Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Fisafat Ilmu
Asumsi dalam Ilmu dan Batas- batas penjelajah Ilmu

DOSEN PENGAMPU : IRFAWALDI,MPd.I

HANDI PANGESTU

PGMI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL


2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan

sanggup untuk menyelesaikan jurnal ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah

curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan

syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan jurnal sebagai tugas akhir dari mata kuliah “IPA II”. Penulis tentu

menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan

serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca

untuk makalah ini, supaya jurnal ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,

dan apabila terdapat banyak kesalahan pada jurnal ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen pengampu

yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Batang Kuis, 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1. Asumsi Dalam Ilmu.............................................................................................................................2
2.2. Batas-batas Penjelajah Ilmu................................................................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................13
ii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Interaksi atuapun hubungan antar organisme dan lingkungan dibahas dalam salah satu cabang

biologi,yakni ekologi ini secara ilmiah pertama kali diperkenalkan pada tahun 1866 oleh

seorang ahli zoologi Jerman yang bernama Ernest Haekel yang hidup pada tahun 1834-1919,

dalam hal ekologi terbentuk dari dua suku kata bahasa Yunani,yakni oikos dan logos.Oikos

berarti rumah atau rumah tangga ,tempat tinggal,sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan

ataupun kajian . secara umum ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan

timbal balik ataupun hubungan antar organisme dengan lingkungannya ,baik itu lingkungan

tak hidup ( abiotic) maupun dengan lingkungan hidup ( biotik).

Ditinjau dari spectrum biologi , adapun yang menjadi objek cangkupan dari ekologi adalah

mulai dari individu,populasi,komunitas sampai dengan ekosistem . sehubungan dengan inilah

maka ekologi berdasarkan tingkat bahasa dibedakan menjadi Autekologi,Demoekologi,dan

Synekologi. Autekologi mengkaji interaksi organisme tunggal dengan lingkungannnya

sedangkan Demoekologi mengkaji tentang interaksi populasi dengan lingkungannya ,

sementara tu Siekologi mengkaji intraksi komunitas dengan lingkungannya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Komponen Abiotik dari Lingkungan
Suatu ekosistem merupakan sistem yang dibentuk oleh interaksi dari organima-organima hidup
satusama laindengan lingkungan abiotiknya. Contoh ekosistem antara lain hutan padang
rumput,kolam,semak belukar,sungai,danu dan laut. Ekosistem terdiri dari komponen yaitu
komponen abiotic dan biotic. Komponen abiotic adalah komponen yang tak hidup dalam
ekosistem.

Sedangkan komponen biotik dalam ekosistem mencangkup factor fisik seperti suhu, itensitas,
cahaya, kelembapan, topografi, iklim mikro dan factor edafik yang merujuk kepada komposisi
fisika atau kimia dari tanah. Semua factor – factor lingkungan ini dalam suatu ekosistem
mempengaruhi kehidupan dan sebaran dari mahkluk-mahkluk hidup. Nilai pH dari air dan tanah
misalnya memengaruhi sebaran dan organisme-organisme . Dalam hal ini sebagian organisme
hidup pada pH netral maupun hampir netral (pH 6,0 – 7,5 ). Beberapa tanaman seperti jagung
tumbuh baik pada kondisi yang asam sementara itu kelapa tumbuh baik pada kondisi yang basa.

Suhu mempengaruhi reaksi biokimia dalam organisme. Oleh karena itu organisme dapat hidup
dalam suatu kisaran suhu tertentu. Poikiloterm adalah hewan hewan yang tidak dapat
mengendalikan suhu tubuhnya ketika suhu tubuh mereka berbeda dengan suhu lingkungannya .
Oleh karena itu mereka harus mencari habitat yang suhunya cocok dengannya , dengan demikian
maka sebarannya akan menjadi lebih sempit.

Itensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis . Oleh karena itu ,sebran dari tumbuhan hijau
daun akan lebih ekstensif pada daerah dimana ada itensitas cahaya yang lebih tinggi. Sementara
itu smua organisme yang hidup dalam tanah menyukai lingkungan yang gelap.

Kelembapan udara mempengaruhi laju penguapan atau transpirasi tumbuhan dan laju epavorasi
air dari hewan hewan . Topografiadalah bentuk dari permukaan ,sutau tempat menentukan
suhu,itensitas cahaya dan kelmbapan ditempat tersebut.

