DEFENISI PATI
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas amilosa
dan amilopektin (Jacobs dan Delcour 1998). Pati dapat diperoleh dari biji- bijian, umbi-
umbian, sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami pati antara lain adalah jagung, labu,
kentang, ubi jalar, pisang, barley, gandul, beras, sagu, amaranth, ubi kayu, ganyong, dan
sorgum. Pemanfaatan pati asli masih sangat terbatas karena sifat fisik dan kimianya kurang
sesuai untuk digunakan secara luas. Oleh karena itu, pati akan meningkat nilai ekonominya
jika dimodifikasi sifat-sifatnya melalui perlakuan fisik, kimia, atau kombinasi keduanya
(Liu et al. 2005).
Pati atau amilum merupakan suatu polisakarida yang banyak didapatkan dari
berbagai macam tumbuhan seperti jagung, gandum, kacang-kacangan, kentang dan umbi.
Pati tersusun dari dua polimer glukosa yaitu amilosa dan amilopektin yang terikat oleh
ikatan glikosidik. Pati mempunyai aplikasi yang sangat luas dalam berbagai industri,
diantaranya pengatur tekstur dari berbagai makanan, pengental, penstabil koloid dan agen
peretensi air. Pati dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau amilase menjadi
polisakarida yang lebih sederhana dalam bentuk maltosa. Proses hidrolisis pati merupakan
salah satu proses penting dalam industri. Proses hidrolisis terdiri dari beberapa tahap seperti
gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Dalam prosesnya, penggunaan amilase lebih
disukai dari pada menggunakan asam. Hal ini karena amilase lebih ramah lingkungan, lebih
spesifik, dan tidak mengakibatkan berubahnya rasa pada produk akhir. Karena
penggunaannya yang begitu luas, hampir 25% dari industri penjualan enzim merupakan
penjualan amilase.
2. JENIS-JENIS PATI
A.PATI BERAS
Nama Lain : Pati beras
Nama Tanaman Asal : Oryza sativa (L.)
Family : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama : Amilosa, amilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong dari sediaan obat
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih, berasa dan tidak
berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Berikut adalah cara membuat tepung beras menurut Dewan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Industri Sumatra Barat (2005):
a. Beras diayak atau ditampi untuk menghiangkan kotoran seperti kerikil, sekam, dan
gabah.
b. Beras yang sudah besih kemudian digiling sampai halus menggunakan penggiling
hammer mill yang berpenyaring 80 mesh
c. Beras dapat dicuci terlebih dahulu sampai bersih, kemudian direndam di dalam air
yang mengandung natrium bisulfit, 1 ppm (1 gr natrium bisulfit di dalam 1 m 3 air)
selama 6 jam.
d. Setelah itu beras ditiriskan dan dikeringkan sehingga dihasilkan beras lembab.
Selanjutnya beras lembab ini digiling sampai halus. Beras lembab ini lebih mudah
dihaluskan sehingga penggilingannya lebih cepat dan hemat energi.
e. Setelah digiling, tepung beras perlu dijemur atau dikeringkan sampai kadar air
dibawah 14%
Berbentuk butir persegi , tunggal atau majemuk bentuk bulat telur.Hilus ditengah berupa
rongga yang nyata dan celah berjumlah 2- 5µm tidak ada lamella.
Gambar :
B. PATI JAGUNG
2. Proses perendaman
Dilakukan dengan perendaman dalam larutan natrium bisulfit bertujuan untuk
melindungi zat gizi dari reaksi enzimatis browning sehingga dapat berpengaruh
terhadap penampakan, rasa dan aroma produk yang dihasilkan. Perendaman ini
dilakukan selama 48 jam pada konsentrasi larutan 0,5 persen.
3. Proses penirisan
Yang bertujuan untuk memisahkan fraksi larutan natrium bisulfit yang meresap ke
dalam jagung pipilan sehingga kadar air yang terkandung cukup besar selama
perendaman akan berkurang. Penirisan ini dilakukan sampai sesedikit mungkin
kadar airnya sehingga memudahkan dalam proses penggilingan. Setelah jagung
pipilan selesai ditiriskan, dilakukan penggilingan. Tujuan penggilinganadalah untuk
memperkecil ukuran dan memperbesar luas permukaan bahan sesuai dengan ukuran
yang diinginkan sehingga akan mempermudah dalam proses ekstraksi pati melalui
proses pengendapan.
