Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PATI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

AYU ANGGRAINI 2230122471

DINDA DWITARA 2230122472

FEBRIYANTI 2230122476

LAILA MARDHIYAH 2230122482

META FLOREN 2230122487

NESSA ANDRIANI A. 2230122488

SALSABILA FERNANDA A. 2230122497

SILVINIA HIKMA REHAN 2230122499

SONIA SEPTI MAELANI 2230122500

VELLA SYAFITRI 2230122503

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


PADANG

2023

A. Pengertian Pati

Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian

besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A.

2009). Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada

kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai

wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan

dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-

jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-

65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang

(Gunawan,2004). Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air

(amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum

oleh asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir

kuantitatif (Gunawan, 2004).

Amilum juga disebut dengan pati. Pati digunakan dalam preparasi penaburan

bedak talkum dalam aplikasinya ke kulit. Pati juga digunakan untuk penawar

keracunan iodin, sebagai agen penghancur dalam pil dan tablet, dan sebagai

diluent ekstrak padatan dalam obat. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari

berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan

padi, dari umbi kentang, umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka), batang

Metroxylon sagu (pati sagu), dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang
meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi

larut) (Poedjiadi, A. 2009).

B. Kegunaan Pati Dalam Bidang Farmasi


Kegunaan pati dari berbagai tanaman berfungsi sebagai eksipien farmasi
(Hu, et al., 2015). Pati tersedia secara luas, dan berguna dalam produksi tablet
karena sifatnya yang inert, murah dan penggunaannya sebagai pengisi, pengikat,
desintegran dan glidan (Adetunji, et al., 2006). Pati memiliki kelebihan sebagai
eksipien yaitu dapat tercampurkan dan memiliki sifat inert dengan sebagian besar
bahan obat (Priyanta, et al., 2012). Pati dari berbagai sumber telah dievaluasi dan
digunakan sebagai binder atau pengikat yang sangat baik dalam bentuk musilago
atau serbuk kering. Meskipun pati jagung adalah eksipien yang paling sering
digunakan dalam pembuatan sediaan tablet, para peneliti telah mencoba
mengembangkan pati dari tanaman untuk penggunaan eksipien sediaan tablet
(Adebayo & Itiola., 2011).

C. Jenis Jenis Pati

a. Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot

utillissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang beruppa serbuk sangat

halus, putih., Kelarutannya paktis tidak larut dalam air dingin dan

dalam etanol. Secara mikroskopik yaitu butir tunggal, agak bulat atau

bersegi banyak, butir kecil diameterSum sampai 10um, butir besar

bergaris tengah 20um sampai 3Sum, hilus di tengah berupa titik, garis

lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir majemuk

sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama bentuknya.

b. Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L (Familia

poaceae) berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara makroskopik

yaitu butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2um sampai 23um atau
butir bulat dengan diameter 25um sampai 32um. Hilus ditengah

berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai S,tidak ada

lamela. Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang

berwarna hitam, memotong pada hilus.

c. Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia

Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih, Secara

mikroskopik yaitu butir persegi banyak ukuran 2um sampai Sum,

tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 1Oum sampai 20 um.

Hilus ditengah, tidak terlihat jelas,tidak ada lamela konsentris. Amati

di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,

memotong pada hilus.

d. Pati kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberosum

L. familia Solanaceae yang berupa serbuk sangat halus dan putih.

Secara mikroskopik yaitu butir tunggal,tidak beraturan, atau bulat

telur ukuran 30um sampai 100um, atau membulat ukuran 10um

sampai 35 um. Butir majemuk jarang, terdiridari maajemuk 2 sampai

4. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit ‚dengan lamela

konsentris jelas terlihat. Amati di bawah cahaya terpolarisasi tampak

bentuk silang berwarna hitam memotong pada hilus.

e. Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari biji Tritium aestivum L

(familia Poaceae ) secara mikroskopik berupa butir, bentuk cakram

besar atau seperti ginjal ukuran 10um sampai 45um, bentuk bulat

telur,terbelah sepanjang poros utama, butir bersegi banyak atau


bulatan kecil, ukuran 2 um sampai 10um. Jarang diketemukan butiran

dengan ukuran sedang. Hilus dan lamela sukarterlihat. Amati di

bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwama hitam,

memotong pada hilus. Kegunaannya berguna untuk kebutuhan gizi,

demulcent, perlindungan, dan yang bersifat menghisap/membalut.

D. Cara Pembuatan Pati

1. Pati singkong

 Pengupasan

Dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk

memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selama

pengupasan, sortasi juga dilakukan untuk memilih singkong

berkualitas tinggi dari singkong lainnya.

 Pencucian

Dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas

singkong di dalam bak yang berisi air, yang bertujuan

memisahkan kotoran pada singkong.

 Pemarutan

Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih

mudah diproses lebih lanjut

 Pemerasan/Ekstraksi

Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara

manual menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan

menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati


yang ditampung di dalam ember. Pemerasan bubur singkong

dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong diletakkan

di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat

saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air

melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung

dalam bak pengendapan.

 Pengeringan

2. Pati jagung

 Pengupasan

Dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk

memisahkan jagung dari kulitnya. Selama pengupasan,

sortasi juga dilakukan untuk memilih jagung berkualitas

tinggi dari jagung lainnya.

