dan tertinggal pada
simplisia.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten
Semarang, Karanganyar,
Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;

26 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
Tanaman Obat & Obat
Tradisional Tawamangu, Jawa
Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota Semarang,
Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali.

D. Alat dan Bahan


1. Wadah penyortiran;
2. Ayakan dari bambu/kawat;
3. Terpal.

E. Informasi Pokok
1. Proses penyortiran merupakan
tahap akhir dari pembuatan
simplisia kering sebelum dilaku-
kan pengemasan;
2. Partikel-partikel pasir dan
benda-benda tanah lain yang
tertinggal harus dibuang sebelum
simplisia dibungkus;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 27


3. Simplisia rimpang yang baik
memiliki kandungan benda asing
tidak lebih dari 2%. Warna dan
aroma tidak menyimpang jauh
dari aslinya, tidak mengandung
bahan yang beracun dan
berbahaya serta tidak tercemar
oleh jamur.

F. Prosedur Kerja
1. Pisahkan simplisia rimpang dari
benda-benda asing seperti
partikel pasir, kotoran unggas
atau benda asing lainnya;
2. Setelah penyortiran simplisia
ditimbang untuk mengetahui
rendemen hasil dari proses pasca
panen yang dilakukan.

G. Sasaran
Simplisia rimpang yang bersih, bebas
dari bahan-bahan asing dan
kotoran lainnya.

28 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.VIII
"Pengemasan dan Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Pelabelan" Tanggal …...... ……..……….

VIII. PENGEMASAN DAN PELABELAN

A. Definisi
Pengemasan adalah proses perlin-
dungan produk dari gangguan
faktor luar yang dapat mempenga-
ruhi masa simpan produk dengan
menggunakan media atau bahan
tertentu. Pelabelan adalah pembe-
rian label pada kemasan produk
yang berisi nama komoditas dan
kelas mutu, nama produsen, alamat
produsen, tanggal panen, tanggal
kadaluarsa serta berat bersih.

B. Tujuan
Tujuannya utama pengemasan
antara lain : menyimpan produk
secara aman agar terhindar dari
pencemaran atau kotoran;
melindungi produk selama dalam
perjalanan, saat pemasaran
mepermudah pengangkutan atau
pemindahan produk dari satu

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 29


tempat ke tempat lain. Tujuan
pelabelan adalah untuk memberi
identitas pada produk yang telah
dikemas.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani
Kota Semarang, Kabupaten
Semarang, Karanganyar,
Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan
Tanaman Obat & Obat
Tradisional Tawamangu, Jawa
Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Tengah;
6. Dinas Pertanian Kota
Semarang, Kab. Semarang,
Karanganyar, Boyolali.

30 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


D. Alat dan Bahan
1. Kayu/karton;
2. Karung/kantong plastik;
3. Peti;
4. Kertas/stiker/label;
5. Kaleng atau aluminium;
6. Spidol.

E. Informasi Pokok
1. Simplisia yang sudah di grading
berdasarkan kualitasnya, segera
dikemas agar tidak terjadi
penyerapan air kembali;
2. Cara pengemasan simplisia
tergantung pada jenis simplisia
dan tujuan pengemasan;
3. Bahan kemasan yang diguna-
kan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Mampu melindungi produk
dari kerusakan mekanis;
b. Tidak mengandung bahan
kimia yang menyebabkan
perubahan bahan isi, rasa,
baud an kadar air produk;
c. Tidak terlalu berat, praktis,
ukuran maupun bentuk
kemasan menarik;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 31


d. Mampu mencegah penye-
rapan air atau menghin-
dari kelembaban karena
dapat menyebabkan peni-
ngkatan kadar air
produk;
e. Mampu menahan penga-
ruh cahaya;
f. Memiliki daya lindung
yang dapat diandalkan;
g. Harga terjangkau/
ekonomis.
4. Pengemasan dilakukan dengan
hati-hati agar simplisia tidak
hancur;
5. Selanjutnya kemasan diberi
label yang ditempelkan pada
bagian tengah kemasan
dengan mencantumkan : nama
produk, bagian tanaman
produk yang digunakan,
tanggal pengemasan, nomor/
kode produksi, nama/alamat
penghasil, berat bersih, metode
penyimpanan.
6. Simplisia diangkut ke pembeli
atau segera disimpan untu
proses pengolahan selanjutnya.

32 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


F. Prosedur Kerja
1. Produk dikemas dalam kema-
san secara hati-hati;
2. Tiap kemasan diberi label yang
jelas bertuliskan : nama produk,
bagian tanaman produk yang
digunakan, tanggal penge-
masan, nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat
bersih, metode penyimpanan.

G. Sasaran
Simplisia yang sudah dikemas rapi
untuk diolah lebih lanjut.

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 33


Standar Operasional Tanggal Dibuat
Nomor :
Prosedur …………………..
SOP PRS.IX
"Penyimpanan" Revisi ……....... Disahkan
Halaman
Tanggal …...... ……..……….

IX. PEYIMPANAN
A. Definisi
Penyimpanan adalah mengendalikan
proses transpirasi, respirasi serta
mempertahankan produk sebagai
bahan yang akan diolah lebih lanjut.