Iklim mikro merujuk kepada iklim disuatu habitat kecil,misalnya iklim dalam tnah, iklim
dibawah sebuah pohon besar atau pada sbuah batu besar . Suhu , kelembapan dan itensitas
cahaya pada habitat kecil tadi berbeda dengan suhu,kelembapan dan itensitas cahayayang ada
disekitarnya .Setiap jenis makhluk hidup mencari habitat yang mempunyai iklim mikro yang
sesui baginya.
B. Komponen Biotik dari Lingkungan

Komponen biotik dari lingkungan adalah smua mahkluk hidup yang terdapat pada suatu
lingkungan ataupun pada suatu ekosistem. Komponen biotik ini digolongkan kedalam tiga
kelompok,yakni produsen, konsumen, dan pengurai (decomposer). Tumbuhan hijau daun adalah
produsen karena meraka dapat mensitensa makanan (kabohidrat) dengan mengguankan karobon
dioksida, air dan energy matahari melalui proses fotosintesis. Konsumen adalah organisme-
organisme yang memakan tumbuhan dan organisme lain. Konsumen lebih lanjut dibedakan
menjadi konsumen primer dan konsumen skunder . Konsumen primer adalah herbivore yang
secara langsung memakan tumbuhan sedangkan konsumen skunder karnivor yang secara
langsung memakan konsumen skunder , sedangkan konsumen tertier adalah karnivor ataupu
omnivore yang memakan konsumen sekunder . Dekomposer atau pengurai adalah bakteri dan
fungi yang menguraikan tumbuhan dan hewan yang telah mati menjadi senyawa sederhana.

Suatu antar hubungan makan ada diantara komponen biotik membentuk apa yang disebut
dengan rantai makanan (food chain) . Melalui rantai makanan ini ,organisme memperoleh
energy . Setiap tingkatan pada rantai makanan dinamakan suatu tingkat trofik. Selanjutnya pada
suatu ekosistem ,beberapa rantai makanan saling berintkraksi ataupun berhubungan dengan
membentuk suatu jaring- jaring makanan . Pada suatu rantai makanan , energy dipindahkan dari
suatu trofik ketingkat trofik yang lain. Ketika energy dipindahkan dari satu tingkat trofik
ketingkat trofik lainnya maka 90% energy kimia yang terdapat pada makanan yang dikomsumsi
itu digunakan untuk aktivitas metabolisme dan hilang sebagai panas hasil buangan dan bahan
yang tidak tercerna. Bersamaan dengan itu hanya 10% energy yang terdapat pada suatu
organisme yang dilewatkan kepada organisme yang terdapat pada tingkat trofik berikutnya.
Jumlah energy, organisme dan biomasa pada setiap tingkat trofik pada suatu rantai makanan
dapat dipresentasikan dalam bentuk suatu piramida yang di sebut piramida energy, jumlah dan
biomasa.Piramida-piramida inilah yang dikenal lebih lanjut sebagai piramida ekologi.

C. Interaksi antar Komponen Biotik


Didasarkan atas hubungan makan, interaksi antara komponen biotik dibagi menjadi tiga tipe
utama yakni simbiosis, saprofit dan interaksi antara mangsa dan pemangsa.
Simbiosis adalah interaksi antar dua organisme yang berbeda spesies yang hidup bersama. Pada
simbiosis ini, satu organisme akan hidup pada atau bersama dengan organisme lain yang
dinamakan inang. Organisme yang berinteraksi dengan inang akan memperoleh keuntungan dari
interaksi tersebut. Simbiosis ini lebih lanjut dikelompokkan menjadi tiga tipe, yakni:
Komensalisme, Parasitisme, dan Mutualisme.
Komensalisme adalah interaksi antara dua organisme dimana satu organisme saja yang mendapat
keuntungan, sedangkan organisme yang lain tidak mendapat keuntungan atau tidak mengalami
kerugian. Organisme yang mendapat untung disebut komensal sedangkan organisme yang satu
lagi disebut sebagai inang. Contoh komensal adalah epifit dan epizoit. Epifit adalah tumbuhan
hijau yang tumbuh pada tumbuhan lain untuk mendapatkan lebih banyak cahaya matahari dan
sokongan. Contohnya adalah anggrek dan paku pakis.
Parasitisme adalah suatu intraksi antara dua orgnaisme dimana satu daripadanya parsit
mendapatkan keuntungan sedangkan yang satu lagi sebagi inang dan mendapat kerugian Contoh :
ektoparasit adalah berbagi jenis kutu yang menghisap darah didalam tubuh inang.
Mutualisme adalah interaksi antara dua organisme dimana kedua organisme tersebut sama –
sama memperoleh keuntungan . Contoh lain alga dan fungi pada lumut kerak ,bakteri rhizobium
sp,dengan tanaman dakteri dan protozoa yang hidup pada saluran pencernaan herbivore.
Saprofitusme adalah ineraksi dimana organisme makan dan hidup atas bahan oerganik yang telah
mati dan membusuk., Mangsa dan Pemangsa adalah interksi anata dua populasi organisme
dimana satu orgnisme disebut predator pemburu ,menangkap dan membunuh ,organisme lain
yang dimakan mangsa untuk makananya. Pemangsa memperoleh keuntungan karena
memperoleh makanan.Interaksi ini merupakan suatau cara alam untuk mengatur ukuran popuasi
mangsa.
D. Interaksi antar Komponen Biotik dalam Hubungan dan Kompetisi