 Pencucian

Dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas

jagung di dalam bak yang berisi air, yang bertujuan

memisahkan kotoran pada jagung.

 Pemarutan/penghalusan

Pemarutan/penghalusan bertujuan untuk memecah jagung

agar lebih mudah diproses lebih lanjut

 Pemerasan/Ekstraksi

Pemerasan bubur jagung yang dilakukan dengan cara manual

menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan


menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati

yang ditampung di dalam ember. Pemerasan bubur jagung

dengan saringan goyang (sintrik). Bubur jagung diletakkan di

atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat

saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air

melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung

dalam bak pengendapan.

 Pengeringan

3. Pati beras

 Pencucian

Dilakukan dengan cara manual yaitu di dalam bak yang

berisi air, yang bertujuan memisahkan kotoran pada beras.

 Penghalusan

penghalusan bertujuan untuk memecah beras agar lebih

mudah diproses lebih lanjut

 Pemerasan/Ekstraksi

Pemerasan bubur beras yang dilakukan dengan cara manual

menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan

menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati

yang ditampung di dalam ember. Pemerasan bubur beras

dengan saringan goyang (sintrik). Bubur beras diletakkan di

atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat

saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air


melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung

dalam bak pengendapan.

 Pengeringan

4. Pati kentang

 Pengupasan

Dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk

memisahkan daging kentang dari kulitnya. Selama

pengupasan, sortasi juga dilakukan untuk memilih kentang

berkualitas tinggi dari kentang lainnya.

 Pencucian

Dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas

kentang di dalam bak yang berisi air, yang bertujuan

memisahkan kotoran pada kentang.

 Pemarutan

Pemarutan bertujuan untuk memecah kentang agar lebih

mudah diproses lebih lanjut

 Pemerasan/Ekstraksi

Pemerasan bubur kentang yang dilakukan dengan cara

manual menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan

menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati

yang ditampung di dalam ember. Pemerasan bubur kentang

dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong diletakkan

di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat


saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air

melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung

dalam bak pengendapan.

 Pengeringan

5. Pati gandum

 Pencucian

Dilakukan dengan cara manual yaitu di dalam bak yang

berisi gandum, yang bertujuan memisahkan kotoran pada

gandum.

 Penghalusan

penghalusan bertujuan untuk memecah gandum agar lebih

mudah diproses lebih lanjut

 Pemerasan/Ekstraksi

Pemerasan bubur beras yang dilakukan dengan cara manual

menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan

menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati

yang ditampung di dalam ember. Pemerasan bubur gandum

dengan saringan goyang (sintrik). Bubur beras diletakkan di

atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat

saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air

melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung

dalam bak pengendapan.

 Pengeringan
6. Bentuk Bentuk Pati

Pati singkong

Pati jagung

Pati beras

Pati kentang
Pati gandum

7. Bahan Dan Alat

a. Bahan:
 Amylum oryzae
 amylum solani
 amylum tritici
 amylum manihot
 amylum maydis
 aquadest
 larutan iodium
 kertas lakmus.
b. Alat:
 Mikroskop
 objek glass
 cover glass
 pipet tetes
 cawan porselen
 batang pengaduk

8. Identifikasi Amilum
A. Identifikasi Makroskopis
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil sedikit amylum orizae
3. Amati warna dan baunya
4. Catat hasil pengamatan
5. Ulangi percobaan diatas (percobaan 1, 2, 3, 4, 5) untuk amylum
solani, amylun tritici, amylum manihot dan amylum mydis.

B. Identifikasi Mikroskopis
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Ambil sedikit amylum oryzae dan letakan pada objek glass
3. Tambahkan 1-2 tetes aquadest kemudian segera menutup dengan
cover glass
4. Amati di bawah mikroskop
5. Catat dan gambar hasil pengamatan yang meliputi : bentuk & ukuran
butiran, bentuk & hilus, dan lamella
6. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1, 2, 3, 4, 5) untuk amylum
solani, amylum tritici, amylum Manihot dan amylum maydis.

C. Identifikasi Amylum Secara Kimiawi


1. Amylum Oryzae
Didihkan 1g amylum oryzae dengan 50ml air, amati. Uji dengan kertas
lakmus, amati Tambahkan larutan iodium P, amati, Larutan
dipanaskan lagi, amati, Kemudian dinginkan lagi, amati.
2. Amylum Solani
Didihkan 1g amylum soani dengan Iml air selama 15 menit, kemudian
dinginkan, amati. Tambahkan larutan odium P, amati. Larutan
dipanaskan, amati, Larutan didinginkan kembali, amati
3. Amylum Tritici
Ambil sedikit amylum tritici dan letakkan pada kaca arloji. Tambahkan
1-2 tetes larutan iodium P, amati.
4. Amylum Manihot
Didihkan amylum Manihot dengan 50ml air, amati. Uji dengan kertas
lakmus, amati.
5. Amylum Maydis
Ambil sedikit amylum maydis dan letakkan pada kaca arloji.
Tambahkan 1-2 tetes larutan iodium P, amati.

Anda mungkin juga menyukai