Anda di halaman 1dari 26

COVER

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :

“UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK LATOH


(CAULERPA RACEMOSA) TERHADAP KERUSAKAN HATI MENCIT
PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI PARACETAMOL”

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

1. Lingga Algifari 51502A0032/2015 (Ketua Anggota)


2. Kartika Hutbah 51502A0028/2015 (Anggota 1)
3. Ika Nurmala Sari 516020041/2016 (Anggota 2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


2017/2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
RINGKASAN

Hati merupakan organ penting di dalam tubuh. Hati mempunyai banyak


fungsi, diantaranya dalam system metabolism dan detoksifikasi zat yang
berbahaya bagi tubuh. Kerusakan hati dapat terjadi akibat infeksi atau
intoksifikasi zat kimia. Kerusakan hati karena obat dapat terjadi Karena
penggunaan obat dalam dosis toksik. Salah satu sumber antioksidan alami yang
mudah didapat an tersedia dalam jumlah ynag melimpah adalah rumput laut.
Rumput laut diindikasi sebagai tumbuhan yang kaya akan antioksidan. Penelitian
ini menggunakan metode eksperimental Laboratorium dengan rancangan
penelitian posstest only control group design. Hewan uji yang digunakan adalah
mencit jantan, galur Swiss Webster, berumur 2 bulan dengan berat badan ± 20g,
sebanyak 40 ekor. Subyek dibagi dalam 5 kelompok dengan randomisasi
kelompok subyek dan setiap kelompok terdiri dari 8 mencit. Kelompok I tidak
diberi perlakuan, hanya diberi pakan standar dan minum aquadest. Kelompok II
diberikan suspensi CMC 1%. Kelompok III, IV dan V diberikan variasi dosis I, II
dan III fraksi metanol latoh selama 10 hari. Kemudian pada hari ke lima, 1 jam
setelah pemberian variasi dosis, mencit diinduksi Paracetamol 5 mg/kg BB secara
intra peritonial. Pada hari ke sepuluh, mencit dikorbankan untuk diukur kadar
SGOT dan SGPT dalam serum.

iii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
RINGKASAN ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 2
1.4.2 Manfaat Aplikatif ................................................................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 3
2.1 Latoh (Caulerpa Racemosa) ......................................................................... 3
2.2 Hati ................................................................................................................ 4
2.3 Hepatotoksik ................................................................................................. 4
2.4 SGPT dan SGOT ........................................................................................... 4
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 6
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 6
3.3 Subyek Peneltian ........................................................................................... 6
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 6
3.4 Cara Kerja ..................................................................................................... 6
3.4.1 Persiapan Hewan Percobaan .................................................................. 6
3.4.2 Pembuatan Ekstrak dan Fraksi ............................................................... 6
3.4.3 Skrining Fitokimia ................................................................................. 6
3.4.4 Penentuan Dosis ..................................................................................... 6
3.4.5 Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan .................................................. 7
3.4.6 Pengukuran Kadar SGOT/SGPT............................................................ 7
3.4.8 Analisis Data .......................................................................................... 8
BAB 4 ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................. 9
4.1 Anggara Biaya ............................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iv
LAMPIRAN ............................................................................................................. I
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping .......................... I
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... VI
Lampiran 3. Susunan Organisasi Penyusun Kegiatan dan PembagianTugas .....X
Lampiran 4. Lembar Pernyataan ....................................................................... XI

