Puji syukur penyusun panjatkan khadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan
hidayahNya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, yang merupakan
MANUSIA”
penguji ujian sarjana pada bidang ilmu FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIS
yang telah memberikan petunjuk dan waktunya dalam penyusunan makalah ini. Akhir
kata, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
sebagaimana yang kita harapkan. Oleh Karena itu, penyusun mohon maaf yang
sebesar-besar nya jika terdapat kesalahan, kekurangan dan kekeliruan baik dalam
untuk menunjang perbaikan dimasa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
ii
PERAN ANTIOKSIDAN DIBIDANG PENGOBATAN
terjadinya stres oksidatif, yang berperan penting dalam etiologi terjadinya berbagai
tumor, penyempitan pembuluh darah, penuaan dini, dan lain-lain (Tamat et al. 2007).
Antioksidan juga mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal
bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat dicegah.
A. Aterosklerosis
dan kolesterol pada dinding arteri. Dengan kata lain, arteriosklerosis adalah proses
pengerasan dinding arteri dan penyempitan lumen arteri. Faktor risiko aterosklerosis
yang telah dikenal antara lain tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes (kencing
manis), kadar LDL kolesterol tinggi, kadar HDL kolesterol rendah, obesitas, kurang
iii
Aterosklerosis juga dapat terjadi melalui proses inflamasi kronik dan stres
oksidatif. Pada dinding pembuluh darah arteri, terdapat sel endotel yang melepaskan
stres oksidatif.
Jika sel endotel mengalami kerusakan, maka nitric oxide berkurang, sistem
keseimbangan dinding pembuluh darah akan terganggu dan terjadi penebalan otot
teroksidasi akan membentuk suatu kompleks yang disebut fatty streak. Jika proses ini
stress oksidatif dapat dicegah, maka proses pembentukan aterosklerosis secara teori
terdiri atas dua macam, yaitu antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh terdiri atas
antioksidan yang didapatkan dari luar tubuh, yaitu vitamin E,vitamin C,vitamin
Namun yang paling penting adalah antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh
kita sendiri, yaitu SOD. SOD adalah enzim yang berfungsi memperbaiki sel dan
mengurangi kerusakan sel yang ditimbulkan oleh seperoksida, yaitu radikal bebas
iv
yang terdapat dalam tubuh. SOD terdapat di bagian luar dan dalam sel serta sebagai
senyawa yang dapat menghasilkan kulit yang sehat. SOD bekerja dengan cara
melindungi sel dan jaringan dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal
bebas oksigen, seperti anion superoksida, radikal hidroksil, dan hidrogen peroksida.
Enzim SOD berfungsi sebagai katalisator reaksi dismutasi dan anion superoksida
Sebenarnya enzim ini sudah ada dalam tubuh, tetapi memerlukan batuan zat
gizi seperti CU, Mn, dan Zn, agar bisa bekerja optimal. Kolesterol tinggi,tekanan
nitric oxide. Padahal nitric oxide mempunyai peranan penting dalam pembuluh darah
molekul jahat menjadi tidak jahat atau tidak reaktif sehingga keadaan menjadi
seimbang. SOD sebagai enzim yang dihasilkan oleh tubuh, dikeluarkan oleh tubuh
untuk menangkal radikal bebas. Proses inflamasi dan penuaan menyebabkan jumlah
SOD dalam tubuh akan menurun. Padahal, radikal bebas akan terus diproduksi,baik
dari luar maupun dalam tubuh. Antioksidan dari luar dapat meningkatkan jumlah
SOD dalam tubuh. Untuk itu, antioksidan dibutuhkan untuk mengurangi terjadinya
stres oksidatif.
