Oleh:
ADELLA YULIANDA
NIM. 1706015027
i
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1706015027
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Hj.Andi Noor Asikin, M.Si Prof. drh. Hj. Gina Saptiani, M.Si
NIP. 19630311 3198803 2 001 NIP. 19620630 199303 2 001
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
D. Bakteri Patogen........................................................................................11
C. Prosedur Penelitian..................................................................................17
D. Analisis Data............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dampak positif bagi kesehatan sebagai flora normal, tetapi dapat juga
pathogen. Berbagai penyakit dan infeksi terjadi lebih mudah melalui masuknya
coli.
pencernaan manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan merupakan media
dengan toksinnya jika terdapat dalam makanan jika tidak tepat dalam
Salmonella banyak ditemukan pada daging merah, unggas, dan telur yang tidak
sanitasi higiene yang buruk, serta pengawetan dan pengolahan yang kurang
dapat diperoleh dari tumbuhan (Kurniawan et al., 2018). Salah satu tumbuhan
yang memiliki potensi kandungan bioaktif yang sangat tinggi. Mangrove secara
penyakit kulit, penangkal racun, leukemia, kanker, penyakit mata, tumor, kolera,
antibakteri. Rao et al. (2003) menyatakan bahwa ekstrak etanol kulit dari batang
Penelitian Syawal dan Rahman (2016) dalam uji fitokimia ekstrak daun
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
beberapa nama daerah yaitu nyirih, nyireh, dan niri batu (Sari, 2008). Sistematika
Kingdom : Plantea
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Meliaceae
Genus : Xylocarpus
tumbuh hingga mencapai ketinggian 25 meter. Akar dari pohon ini merambat ke
samping, meliuk–liuk, dan membentuk celah. Batang kayu dari pohon ini sering
kali berlubang, terutama pada pohon yang sudah tua. Batang kayu berwarna
ukuran seperti jeruk besar yang terdiri dari 12-18 biji (Thomlinson, 1986; Sari,
cm), daun berbentuk oval dan menebal pada pangkal yang bertemu dengan
sekunder) yang terdapat didalam suatu bahan (Nurjanah et al., 2018). Bahan
dengan cara merusak komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri yang
6
menyebabkan lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh, sehingga pada
panas, malaria, sariawan, dan diare (Uddin et al., 2007). X. granatum telah
terbukti memiliki aktivitas antidiare, antibakteri dan juga antijamur (Rao et al.,
metabolit sekunder, yaitu flavonoid, tanin, saponin, dan fenol (Hendrawan et al.,
2015). Kandungan fitokimia dari ekstrak metanol X. granatum dapat dilihat pada
Tabel 1.
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan suatu zat atau bahan aktif
bioaktif memiliki prinsip berupa pelarut akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel. Hal ini menyebabkan isi sel akan larut karena adanya perbedaan
kosentrasi antara larutan di dalam sel dengan yang berada di luar sel. Larutan
dikarenakan pelarut dengan kosentrasi tinggi akan terdesak keluar. Peristiwa ini
sel dan di dalanm sel (Rozaly, 2018). Peristiwa yang selalu berulang tersebut
2. Etanol
golongan alkohol (Abramson and Singh, 2009). Etanol bersifat tidak beracun,
mudah menguap, mudah terbakar, dan dipakai sebagai pelarut dalam dunia
farmasi maupun ndustri makanan dan minuman (Anggraini et al., 2017). Etanol
memiliki titik didih sebesar 78,40C, sehingga memiliki sifat mudah terbakar
(Simanjuntak, 2009).
3. Metode Ekstraksi
komponen kimia yang disari. Komponen kimia yang disari harus tahan terhadap
dengan apa yang terjadi pada cairan penyari pada saat proses ekstraksi
adalah siklus yang terjadi pada cairan penyari apakah berkesinambungan atau
8
tidak. Metode ekstraksi khusus dalam menyari minyak menguap hanya untuk
menguap. Metode yang lain adalah metode ekstraksi cair-cair atau biasa disebut
penyari yang digunakan, yaitu dengan menggunakan pelarut air dan pelarut
a. Infusa
merendam sampel dalam bejana, perlakuan ini dapat dilakukan baik pada
b. Dekok
kawath.
c. Destilasi
dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapng diatas air atau terendam
didalam air secara sempurna ini tergantung dari dari bobot jenis dan jumlah
tertutup, atau dengan memakai pipa uap berlingkar terbuka atau berlubang.