v
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hati merupakan organ penting di dalam tubuh. Hati mempunyai banyak
fungsi, diantaranya dalam sistem metabolisme dan detoksifikasi zat yang
berbahaya bagi tubuh. Kerusakan hati dapat terjadi akibat infeksi atau
intoksikasi zat kimia. Kerusakan hati karena obat dapat terjadi karena
pengunaan obat dalam dosis toksik (Wibowo et al., 2005).
Parasetamol merupakan metabolit aktif fenasetin yang berguna sebagai
obat analgesik-antipiretik (Robert, dkk2012). Analgesik derivat para amino
fenol ini dapat diperoleh dan digunakan secara bebas tanpa perlu
menggunakan resep dokter. Peredaran parasetamol yang bebas ini
meningkatkan resiko untuk terjadinya penyalahgunaan dan kejadian
keracunan parasetamol (Sari, 2010). Hepatotoksisitas parasetamol pada
manusia dapat terjadi setelah penggunaan dosis tunggal 10-15 gram.
Mekanisme hepatotoksik parasetamol berkaitan dengan penurunan kadar
glutation hati akibat hasil metabolit parasetamol yaitu N-acetyl-p-
benzoquinoneimine (NAPQI) yang merupakan metabolit reaktif dari
parasetamol yang bersifat toksik pada sel hati (Larson, 2007).
Perkembangan teknologi yang semakin pesat beberapa dekade terakhir ini
menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya adalah gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas ini dapat berasal dari
dalam tubuh maupun lingkungan. Efek negatif dari radikal bebas terhadap
jaringan tubuh pada manusia adalah kerusakan struktur dan fungsi membran
(Munifah dan Krisnawang 2007). Langkah yang tepat dalam menghadapi
radikal bebas adalah dengan mengurangi paparannya atau mengoptimalkan
pertahanan tubuh melalui aktivitas antioksidan (Sauriasari 2006).
Salah satu sumber antioksidan alami yang mudah didapat dan tersedia
dalam jumlah cukup melimpah adalah rumput laut. Rumput laut diindikasikan
sebagai tumbuhan yang kaya oleh antioksidan (Cahyana et al., 1992 diacu
dalam Heo et al., 2005). Rumput laut Caulerpa racemosa merupakan salah
satu jenis alga hijau yang hidup menyebar di beberapa perairan Indonesia.
Varietas alga jenis Caulerpa racemosa termasuk spesies yang belum banyak
dibudidayakan dan biasa dikonsumsi sebagai sayuran atau lalap oleh
masyarakat di daerah tropikal seperti di Indonesia. Menurut beberapa
penelitian yang telah dilakukan, Caulerpa racemosa menghasilkan metabolit
sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan. Menurut Novaczek (2001) diacu
dalam Chew et al. (2008) kemampuan Caulerpa racemosa dalam menangkal
radikal bebas karena mengandung asam folat, tiamin, dan asam askorbat.
Hasil penelitian Marina (2011) tentang aktivitas antibakteri Caulerpa
2

racemosa menunjukkan bahwa Caulerpa racemosa memiliki khasiat sebagai


antibakteri pada ke-5 bakteri yang di uji, sedangkan hasil penelitian Nia
Dwihandita (2009) tentang perubahan kandungan antioksidan Caulerpa
racemosa akibat pengolahan menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
ekstrak anggur laut segar memiliki aktivitas antioksidan paling baik dengan
nilai IC 50 yang paling kecil yaitu 1.115,94 ppm.
Semakin meningkatnya penggunaan parasetamol dimasyarakat dan
manfaat latoh (Caulerpa racemosa) sebagai hepatoprotektor. Maka perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui efek hepatoprotektor latoh (Caulerpa
racemosa) khususnya melalui penelitian histopatologi, sehingga menjadi dasar
peneliti untuk melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak latoh (caulerpa racemosa)
sebagai hepatoprotektor pada mencit putih jantan yang diinduksi paracetamol
dilihat dari Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT) dan Serum
Glutamat-Piruvat Transaminase (SGPT) ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini berujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak latoh (caulerpa
racemosa) sebagai hepatoprotektor pada mencit putih jantan yang diinduksi
paracetamol dilihat dari kadar enzim Serum Glutamat Oksaloasetat
Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamat-Piruvat Transaminase (SGPT).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek
hepatoprotektor (caulerpa racemosa) pada mencit.

