JUDUL PROGRAM :
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
RINGKASAN
iii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
RINGKASAN ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 2
1.4.2 Manfaat Aplikatif ................................................................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 3
2.1 Latoh (Caulerpa Racemosa) ......................................................................... 3
2.2 Hati ................................................................................................................ 4
2.3 Hepatotoksik ................................................................................................. 4
2.4 SGPT dan SGOT ........................................................................................... 4
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 6
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 6
3.3 Subyek Peneltian ........................................................................................... 6
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 6
3.4 Cara Kerja ..................................................................................................... 6
3.4.1 Persiapan Hewan Percobaan .................................................................. 6
3.4.2 Pembuatan Ekstrak dan Fraksi ............................................................... 6
3.4.3 Skrining Fitokimia ................................................................................. 6
3.4.4 Penentuan Dosis ..................................................................................... 6
3.4.5 Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan .................................................. 7
3.4.6 Pengukuran Kadar SGOT/SGPT............................................................ 7
3.4.8 Analisis Data .......................................................................................... 8
BAB 4 ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................. 9
4.1 Anggara Biaya ............................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
iv
LAMPIRAN ............................................................................................................. I
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping .......................... I
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... VI
Lampiran 3. Susunan Organisasi Penyusun Kegiatan dan PembagianTugas .....X
Lampiran 4. Lembar Pernyataan ....................................................................... XI
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hati merupakan organ penting di dalam tubuh. Hati mempunyai banyak
fungsi, diantaranya dalam sistem metabolisme dan detoksifikasi zat yang
berbahaya bagi tubuh. Kerusakan hati dapat terjadi akibat infeksi atau
intoksikasi zat kimia. Kerusakan hati karena obat dapat terjadi karena
pengunaan obat dalam dosis toksik (Wibowo et al., 2005).
Parasetamol merupakan metabolit aktif fenasetin yang berguna sebagai
obat analgesik-antipiretik (Robert, dkk2012). Analgesik derivat para amino
fenol ini dapat diperoleh dan digunakan secara bebas tanpa perlu
menggunakan resep dokter. Peredaran parasetamol yang bebas ini
meningkatkan resiko untuk terjadinya penyalahgunaan dan kejadian
keracunan parasetamol (Sari, 2010). Hepatotoksisitas parasetamol pada
manusia dapat terjadi setelah penggunaan dosis tunggal 10-15 gram.
Mekanisme hepatotoksik parasetamol berkaitan dengan penurunan kadar
glutation hati akibat hasil metabolit parasetamol yaitu N-acetyl-p-
benzoquinoneimine (NAPQI) yang merupakan metabolit reaktif dari
parasetamol yang bersifat toksik pada sel hati (Larson, 2007).
Perkembangan teknologi yang semakin pesat beberapa dekade terakhir ini
menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya adalah gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas ini dapat berasal dari
dalam tubuh maupun lingkungan. Efek negatif dari radikal bebas terhadap
jaringan tubuh pada manusia adalah kerusakan struktur dan fungsi membran
(Munifah dan Krisnawang 2007). Langkah yang tepat dalam menghadapi
radikal bebas adalah dengan mengurangi paparannya atau mengoptimalkan
pertahanan tubuh melalui aktivitas antioksidan (Sauriasari 2006).
Salah satu sumber antioksidan alami yang mudah didapat dan tersedia
dalam jumlah cukup melimpah adalah rumput laut. Rumput laut diindikasikan
sebagai tumbuhan yang kaya oleh antioksidan (Cahyana et al., 1992 diacu
dalam Heo et al., 2005). Rumput laut Caulerpa racemosa merupakan salah
satu jenis alga hijau yang hidup menyebar di beberapa perairan Indonesia.
Varietas alga jenis Caulerpa racemosa termasuk spesies yang belum banyak
dibudidayakan dan biasa dikonsumsi sebagai sayuran atau lalap oleh
masyarakat di daerah tropikal seperti di Indonesia. Menurut beberapa
penelitian yang telah dilakukan, Caulerpa racemosa menghasilkan metabolit
sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan. Menurut Novaczek (2001) diacu
dalam Chew et al. (2008) kemampuan Caulerpa racemosa dalam menangkal
radikal bebas karena mengandung asam folat, tiamin, dan asam askorbat.
Hasil penelitian Marina (2011) tentang aktivitas antibakteri Caulerpa
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Latoh (Caulerpa Racemosa)
Klasifikasi dari rumput laut Caulerpa racemosa menurut Dawson (1946)
diacu dalam Soegiarto et al. (1978) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Caulerpales
Famili : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Spesies : Caulerpa racemosa
Caulerpa merupakan salah satu genus alga laut dari Famili Caulerpaceae
dan termasuk spesies dari Kelas Chlorophyceae (alga hijau) (Atmadja & Sulistijo,
1996) Hamel (1931) diacu dalam Raniello et al. (2004) menyatakan bahwa jenis
Caulerpa racemosa pertama kali ditemukan pada tahun 1926 di sepanjang pantai
Tunisia perairan Mediterania. Makroalga laut jenis Caulerpa racemosa memiliki
thalus berwarna hijau seperti tanaman rumput, terdiri dari banyak cabang tegak
yang tingginya sekitar 2,5-6,0 cm. Batang pokok berukuran antara 16-22 cm.