v
B. Penyakit jantung coroner
proliferasi elemen seluler di dinding arteri. Kondisi kronis ini berkembang melalui
serangkaian tahap yang dimulai dengan fatty streaks (kerak lemak) yang sebagian
besar terdiri dari pembentukan foam cell (sel busa) dan akhirnya berkembang menjadi
timbunan plak yang ditutupi oleh fibrous cap (lesi jaringan ikat). Plak ini memberikan
penghalang untuk aliran darah arteri dan dapat memicu peristiwa klinis, terutama
Lemak terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O2) dan
memiliki sifat yang larut dalam zat-zat pelarut tertentu. Seperti petroleum benzene
dan eter. Lemak dalam makanan dapat berubah menjadi kolesterol, trigliserida,
fosfolipid, dan asam lemak bebas. Pada saat dicerna oleh usus dengan lipase dan
kemudian diserap agar masuk ke dalam pembuluh darah. Terdapat juga kolesterol,
trigliserida dan fosfolipid yang tidak larut dalam darah sehingga diperlukan ikatan
dengan protein untuk membentuk senyawa yang larut, protein ini disebut dengan
lipoprotein.
dengan kilomikron. Pada organ hati, ikatan lemak tersebut akan terurai dan
membentuk kembali unsur-unsur lemak yang ada dan asam lemak yang terbentuk
dapat dipakai sebagai sumber energi, kadang juga jika masih terdapat jumlah yang
berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak. Jika sediaan kolesterol tidak
mencukupi, akan diproduksi oleh sel hati. Dari organ hati, low density lipoprotein
vi
(LDL) mengangkut kolesterol kemudian dibawa ke sel-sel organ seperti jantung, otak
diserap bersama lemak (trigliserida) melalui suatu senyawa protein yang disebut
cara meminta bantuan enzim lipoprotein lipase. Enzim ini terdapat dalam pembuluh
darah. Setelah dilepaskan, pada hati terjadi kilomikron berubah menjadi kilomikron
remnant untuk menjadi VLDL. VLDL disintesis di hati dan berfungsi membawa
kolesterol makanan dan Triasilgliserol (TAG) ke pembuluh darah di jaringan otot &
adipose. Jadi, tempat tujuan VLDL pada endotel kapiler jaringan otot dan adipose.
VLDL mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPL) dan degradasi menjadi
selanjutnya di endositosis hati (triasilgliserol lipase) hati menjadi LDL. Struktur LDL
jaringan ekstrahepatik. Proses LDL terdapat di hati sekitar 70% dan di jaringan
kolesterol diubah menjadi ester kolesterol. LDL berfungsi memelihara membran sel,
reduktase dan sintesis reseptor LDL. LDL juga dengan mudah mengendap dan
vii
teroksidasi dengan senyawa radikal. Inilah yang mengakibatkan terjadinya
peyumbatan.
nekrosis jantung dapat diakibatkan oleh radikal bebas atau reactive oxygen species
hipertrofi pada sel otot polos dan dinding arteri, kerusakan sel kardiomiosit, apoptosis
dan kerusakan miokard. Hal ini dapat terjadi dan dikaitkan dengan peningkatan
Pembentukan oksidan dan peroksidasi lipid dapat dicegah dengan antioksidan dengan
memiliki reaksi terminasi yaitu dengan cara menangkap radikal hidroksil (*OH) pada
tahap reaksi peroksidasi lemak, protein atau molekul lainnya pada membran sel
normal. Antioksidan juga dapat melindungi jaringan dari kerusakan akibat ROS.
Dalam sel tubuh terdapat antioksidan yang diproduksi secara alami biasanya terdapat
dalam bentuk antioksidan yang enzimatik maupun nonezimatik dan memiliki fungsi
sebagai pertahanan bagi organel-organel sel dari pengaruh kerusakan akibat reaksi
radikal bebas. Antioksidan enzimatik disebut juga antioksidan pencegah, terdiri atas
viii
Antioksidan preventif mengikat ion logam transisi seperti besi dan tembaga,
rantai yang berasal dari α-tokoferol (vitamin E), β-carotene (vitamin A), askorbat
antioksidan yang ampuh dikenal untuk melindungi jaringan dari cedera oksidatif.
endotel pada gagal jantung kongestif, menurunkan tekanan darah diastolik, dan
C. HIPERTENSI
dari 140mm HG dan atau diastolik lebih dari 90 mm HG) pada pengukuran berulang.