1.4.2 Manfaat Aplikatif


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian uji klinis
pada manusia untuk mencari dosis yang tepat dan efektifswbagai obat
hepatotoksik.
3

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Latoh (Caulerpa Racemosa)
Klasifikasi dari rumput laut Caulerpa racemosa menurut Dawson (1946)
diacu dalam Soegiarto et al. (1978) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Caulerpales
Famili : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Spesies : Caulerpa racemosa
Caulerpa merupakan salah satu genus alga laut dari Famili Caulerpaceae
dan termasuk spesies dari Kelas Chlorophyceae (alga hijau) (Atmadja & Sulistijo,
1996) Hamel (1931) diacu dalam Raniello et al. (2004) menyatakan bahwa jenis
Caulerpa racemosa pertama kali ditemukan pada tahun 1926 di sepanjang pantai
Tunisia perairan Mediterania. Makroalga laut jenis Caulerpa racemosa memiliki
thalus berwarna hijau seperti tanaman rumput, terdiri dari banyak cabang tegak
yang tingginya sekitar 2,5-6,0 cm. Batang pokok berukuran antara 16-22 cm.
Terdapat bulatan-bulatan seperti anggur pada puncak cabang, panjang setiap
puncak cabang sekitar 2,5-10,0 cm (Trono dan Ganzo- Fortes 1988 diacu dalam
Suhartini 2003). Caulerpa racemosa tumbuh bergerombol atau berumpun oleh
karena itu sering disebut sebagai anggur laut. Keberadaannya dapat dijumpai di
paparan terumbu karang dengan kedalaman hingga 200 m. Sebagai fitobentik,
tumbuhan ini hidup menancap atau menempel di substrat dasar perairan laut
seperti karang mati, fragmen karang, pasir dan lumpur. Pertumbuhannya bersifat
epifitik atau saprofitik dan kadang-kadang berasosiasi dengan tumbuhan laut
(Atmadja & Sulistijo, 1996).
Distribusi dari rumput laut jenis Caulerpa racemosa ini tersebar luas di
daerah tropis dan subtropis, seperti Filipina, Vietnam, Singapura, Malaysia,
Thailand, Taiwan, Cina, Indonesia, dan daerah barat perairan Pasifik ([FAO] Food
and Agricultural Organization, 2007). Alga jenis ini tumbuh pada perairan keruh
dan permukaan substrat berlumpur lunak, tepi karang yang terbuka dan terkena
ombak laut yang keras serta perairan tenang yang jernih dan bersubstrat pasir
keras. Jenis ini sangat kuat melekat pada substrat karena akarnya kokoh dan
bercabang pendek. Alga jenis ini pada beberapa daerah seperti Tapanuli dan
Kepulauan Seribu dikonsumsi baik mentah maupun matang walaupun memiliki
tekstur yang kasar dengan rasa pedas seperti lada (Suhartin, 2003).

Bahan makanan ini mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi sebagai
sumber protein nabati, mineral maupun vitamin. Anggadiredja (1993) telah
4

menganalisa kandungan gizi beberapa jenis rumput laut. Hasil analisa tersebut
menunjukkan bahwa secara umum rumput laut mengandung air yang tinggi yaitu
sekitar 80 - 90 %, protein 17 - 27 %, lemak 0.08 - 1.9 %, karbohidrat 39 - 50 %,
serat 1.3 - 12.4 % dan abu 8.15 - 16.9.

2.2 Hati
Hati merupakan pusat metabolisme tubuh dengan kapasitas cadangan yang
besar, karena itu kerusakan sel hati secara klinis baru dapat diketahui jika sudah
lanjut. Kerusakan pada sel hati yang sedang berlangsung dapat diketahui dengan
mengukur parameter fungsi berupa zat dalam peredaran darah yang dibentuk oleh
sel hati yang rusak atau mengalami nekrosis (Widmann, 1995). Gangguan hati
ditandai dengan peningkatan aktivitas serum transaminase berupa SGPT (Serum
Glutamic Piruvic Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase), laktat dehidrogenase, serta bilirubin serum. Kadar SGPT dalam
serum menjadi petunjuk yang lebih sensitif ke arah kerusakan hati karena sangat
sedikit kondisi selain hati yang berpengaruh pada kadar SGPT dalam serum
(Widmann, 1995).