Metode ini memiliki ciri khas kontak langsung antara bahan dengan air
mendidih.
a. Digesti
ini dilakukan hanya pada simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
b. Refluks
Bahan yang akan digunakan pada metode ini akan diekstraksi dengan
direndam dalam cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi
akan menguap. Uap tersebut diembunkan oleh pendingin tegak dan turun
c. Soxhlet
sebuah kertas sari didalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang berkerja
kontinu dengan pelarut relatif konstan, adanya pendinginan balik dan turun
a. Maserasi
zat aktif yang mudah larut dalam cairan pelarut, tidak mengandung zat yang
penyari, ditutupi, dan dibiarkan selama 3 hari ditempat yang terlindungi dari
kecilnya antara larutan didalam sel dengan diluar sel. Maserasi yang telah
2) Remaserasi
11
cairan penyari.
3) Maserasi melingkar
b. Perkolasi
dilakukan pada temperatur kamar dengan pelarut yang selalu baru, jika
yang jalan masuk dan jalan keluar yang sesuai. Bahan pengentraksi yang
dialirkan menerus dari atas akan mengalir rutun secara perlahan melintasi
D. Bakteri Patogen
tumbuh pada keadaan aerob maupun anaerob. E. coli memiliki bentuk batang
pendek (coccobasil) dengan ukuran 0,4 µm x 1,4 µm, bersifat motil (dapat
memiliki organel eksternal yaitu vili yang merupakan filamen tipis dan lebih
panjang (Mahon et al., 2015). Jawetz et al. (2013) menyatakan bakteri E. coli
Kingdom : Procaryotae
Divisi : Gacilicutes
Kelas : Scotobacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Euteroactericea
Genus : Escherichia
tercemar. E. coli yang patogen dapat tumbuh pada suhu rendah sekitar
7˚C dan juga suhu tinggi sekitar 44˚C, namun pertumbuhan E. coli lebih
optimal pada suhu antara 35˚C- 37˚C dengan pH optimum 7-7,5. E. coli
dapat hidup di tempat lembab, relatif sensitif terhadap panas, dan akan
2. Bakteri Salmonella
berspora, tidak mempunyai simpai, dan tanpa fimbria. Salmonella sp. berukuran
1-3,5 µm x 0,5-0,8 µm. dan pada media perbenihan rata-rata berukuran 2-4mm
(Radji dan Biomed, 2011). Jawetz et al. (2013) menyatakan bakteri Salmonella
Kingdom : Bacteria
Divisi : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriales
Genus : Salmonella
Salmonella sp. dapat tumbuh pada suasana aerob atau anaerob fakultatif,
pada suhu 15-41°C, dan suhu optimum untuk pertumbuhan 37,5°C dengan pH
media 6-8. Salmonella sp. dapat mati pada suhu 56°C (Radji dan Biomed, 2011).
Salmonella sp. tumbuh dengan mudah di media sederhana, tapi hampir tidak
hidup di air yang membeku pada waktu yang cukup lama (Jawetz et al., 2013).
14
Salmonella sp. dapat tumbuh pada berbagai macam media differensial dan
Eosin Methylene Blue (EMB) dan MacConkey agar. Media selektif adalah media
Xylose Lisine Deoxycholate (XLD), dan Hektoen Enteric Agar. Pada media SSA,
koloni bakteri Salmonella sp akan tampak berwarna putih berbintik hitam (Mahon
et al., 2015).