Kompetisi adalah interaksi antara dua organisme atau dua populasi untuk memperoleh kebutuhan
dasar yang umum bagi kehidupan yang jumlahnya terbatas. Kebutuhan dasar umum itu misalnya
ruang,air,mineral,cahaya matahari, makanan dan pasangan kawin bagi hewan dan tumbuhan.
Pada suatukompetisi, organisme yang kuat akan memperoleh kebutuhan dasar itu dan karena itu
keluar sebagai pemenang. Sementara itu, organisme yang lemah ataupun kalah akan bermigrasi
ke tempat lain atau menjadi mati, ada dua tipe kompetisi, yakni: Kompetisi intraspesies.
Kompetisi intraspesies adalah persaingan yang terjadi antara anggota- anggota dari spesies yang
sama dari tumbuhan dan hewan untuk memperolah kebutuhan dasarnya. Kompetesi intraspeises
adalah persaingan antar individu dari speises yang berbeda . contoh : antara tanaman jagung dan
padi , sementara pada hewan adalah antara dua speises paramecium sp.
E. Ekosistem,Populasi, Komunitas
Ekosistem adalah satu unit sistem alam yang dibentuk oleh interaksi dari pada tumbuhan dan
hewan antara satu sama lainnya dan juga dengan lingkungannya . Interaksi antara komponen
biotik dan abiotic menghasikan satu ekosistem yang stabil yaitu lingkungan yang seimbang.
Contoh ekosistem misalnya laut, danau, kolam, sungai , hutan, gurun dan padang. Niche adalah
status atau peranan suatu organisme di lingkungannya.
Populasi adalah sekolompok organisme dari speises yang sama yang tinggal pada daerah tertentu
dan juga pada masa tertentu. Contoh populasi adalah sekumpulan kambing pada suatu lapangan
rumput ,sekumpulan tikus sawah , segerombolan ikan mujahir didanau , dan sebagainya.
Perubahan jumlah populasi dari waktu ke waktu dikenal dengan sebagai dinamika populasi.
Komunitas merujuk kepada pertumbuhan dan hewan yang hidup pada suatu habitat tertentu .
Jadi komunitas hanya terdiridari organisme hidup saja dan anggota komunitas berintraksi satu
sama lain dengan lingkungannya . ciri ataupun sifat komunitas yang tidak memiliki populasi
misalnya keanekaragaman dan dominasi.
F. Macam-macam Ekosistem
Berdasarkan dimana tempat terjadinya interaksi antara komunitasi dengan lingkungan abiotiknya,
ekosistem dibedakan atas ekosistem darat, air tawar, air laut, dan ekosistem pantai. Ekosistem
darat meliputi gurun, padang rumput,hutan basah, hutan gugur, taiga, dan tundra. Penamaan
ekosistem darat ini didasarkan atas vegetasi ataupun tumbuhan yang dominan yang terdapat
padanya. Masing-masing ekosistem darat ini memiliki ciri-ciri khas.Ekosistem air tawar dapat
dibedakan menjadi ekosistem air tawar yang airnya mengalir ataupun yang berganti-ganti(lotik)
dan yang airnya tenang(lentik). Contoh yang lotik adalah sungai atau kali dan selokan sedangkan
yang letik misalnya danau, rawa dan kolam. Organisme penghuni air tawar berdasarkan
kebiasaan hidupnya dapat dibedakan menjadi plankton (fitoplankton dan zooplankton), nekton,
nueston, perifiton (aufwuchs) dan bentos. Selanjutnya berdasarkan bagian daerah tempat hidup
ataupun berdasarkan daya tembus sinar matahari ke dalamnya, daerah pada ekosistem air tawar
dapat dibedakan atas daerah (zone atau mintakat) litoral, limnetik dan profundal. Ekosistem laut
berdeba dari ekosistem air tawar karena air laut memiliki ciri yang khas, yaitu memiliki salinitas
(kadar garam) yang relative tinggi. Organisme tingkat tinggi seperti ikan menyesuaikan diri
terhadap tekanan osmosis air laut dengan cara banyak minum dan mengeluarkan urine sedikit,
mengeluarkan air dengan cara osmosis melalui insang dan mengekskresikan garam yang berlebih
secara aktif lewat insang. Secara fisik habitat laut dibagi menjadi daerah (zeno) litoral, neritic,
batial dan abisal. Ekosistem pantai mencakup hutan pantai yang acapkali terdiri atas beberapa
formasi. Secara berurutan, formasi yang terdapat pada ekosistem hutan pantai dari daerah pasang