2.3 Hepatotoksik
Hepatotoksik merupakan kerusakan hati yang dipengaruhi efek
toksik yag menyebabkan terjadinya ketidakseimbagan antara produksi dan
sekresi dalam hati. Kematian disebabkan oleh hepatotoksisitas yang berat
dengan nekrosis lobulus sentral, kadang-kadang berhubungan dengan nekrosis
tubulus ginjal akut. Gejala dini kerusakan hati meliputi mual, muntah, diare, dan
nyeri abdomen. Pengobatan sangat tidak memuaskan dibandingkan terapi
kelebihan dosis aspirin. Di samping terapi suportif, tindakan yang terbukti
menggembirakan adalah sifat gugusan sulfihidril yang dapat menetralisasi
metabolit toksik. Untuk tujuan ini digunakan asetilsistein. (Furst & Munster,
2001).

2.4 SGPT dan SGOT


Tes laboratorium sering kali digunakan untuk memastikan diagnosis
(bersama-sama dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan jasmani) serta untuk
memantau penyakit dan pengobatan. Pemeriksaan enzim dapat dibagi dalam
beberapa bagian:

1. Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel yaitu SGOT, SGPT,


GLDH,dan LDH.
2. Enzim yang berhubungan dengan penanda kolestasis seperti gamma GT
dan fosfatase alkali.
3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati misalnya
kolinesterase. (Akbar, 2007).
5

Dua enzim yang sering berkaitan dengan kerusakan hepatoseluler adalah


aminotransferase. Aspartat aminotransferase (AST) memerantai reaksi antara
asam aspartat dan asam alfaketoglutamat; yang dikenal dengan serum glutamat-
oksaloasetat transaminase (SGOT). Alanin aminotransferase (ALT) memindahkan
satu gugus amino antara alanin dan asam alfaketoglutamat yang dikenal dengan
serum glutamat-piruvat transaminase (SGPT). Walaupun SGPT dan SGOT sering
dianggap sebagai enzim hati karena tinggina konsentrasi keduanya dalam
hepatosit, namun hanya SGPT yang spesifik, karena SGOT terdapat di
miokardium, otot rangka, otak, dan ginjal. (Sacher & McPherson, 2004).

Pada penyakit hepatitis, kenaikan kembali atau bertahannya nilai


transaminase yang tinggi menunjukkan kelainan yang berlanjut dan terjadinya
nekrosis hati. (Dalimartha, 2006)

Tabel 1 Kriteria hepatotoksisitas menurut Common Toxicity

Grade 0 1 2 3 4

SGOT DBN >BAN-2,5 >2,5-5,0 X >5,0-20,0 X > 20,0 BAN


X BAN BAN BAN

SGPT DBN >BAN-2,5 >2,5-5,0 X >5,0-20,0 X > 20,0 BAN


X BAN BAN BAN
6

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian true experimental randomized
control trial with posttest only group design. (Arief, 2004) (Murti, 1994)Penelitian
ini merupakan langkah awal dalam penelitian sebelum hasil penelitian diterapkan
pada manusia (trial clinic). Peneliti memberikan perlakuan terhadap subyek yang
berupa hewan coba di Laboratorium.

3.3 Subyek Peneltian


Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit berjenis
kelamin jantan berusia 2-3 bulan, berat ± 20 gram sebanyak 40 ekor.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Labotorium Farmakologi Universitas
Muhammadiyah Mataram.

3.4 Cara Kerja

3.4.1 Persiapan Hewan Percobaan


mencit berjenis kelamin jantan berusia 2-3 bulan dengan berat badan berat
± 20 gram dan sehat.

3.4.2 Pembuatan Ekstrak dan Fraksi


Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan metanol
70% selama 5 hari, dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali agar mendapatkan
ekstrak yang maksimal.