2013).
suhu 66˚C, toksinnya dapat bertahan pada suhu 100 ˚C, yaitu suhu air
pada ekstrak kulit buah 10,3 mm untuk bakteri S. aureus dan 9,3 mm untuk
bakteri E. coli. Pada penelitian tersebut zona hambat bakteri S. aureus lebih
menunjukan bahwa kosentrasi terbaik terdapat pada ekstrak 100% dengan daya
hambat tertinggi terdapat pada ekstrak batang. Daya hambat ekstrak batang
granatum dengan isolasi 20 galur murni potensial. Penelitian ini bertujuan untk
Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan dari bulan Maret – Mei 2022.
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun X. granatum yang
Daun yang digunakan yaitu daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda
dengan cara mengambil di bagian antara 3 daun ke bawah dan 3 daun ke atas
pada tangkai pohon. Bakteri uji yang digunakan yaitu biakan murni E. coli, S.
ekstraksi dan pengujian daya hambat meliputi etanol 96%, akuades steril, NA
(Nutrient Agar), TSB (Triptic Soy Broth). Kertas cakram merk Oxoid ukuran 6
mm. Bahan yang akan digunakan pada uji fitokimia adalah air panas, HCL,
serbuk magnesium (Mg), reagen dragendroff, feri klorida (FeCl3) 1%, dan asam
sulfat (H2SO4).
17
2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain toples kaca 1,5 L,
timbang analitik (Ohaus), cawan petri, tabung reaksi, vortex, gelas ukur,
foil.
C. Prosedur Penelitian
daun X. granatum, uji daya hambat, dan uji MIC (Minimum Inhibitory
Concentration).
sebanyak 300 gram dimasukan ke dalam toples dan dimaserasi dengan pelarut
etanol 96% sebanyak 1500 ml dengan perbandingan 1:5 (b/v) selama 24 jam.
Hasil maserasi yang diperoleh diekstraksi dengan metode evaporasi dengan alat
Berat ekstrak ( g )
Rendemen ( % )= X 100
Berat sampel ( g )
a. Sterilisasi alat
suhu 121 oC. Kertas cakram disterilkan dengan suhu 70oC selama 1
busen.
b. Pembuatan media
plate dan magnetic stier pada suhu 50oC sampai homogen. Media
menggunakan hot plate dan magnetic stier pada suhu 50oC hingga
daun nyiri dengan 6 kosentrasi, yaitu 100 ppm, 300 ppm, 500 ppm, 700
ppm, 900 pm, dan 1.000 ppm. Kontrol yang digunakan adalah kontrol
membuat larutan stok kosentrasi 1000 ppm terlebih dahulu dengan cara
= 1 mg/1.000 ml
kosentrasi ekstrak 100 ppm, 300 ppm, 500 ppm, 700 ppm, dan 900 ppm
Contoh:
V1 × M1 = V2 × M2
V1 =0,9 ml
d. Kultur bakteri
Bakteri uji yang digunakan yaitu biakan murni E. coli, S. aureus, dan
Sampel isolat bakteri I (E. coli) diambil sebanyak 1 ose dan dikultur
membentuk angka 8.
suhu 33 0C. Setelah tumbuh bakteri diencerkan sampai 109 dan diambil
21
membentuk angka 8.
suhu 33 0C. Setelah tumbuh bakteri diencerkan sampai 109 dan diambil
membentuk angka 8.
diletakan serta ditata pada cawan petri yang telah berisi masing-masing
kultur bakteri isolate I, II dan III pada media NA. Selanjutnya dilakukan
12, 18, 24, 36, 48, 54 dan 60. Tata letak kertas dapat dilihat pada
Gambar 4.
D
P3
D
P D
K+
D
1 P6
K
D
P4
D D
P2
P5
D
K-
22
Hasil uji daya hambat metode ADD adalah berupa zona hambat
mengacu pada Saptiani et al. (2018). Pengamatan dilakukan pada
cawan petri berisi media NA yang telah ditanam isolat berisi ekstrak
perlakuan serta telah dilakukan inkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 60
jam. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur
zona bening yang terbentuk pada kertas cakram.
