OBAT
(Alkaloid dan Karbohidrat)
Kelompok 3
Nama Anggota :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini, tepat pada waktunya. Penyusunan tugas ini tidak
terlepas dari dukungan, saran, dan bimbingan berbagai pihak. Maka dari itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun. Penulis mohon maaf apabila terdapat salah kata dalam penulisan yang kurang
berkenan dihati.
Penulis
Daftar Isi
Cover....................................................................................................................... i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Jalur Biosintesis.............................................................................................3
B. Alkaloid..........................................................................................................4
1. Isolasi Alkaloid........................................................................................5
2. Sifat Umum Alkaloid...............................................................................6
3. Klasifikasi Alkaloid.................................................................................7
4. Jalur Biosintesis Pada Alkaloid...............................................................8
5. Metode Identifikasi Alkaloid...................................................................14
C. Karbohidrat....................................................................................................15
1. Isolasi Karbohidrat...................................................................................16
2. Klasifikasi Karbohidrat............................................................................17
3. Sifat Umum Karbohidrat .........................................................................19
4. Jalur Biosintesis Karbohidrat...................................................................20
5. Identifikasi Karbohidrat...........................................................................23
A. Kesimpulan ...................................................................................................24
B. Saran..............................................................................................................24
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Mengetahui cara isolasi dan analisis senyawa bahan alam alkaloid dan
karbohidrat.
2. Memgetahui jalur biosintesis alkaloid dan karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jalur Biosintesis
Jalur biosintesis adalah ringkasan dari reaksi kimia ini, dipecah oleh setiap
langkah. Untuk mendeskripsikan suatu jalur, informasi ekstra relevan sering
dimasukkan, seperti enzim, koenzim, dan kofaktor yang digunakan dalam setiap
reaksi.
B. Alkaloid
1. Isolasi Alkaloid
3. Klasifikasi Alkaloid
Jika dibandingkan dengan kelas lain yang terjadi secara alami, tidak
ada klasifikasi struktur yang seragam untuk alkaloid. Klasifikasi alkaloid
berdasarkan pada kerangka karbonnya meliputi:
Alkaloid jenis ini memiliki kerangka cincin heterosiklik yang mengandung atom
nitrogen. Biosintesis alkaloid jenis ini berasal dari asam amino-asam amino.
b) Protoalkaloid
Alkaloid jenis ini tidak memiliki cincin heterosiklik yang mengandung atom
nitrogen dan merupakan turunan dari asam amino
Contoh: Ephedrine, mescaline, adrenaline
Ephedrine mescaline
adrenaline
c) Pseudoalkaloid
b. Dua cincin tirosin mengalami kondensasi dan membentuk struktur dasar dari
morfin.
Skema lanjutan pembentukan alkaloid dengan prekursor tirosin.
gambar di atas. Pemindahan jembatan eter dan gugus fungsi pada cicin
sikloheksana dan pemanjangan pada levomethorphan and dextromethorphan.
Levomethorphan adalah analgesik dengan proses enatiomer akan membentuk
senyawa kodein yang memiliki aktifitas sebagai antitusif. Pada kenyataannya
isomer yang 'unnatural' ini dapat dijadikan sebagai bahan obat yang bersifat tidak
adiktif dan tidak memiliki aktifitas analgesik. Pentazocine adalah salah satu
contoh senyawa yang memiliki struktur seperti morfin dimana jembatan eternya
juga telah dihilangkan dan cicin sikloheksan diganti dengan gugus metil yang
sederhana. Pentazocine memiliki dua fungsi yaitu sebagai agonis dan antagonis
dari morfin dan juga memiliki fungsi sebagai analgesik yang baik, senyawa ini
dapat menginduksi gejala syndrome awal. Kendatipun demikian hal yang paling
drastis dapat dilihat dari proses pembentukan petidin (meperidin) dimana struktur
morfin berubah menjadi lebih sederhana, petidin merupakan golongan opiat
sintetis yang digunakan secara luas. Hanya ada cincin aromatis dan piperidin
yang menjadi kerangka utamanya. Petidin memiliki potensi yang lebih rendah
dari morfin akan tetapi masih diizinkan untuk diproduksi, ia memiliki aktifitas
analgesik yang singkat dan efek konstipasi yang rendah dibandingkan dengan
morfin serta tetap memiliki efek adiksi. Fentanil memiliki 4-anilin dan lebih baik
dibandingkan dengan struktur 4-fenil-piperidin dan 50-100 kali lebih aktif dari
morfin, hal ini disebabkan karena memiliki lipopolisitas dan sifat trasport yang
sangat baik ,hal ini menyebabkan ia dapat diberikan melalui kulit dalam bentuk
sediaan plester.