4. Proses penyaringan
Dilakukan dengan melakukan bahan bubuk jagung yang telah digiling di atas
saringan dengan ukuran lubang 100 dan 200 mesh. Setelah proses penyaringan ini
akan dihasilkan tepung jagung yang halus. Setelah proses penyaringan, tepung
jagung dimasukkan dalam bak pengendapan yang telah berisi air. Tujuannya adalah
untuk memisahkan suspensi pati jagung dengan supernatannya (larutan encer sisa
pengendapan). Pengendapan dilakukan sebanyak 3 kali. Pada pengendapan I,
suspensi jagung masih banyak dan setelah pengendapan III suspensi semakin
berkurang. Pada tahap akhir dilakukan pemisahan dengan menggunakan sentrifuse.
5. Proses Pengeringan
Dilakukan dengan menggunakan oven. Tujuan pengeringan adalah untuk
menguapkan air yang terkandung dalam bahan sehingga dihasilkan pati jagung
berbentuk tepung yang kering dengan kadar air rendah.
C. PATI GANDUM
Nama lain : Pati gandum/ pati terigu
Asal tumbuhan : Triticum vulgare (Vill.)
Keluarga : Poaceae
Warna : Putih Pucat
Bau : Tidak Berbau
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosadanamilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Sediaan : Aluminii Hydroxydi Compressi (Form.Nas)
Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (Form.Nas)
Resorcinoli Unguentum Compositum (Form. Nas)
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih, tidak berbau
hampir tidak berasa putih,tidak berbau, tidak
berasa
Bagian Yang Digunakan :Pati yang diperoleh dari buah
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik
2. Kedua Pembersihan
Proses kedua yaitu pembersihan dilakukan setelah gandum selesai di seleksi
karena gandum yang baru dipanen tentu masih kotor serta masih tercampur
dengan benda asing seperti debu, bebatuan dan lain sebagainya. Dalam proses ini
juga gandum harus diberi cairan agar kulit ari gandum dapat di proses dengan
mudah.
3. Gristing
Proses ketiga ialah Gristing merupakan proses mencampurkan gandum dengan
sejumlah gluten atau jenis gandum lain nya. Tahapan ini memiliki tujuan untuk
memperoleh kandungan tepung terigu yang sesuai dengan keinginan. Misalnya
untuk mendapatkan tepung terigu yang memiliki protein tinggi harus di
tambahkan gluten dengan kadar protein yang tinggi juga.
4. Penggilingan
Tahapan ke empat yaitu milling atau proses penggilingan. Dalam hal ini terdapat
2 tahapan yang bisa anda ketahui. Yang pertama gandum dimasukkkan ke dalam
mesin yang memiliki bentuk seperti gulungan agar kulit arinya dapat terpisah
dengan bagian dalam yang berwarna putih, kemudian akan mendapatkan bagian
inti gandum, namun sebelum melanjutkan proses selanjutnya saringlah kulit ari
terlebih dahulu agar tidak terbawa pada proses selanjutnya. Sedangkan untuk
tahapan yang kedua yaitu pengubahan inti-inti gandum menjadi serbuk putih
yang akhirnya diubah menjadi tepung terigu.
5. Pengemasan
Setelah gandum selesai digiling dan berubah bentuk menjadi tepung, maka
proses selanjutnya yaitu pengemasan sesuai dengan jenis tepung terigu.
Dikalangan masyarakat yang terkenal merupakan jenis tepung terigu protein
tinggi, tepung terigu protein rendah dan masih banyak lagi sehingga perlu
mengemasnya dengan baik dan benar.