Daun Xylocarpus
granatum
Pencucian
Pengeringan 30 hari
30 hari
Penghalusan
Isolat bakteri Isolat bakteri
III I
Maserasi 24 jam
Ekstrak etanol
daun Xylocarpus
granatum
Perlakuan :
P1 = 100 ppm
P2 = 300 ppm
P3 = 500 ppm P5 = 900 ppm
P4 = 700 ppm P6 = 1000 ppm
Uji fitokimia
Uji daya hambat
ADD dan MIC
Hasil Uji MIC diamati setelah inkubasi dengan menghitung koloni bakteri
produk yang tumbuh pada media agar dengan suhu dan waktu inkubasi
cawan petri merupakan suatu indeks jumlah bakteri yang hidup dalam
cawan mengacu pada Hapit et al. (2009) berdasarkan jumlah yang layak
dihitung (30-300 koloni). Jumlah bakteri per gram dihitung pada tingkat
dengan rumus:
sampel 1 pipet air panas dan kemudian dikocok selama 15 menit, jika
saponin jika busa stabil selama 10 menit dengan ketingian 1-3 cm.
terbentukna cincin bewarna coklat, jika terbentuk warna hiaju atau biru
D. Analisis Data
Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini, meliputi data rendemen,
diameter daya hambat, dan MIC dari ekstrak etanol daun X. granatum. Data
yang diperoleh dilakukan pengolahan data dalam bentuk tabulasi dan grafik yang
sampel, penelitian dan analisis, pengolahan data, seminar hasil, penulisan draf
skripsi, dan ujian skripsi yang akan dilaksanakan selama 3 bulan. Adapun jadwal
Bulan
Kegiatan Maret April Mei
I II III IV I II III IV I II III IV
Seminar
X
Proposal
Pengambilan
X X
Sampel
Preparasi
X x X X
Bahan
Penelitian X x X
Analisis Data X x X
Seminar
X
Hasil
Penulisan
X X
Draf Skripsi
Ujian Skripsi x
28
DAFTAR PUSTAKA
Ainurrochmah, A., Ratnasari, E., dan Lisdiana, L. 2013. Efektivitas Ekstrak Daun
Binahong (Anredera cordifolia) terhadap Penghambatan Pertumbuhan
Bakteri Shigella flexneri dengan Metode Sumuran. LenteraBio, 2(3): 233-
237.
Alam, M. A., Sarder, M., Awal, M. A., Skider, M. M. H., dan Daulla, K. A. 2006.
Antibacterial Activity Of The Crude Ethanolic Extract Of Xylocarpus
granatum Stem Barks. Journal Veterinary Medicine, 4(1): 69-72.
Anggraini, S.P.A., S. Yuniningsih., dan M.M. Sota. 2017. Pengaruh Ph Terhadap
Kualitas Produk Etanol dari Molasses Melalui Proses Fermentasi. Jurnal
Reka Buana, 2(2): 99-105.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan. UI-
Press, Jakarta.
Dewi, Amalia K. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus
aureus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa
(PE) Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta.
Jurnal Sain Veteriner, 31 (2).
Doyle, M.P. and Cliver, D.O. 1990. Foodborne Diseases. Academic Press, Inc.
San Diego.
Gabariel, E., Yoswati, D., dan Nursyirwani. 2019. Daya Hambat Ekstrak
Xylocarpus Granatum terhadap Bakteri Patogen (Pseudomonas
aeruginosa, Escherichia coli dan Vibrio alginolyticus). Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 24(2): 114-118.
Gaman, P.M & K. B. Sherrington. (1992). The Science of Food, An Introduction
to Food Science, Nutrition and Microbiology 2nd Edition. (Terjemahan
Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh
Murdijati Gardjito, Sri Naruki, Agnes Murdiati, Sardjono). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Gazali, M., Zamani, N. P., dan Batubara, I. 2014. Potensi Limbah Kulit Buah
Nyirih Xylocarpus Granatum Sebagai Inhibitor Tirosinase. Depik, 3(3): 187-
194.
Gerardi, M. 2003. The microbiology of anaerobic digester. USA: library of
congres cataloging in publication data.
29
Hapit, A., Maidie, A., dan Saptiani, G. 2009. Populasi Bakteri Vibrio sp Berpendar
Pada Berbagai Pemanfaatan Lahan Mangrove di Wilayah Perairan
Bontang. Jurnal Kehutanaan Tropika Humida, 2(1): 1-12.
