Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Oksidan dan Antioksidan

Disusun oleh :
M. Ilham Fadhillah (501201010015)
Dosen Pembimbing : Niko Zulni Pratama, S.Pd, M.pd

JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS INDRAGIRI HILIR

1
2021 / 2022
Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Oksidan
dan Antioksidan, Analisis Penampilan Olahraga” guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu
faal/fisiologi olahraga.
Makalah ini telah dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Tembilahan, 10 Juni 2022

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Oksidan dan Antioksidan.........................................................................................5
B. Konsep Oksidan dan Antioksidan...............................................................................................6
C. Dampak Oksidan dan Antioksidan.............................................................................................8
a) Dampak Positif Oksidan.........................................................................................................8
b) Dampak Negatif Oksidan.......................................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan kehidupan yang dihadapi masyarakat modern sangat rentan akan timbulnya
penyakit kronis. Pada proses metabolisme normal, tubuh memproduksi partikel kecil dengan
tenaga besar disebut sebagai radikal bebas. Kesibukan, polusi, kontaminasi, radiasi (matahari
dengan lapisan ozon tipis), kelelahan, kekenyangan, kesenangan, kelaparan, stres, dan
berbagai penyakit yang ditimbulkan, akan berakibat tubuh mengeluarkan oksigen radikal atau
radikal bebas yang berlebihan. Radikal bebas bersama super oxide dismutase (SOD)
menimbulkan banyak masalah kesehatan.

Akhir-akhir ini perhatian dunia kedokteran terhadap oksidan juga makin meningkat.
Perhatian ini terutama ditimbulkan oleh kesadaran bahwa oksidan dapat menimbulkan
kerusakan sel, dan menjadi penyebab atau mendasari berbagai keadaan patologik seperti
penyakit kardiovaskuler, penyakit respiratorik, gangguan sistem tanggap kebal,
karsinogenesis, bahkan dicurigai ikut berperan dalam proses penuaan (aging).

Oksidan dapat mengganggu integritas sel karena dapat bereaksi dengan komponen-
komponen sel yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel, baik komponen struktural
(misalnya molekul-molekul penyusun membran) maupun komponen-komponen fungsional
(misalnya enzim-enzim dan DNA).

Oksidan atau radikal bebas yang diproduksi di dalam tubuh normal akan dinetralisir
oleh antioksidan yang ada di dalam tubuh sendiri maupun dengan suplemen dari luar melalui
makanan, minuman, atau obat-obatan, seperti karotenoid, vitamin C, E, dan lain-lain . Bila
kadar radikal bebas terlalu tinggi maka kemampuan dari antioksidan endogen tidak memadai
untuk menetralisir radikal bebas sehingga terjadi keadaan yang tidak seimbang antara oksidan
dengan antioksidan.

1) Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud oksidan dan antioksidan ?


 Apa fungsi oksidan dan antioksidan ?
 Apa dampak yang ditimbulkan dari oksidan dan antioksidan ?

2) Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian oksidan dan antoksidan serta konsepnya.
 Untuk mengetahui fungsi oksidan dan antioksidan.
 Untuk mengetahui dampak dari oksidan dan antioksidan.

3) Manfaat
 Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai oksidan dan antioksidan bagi
mahasiswa.
 Dapat mengetahui pengaruh oksidan dan antioksidan terhadap tubuh manusia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Oksidan dan Antioksidan
a) Pengertian Oksidan
Oksidan atau radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga
molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari
molekul atau sel lain. (Iswara, 2009).
Sedangkan menurut pengertian ilmu kimia, Oksidan dan radikal bebas berbeda
meskipun keduanya memliki kemiripan dari sifat-sifatnya dan dapat menyebabkan
kerusakan yang sama walaupun prosesnya berbeda.Oksidan adalah senyawa penerima
elektron, (electron acceptor), yaitu senyawa-senyawa yang dapat menarik
electron.Sebaliknya, radikal bebas adalah atom atau molekul (kumpulan atom) yang
memiliki elektron yang tak berpasangan (unpaired electron).
Berdasarkan penelitian ilmuwan Moses Gomberg dan ilmuwan lainnya, istilah
radikal bebas diartikan sebagai molekul yang relatif tidak stabil di dalam sel, mempunyai
satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya. Molekul tersebut bersifat
reaktif dalam mencari pasangan elektronnya, yang biasanya “dicuri” dari sel tubuh lain.