3.4.3 Skrining Fitokimia


Skrining fitokimia dilakukan menggunakan uji tabung. Adapun uji
skrining fitokimia yang dilakukan meliputi pemeriksaan alkaloid, polifenol, tanin,
flavonoid, dan saponin.

3.4.4 Penentuan Dosis

3.4.4.1 Penentuan Dosis Ekstrak


Ekstrak latoh diperoleh dari hasil meserasi tanan latoh menggunakan
methanol 70%. Pemberian ekstrak latoh dilakukan peroral dengan menggunakan
sonde lambung. Pemberian ekstrak dilakukansekali sehari selama 10 hari.
Untuk penelitian ini, digunakan 3 varian dosis yang berbeda untuk setiap
kelompok. Antara lain :
Dosis I = 10 mg/1000 gr BB
0,5 mg/ 20gr BB
Dosis II = 50 mg/1000 gr BB
7

1 mg/ 20 gr BB
Dosis III = 100 mg/1000 gr BB
2 mg/20 gr BB

3.4.4.2 Penentuan Dosis Paracetamol


Parasetamol didapatkan dari apotik terdekat. Dosis toksik parasetamol
terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 gram (200-250 mg/kg BB)
parasetamol (Wilmana, 1995). Maka dosis toksik parasetamol untuk mencit
berdasarkan tabel konversi manusia dengan berat badan 70 kg. Bila dosis toksik
parasetamol yang digunakan 15gram, dengan faktor konversi 0,0026 adalah:
= 0,0026 x 15 g/1000 g BB
= 0,039 g/ 1000g BB
= 0,78 mg/20g BB mencit
Dosis yang akan diberikan sebesar 0,78 mg/20g BB mencit / hari secara peroral.

3.4.5 Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan


Perlakuan dilakukan dengan membagi 40 mencit kedalam lima kelompok
secara acak. Kelompok I tidak diberi perlakuan, hanya diberi pakan standar dan
minum aquadest. Kelompok II diberikan suspensi CMC 1%. Kelompok III, IV
dan V diberikan variasi dosis I, II dan III fraksi metanol latoh selama 10 hari.
Kemudian pada hari ke lima, 1 jam setelah pemberian variasi dosis, mencit
diinduksi Paracetamol 5 mg/kg BB secara intra peritonial. Pada hari ke sepuluh,
mencit dikorbankan untuk diukur kadar SGOT dan SGPT dalam serum.

3.4.6 Pengukuran Kadar SGOT/SGPT


Pengukuran dilakukan dengan metode fotometrik dengan mencampurkan
sampel serum dengan reagen. Reagen SGPT dan SGOT yang digunakan adalah
kit reagen produksi (Dyasis®) dimana serum darah dan reagen SGPT/SGOT
dicampur pada temperatur ruangan (18-300C). Serum darah diambil sebanyak 100
μL, kemudian ditambahkan reagen sebanyak 1ml campur dengan baik, setelah
satu menit di ukur kenaikan serapan setiap menit selama tiga menit pada panjang
gelombang 340nm. Kemudian aktivitas SGPT SGOT dapat dihitung dengan
rumus:

Aktivitas SGOT/SGPT (U/L) = ΔA/menit x F


A/menit = (Abs Test 2 - Abs Test 1)+( Abs Test 3-Abs test 1)
2
Keterangan:
Abs Test 1 : Absorban sampel yang di ukur menit pertama.
Abs Test 2 : Absorban sampel yang di ukur menit kedua.
Abs Test 3 : Absorban sampel yang di ukur menit ketiga.
ΔA/menit : Perubahan aktivitas rata- rata per menit.
F : Faktor (1745).
8

Larutan pereaksi SGOT dan SGPT yang terdiri dari:


1. Larutan pereaksi SGOT yang terdiri dari:
a. Reagen 1:
TRIS buffer pH 7,65 110 mmol/L.
L-aspartat 320 mmol/L.
MHD (malat dehidrogenase) ≥800 U/L.
LHD (laktat dehidrogenase) ≥ 1200 U/L.
b. Reagen II:
2-Oksoglutarat 65 mmol/L.
NADH 1 mmol/L.
2. Larutan pereaksi SGPT yang terdiri dari:
a. Reagen I:
TRIS buffer pH 7,15 140 mmol/L.
L-alanin 700 mmol/L.
b. Reagen II:
2-Oksaloasetat 85 mmol/L.
NAD (Nicotinamid Adenin Dinukleotida) 1 mmol/L.