surut ke arah darat adalah hutan bakau (mangrove), pescaprae, dan formasi barringtoni.
Mangrove yang dasarnya dari lumpur, tumbuhan khasnya antara lain: Rhizopora sp. (bakau),
Avicennia sp. (kayu api), Bruguiera sp. (bogem), Achantus sp., Cerbera sp., dan Ceriops sp.
Sedangkan mangrove yang dasarnya terdiri dari pasir koral ataupun beting, tumbuhan khasnya
antara lain Sonneratia alba (prepat). Tumbuhan bakau memiliki sifat yang adaptif untuk
mengatasi masalah lingkungannya dengan cara memiliki sistem akar (akar tiang dan akar lutut
ataupun akar banir) yang bercabang luas untuk menyokong pohon bakau pada tanah yang lembut,
memiliki akar nafas (pneumatophores),memiliki akar dengan tekanan osmosis cairan sel yang
lebih tinggi dari sekelilingnya sehingga menyebabkan tidak terjadi plasmolysis, memiliki
kutikula yang tebal dan stomata yang terbenam untuk mengurangi transparasi, daunya juga tebal
dan sukulen untuk menyimpan air, memiliki biji benih jenis vivipariti yang berkecambah selagi
masih terdapat pada pohon induknya. Formasi Pescaprae terdapat di daerah perpasir garis pantai
dan tumbuhan penyusunnya yang paling mencolok adalah Ipomea pescaprea (telapak kambing).
Formasi Barringtonia terdapat setelah formasi pescaprea dengan daerahnya yang berpasir dan
berbatu cadas. Tumbuhan penyusunnya yang paling mecolok pada formasi barringtonia adalah
Barringtonia sp. (keben, butun) dan Terminalia sp. (ketapang).
G. Kolonisasi dan Suksesi
Kolonisasi adalah suatu proses dimana tumbuhan hidup mulai menempati suatu tempat baru
(suatu tempat yang sebelumnya belum ditempati) dan membentuk sebuah koloni pada tempat
tersebut. Spesies tumbuhan yang pertama kali menempati tempat tersebut dinamakan spesies
pioneer (spesies perintis). Spesies pioneer memiliki sifat adaptif khusus untuk beradaptasi
terhadap lingkungan yang baru yang sebelumnya tidak layak untuk mendukung kehidupan.
Spesies pioner mengubah habitat baru tersebut secara perlahan-lahan untuk membuat habitat itu
lebih sesuai untuk kehidupan spesies lain. Sebagai akibat dari perubahan itu, habitat tadi menjadi
tidak cocok lagi bagi spesies perintis oleh karena itu secara bertahap spesies perintis yang ada
digantikan oleh spesies yang baru yang lain dan karena itu suksesi (pergantian tumbuhan) telah
berlangsung ataupun dimulai. Jadi suksesi adalah suatu proses dimana suatu spesies tumbuhan
tertentu yang dominan pada suatu habitat secara bertahap digantikan oleh spesies tumbuhan
yang lain dan disebut sebagai spesies pensuksesi. Rentetan suksesi berlangsung tahap demi tahap
hingga suatu komunitas yang matang dan stabil berada dalam keseimbangan dengan lingkungan
yang terbentuk. Komunitas yang telah matang dan stabil itu dinamakan komunitas klimaks. Dan
contohnya adalah hutan hujan tropika yang ada di Negara kita. Suksesi dapat dibedakan menjadi
suksesi primer dan skunder. Disebut suksesi primer bilamana pada habitat awal belum ada
ditemukan organisme dan suksesi sekunder bilamana pada habitat tersebut telah ditemukan
adanya organisme hidup. Contoh suksesi primer misalnya pada lahan yang sebelumnya dilanda
oleh lahar gunung api dimana pada lahan itu semua organisme hidup telah mati, sedangkan
contoh suksesi sekunder adalah daerah hutan yang berada di pinggiran ataupun di dekat sungai
yang mengalami kebanjiran. Pada habitat tersebut tentu tidak semua tumbuhan dan hewannya
mati.

11

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Nah,gnotif sequton ,kata seorang filsuf yangbijak mengutipkata-kata yangterdapat di Orakel

Delphi,artinya kurang lebih ,dalam masalah batas-batas ini ; kenalilah kapling kausendiri ?

bukankah tidak adasalahnya kalau kaliamat ini kita tuliskan dalambatasbuku kita.
12

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai