Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum Biokimia Klinis 1 tentang Antioksidan Dan
Oksidasi Biologis. Adapun tujuan laporan praktikum ini disusun adalah dalam
rangka memenuhi tugas setiap pasca praktikum Biokimia Klinis 1.
Melalui laporan praktikum Biokimia Klinis 1 ini, kami dapat mengetahui
tentang bagaimana proses oksidasi dan efek antioksidan serta kadar peroksida
lipid dalam cairan biologis.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para dosen
pembimbing praktikum Biokimia Klinis 1, rekan-rekan kelompok, serta pihak lain
yang turut berpartisipasi dalam terselesaikannya laporan praktikum Biokimia
Klinis 1 ini.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum Biokimia Klinis 1 ini belum
mencapai kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun yang tentunya diperlukan guna memperbaiki laporan-
laporan praktikum berikutnya. Kami berharap semoga penyusunan laporan ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kami dan para pembaca.
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum.....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................11
3.1 Uji Oksidasi dalam Kentang...................................................................................11
3.2 Uji Ketengikan Minyak..........................................................................................12
3.3 Uji Sifat Antioksidan dari Jeruk Nipis / Vitamin C................................................12
3.4 Uji Peroksida Lipid dalam Cairan Biologis............................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................14
4.1 Hasil Pengamatan...................................................................................................14
4.1.1 Uji Oksidasi dalam Kentang............................................................................14
4.1.2 Uji Ketengikan Minyak...................................................................................14
4.1.3 Uji Sifat Antioksidan dari Jeruk atau Vitamin C.............................................14
4.1.4 Uji Peroksida Lipid Dalam Cairan Biologis....................................................15
4.2 Pembahasan............................................................................................................16
4.2.1 Uji Antioksidan pada Kentang.........................................................................16
4.2.2 Uji Ketengikan................................................................................................17
4.2.3 Uji Sifat Antioksidan Jeruk/ Vitamin C...........................................................18
4.2.4 Uji Peroksida Lipid dalam Cairan Biologis.....................................................18
BAB V PENUTUP................................................................................................22
5.1 Kesimpulan............................................................................................................22
5.2 Saran......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
(Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan,
yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik) (Dalimartha dan
Soedibyo, 1999). Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam
jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh
membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan
efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan
antioksidan alami menjadi alternative yang sangat dibutuhkan (Rohdiana, 2001;
Sunarni, 2005). Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan
yang disebabkan spesies oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit
degeneratif serta mampu menghambat peroksidae lipid pada makanan.
Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan alami terjadi beberapa tahun
terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi dalam
struktur molekulnya (Sunarni, 2005).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
berani katakan menjadikannya antioksidan yang sangat penting dan pro-oksidan.
Asam L-askorbat bentuk tereduksi dari vitamin C dan asam dehydroascorbic
(DHA) adalah bentuk teroksidasi askorbat, baik asam L-askorbat dan asam
dihydroascorbic mempertahankan aktivitas vitamin C. Dehidro-askorbat diubah
kembali menjadi askorbat dalam sitosol oleh sitokrom b reduktase dan reduktase
thioredoksin dalam reaksi yang melibatkan masing-masing NADH dan NADPH.
Askorbat diangkut ke dalam sel melalui transporter vitamin C yang bergantung
pada natrium (SVCT), yang menyebabkan akumulasi askorbat di dalam sel
terhadap gradien konsentrasi. Asam dehydroascorbic, bentuk teroksidasi askorbat,
diangkut melalui keluarga transporter glukosa (GLUTs). Konsentrasi askorbat
tertinggi di dalam tubuh ditemukan di otak dan kelenjar adrenal. Vitamin C juga
bertindak sebagai faktor pendamping dalam beberapa reaksi enzim. Vitamin ini
merupakan faktor biokimia penting dalam proses reproduksi. Farmakofor vitamin
C adalah askorbat, askorbat adalah antioksidan. Oksorbat adalah neuromodulator
sistem glutamatergik dan dopaminergik serta perilaku terkait. Ini juga
meningkatkan komponen sistem kekebalan tubuh. Mengingat peran luas askorbat,
penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi mekanisme yang tepat
yang mendasari efek ini. Dalam ulasan ini kami akan mempertimbangkan
gambaran singkat tentang karakteristik dan fungsi vitamin C (bergantung pada
fungsi antioksidan) di berbagai jaringan.
7
IUBMB 2010). Enzim polifenol oksidase dihasilkan dari reaksi antara L-tyrosine,
L-dopa, dan O2menjadi L-dopa, dopaquinone, dan H2O.
8
mempertahankan perubahan warna sebab pH optimal enzim fenolase adalah 6,5.