3.4.8 Analisis Data


Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 for
windows, menggunakan uji statistik One way ANOVA. Jika variabel tidak
berdistribusi normal atau varians tetap tidak sama, dipilih uji KruskalWallis yang
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
9

BAB 4
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggara Biaya
No Kebutuhan Total Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 2.855.200
2 Bahan Habis Pakai 4.069.800
3 Biaya Perjalanan 2.450.000
4 Lain – Lain 3.125.000
Total 12.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan


BulanKe-
No JenisKegiatan
2 3 4

1 Persiapan alat dan pengambilan


bahan serta Pembuatan ekstrak
daun Latoh (Caulerpa Racemosa)

3 Perlakuan hewanuji

4 Pencatatan hasil pengujian dan


pengolahan data hasil uji
10

DAFTAR PUSTAKA
[FAO] Food and Agricultural Organization. (2007). Dipetik 10 29, 2017, dari
Chlorophyta-green algae.
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/009/w7191e/w7191e04.pdf

Akbar. (2007). Kelainan Enzim pada Penyakit Hati. Dalam : Buku Ajar Ilmi
Penyakit Dalam. Dalam Jilid I. Edisi ketiga (hal. 424). Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.

Arief, M. (2004). Dalam Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan


(hal. 97-114). Klaten: CSGF.

Atmadja, P., & Sulistijo, S. R. (1996). Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut


Indonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanologi LIPI.

Dalimartha, S. (2006). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Furst, & Munster. (2001). Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, obat-obat


Antireumatik Pemodifikasi-Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obatobat
untuk Pirai. Jakarta: Salema Medika.

Helwig, B. (2008). Antioxidants. Dipetik juli 24, 2008, dari


http://www.exrx.net/nutrition/antioxidants/html

Munifah I, K. H. (2007). Isolation and antioxidative assay of several marine


macroalgae components within ethyl-acetate fraction. Dipetik juli 16,
2008, dari http://www.scribd.com/doc/Isolation-
seminternationalUGM/2558795

Murti, B. (1994). Dalam Penerapan Metode Statistik Non-Parametrik dalam


Ilmu-ilmu (hal. 27, 127). Jakarta: Gramedia Pusaka Utama.

Sacher, & McPherson. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan. Jakarta: EGC.

Suhartin, i. S. (2003). Penapisan awal Caulerpa racemosa, Sesuvium


portulacastrum, Xylocarpus granatum dan Ulva lactuca sebagai
antimikroba. [Skripsi]. Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Widmann. (1995). Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.


Jakarta: Penerbit EGC.
I

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
II

Biodata Anggota 1
III

Biodata Anggota 2
IV

Biodata Dosen Pendamping


V
VI

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan penunjang

Material Justifikasi Kuantitas Harga Keteranga


Pemakaian Satuan (Rp) n (Rp)
Masker Alat Pelindung 2 box @45.000 90.000
Diri
Handscoon Pengambilan 1buah @48.200 48.200
sampel darah
Sewa Oven Pengering bahan 5 hari @ 60.000/hari 300.000
Sewa Rotary Menguapkan 6 hari @30.000/hari 180.000
evaporator pelarut ekstrak
Sewa alat uji Uji kadar enzim 40 sampel @ 45.000/sampel 1.800.000
kadar enzim SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT
Nampan plastik Alat menyimpan 5 buah @15.000 75.000
daun
Tabung reaksi Alat menguji 10 buah @5.000 50.000
kandungan senyawa
Kandang mencit Tempat mencit 5 buah @ 17.500 87.500