Pengertian Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih
elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam. Antioksidan
didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses
oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi lipid (Dalimartha
dan Soedibyo, 1999)
Menurut Winarsi (2007), dalam jurnal Evy D et al. menyatakan bahwa secara
biologis antioksidan dapat diartikan sebagai senyawa yang mampu meredam dampak
negatif oksidan dalam tubuh. Menurut Meydani et al. (1995) dalam jurnal Evy D et al.
menyatakan bahwa antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektronnya pada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan dapat dihambat.
Sedangkan Antioksidan menurut Hariyatmi (2004) adalah substansi yang
diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang
ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak.
Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar rendah secara
bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi, yaitu suatu proses di mana
terjadi pengurangan atau pemindahan jumlah elektron dalam reaksi kimia, yaitu dengan
jalan elektronnya mudah dicuri oleh radikal bebas, dalam upaya agar sel-sel yang lainnya
selamat (Silalahi, 2006).
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat proses oksidasi. Bagi
manusia, senyawa antioksidan diperlukan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang
5
berlebihan sehingga dapat mencegah penyakit degeneratif.Salah satu senyawa antioksidan
yang dapat diperoleh secara alami adalah golongan fenolik (Anggraeni, 2003).
Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi suatu zat tertentu (khususnya
yang berlemak) dari serangan oksidasi termasuk serangan oleh radikal bebas yaitu untuk
melindungi makanan agar terhindar dari terbentuknya rasa dan bau yang tidak dikehendaki
(Astawan, 2004)

B. Konsep Oksidan dan Antioksidan

a) Oksidan dan Radikal Bebas


Dalam kepustakaan kedokteran pengertian oksidan dan radikal bebas (free radicals)
sering dibaurkan karena keduanya memiliki sifat-sifat yang mirip. Aktivitas kedua jenis
senyawa ini sering menghasilkan akibat yang sama walaupun prosesnya berbeda. Sebagai
contoh perhatikan dampak H2O2 (hidrogen peroksida) dan radikal bebas •OH (radikal
hidroksil) terhadap glutation (GSH) :

Radikal bebas lebih berbahaya dibanding dengan oksidan yang bukan radikal. Hal
ini disebabkan oleh kedua sifat radikal bebas diatas, yaitu reaktifitas yang tinggi dan
kecenderungannya membentuk radikal baru, yang pada gilirannya apabila menjumpai
molekul lain akan membentuk radikal baru lagi, sehingga terjadilah rantai reaksi (chain
reaction) Reaksi rantai tersebut baru berhenti apabila radikal bebas tersebut dapat diredam
(quenched). Contohnya ialah reaksi radikal hidroksil dengan glutation yang telah dibahas
diatas.. Reaksi akan berhenti karena dua radikal glutation (GS•) akan bereaksi membentuk
glutation teroksidasi (GSSG). Seluruh reaksi radikal bebas dapat dijabarkan menjadi 3
(tiga) tahap, yaitu :
 tahap inisiasi
 tahap propagasi
 tahap terminasi
Daya perusak radikal bebas jauh lebih besar dibandingkan dengan oksidan biasa.
Karena reaktifitasnya yang tinggi, radikal bebas tak stabil dan berumur sangat pendek
sehingga sulit dideteksi kecuali dengan metoda-metoda khusus seperti pengukuran EPR
(Electron Paramagnetic Resonance)
Walaupun reaktifitas radikal bebas pada umumnya cukup tinggi sehingga berumur
pendek, namun ada beberapa jenis radikal bebas yang relatif stabil. Salah satu contoh
adalah radikal bebas vitamin E. Berkat struktur molekulnya yang memungkinkan
6
terjadinya resonansi, radikal vitamin E tak perlu reaktif, sehingga dapat berfungsi sebagai
peredam (quencer).
b) Sumber Oksidan
Oksidan yang dapat merusak sel berasal dari berbagai sumber, yaitu :

 Berasal dari tubuh sendiri, yaitu senyawa-senyawa yang sebenarnya berasal dari
proses-proses biologik normal (fisiologis), namun oleh suatu sebab terdapat dalam
jumlah besar.
 Berasal dari proses-proses peradangan.
 Berasal dari luar tubuh, seperti misalnya obat-obatan dan senyawa pencemar (polutant)
 Berasal dari efek radiasi