ix
Dan hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh obat atau penyakit
kelebihan air dan natrium melalui pengeluaran urine. Berkurangnya air dalam darah
(Widharto, 2007). Berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh menyebabkan
mengalami penurunan (Utami, 2008 dalam Faridah, 2014). Selain itu flavonoid juga
oksidan dengan antioksidan di dalam tubuh (Koncazak et al, 2004 dalam Sumardika
& Jawi, 2012). Flavonoid mampu memerbaiki fungsi endotel pembuluh darah, dapat
(Sumardika & Jawi, 2012). Antioksidan merupakan agen protektif yang secara
dalam mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif. Mekanisme kerja dari flavonoid
x
sebagai antioksidan secara langsung adalah dengan mendonorkan ion hidrogenik
sehingga dapat menetralisir efek toksik dari radikal bebas. Flavonoid sebagai
peningkatan ekspresi gen antioksidan adalah melalui aktivasi nucleat factor erythroid
2 related factor 2 (Nrf2) sehingga terjadi peningkatan gen yang berperan dalam
(SOD).
menangkap radikal bebas dan meningkatkan sintesis Nitrit Oksida (NO). Flavonoid
meningkatkan aktivitas dari Nitric Oxide Synthase (NOS) pada sel endotel pembuluh
darah. NO yang disintesa dalam endotel dan otot polos selanjutnya merangsang
D. DIABETES
xi
antioksidan atau keduanya. Dalam kaitan dengan kondisi ini dikenal dengan istilah
ada yang bersifat radikal bebas dan ada yang dikatakan sebagai senyawa non-radikal.
Disebut dengan radikal bebas apabilaterdiri dari molekul yang tidak stabil dan
Hal ini mengakibatkan stres oksidatif dalam spektrum luas baik dalam
mekanisme molekuler maupun seluler dari berbagai penyakit yang ditemukan pada
manusia. Kondisi stres oksidatif yang diinduksi hiperglikemia pada diabetes melitus
biasa dikaitkan dengan peningkatan apoptosis sel endotel secara in vitro dan in vivo
oxide (NO), dimana keduanya dapat menginduksi nitric oxide synthase (iNOS) dan
xii
dapat merusak DNA. Adanya kerusakan pada DNA ini selanjutnya akan menstimulus
disfungsi endotel yang pada gilirannya akan menyebabkan komplikasi pada diabetes
melitus.
Di lain pihak, adanya asam lemak bebas yang berlebih atau kondisi
mengakibatkan kerusakan DNA mitokondria dan malfungsi dari sel pankreas yang
Overproduksi ROS juga akan merangsang oksidasi LDL (LDLox) yang tidak dapat
dikenali oleh reseptor LDL, sehingga pada akhirnya akan menyebabkan plak
NADPH oleh jalur PKC yang diinduksi oleh glukosa, pembentukan produk AGE,
endotel pembuluh darah. Di lain pihak, ROS yang berlebihan juga dapat mengganggu
aktivitas NOS endotel dan proses produksi NO, sehingga terjadi gangguan
bebas guna mencegah munculnya stres oksidatif dan komplikasi vaskular terkait
xiii
yang dapat meningkatkan produksi nitrit oksida (NO) berpotensi untuk memperbaiki
disfungsi endotel dan fungsi mitokondria dalam sel, serta menurunkan aktifitas dari
terapi untuk mengendalikan tekanan darah, kondisi dislipidemia, dan kontrol kadar
ubichinol, selenium, asam lipoat, dan lain-lain. Sumber antioksidan lain (antioksidan
eksogen) yang sudah banyak diteliti contohnya yaitu asam askorbat (vitamin C) dan
Kedua jenis vitamin ini bisa didapatkan dari sayuran dan buah selain
komposisi lain yang terdapat didalamnya seperti polifenol, asam fenolik, dan
flavonoid yang juga dapat berfungsi sebagai antioksidan. Hal ini juga didukung
dengan hasil penelitian Montonen, et.al (2004) yang menunjukkan bahwa adanya
memberikan hasil yang signifikan terkait penurunan risiko DMT2. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Jacob, et.al (1999) pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang
diberikan asam lipoat secara oral meningkatkan hasil yang signifikan dalam
xiv
meningkatkan proses penyerapan glukosa yang diperantarai insulin dibandingkan
E. Kerusakan ginjal
Tubuh manusia terdiri dari sepasang ginjal, dimana pada setiap ginjal
terdapat kurang lebih satu juta nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Nefron
kontortus distal dan juga tubulus kolektivus. Glomerulus merupakan unit kapiler yang
mempunyai arteriola aferen yang membawa darah masuk glomerulus dan arteriola
yang difiltrasi keluar kapiler akan langsung masuk ke lumen tubulus.10 Hasil filtrasi
dari kapsula bowman akan mengalir ke tubulus proksimal, kemudian ke ansa henle
yang merupakan suatu segmen berbentuk tikungan yang turun menuju medulla dan
kemudian kembali ke atas. Ansa henle dibagi menjadi dua bagian tipis pars desendens
dan pars asendens. Cairan kemudian masuk ke tubulus distal dan bermuara ke saluran
yang lebih besar yang disebut sebagai duktus koligens. Duktus koligens
Dari pelvis renal, cairan yang difiltrasi dan dimodifikasi, sekarang disebut
sebagai urin, urin mengalir melalui ureter untuk disekresi keluar tubuh. 11 Ginjal
metabolisme tubuh dan obat dari tubuh. Oleh karena itu, ginjal merupakan organ
xv
yang rentan terhadap kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat
sinyal dari sel, mengganggu aspek fungsional sel, menyebabkan disfungsi organ dan
lainnya.