Botol minum Alat minum mencit 5 buah @ 10.000 50.000


mencit
Kawat jaring Penutup kandang 4 meter @ 28.000/meter 112.000
mencit
Sekam kayu Alas penyimpan 5 buah @ 5000 25.000
hamster serbuk mencit
Toples kaca Tempat pembuatan 5 buah @7.500 37.500
ekstrak
SUB TOTAL(Rp) 2.855.200
VII
2. Bahan Habis Pakai*
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaia Satuan (Rp) (Rp)
Alkohol Sebagai sanitasi 300ml 75.000/100ml 225.000
absolut
Etanol 96% Sebagai pelarut 10L 36.400/L 364.000
ekstrak
Tissue Sebagai 10 gulung @10.000/gulung 100.000
pembersih alat
sederhana
Hewan Hewan uji 40 ekor @22.500 900.000
Uji
mencit

Pakan Makanan 5 pcs @200.000 1.000.000


mencit hewan uji

Spuit 1cc alat pengambil 1 kotak @250.500 250.500


darah
Spuit oral Alat pemberian 5 @75.000 375.000
mencit ekstrak
Eppendrop 1,5 Penampun darah 1kantong (isi @95.300 95.300
ml hewan uji 500 tube)

Rak Penyimpan 1pcs @225.000 225.000


eppendroop an PCR
PCR Tub
Rak Kartell Tempat 1 pcs @ 185.000 185.000
Tips penyimpanan
tips
Yellow tips Untuk 1 kantong @200.000 200.000
Pengencer
serum
White tips Untuk 1 kantong @150.000 150.000
pengambil
serum
SUB TOTAL(Rp) 4.069.800
VIII
3. Perjalanan*
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Perjalanan Satuan (Rp) (Rp)
Mataram – Sewa mobil dan 1 kali @550.000 550.000
Lombok Timur bensin perjalanan
Pengambilan pulang pergi
Alga Latoh di
laut
Perjalanan ke Sewa mobil dan 4 kali @300.000 1.200.000
Univ. Mataram bensin Untuk perjalanan
(pembuatan penguapan pulang pergi
ekstrak) ekstrak
Perjalanan ke Seminar hasi 1 kali @ 300.000 300.000
Univ. Mataram penelitian perjalanan
(seminar) pulang pergi

Bensin selama 50 @8.000 400.000


penelitian 3 bulan
SUB TOTAL(Rp) 2.450.000
IX

4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Satuan (Rp) (Rp)
Administrasi Ijin Laboraturium : 3 Lab @ 150.000 700.000

- Lab.
Faramkognosi
& Farmakologi
Univ.
Muhammadiyah
Mataram
- Lab. Balai
Labkes
Mayarakat @350.000
Publikasi Jurnal ber ISSN 1 artikel @ 675.000 675.000

Konsumsi Selama Perjalanan 3 Bulan @1.500.000 1.500.000


Pengambilan Bahan
dan Penelitian
Laporan Pembuatan laporan 3 Rangkap @250.000 250.000
hasil penelitian
SUB TOTAL(Rp) 3.125.000
Total (Keseluruhan) 12.500.000
X

Lampiran 3. Susunan Organisasi Penyusun Kegiatan dan PembagianTugas

No Nama/NIM Prodi Bidang ilmu Alokasi Uraian tugas


waktu
(Jam/mingg
u)
1. Lingga D3Farmasi Kesehatan 6 Preparasi Alat dan
Algifari jam/Minggu Bahan,ekstraksi
51502A0032
2. Kartika D3Farmasi Kesehatan 5 Perlakuan hewan
Hutbah jam/Minggu uji
51502A0028
3. Ika Nurmala D3Farmasi Kesehatan 5 Laporan dan
Sari jam/Minggu proposal
516020041
XI

Lampiran 4. Lembar Pernyataan

Anda mungkin juga menyukai