c) Sumber Antioksidan
Antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh (endogen)
dan dari luar tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup
mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan. Stres oksidatif merupakan keadaan saat
mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen reaktif. Oleh karena itu,
diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya.
d) Makanan yang mengandung oksidan
Jenis makanan tertentu seperti fast food (cepat saji) dan makanan kemasan atau
kaleng ditengarai berpotensi meninggalkan racun dalam tubuh, sebab jenis makanan ini
berlimpah lemak dan mengandung pengawet. Padahal untuk zaman sekarang kebiasaan
makan makanan berlemak tinggi menjadi sesuatu yang sulit dihindari karena perubahan
pola hidup masyarakat, khususnya di perkotaan. Para ahli pangan, gizi, dan kesehatan
menyebutkan makanan berlemak dapat menjadi sumber radikal bebas dalam tubuh. Yaitu,
suatu molekul atau atom apa saja yang sangat tidak stabil karena memiliki satu atau lebih
elektron yang tak berpasangan.
Menurut Prof Dr dr Harijono KS, SpKK, dosen Fakultas Kedokteran UNS, radikal
bebas ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas
sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal
bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya akan menyerang sel-sel
tubuh kita sehingga terjadilah kerusakan jaringan yang akan mempercepat proses penuaan.
e) Makanan yang mengandung antioksidan
Ada beberapa makanan yang merupakan sumber antikosidan. Yakni makanan yang
mengandung Vitamin A, C, E, melantonin, betakaroten seperti sayuran, kacang-kacangan,
jagung, kedelai dan buah. Saat ini juga tersedia suplemen dan susu yang mengandung
antioksidan. Daging mengandung banyak oksidan, jadi sebaiknya perbanyak konsumsi
sayur dan buah.
Vitamin E dan C dikenal sebagai antioksidan yang potensial dan banyak
dikonsumsi. Penelitian yang terbaru berdasarkan hasil studi epidemiologi menunjukkan
asupan sehari vitamin E lebih dari 400 IU akan meningkatkan resiko kematian dan harus

7
dihindari. Sementara dosis konsumsi vitamin E bagi orang dewasa normal cukup 8-10 IU
per hari.
Selama ini di pasaran suplemen vitamin E dan C umumnya dijual dalam dosis
relatif tinggi. Beberapa produk mengandung vitamin C 1.000 mg per tablet. Padahal,
kecukupan gizi vitamin C per hari bagi orang dewasa yang hidup tenang, tidak stres atau
kondisi lain yang tidak sehat, adalah sekitar 60-75 mg per hari. Untuk mereka yang tinggal
di kota besar yang penuh polusi seperti Jakarta, dosis 500 mg bisa diterima.
Secara spesifiknya,berikut ini merupakan beberapa jenis makanan yang
mengandung antioksidan tinggi, sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh kita
terhadap berbagai penyakit:
 Brokoli
 Pepaya
 Bawang Putih
 Kacang Kedelai
 Tomat
 Semangka
 Bayam
 Alpukat
 Wortel
 Anggur
 Mengkudu

C. Dampak Oksidan dan Antioksidan


a) Dampak Positif Oksidan
Oksidan menimbulkan banyak kerugian, tetapi justru dampak negatif ini
dimanfaatkan oleh tubuh untuk melawan serbuan organisma patogen.Untuk menghadapi
“serangan dari luar ini”, alam (atau Sang Pencipta) telah menyediakan sel-sel khusus yang
disebut sel-sel radang (inflamatory cells ) seperti granulosit, monosit dan makrofag, yang
dapat menghasilkan oksidan seperti H2O2, O2·-, ·OH, ClO- dan ·O2
Namun harap diingat bahwa oksidan-oksidan tersebut selain dapat menghancurkan
mikroorganisma dapat pula merusak sel-sel jaringan tubuh sehingga sehingga apabila
terjadi keradangan hebat yang melibatkan banyak sel radang, kerusakan jaringan tak dapat
dihindarkan.
Pada jumlah tertentu radikal bebas dibutuhkan agar dapat membantu sel darah putih
(leukosit) untuk menghancurkan/memakan kuman yang masuk kedalam tubuh.

b) Dampak Negatif Oksidan

 Dampak Terhadap Kesehatan


Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar subletal dapat
mengganggu proses pernafasan normal, selain itu oksidan fotokimia juga dapat
menyebabkan iritasi mata. Beberapa gejala yang dapat diamati pada manusia yang diberi
perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh
8
apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak
dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang orang yang sensitif dapat
mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak
dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema
pulmonari. Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan
Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya
bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan iritasi mata.
Oksidan dapat mengganggu integritas sel karena dapat bereaksi dengan komponen-
komponen sel yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel, baik komponen
struktural (misalnya molekul-molekul penyusun membran) maupun komponen-komponen
fungsional (misalnya enzim-enzim dan DNA).
2. 5. 1 Dampak Positif Antioksidan
Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler,
penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, arteriosklerosis, stroke, DM
dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh
stress oksidatif.
Stress oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan
prooksidan dalam tubuh. Pada kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau reactive
oxygen species (ROS) dapat menimbulkan kerusakan seluler dan genetika. Kekurangan
zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang terpolusi akan
memperparah keadaan tersebut.
Dalam keadaan sehat sel-sel tubuh kita memproduksi radikal bebas, yaitu dalam
kegiatan metabolisme sehari-hari untuk memperoleh energi dari protein, lemak, dan
karbohidrat. Dengan kata lain semua makhluk hidup mensintesis radikal bebas. Radikal
bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan
pada pada orbital luarnya sehingga molekul tersebut sangat reaktif. Reaktivitas tersebut
ditunjukkan oleh kemampuannya merebut elektron dari molekul lain yang akan
mengakibatkan rusaknya molekul tersebut. Jika molekul tersebut merupakan komponen
sel atau organ sel, akibat kerusakan sel menjurus pada timbulnya berbagai penyakit
termasuk penyakit degeneratif.
Vitamin E adalah antioksidan ampuh yang larut dalam lemak. Vitamin E
bekerja secara baik dibagian tubuh yang banyak mengandung lemak seperti pada sistem
kekebalan tubuh, otak dan pembuluh-pembuluh arteri. Bila radikal bebas sampai
menyerang bagian-bagian tubuh tersebut, terjadilah kerusakan-kerusakan sel. Fungsi
vitamin E adalah seperti pemadam kebakaran yang akan mematikan serbuan radikal bebas
yang secara tidak langsung akan mencegah penyakit degeneratif.
Selain vitamin E, beta karoten juga mampu mencegah penyakit degeneratif
(misalnya penyakit jantung koroner dan kanker). Saat ini penyakit akibat gangguan
pembuluh darah menempati peringkat atas sebagai penyakit pembunuh. Apabila pembuluh
darah ke arah jantung tersumbat, terjadilah serangan jantung. Beta karoten dalam hal ini
berfungsi untuk memperlambat berlangsungnya penumpukan plak pada arteri sehingga
aliran darah baik yang ke jantung maupun otak bias berlangsung lancar tanpa sumbatan.

9
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat proses oksidasi. Bagi
manusia, senyawa antioksidan diperlukan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang
berlebihan sehingga dapat mencegah penyakit degeneratif.
Dapat disimpulkan bahwa dampak positif antioksidan sebagai berikut :
a) Dapat menghambat oksidasi lemak
b) Dapat mencegah penuaan dini
c) Dapat mencegah tumbuhnya sel kanker payudara pada wanita
d) Dapat mencegah berbagai jenis kanker
e) Antioksidan membantu mencegah penyakit jantung dan meminimalkan proses
oksidasi kolesterol
f) Antioksidan dapat memberikan perlindungan terhadap sistem saraf pusat

2. 5. 2 Dampak Negatif Antioksidan


Dampak negatif antioksidan yaitu :
1. Mengonsumsi antioksidan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati.
2. Mengkonsumsi Vitamin C lebih dari 10 gram per hari dapat menyebabkan batu ginjal

BAB III
KESIMPULAN

10
3. 1 Kesimpulan
Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga
molekul tersebut menjadi tidak stabil dan molekul tersebut akan bereaksi dengan molekul
lain. Pada dasarnya oksidan dan radikal bebas mempunyai kemiripan dan sifat yang sama
yaitu menyebabkan kerusakan, namun prosesnya berbeda
Antioksidan adalah zat yang mampu menghambat proses oksidasi dalam tubuh.
Proses oksidasi sebernarnya sangat penting untuk metabolisme tubuh. Namun, jika
molekul yang di hasilkan jumlahnya berlebihan maka dapat merusak kesehatan dan
menimbulkan berbagai macam penyakit.
Dalam diri kita sebenarnya sudah memliki penangkal radikal bebas, namun
kemampuan alami tubuh dalam menetralkan radikal bebas akan menurun sesuai
pertambahan usia . keadaan ini sangat berbahaya karena dalam waktu yang bersamaan
sumber-sumber radikal bebas dari luar tubuh semakin hari jumlahnya semakin meningkat.
Untuk mencapai keseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh maka harus
mengonsumsi antioksidan yang memadai. Antioksidan alami lebih tinggi pemanfaatannya
oleh tubuh dibandingkan antioksidan buatan
3. 2 Saran
a) Untuk memperdalam pengetahuan mengenai oksidan dan antioksidan diharapakan
para pembaca mencari informasi lain dari berbagai sumber.
b) Kami menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaa, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat
membangun agar lebih menyempurnakan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan,Edi . (2015).Kimia Umum.Tasikmalaya : LPPM universitas Siliwangi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40101/4/Chapter%20II.pdf
http://www.kompasiana.com/sherlynovenia/oksidan-vs-
antioksidan_550046b4813311f51bfa73a4
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-240-250890323-bab%20i.pdf
Iswara, A. 2009.Pengaruh Pemberian Antioksidan Vitamin C dan E Terhadap Kualitas
Spermatozoa Tikus Putih Terpapar Allethrin. Sarjana Biologi. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

12

Anda mungkin juga menyukai