B. Tujuan
Tujuan penyimpanan adalah untuk
memperpanjang masa penggunaan
suatu produk.

C. Validasi
1. Pengalaman kelompoktani Kota
Semarang, Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali;
2. Hasil penelitian Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatika;
3. Hasil penelitian Pusat Studi
Biofarmaka, Insitut Pertanian
Bogor;
4. Hasil Penelitian Balai Besar
Penelitian Pengembangan

34 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Tanaman Obat & Obat Tradisional
Tawamangu, Jawa Tengah;
5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah;
7. Dinas Pertanian Kota Semarang,
Kabupaten Semarang,
Karanganyar, Boyolali.

D. Alat dan Bahan


1. Gudang;
2. Ruang ber AC (ventilasi cukup);

E. Informasi Pokok
1. Penyimpanan dapat dilakukan
di ruang biasa/gudang (suhu
kamar) atau ruangan ber AC;
2. Gudang harus terpisah dari
tempat penyimpanan bahan
lainnya atau penyimpanan alat
dan dipelihara dengan baik;
3. Ventilasi udara baik dan bebas
dari kebocoran atau kemung-
kinan masuknya air hujan. Suhu
gudang tidak lebih dari 30°C
dengan kelembaban udara
seminimal mungkin (65°C) untuk
mencegah terjadinya penyerapan
air;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 35


4. Kelembaban udara yang tinggi
dapat memacu pertumbuhan
mikroorganisme sehingga menu-
runkan mutu produk baik dalam
bentuk segar maupun kering dan
sinar matahari tidak boleh
langsung menyinari simplisia;
5. Penyimpanan simplisia dalam
gudang harus diatur sedemikian
rupa agar tidak menyulitkan
pemasukan dan pengeluaran
produk yang disimpan;
6. Simplisia rimpang yang dikemas
disimpan dengan cara ditumpuk,
tidak terlalu tinggi dan tidak
langsung mengenai lantai atau
diberi alas. Untuk jenis simplisia
yang sama harus diberlakukan
prinsip "pertama masuk pertama
keluar", perlu dilakukan penca-
tatan tanggal penyimpanan
simplisia;
7. Penyimpanan simplisia di gudang
maksimal 1 tahun agar simplisia
tidak rusak.

36 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


F. Prosedur Kerja
1. Simplisia disimpan di ruang biasa
(suhu kamar) ataupun di ruang
ber AC;
2. Ruang tempat penyimpanan
harus dalam keadaan bersih,
udara cukup kering dan
berventilasi baik, karena hama
menyukai udara yang lembab dan
panas;
3. Penyimpanan harus diatur sedemi-
kian rupa agar tidak menyulitkan
pemasukan dan pengeluaran
produk yang disimpan serta
memperhatikan prinsip “pertama
masuk petama keluar” atau first in
first out;
4. Lakukan pencatatan tanggal
berapa penyimpanan simplisia
dilakukan;
5. Usahakan simplisia yang disimpan
di gudang tidak terlampau lama;
6. Dalam jangka waktu tertentu,
perlu dilakukan pemeriksaan
gudang secara rutin, meliputi
pengecekan dan pengujian mutu
simplisia yang ada di gudang;

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 37


G. Sasaran
Melindungi produk dari kerusakan dan
gangguan serangga selama dalam
penyimpanan.

38 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


LAMPIRAN
Lampiran 1.

Form : Catatan Penyiapan


Bahan Baku Segar
Nama Pemilik : ………...............................
Alamat Lahan : ………...............................

Cara Penyiapan
No. Luas (Ha) Keterangan
Bahan Baku Segar

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 39


Lampiran 2.

Form : Catatan Penyortiran Awal


Nama Pemilik : ………...............................
Alamat Lahan : ………...............................

Cara Penyortiran
No. Luas (Ha) Keterangan
Awal

40 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Lampiran 3.

Form : Catatan Pencucian


Nama Pemilik : ………................................
Alamat Lahan : ………................................

No. Luas (Ha) Cara Pencucian Keterangan

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 41


Lampiran 4.

Form : Catatan Penirisan


Nama Pemilik : ………...............................
Alamat Lahan : ………...............................

No. Luas (Ha) Cara Penirisan Keterangan

42 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Lampiran 5.

Form : Catatan Perajangan


Nama Pemilik : …………...............................
Alamat Lahan : …………...............................

No. Luas (Ha) Cara Perajangan Keterangan

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 43


Lampiran 6.

Form : Catatan Pengeringan


Nama Pemilik : ……………...............................
Alamat Lahan : ……………...............................

No. Luas (Ha) Cara Pengeringan Keterangan

44 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Lampiran 7.

Form : Catatan Penyortiran Akhir


Nama Pemilik : ………...............................
Alamat Lahan : ………...............................

Cara Sortasi
No. Luas (Ha) Keterangan
Akhir

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 45


Lampiran 8.

Form : Catatan Pengemasan dan Pelabelan


Nama Pemilik : ...............................
Alamat Lahan : ...............................

Cara Pengemansan
No. Luas (Ha) Keterangan
dan Pelabelan

46 SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang)


Lampiran 9.

Form : Catatan Penyimpanan


Nama Pemilik : ……….................................
Alamat Lahan : ……….................................

No. Luas (Ha) Cara Penyimpanan Keterangan

SOP Pascapanen Tanaman Obat (Rimpang) 47

Anda mungkin juga menyukai