Alkaloid
heterosiklik
1. Isolasi Karbohidrat
isolasi dan hidrolisis karbohidrat kita bertujuan untuk
Mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat dengan uji
kuantitatif (menentukan kadar pati) dan uji kualitatif (reaksi peragian, reaksi
molish,dan reaksi benedict). Percobaan pertama yakni mengisolasi amilum
dari singkong/ubi kayu (Manihot esculenta Crantz).
Contohnya sukrosa,maltosa,laktosa dan selobiosa. Polisakarida
adalah karbohidrat dalam bentuk polimer dari satuan monosakarida dengan
rantai sangat panjang.polisakarida berfungsi sebagai komponen struktural
dan cadangan makanan bagi makhluk hidup.contoh pati, selulosa,
hemiselulosa, gilikogen dan asam hialuronat (Fessenden, 1994). Banyak
cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya karbohidrat dalam
suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik
dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat polisakarida maupun
oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu hidrolisa terlebih
dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan
dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu .
Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. misalnya sukrosa
(gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan
utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya.
Monosakarida (sering disebut juga gula sederhana) adalah suatu karbohidrat
yang tersederhana, mereka tak dapat terhidrolisis menjdi molekul
karbohidrat yang lebih kecil. monosakarida dapat diikat secara bersama-
sama untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainya dan akhirnya
polimer. dimer-dimer tersebut adalah disakarida. Sukrosa adalah suatu
disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satusatuan fruktosa.
monosakarida dan diskarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.
Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida
dirujuk sebagai oligosakarida (yunani, oligo= beberapa). Jika lebih dari
delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis maka karbohidrat itu
disebut polisakarida. contoh polisakarida adalah pati, yang dijumpai dalam
gandum dan tepung jagung dan selulosa penyusun yang bersifat serat dari
tumbuhan dan komponen utama dari kapas (Coulson, 2004).
Pati atau selulosa 2, + banyak satuan glukosa Gula sederhana
dan zat-zat yang dengan hidrolisis menghasilkan sederhana disebut
karbohidrat. aslinya nama karbohidrat digunakan karena komposisi
kebanyakan gula, pati dan selulosa berpadaan dengan hidrat hipotesis dari
karbon. Pada umumnya semua karbohidrat disebut sakarida yang terdiri dari
monosakarida yang tidak dapat dihidrolisis, disakarida yang dapat
dihidrolisis menjadi dua molekol monosakarida dan polisakarida yang
membentuk banyak molekol monosakarida dengan hidrolisis (Keenan,
1999). Uji kuantitatif dilakukan dengan menentukan kadar pati dari isolate
amilum pada umbi. Uji kualitatif dilakukan dengan berbagai reaksi kmia
yaitu reaksi peragian, reaksi molisch, dan reaksi bennedict.