endogen akan habis, hal ini disebabkan karena penggunaanya yang lebih besar
daripada regenerasinya. Oleh karena itu, akan terjadi akumulasi ikatan kovalen
membran tubulus dengan radikal bebas sehingga terjadilah kerusakan pada tubulus
ginjal. Kerusakan organ dengan mekanisme ini disebut sebagai stres oksidatif.
toksisitas parasetamol. Antioksidan yang terkandung dalam buah kiwi antara lain :
gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas. Vitamin E berada dalam
lapisan fosfolipida membran sel dan memegang peranan biologik utama dalam
melindungi asam lemak-tidak jenuh ganda dan komponen membran sel lain dari
oksidasi radikal bebas. Membran sel sangat mudah dioksidasi oleh radikal bebas, dan
xvi
menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi membran sel. Reaksi ini dipercepat oleh
adanya tembaga dan besi. Vitamin E memutuskan rantai proses peroksidasi lipid
radikal bebas sehingga terbentuk radikal vitamin E yang stabil dan tidak merusak.
mengandung kedua vitamin ini dalam jumlah besar, yang dapat membantu
hidrogen sehingga merupakan penangkap yang kuat untuk oksidan reaktif dan spesies
nitrogen yang mampu menangkal radikal bebas hasil dari pembentukan NAPQI pada
bereaksi dengan radikal bebas akan menyebabkan radikal bebas menjadi stabil.
semakin kuat daya kerjanya dalam melawan radikal bebas. Hal tersebut disebabkan
F. Kanker
dan tidak terkendali. Penyebab kanker terbagi atas faktor endogen dan faktor
eksogen. Faktor endogen antara lain gen dan produk-produk gen, hormon dan enzim
tertentu. Sedangkan faktor eksogen bisa berupa radiasi, senyawa kimia karsinogen
(pemicu kanker), dan virus (Hahn, 2003). Penyebab terjadinya kanker salah satunya
adalah karena adanya zat radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu atom yang
xvii
mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbit terluarnya. Hal
inilah yang menyebabkan radikal bebas bersifat reaktif untuk mendapatkan pasangan
elektronnya.
Dalam jumlah tertentu radikal bebas sangat diperlukan oleh tubuh dalam
radikal bebas terdapat dalam jumlah yang berlebihan, maka akan terjadi stres
dapat terlihat secara morfologi dari nodul yang terbentuk dan secara anatomi ditandai
oleh adanya ukuran sel yang melebihi ukuran normal dan mengalami perubahan
Selain itu, abnormalitas sel juga ditandai oleh adanya nekrosis sel. Sel yang
organel, kerusakan membran sel dan keluarnya isi sel (Moodie, 2004). Kondisi stress
Tingginya stress oksidatif ditunjukkan oleh rendahnya aktivitas antioksidan yang ada
di dalam tubuh, dan didukung oleh tingginya kadar oksidan seperti Malondialdehide
(MDA) atau lipid peroksida. Kondisi stress oksidatif dapat diketahui melalui kadar
MDA. Tingginya produk MDA ini merupakan bukti rendahnya status antioksidan
tubuh sehingga tidak dapat mencegah aktivitas senyawa radikal bebas (Winarsi,
2010).
xviii
Malondialdehide (MDA) terbentuk dari asam lemak tidak jenuh
mengalami dekomposisi (Price dan Lorraine, 2006). Supaya kadar MDA tidak
akhir dari terputusnya rantai karbon asam lemak pada prosesperoksidasi lipid.