Gambar :
Hilus
Lamella
Keterangan
D.PATI SINGKONG
Nama lain : Pati Singkong
Asal tumbuhan : Manihot Utilissima
Keluarga : Euphorbiaceae
Warna : Putih Pucat
Bau : Tidak Berbau
Zat Berkhasiat Utama / Isi :Amilosadanamilopektin, air, abu
Penggunaan :Bahan penolong bahan sediaan obat
Sediaan : Acidi Salicylici Zinci Oxydi lotio (Form. Nas)
Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang berupa gumpalan
kecil, warna putih tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik
1. Pengupasan
dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging
singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, sortasi juga dilakukan untuk
memilih singkong berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang
kualitasnya rendah tidak diproses menjadi dan dijadikan pakan ternak.
2. Pencucian
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas singkong di
dalam bak yang berisi air, yang bertujuan memisahkan kotoran pada
singkong.
3. Pemarutan
Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih mudah diproses
lebih lanjut
4. Pemerasan/Ekstraksi
Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan
kain saring, kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang
diperoleh adalah pati yang ditampung di dalam ember.
Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong
diletakkan di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan
tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air melalui pipa berlubang. Pati
yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.
5. Pengeringan
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa teknik :
a. Penjemuran
Setelah endapan dikumpulkan, pati lalu dijemur di atas lembaran plastik
atau tampah dari bambu untuk dijemur selama lebih kurang 48 jam hingga
didapatkan MC ( moisture content ) = 14 %. Teknik ini membutuhkan
luasan lahan untuk menjemur yang sangat luas karena menggunakan sinar
matahari untuk mengeringkan Pati. Pada musim hujan penjemuran tidak
mungkin dilakukan kecuali dibuat semacam ‘green house’ yang
didayagunakan sebagai ‘oven’
b. Pengeringan Hibrida
Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur selama 1 hari lalu ditambah
alat bantu misalnya oven atupun dengan cara mengalirkan udara panas ke
area pengeringan indoor
c. Pengeringan Mekanis
Pengeringan dengan 100 % menggunakan mesin yang digerakkan oleh
generator atau listrik
Gambar :
E. PATI KENTANG
Namalain :Patikentang
Asaltumbuhan :Solanum tuberosum L.
Keluarga :Solanaceae
Warna :Putih
Bau :Tidak Berbau
Zat Berkhasiat Utama/Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus, warna putih, tidak berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari umbi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Kentang yang telah bersih diparut dengan alat pemarut dan dikumpulkan pada wadah
tertentu
4. Tambahkan air penyari untuk menyari ekstrak dari kentang dan kemudian peras dengan
kain pemeras dan lakukan penyarian berulang
5. Air sarian didiamkan beberapa lama untuk mengandapka pati yang didapat, setelah
mengendap lakukan dekantasi(endap tuang).
7. Pati yang telah kering digerus didalam lumpang sampai didapat pati yang halus
Mikroskopik: berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat atau bulat telur, atau
membulat, butir majemuk jarang, hilus berupa titik pada ujung yang sempit dengan lamella
konsentris jelas terlihat.
Gambar :
Gambar 5 merupakan irisan melintang umbi kentang bagian luar. Pada gambar 5 nampak
adanya sel gabus, protein seperti kristal dan butir pati.
Pati dari berbagai sumber telah dievaluasi dan digunakan sebagai binder atau
pengikat yang sangat baik dalam bentuk musilago atau serbuk kering. Meskipun pati jagung
adalah eksipien yang paling sering digunakan dalam pembuatan sediaan tablet, para peneliti
telah mencoba mengembangkan pati dari tanaman untuk penggunaan eksipien sediaan tablet
(Adebayo & Itiola., 2011).
Pati atau amilum yang umum digunakan dalam industri farmasi terbagi menjadi 2,
yaitu amilum alami dan amilum yang dimodifikasi. Amilum alami (native starch)
merupakan amilum yang dihasilkan dari umbi – umbian dan belum mengalami perubahan
sifat fisika dan kimia atau diolah secara fisika-kimia. Kekurangan dari amilum alami yang
digunakan sebagai eksipien dalam tabet memiliki yang dapat mempengaruhi sifat fisik
granul, yaitu mempunyai daya alir dan kompaktibilitas yang kurang baik (Soebagio, et al.,
2009). Hal ini disebabkan amilum alami mengandung banyak amilosa sehingga bersifat
kering, kurang lekat dan cenderung menyerap banyak air (Hasibuan, 2009).