2. Klasifikasi Karbohidrat
b. Biosintesis Sukrosa
Sukrosa merupakan produk tanaman yang sangat berguna
bagi manusia. Penelitian menunjukkan bahwa sukrosa tidak hanya
gula pertama yang terbentuk dalam proses fotosintesis tetapi juga
bahan transpor utama. Pembentukan sukrosa mungkin merupakan
prekursor biasa untuk sintesis polisakarida. Meskipun jalur alternatif
terdiri dari suatu reaksi antara glukosa 1-fosfat dan fruktosa yang
bertanggungjawab untuk produksi sukrosa dalam mikroorganisme
tententu, biosintesis metabolit penting dalam tumbuhan tinggi
terjadi menurut jalur yang tergambar pada Gambar 3-2. Fruktosa 6-
fosfat diturunkan dari daur fotosintesik, diubah menjadi glukosa 1-
fosfat yang kemudian bereaksi dengan UTP menjadi UDPglukosa
bereaksi dengan fruktosa 5- fosfat membentuk pertama sukrosa fosfat,
kemudian berubah menjadi sukrosa atau dengan fruktosa langsung
membentuksukrosa.
Gambar 3— 1. Jalur karbon dalam
fotosintesis
5) Identifikasi Karbohidrat
Uji Molisch (untuk semua karbohidrat)
Uji Tollens untuk gula pereduksi
Uji Fehling untuk gula pereduksi
Uji barfoed untuk membedakan monosakarida dan disakarida
Uji seliwanoff untuk ketosa
Uji bial untuk pentosa
Pembentukan ozason
Uji untuk polisakarida
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penentuan jalur biosintetik memungkinkan untuk memahami hubungan dan
aliran dinamis dari senyawa yang ada dalam sel hidup. Pemahaman tentang urutan
biosintesis dapat membantu mengidentifikasi enzim dan gen, memahami hubungan
antara organisme yang berbeda (seperti simbiosis, interaksi tumbuhan-serangga, dan
lain-lain). Pemahaman tentang biosintesis adalah bagian dari pemahaman lengkap
tentang biologi tumbuhan, ekologi dan keanekaragaman hayati.
B. SARAN
Perlu dipahami mengenai alkaloid dan karbohidrat khususnya pada jalur
biosintesis alkaloid dan karbohidrat tersebut agar pembaca dapat mengerti dengan
mudah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amstrong, F. B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga alih bahasa dr. R. F. Maulany, MSc.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2. Anderson,. K., 1958. Essensial of Physiologycal Chemistry 4th Edition. Third Printing. The United
States of Amerika.
3. Bagiada, A., Mika dan K. Isnuwardani. 1991. Diktat Biokimia Enzim. Fakultas Kedokteran UNUD.
4. Conn, E.E and P. K. Stump. 1976. Outline of Biochemistry 4th Edition, Jhon Wiley and Sons, Inc.
New York, London, Sidaeg, Toronto.
5. David, S> P. 1985. Prinsip-prinsip Biokimia. Diterjemahkan oleh Drs. R. Soendoro. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
6. Diane, S.C. (Adji Dharma). 1996. Ringkasan Biokimia Harper. Girindra, A. 19990. Biokimia I.
Cetakan kedua. Penerbit Pt Gramedia, Jakarta. Harper, A. H. 1967. Review of Physiologycal
Chemistry Range Medical Publication, Los Altos, California.
7. Hardjasasmita, H. P. 19997. Ikhtisar Biokimia dasar B. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indnesia.
8. Lehninger, A. L. 1988.dasar-dasar Biokimia. Jilid I Alih Bahasa Dr. Ir. Maggy Thenawidjaja.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
9. Ayes, P. A., D, K. Granner, V. W, Rodwell dan D. W. Martin. JR. 1992. Biokimia Harper (Harper
Riview of Biochemistry). Alih Bahasa.; Dr. Iyan Darmawan. Cetakan VI. Edisi 20. Penerbit Buku
Kedkteran EGC, Jakarta.
10. Mc. Gilvery, R. W. dan G. W. Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi
Ketiga. Alih Bahasa dr. Tri Martini Sumarno, DSBK., dkk. Penerbit Eirlangga University Press,
Surabaya.
11. Strayer, L. 2000. Biokimia. Cetkan I. Edisis 4 Volume I. Alih Bahasa dr. Ani Retno Prijanti, dkk.
Penerbit Buku Kedokterrran EGC, Jakarta.