Logam seperti besi dan tembaga dapat diikat oleh asam askorbat, logam-logam ini
merupakan katalisator oksidasi yang dapat menyebabkan perubahan warna yang
tidak diinginkan. Asam bersifat sinergis terhadap antioksidan dalam mencegah
ketengikan dan pencoklatan (Winarno, 1997). Asam askorbat merupakan senyawa
yang mudah larut dalam air, mempunyai sifat asam dan mempunyai sifat
pereduksi yang kuat. Sifat-sifat tersebut terutama disebabkan adanya struktur
enediol yang berkonjugasi dengan gugus karbonil dalam cincin lakton.
9
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat
larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang
sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah
karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada
dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah
larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini
dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N)
sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan
pelarut non-polar.
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Kentang
Larutan Fenol 1%
Larutan Pirogalol 1%
Perasan air jeruk nipis (vitamin C)
Tabung Tabung
1 2 3 4
Ekstrak 5 5 5 5
kentang (mL)
Lar Jeruk - 10 - 10
nipis (tetes)
Lar Fenol 1% 10 10 - -
Lar Pirogalol - - 10 10
1%
Cara Kerja
Buatlah komposisi bahan sebagai berikut:
Bahan Tabung
1 2
11
Minyak goreng baru 0,5 mL -
Minyak goreng sudah - 0,5 mL
dipanaskan berulang
Beri tetesan lar Hubl,
hitung hingga warna
coklat/orange stabil
Cara Kerja
Buatlah komposisi bahan sebagai berikut:
Cara Kerja
Buatlah komposisi bahan sebagai berikut:
12
Bahan Blanko Standar MDA (mmol/L) Sampel
0,312 0,625 1,25 2,5 5
(Aquades)
400 uL 400 uL 400 400 400 400 400 uL
uL uL uL uL
TCA 10% 200 uL 200 uL 200 200 200 200 200 uL
uL uL uL uL
Ambil supernatan, bukan endapan
TBA 1mL 1mL 1mL 1mL 1mL 1mL 1mL
Inkubasi Air mendidih 10 menit
Dinginka Spektrofotometer Λ = 532 nm
n
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan Tabung ke
1 2 3 4
Ekstrak 5 5 5 5
kentang
Larutan jeruk - 10 - 10
nipis (tetes)
Larutan fenol 10 10 - -
1% (tetes)
Larutan - - 10 10
pirogalol 1%
(tetes)
Hasil Krem tua Krem keruh Coklat pekat Coklat lebih
pengamatan lebih muda muda
Sampel Pereaksi
Minyak baru 30 tetes hubl
Minyak yang sudah digoreng 24 tetes hubl
13
4.1.3 Uji Sifat Antioksidan dari Jeruk atau Vitamin C
Bahan Tabung ke
1 2 3 4
Larutan jeruk 25 ml 25 ml - -
nipis
Aquades - - 25 ml 25 ml
Irisan pisang √ - √ -
Irisan Apel - √ - √
Hasil Kuning Putih Kecoklatan Kecoklatan
pengamatan kekuningan
A
MDA=
ε
Blanko = 0,007 A
0,007
MDA= =4,5 ×10−8
153.000
1. Kelompok 1A = 0,045 A
0,045
MDA= =2,9 × 10−7
153.000
2. Kelompok 2A = 0,302 A
0,302
MDA= =1,9 ×10−7
153.000
3. Kelompok 1C = 0,072 A
0,072
MDA= =4,7 ×10−7
153.000
4. Kelompok 2C = 0,093 A
0,093
MD A= =6,07 × 10−7
153.000
14
0.12
f(x) = 0.02 x + 0
0.1 R² = 0.96
0.08
0.06
Linear ()
0.04
0.02
0
0 1 2 3 4 5 6
4.2 Pembahasan
15
Penambahan vitamin C pada percobaan digunakan sebagai antioksidan.
Vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel neutrofil,
monosit, protein lensa, dan retina. Vitamin ini juga dapat bereaksi dengan Fe-
ferritin. Diluar sel, vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif,
mencegah terjadinya LDL teroksidasi, mentransfer elektron ke dala tokoferol
teroksidasi dan mengabsorpsi logam dalam saluran pencernaan. Askorbat dapat
langsung menangkap radikal bebas oksigen, baik dengan tanpa katalisator enzim.
Secara tidak langsung, askorbat dapat meredam aktivitas dengan cara mengubah
tokoferol menjadi bentuk tereduksi. Reaksinya terhadap senyawa oksigen reaktif
lebih cepat dibandingkan dengan komponen lainnya. Askorbat juga melindungi
makromolekul penting dari oksidasi Reaksi terhadap radikal hidroksil terbatas
hanya seba proses difusi. Vitamin C bekerja secara sinergis dengan vitamin E.
Vitamin E yang teroksidasi radikal bebas dapat beraksi dengan vitamin C
kemudian akan berubah menjadi tokoferol setelah mendonasikan ion hidrogen
dari vitamin C.
16
dari tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Kandungan gula yang tinggi dapat
berperan untuk menghambat porses timbulnya reaksi oksidasi dan ketengikan.
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.
Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi sedangkan antioksidan akan
menghambatnya.
17
(Rukmana, 2003). Vitamin C bersifat antioksidan, dimana antioksidan merupakan
suatu senyawa yang memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Selain itu,
antioksidan dapat dinyatakan sebagai senyawa yang dapat mencegah reaksi
oksidasi dengan cara menghentikan reaksi radikal bebas (Redha, 2010). Sifat
antioksidan inilah yang menyebabkan irisan buah pada larutan jeruk nipis tidak
mengalami oksidasi yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna pada
irisan buah tersebut.
18
MDA dilakukan dengan TBA (Asam tiobarbiturat) yaitu akan membentuk
senyawa warna merah muda dan diukur serapan pada panjang gelombang 532 nm,
juga dapat diukur dengan HPLC (High Performance Liqiud Chromatography).
19
reaktif. Uji TBA hanya mendeteksi MDA bebas dan mengukur jumlah MDA
bebas dalam sistem lipid peroksidasi.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Suatu proses Oksidasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi
coklat pada kentang dan lipid. Pada Lipid reaksi oksidasi juga ditandai
adanya bau tengik karena Hidroperoksida memiliki sifat dapat terurai menjadi
senyawa yang lebih kecil, seperti aldehid. Aldehid dapat menimbulkan bau
yang tidak enak pada lemak atau lipid seperti bau tengik.
2. Proses oksidasi dapat dicegah atau dihambat dengan pemberian Anti Oksidan,
seperti penambahan vitamin C.
3. Iodine mudah bereaksi dengan tidak jenuh karena iodium memiliki
keelektronegatifitas tinggi. Iodin dapat menyebabkan adanya reaksi adisi pada
ikatan rangkap lemak.
4. Minyak kelapa membutuhkan KI yang lebih banyak untuk menimbulkan
warna yang coklat karena minyak kelapa memiliki ikatan rangkap yang lebih
banyak. Ikatan rangkap yang teroksidasi akan mengaddisi Iodium (I2)
sehingga ikatan rangkapnya hilang ( kondisi jenuh ).
5. Minyak yang telah digunakan berkali-kali, telah mengalami penjenuhan.
Akibatnya, ikatan rangkapnya banyak berkurang ( putus/hilang). Sehingga,
ketika dioksidasi lagi, jumlah tetesan KI yang digunakan lebih sedikit untuk
membentuk warna coklat yang menetap.
21
6. Perubahan yang terjadi pada irisan apel maupun pisang lebih menunjukkan
perubahan pada rendaman air jeruk daripada rendaman aquades terlihat pada
rendaman air jeruk irisan apel dan pisang masih menunjukkan warna yang
sama dari pertama kali direndam sedangkan irisan apel dan pisang pada
rendaman aquades mengalami perubahan warna.
7. Vitamin C bersifat antioksidan, dimana antioksidan merupakan suatu
senyawa yang memperlambat atau mencegah proses oksidasi, sehingga
vitamin C inilah yang menyebabkan irisan apel dan pisang tidak mengalami
oksidasi yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna pada irisan
buah tersebut.
8. Kadar serapan yang terbentuk pada sampel diperoleh kadar MDA yang
berbeda-beda yaitu kelompok 1A adalah 2,9 x 10-7, kelompok 2A adalah 1,9 x
10-7, kelompok 1C adalah 4,7 x 10-7, dan kelompok 2C adalah 6,07 x 10-7,
serta pada blanko nilai MDA nya adalah 4,5 x 10-8 .
9. Jumlah kadar MDA yang terbentuk menggambarkan proses peroksidasi lipid
5.2 Saran
Kami tentunya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih ada
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki laporan ini
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan laporan
praktikum ini dari para pembaca.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1998), “ SNI 01- 3555 - 1998 ”Cara Uji Minyak dan Lemak”, Badan
Standardisasi Nasional, Indonesia.
Dalimartha, S dan Soedibyo, M., 1999, Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan
Diet Suplemen,
https://id.123dok.com/document/dzxxme4z-laporan-pratikum-biokimia.html
diakses pada tanggal 13 November 2019 pukul 20.00.
Mardiah E. 1996. Penentuan aktivitas dan inhibisi enzim polifenol oksidase dari
apel (Pyrus malus Linn.). Jurnal Kimia Andalas 2: 2.
23
Marks DB, Marks AD, Smith CM. 2000. Basic Medical Biochemistry: A Clinical
Approach. Philadelphia: William & Wilkins.
Murray, R.K., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Rodwell, V.W., Weil,
P.A. 2009.
Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun Teh.
Majalah Jurnal Indonesia.
24
Sikaris, K. The clinical biochemistry of obesity. Clin. Biochem. Rev. 2004, 25,
165–181.
Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. 2002. Oxygen Toxicity by Radiation and Effect
of Glutamic Piruvat
Winarno F.G. 2004. Kimia Panngan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
25
LAMPIRAN
26
27