Terdapat bulatan-bulatan seperti anggur pada puncak cabang, panjang setiap
puncak cabang sekitar 2,5-10,0 cm (Trono dan Ganzo- Fortes 1988 diacu dalam
Suhartini 2003). Caulerpa racemosa tumbuh bergerombol atau berumpun oleh
karena itu sering disebut sebagai anggur laut. Keberadaannya dapat dijumpai di
paparan terumbu karang dengan kedalaman hingga 200 m. Sebagai fitobentik,
tumbuhan ini hidup menancap atau menempel di substrat dasar perairan laut
seperti karang mati, fragmen karang, pasir dan lumpur. Pertumbuhannya bersifat
epifitik atau saprofitik dan kadang-kadang berasosiasi dengan tumbuhan laut
(Atmadja & Sulistijo, 1996).
Distribusi dari rumput laut jenis Caulerpa racemosa ini tersebar luas di
daerah tropis dan subtropis, seperti Filipina, Vietnam, Singapura, Malaysia,
Thailand, Taiwan, Cina, Indonesia, dan daerah barat perairan Pasifik ([FAO] Food
and Agricultural Organization, 2007). Alga jenis ini tumbuh pada perairan keruh
dan permukaan substrat berlumpur lunak, tepi karang yang terbuka dan terkena
ombak laut yang keras serta perairan tenang yang jernih dan bersubstrat pasir
keras. Jenis ini sangat kuat melekat pada substrat karena akarnya kokoh dan
bercabang pendek. Alga jenis ini pada beberapa daerah seperti Tapanuli dan
Kepulauan Seribu dikonsumsi baik mentah maupun matang walaupun memiliki
tekstur yang kasar dengan rasa pedas seperti lada (Suhartin, 2003).
Bahan makanan ini mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi sebagai
sumber protein nabati, mineral maupun vitamin. Anggadiredja (1993) telah
4
menganalisa kandungan gizi beberapa jenis rumput laut. Hasil analisa tersebut
menunjukkan bahwa secara umum rumput laut mengandung air yang tinggi yaitu
sekitar 80 - 90 %, protein 17 - 27 %, lemak 0.08 - 1.9 %, karbohidrat 39 - 50 %,
serat 1.3 - 12.4 % dan abu 8.15 - 16.9.
2.2 Hati
Hati merupakan pusat metabolisme tubuh dengan kapasitas cadangan yang
besar, karena itu kerusakan sel hati secara klinis baru dapat diketahui jika sudah
lanjut. Kerusakan pada sel hati yang sedang berlangsung dapat diketahui dengan
mengukur parameter fungsi berupa zat dalam peredaran darah yang dibentuk oleh
sel hati yang rusak atau mengalami nekrosis (Widmann, 1995). Gangguan hati
ditandai dengan peningkatan aktivitas serum transaminase berupa SGPT (Serum
Glutamic Piruvic Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase), laktat dehidrogenase, serta bilirubin serum. Kadar SGPT dalam
serum menjadi petunjuk yang lebih sensitif ke arah kerusakan hati karena sangat
sedikit kondisi selain hati yang berpengaruh pada kadar SGPT dalam serum
(Widmann, 1995).
2.3 Hepatotoksik
Hepatotoksik merupakan kerusakan hati yang dipengaruhi efek
toksik yag menyebabkan terjadinya ketidakseimbagan antara produksi dan
sekresi dalam hati. Kematian disebabkan oleh hepatotoksisitas yang berat
dengan nekrosis lobulus sentral, kadang-kadang berhubungan dengan nekrosis
tubulus ginjal akut. Gejala dini kerusakan hati meliputi mual, muntah, diare, dan
nyeri abdomen. Pengobatan sangat tidak memuaskan dibandingkan terapi
kelebihan dosis aspirin. Di samping terapi suportif, tindakan yang terbukti
menggembirakan adalah sifat gugusan sulfihidril yang dapat menetralisasi
metabolit toksik. Untuk tujuan ini digunakan asetilsistein. (Furst & Munster,
2001).
Grade 0 1 2 3 4
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian true experimental randomized
control trial with posttest only group design. (Arief, 2004) (Murti, 1994)Penelitian
ini merupakan langkah awal dalam penelitian sebelum hasil penelitian diterapkan
pada manusia (trial clinic). Peneliti memberikan perlakuan terhadap subyek yang
berupa hewan coba di Laboratorium.
1 mg/ 20 gr BB
Dosis III = 100 mg/1000 gr BB
2 mg/20 gr BB
BAB 4
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggara Biaya
No Kebutuhan Total Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 2.855.200
2 Bahan Habis Pakai 4.069.800
3 Biaya Perjalanan 2.450.000
4 Lain – Lain 3.125.000
Total 12.500.000
3 Perlakuan hewanuji
DAFTAR PUSTAKA
[FAO] Food and Agricultural Organization. (2007). Dipetik 10 29, 2017, dari
Chlorophyta-green algae.
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/009/w7191e/w7191e04.pdf
Akbar. (2007). Kelainan Enzim pada Penyakit Hati. Dalam : Buku Ajar Ilmi
Penyakit Dalam. Dalam Jilid I. Edisi ketiga (hal. 424). Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Sacher, & McPherson. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
II
Biodata Anggota 1
III
Biodata Anggota 2
IV
1. Peralatan penunjang
4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Satuan (Rp) (Rp)
Administrasi Ijin Laboraturium : 3 Lab @ 150.000 700.000
- Lab.
Faramkognosi
& Farmakologi
Univ.
Muhammadiyah
Mataram
- Lab. Balai
Labkes
Mayarakat @350.000
Publikasi Jurnal ber ISSN 1 artikel @ 675.000 675.000