Antioksidan enzimatik (endogen) diproduksi oleh tubuh sendiri. Tetapi bila jumlah
radikal bebas dalam tubuh berlebih, maka antioksidan endogen tidak mampu
mengendalikan jumlah radikal bebas sehingga terjadi keadaan stres oksidatif. Oleh
karena itu, tubuh memerlukan antioksidan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberi asupan antioksidan dari luar tubuh (antioksidan
eksogen), baik dari sumber alami maupun sintetik untuk membantu dalam proses
pengendalian radikal bebas dalam tubuh. Pengendalian radikal bebas dalam tubuhpun
xix
Salah satu contoh senyawa antioksidan adalah senyawa flavonoid. Senyawa
fenolik yang mampu menangkap radikal bebas, suatu spesies yang melakukan reaksi
G. Penuaan
Cahaya yang berasal dari matahari terdiri dari: cahaya inframerah (56%,
panjang gelombang 780-5000 nm), cahaya tampak (39%, 400-780nm) dan cahaya
pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS) seperti anion superoksida, peroksida dan
xx
seperti EGF, IL-1 dan reseptor TNF-a, sehingga reseptor ini diregulasi dalam
keratinosit dan fibroblast. Regulasi ini mengaktifkan jalur pensinyalan MAP kinase
aktivasi protein transkripsi faktor pengaktif 1 (AP-1) dan faktor-kB nuklir (NF-kB).
AP-1 merangsang transkripsi matrix metallopreteinases (MMPs) dalam FBs dan KCs
dan menghambat generasi procollagen tipe-I pada FBs. MMP mendegradasi matriks
ekstraseluler dan termasuk MMP-1 (collagenase) yang memecah kolagen tipe I dan
Photoaging dan penuaan intrinsik terjadi pada kulit wajah, tetapi tingkat perubahan
penuaan yang berbeda jelas dari individu ke individu karena photoaging dipengaruhi
oleh gaya hidup, seperti lamanya waktu terpapar sinar matahari dan jenis perawatan
harian pelindung kulit dan penuaan intrinsik dipengarui oleh faktor genetik dan faktor
adalah mediator utama yang mendegradasi kolagen pada kulit yang mengalami
penuaan. Hambatan MMP-1 merupakan salah satu cara untuk mencegah kerusakan
kulit akibat paparan sinar ultraviolet. Flavonoid dalam menghambat dan mencegah
kerusakan kulit akibat radikal bebas dengan cara mengikat oksigen singlet dan
menghambat peroksidasi lipid sehingga sintesis MMP-1 akan berkurang dan proses
degradasi kolagen terhambat sehingga kulit terlindungi dari penuaan dini akibar
xxi
Hiperpigmentasi dapat terjadi pada kulit yang menua dan kulit yang belum
menua Karena berbagai sebab. Secara umum flek hitam muncul pada kulit atau
bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahri. Semakin lama kulit terkena sinar
matahri dapat menyebabkan terbentuknya melanin, dan kulit menjadi lebih aktif dan
menimbulkan noda pada kulit. Flavonoid memiliki efek antioksidan yang berfungsi
melindungi kulit karena memiliki efek kompetitif terhadap enzim tirosinase inhibitor.
menghambat peningkatan jumlah melanin dalam sel melanosit dan memiliki efek
xxii
DAFTAR PUSTAKA
Press.:1-22.
Kumaran, A.; Karunakaran, R.J.: Antioxidant and free radical scavenging activity of
aqous extractof Coleus aromaticus, J. Food Sci 2006, 97, 109- 114.
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis
xxiii
Sumardika, I.W., dan Jawi, I.M., 2012, Ekstrak Air Daun Ubi Jalar Ungu
Memperbaiki Profil Lipid dan Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus yang
Tamat et al. 2007. Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Senyawa Bioaktif dari
xxiv