Hendrawan., Zuraida, I., dan Pamungkas, B. F. 2015. Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Metanol Xylocarpus Granatum dari Pesisir Muara Badak. Jurnal
Perikanan Ilmu Tropis, 20(2): 015-022.
Henny., Diba, F., dan Anwari, S. 2017. Tumbuhan Mangrove Yang Berpotensi
Sebagai Obat Di Kawasan PT. Kandela Alam Kecamatan Kubu Kabupaten
Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari, 5(4): 1100-1110.
Imran, A., dan Efendi, I. 2016. Inventarisasi Mangrove Di Pesisir Pantai Cemara
Lombok Barat. Jurnal Pendidikan Mandala, 1(1): 105-112.
Jawetz., Melnick., and Adelberg. 2013. Medical microbiology. 26th Edition. USA:
Mc Graw Hill Company.
Kurniawan, E., Dwi, S.D.J., dan Lalu, Z. 2018. Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Metanol Batang Bidara Laut (Strychnos ligustrina) Terhadap Bakteri
Patogen. Jurnal Biologi Tropis, 19(1): 61 – 69.
Lakshmi, V., Srivastava, M.N., dan Raghubir, R. 2011. Antidiarrhoeal Activity In
Fruits Of Xylocarpus granatum. Asian Journal Pharmaceutical Biology
Research, 1(1): 62-66.
Lathifah, Q. A. 2008. Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri Pada
Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dengan Variasi Pelaru.
Fakultas Sains dan Teknologi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Malang.
Malang.
Mahon C, Lehman D, Manuselis G. 2015. Texbook of diagnostic microbiologi 4th
ed. USA: Saunders Elsevier. 420-853P.
Mardiansyah and S. Bahri.2016. Potensi Tumbuhan Mangrove Sebagai Obat
Alami Antimikroba Patogen. Sainstech Farma 9(1)
Najib, A. 2018. Ektrasksi Senyawa Bahan Alam. Deepublish, Yogyakarta.
Nasution, S., Herlina, W.P., Lely, P., dan Prilda, R.H. 2020. Kandungan Nutrisi
dan Senyawa Biokatif Xylocarpus granatum Koenic: Review. Pros. SemNas.
Peningkatan Mutu Pendidikan, 1(1): 475 – 479.
Nurjanah, Bintang, E.A., Andika, F., Mutiara, R., dan Tati, N. 2018. Senyawa
Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh dalam Formula Masker Wajah. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan. 21 (2).
30
Su, X., Wang, X., Huo, L., Wu, J., Zou, K., dan Gong, D. 2012. Isolation of
Endophytic fungi from Xylocarpus granatum and Study of antimicrobial
activities. Journal Advenced Materials Research, 599(1): 132-136.
Sukardjo, S. 1984. Ekosistem Hutan Mangrove. Majalah Oseana IX (4): 102-115.
Syawal, H. dan R. Karnila. 2016. Isolasi Flavonoid dari Tumbuhan Mangrove
sebagai Bahan Imunostimulan untuk Meningkatkan Kekebalan Ikan Air
Tawar terhadap Penyakit Ichthyophthiriasis. Laporan Penelitian
Fundamental. Universitas Riau. Pekanbaru. 41 hlm
Tangahu Y. 2014. Uji Kuantitatif Cemaran Bakteri pada Makanan Siomay di Kota
Gorontalo. Gorontalo: Universitas Gorontalo.
Trisnaini, I. 2012 Analisis bahaya titik kendali kritis proses pengolahan bola-bola
daging di Instalasi Gizi Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
7(3): 131-138.
Uddin, S.J., Nahar, L., Shilpi, J.A., Shoeb, M. Borkowski, T., Gibbons, S.,
Middleton, M., Byres, M., dan Sarker, S. D. 2007. Gedunin, a Limonoid from
Xylocarpus granatum, Inhibits the Growth of CaCo-2 Colon Cancer Cell Line
In Vitro. Phytotherapy Research, 21: 757-761.